Suasana masih diselimuti dengan ketidakharmonisan. Kenan dan kedua orang tuanya masih terlibat perang dingin. Rachel dan Axel saling tatap. Keduanya mengeleng sebab tidak tahu apa yang telah terjadi. Sarapan pagi yang biasa dilalui dengan obrolan ringan. Kini seperti ada suasana mencekam yang menyelimuti ruang makan. "Dad, Mom ... Axel dan Rachel berangkat kuliah," pamit Axel. "Hemm," jawab Aldo. "Hati-hati di jalan, Sayang," ucap Rere dengan mengecup pipi kedua putra dan putrinya. "Kak ... kita berangkat," pamit Rachel."Iya," jawab Aldo. Rachel dan Axel hanya tinggal menyelesaikan pendidikan terakhir mereka saja. Dan dalam tahun ini mereka akan lulus. Kenan selesai dengan sarapan paginya. "Mom, Dad ... Kenan berangkat."Tidak ada sahutan dari bibir keduanya. Kenan menghampiri Rere. Dia mendaratkan kecupan di kening. Namun Rere mengalihkan pandangan wajahnya ke arah lain. Kenan melangkah pergi keluar. Inilah yang harus dia hadapi. Yang jelas Kenan sudah memberitahu semuanya.
"Bagaimana? Apa rasanya nikmat?" tanya Kenan dengan mengusap sedikit ujung bibir Liora yang basah."Mengapa kamu menyentuhku?" sungut Liora."Karena aku mencintaimu dan sekarang kamu adalah kekasihku," jawab Kenan."Ken ... apa kamu tidak waras? Kamu sudah akan menikah. Aku tidak ingin dicap sebagai perebut kekasih wanita lain," jelas Liora.Kenan menghela lalu merebahkan kepala Liora ke dalam tubuh bidangnya. "Aku akan membatalkan perjodohan itu. Kamu tenang saja. Semuanya akan baik-baik saja. Aku yakin sekali jika Elie akan mengerti dengan perasaanku. Tidak mungkin dia jatuh cinta padaku. Kami baru saja berkenalan.""Tapi Ken ... bagaimana dengan kedua orang tuamu? Ini tidak benar," ujar Liora. Kenan meraih kedua wajah wanitanya. "Katakan padaku. Apa kamu juga punya perasaan yang sama denganku? Apa kamu jugs mencintaiku? Jika kamu tidak mencintaiku, aku akan mundur. Aku tidak akan mengharapkanmu."Liora menatap mata Kenan. Pria yang selalu ada dalam hatinya ini, kini menyatakan cin
"Kenan masih belum pulang," kata Rere yang melirik jam di dinding. Sudah jam sepuluh malam tetapi Kenan belum pulang juga. Aldo melingkarkan kedua tangannya di perut sang istri. Dia memeluk Rere dari belakang. Lalu mengecup bahu sang istri."Dia sudah dewasa. Pasti Kenan pulang ke apartemen miliknya," ucap Aldo. "Yang aku khawatirkan ... Kenan bermalam bersama Liora. Bagiamana dengan Elie? Aku melihat Elie menyukai Kenan," ujar Rere. Aldo menghela lalu memutar tubuh sang istri agar menghadapnya. "Kenan anak yang penurut. Dia pasti akan menuruti segala permintaan kita. Kenan tidak mungkin mencoreng nama baik keluarga kita.""Semoga saja begitu. Aku hanya berharap Kenan tetap menerima perjodohannya bersama Elie," sahut Rere. "Aku pastikan putra kita menerima perjodohan itu." Aldo mengecup kening sang istri lalu mengusap kedua lengan Rere agar merasa sedikit tenang. *****"Kamu enggak pulang?" tanya Liora."Aku akan menginap di sini," jawab Kenan.Kenan mengusap puncak kepala Liora
Ardi memperbesar layar ponselnya. Dia memperhatikan sekali lagi foto saat dia berkunjung ke club. Saat itu Ardi tengah berada di Australia. Dia bersenang-senang bersama para sahabatnya. Termasuk menikmati tarian dari para wanita cantik. Biasanya Ardi menikmati tarian wanita yang benar-benar membuka polos pakaiannya di sebuah ruangan.Namun dia mendengar kabar. Jika ada penari yang tidak bisa disewa. Jadilah Ardi menikmati pertunjukan penari bersama pria lainnya. "Benar ... dia penari itu. Kenapa dia bisa jadi Sekretaris? Apa dia sudah pensiun dari dunia itu? Wanita ini ... dia menolak untuk aku sewa. Awas saja," geram Ardi.Ardi memang berniat menyewa Liora untuk menari tanpa benang sekalipun. Tetapi Liora menolaknya melalui Lucas si pemilik club. Liora memang seorang penari tetapi dia tidak menari tanpa sehelai benang pun. Dan setiap pertunjukannya Liora selalu meminta penjaga agar pengunjung tidak ada yang menyentuh dirinya. ******"Liora ... tolong buatkan saya teh hangat," per
Ponsel Kenan berdering. Segera saja Kenan meraih teleponnya itu. Sebuah panggilan dari Elie. Kebetulan Kenan juga ingin bertemu dengan Elie secepatnya. "Halo El ... apa kamu sudah kembali?" ~ Kenan."Iya ... aku sudah tiba di rumah. Kapan kita akan bertemu?" ~ Elie."Malam ini. Di restoran Lava. Aku akan menunggumu jam tujuh malam di sana." ~ Kenan."Baiklah ... aku akan menemui di sana." ~ Elie.Kenan memutus panggilan teleponnya. Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Para karyawan sudah mulai pulang. Karena memang sudah satu jam yang lalu, jam pulang kerja lewat. Kenan sengaja pulang lebih sore. Sebab dia ingin pulang bersama kekasihnya. Kenan keluar dari ruangan. Dia menuju ruangan Liora. "Sayang ... ayo kita pulang," ajak Kenan.Liora mengangguk. "Iya ...."Kenan meraih tangan Liora. Keduanya berjalan sambil berpegangan tangan. Liora dan Kenan masuk ke dalam mobil. "Liora ... malam ini aku akan pergi menemui Elie," ucap Kenan."Elie?" tanya Liora memastikan."Wanita yang di
Elie sampai di rumah. Matanya berkaca-kaca karena menangis. Sepanjang perjalanan Elie menangis karena Kenan telah membatalkan perjodohan itu. Elie sudah mengagumi sosok Kenan sejak pria itu masih menjadi model di luar negeri. Elie menginginkan pria itu menjadi miliknya. Saat Rere mencetuskan ide perjodohan itu, dalam hati Elie menyetujuinya. Dia berharap saat itu Kenan juga menerimanya. Tidak disangka saat dipertemuan makan malam. Kenan mengatakan setuju. Lalu malam ini tiba-tiba saja pria itu membatalkan niatnya.Ini semua karena Kenan yang telah kembali ke negara Australia. Andai waktu itu Kenan tidak pergi. Andai waktu itu Elie mencegahnya. Sudah pasti semua ini tidak akan terjadi.Sudah pasti Kenan tidak akan lagi bertemu dengan Liora. Dan pastinya Kenan tidak akan jatuh hati pada wanita itu. Vina menatap anak tirinya yang berwajah sembab. "El ... kamu kenapa, Sayang?"Elie memeluk Vina. "Ma ... Kenan. Dia membatalkan perjodohan ini."Vina menutup mulutnya. Dia melepas pelukan
Kenan pulang ke apartemen. Langsung saja dia masuk ke dalam setelah menekan angka sandi pintu. Kenan melangkah menuju kamar tidur. Pintu dibuka dan bertepatan Liora juga keluar dari kamar mandi. "Sudah pulang rupanya," tegur Liora.Kenan membuka jas serta kemeja yang dia kenakan. Liora mengambil handuk bersih di dalam lemari. Dia lalu memberikannya kepada Kenan."Aku siapkan dulu air hangat untukmu," kata Liora.Kenan mengangguk. "Iya ...."Liora masuk ke kamar mandi. Dia mengisi bathtub dengan air hangat. Tidak lupa Liora juga meneteskan minyak aromatherapy. Kenan masuk ke dalam kamar mandi. Pinggangnya sudah terlilit handuk yang tadi Liora berikan. Kenan memeluk kekasihnya itu dari belakang. Tubuh Liora terlonjak kaget. "Kenan ... lepaskan aku," pekik Liora. Kenan mengecup bahu polos wanitanya. Karena memang Liora masih mengunakan handuk di tubuhnya. "Biarkan seperti ini dulu. Tubuhmu harum. Aku sangat menyukainya."Kenan mengecup kecil-kecil bahu polos itu. Kecupannya sampai di
"Aldo!" pekik Rere. "Apa yang kamu lakukan, Al?!" kaget Rere yang melihat Kenan ditampar oleh Aldo. "Anak ini memang pantas untuk ditampar." Aldo melemparkan berkas yang dia pegang ke wajah Kenan. "Wanita ini yang akan menjadi menantuku. Di mana pikiranmu, Kenan?" Aldo menaikkan nada suaranya. Anak buah suruhan Aldo sudah menyelidiki data diri Liora. Darimana asal usul wanita itu dan apa saja pekerjaan yang dilakukan Liora. Aldo sangat gusar sangat mengetahui, jika Liora seorang penari di sebuah club. Rere juga shock saat membaca data itu. Awalnya Rere kagum karena Liora seorang wanita pekerja keras. Tetapi saat mengetahui fakta lain itu. Dia kecewa. Rere tahu betul seperti apa penari di club malam. Apalagi ini di luar negeri. Pikiran-pikiran buruk menghantui isi kepalanya. Kenan menatap wajah Aldo. "Apa yang tidak pantas, Dad? Liora wanita baik. Aku mencintainya.""Kamu membatalkan perjodohan bersama Elie, demi wanita penghibur seperti kekasihmu!" bentak Aldo."Aku mencintai Lio