Ardi memperbesar layar ponselnya. Dia memperhatikan sekali lagi foto saat dia berkunjung ke club. Saat itu Ardi tengah berada di Australia. Dia bersenang-senang bersama para sahabatnya. Termasuk menikmati tarian dari para wanita cantik. Biasanya Ardi menikmati tarian wanita yang benar-benar membuka polos pakaiannya di sebuah ruangan.Namun dia mendengar kabar. Jika ada penari yang tidak bisa disewa. Jadilah Ardi menikmati pertunjukan penari bersama pria lainnya. "Benar ... dia penari itu. Kenapa dia bisa jadi Sekretaris? Apa dia sudah pensiun dari dunia itu? Wanita ini ... dia menolak untuk aku sewa. Awas saja," geram Ardi.Ardi memang berniat menyewa Liora untuk menari tanpa benang sekalipun. Tetapi Liora menolaknya melalui Lucas si pemilik club. Liora memang seorang penari tetapi dia tidak menari tanpa sehelai benang pun. Dan setiap pertunjukannya Liora selalu meminta penjaga agar pengunjung tidak ada yang menyentuh dirinya. ******"Liora ... tolong buatkan saya teh hangat," per
Ponsel Kenan berdering. Segera saja Kenan meraih teleponnya itu. Sebuah panggilan dari Elie. Kebetulan Kenan juga ingin bertemu dengan Elie secepatnya. "Halo El ... apa kamu sudah kembali?" ~ Kenan."Iya ... aku sudah tiba di rumah. Kapan kita akan bertemu?" ~ Elie."Malam ini. Di restoran Lava. Aku akan menunggumu jam tujuh malam di sana." ~ Kenan."Baiklah ... aku akan menemui di sana." ~ Elie.Kenan memutus panggilan teleponnya. Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Para karyawan sudah mulai pulang. Karena memang sudah satu jam yang lalu, jam pulang kerja lewat. Kenan sengaja pulang lebih sore. Sebab dia ingin pulang bersama kekasihnya. Kenan keluar dari ruangan. Dia menuju ruangan Liora. "Sayang ... ayo kita pulang," ajak Kenan.Liora mengangguk. "Iya ...."Kenan meraih tangan Liora. Keduanya berjalan sambil berpegangan tangan. Liora dan Kenan masuk ke dalam mobil. "Liora ... malam ini aku akan pergi menemui Elie," ucap Kenan."Elie?" tanya Liora memastikan."Wanita yang di
Elie sampai di rumah. Matanya berkaca-kaca karena menangis. Sepanjang perjalanan Elie menangis karena Kenan telah membatalkan perjodohan itu. Elie sudah mengagumi sosok Kenan sejak pria itu masih menjadi model di luar negeri. Elie menginginkan pria itu menjadi miliknya. Saat Rere mencetuskan ide perjodohan itu, dalam hati Elie menyetujuinya. Dia berharap saat itu Kenan juga menerimanya. Tidak disangka saat dipertemuan makan malam. Kenan mengatakan setuju. Lalu malam ini tiba-tiba saja pria itu membatalkan niatnya.Ini semua karena Kenan yang telah kembali ke negara Australia. Andai waktu itu Kenan tidak pergi. Andai waktu itu Elie mencegahnya. Sudah pasti semua ini tidak akan terjadi.Sudah pasti Kenan tidak akan lagi bertemu dengan Liora. Dan pastinya Kenan tidak akan jatuh hati pada wanita itu. Vina menatap anak tirinya yang berwajah sembab. "El ... kamu kenapa, Sayang?"Elie memeluk Vina. "Ma ... Kenan. Dia membatalkan perjodohan ini."Vina menutup mulutnya. Dia melepas pelukan
Kenan pulang ke apartemen. Langsung saja dia masuk ke dalam setelah menekan angka sandi pintu. Kenan melangkah menuju kamar tidur. Pintu dibuka dan bertepatan Liora juga keluar dari kamar mandi. "Sudah pulang rupanya," tegur Liora.Kenan membuka jas serta kemeja yang dia kenakan. Liora mengambil handuk bersih di dalam lemari. Dia lalu memberikannya kepada Kenan."Aku siapkan dulu air hangat untukmu," kata Liora.Kenan mengangguk. "Iya ...."Liora masuk ke kamar mandi. Dia mengisi bathtub dengan air hangat. Tidak lupa Liora juga meneteskan minyak aromatherapy. Kenan masuk ke dalam kamar mandi. Pinggangnya sudah terlilit handuk yang tadi Liora berikan. Kenan memeluk kekasihnya itu dari belakang. Tubuh Liora terlonjak kaget. "Kenan ... lepaskan aku," pekik Liora. Kenan mengecup bahu polos wanitanya. Karena memang Liora masih mengunakan handuk di tubuhnya. "Biarkan seperti ini dulu. Tubuhmu harum. Aku sangat menyukainya."Kenan mengecup kecil-kecil bahu polos itu. Kecupannya sampai di
"Aldo!" pekik Rere. "Apa yang kamu lakukan, Al?!" kaget Rere yang melihat Kenan ditampar oleh Aldo. "Anak ini memang pantas untuk ditampar." Aldo melemparkan berkas yang dia pegang ke wajah Kenan. "Wanita ini yang akan menjadi menantuku. Di mana pikiranmu, Kenan?" Aldo menaikkan nada suaranya. Anak buah suruhan Aldo sudah menyelidiki data diri Liora. Darimana asal usul wanita itu dan apa saja pekerjaan yang dilakukan Liora. Aldo sangat gusar sangat mengetahui, jika Liora seorang penari di sebuah club. Rere juga shock saat membaca data itu. Awalnya Rere kagum karena Liora seorang wanita pekerja keras. Tetapi saat mengetahui fakta lain itu. Dia kecewa. Rere tahu betul seperti apa penari di club malam. Apalagi ini di luar negeri. Pikiran-pikiran buruk menghantui isi kepalanya. Kenan menatap wajah Aldo. "Apa yang tidak pantas, Dad? Liora wanita baik. Aku mencintainya.""Kamu membatalkan perjodohan bersama Elie, demi wanita penghibur seperti kekasihmu!" bentak Aldo."Aku mencintai Lio
Ardi tengah menunggu kekasihnya di dalam kamar hotel. Saat ini dia tengah berada di luar negeri. Ardi tengah mengembangkan usahanya di sana. Suara ketukkan pintu terdengar. Segera saja Ardi beranjak dari tempat duduknya. Dia membuka pintu. Di depannya sudah berdiri wanita cantik dan menggoda. Wanita itu memakai gaun malam berwarna merah menyala. Rambut pirangnya semakin menambah panas pada tubuh Ardi. "Hai, Sayangku," ucap Angel. "Masuklah. Aku sudah lama menunggumu," ucap Ardi. "Maaf, Sayang ... tadi jalanan sedikit macet," ujar Angel yang dengan suara mengoda. Angel masuk ke dalam kamar. Ardi menutup pintu. Tidak lupa dia juga meninggalkan tanda di depan pintu kamar, agar tidak ada yang menganggu. Angel melempar tasnya di sofa. Dia berdiri menatap Ardi dengan gaya mengoda. Angel adalah wanita simpanan dari Ardi. Jika Ardi ke luar negeri, maka Angel yang akan menemaninya. Sejak usaha orang tua Angel bangkrut. Angel beserta keluarganya pindah ke America. Dia menjadi wanita sim
Kenan menoel-noel pipi kekasihnya. Liora masih pulas dalam tidurnya. Kenan memencet hidung dan itu membuat Liora menepis tangannya dan terbangun. "Ken ... pagi-pagi kamu sudah jahil," kesal Liora. Kenan mengecup bibir Liora sekilas. "Selamat pagi.""Pagi," balas Liora.Kenan turun dari ranjang. Dia beralih ke sisi tempat tidur bagian Liora. Kenan membuka selimut kemudian menyelipkan kedua tangannya di punggung dan di bawah lutut. Kemudian mengangkat tubuh Liora ke dalam gendongannya. "Kamu mau ngapain?" tanya Liora."Kita mandi bersama," jawab Kenan.Liora mendelik. "Tidak mau."Kenan terkekeh. "Ikut saja ... dan turuti kemauanku.""Kamu selalu begitu. Aku harus selalu patuh," kesal Liora. "Seorang istri harus patuh pada suaminya," kata Kenan. Liora mendengus mendengarnya. Kenan tersenyum lalu mendusel wajahnya di ceruk leher sang kekasih. Kenan menedang pintu kamar mandi. Dia meletakkan Liora ke dalam bathtub kosong. "Rebahkan kepalamu di sini. Biar aku cuci rambutmu," ucap Ken
Kenan menganti pakaian rumahnya dengan pakaian yang lebih rapi. Liora memungut handuk serta pakaian yang Kenan lempar sembarangan. "Aku mau pergi. Kamu tinggal di apartemen saja," ucap Kenan. "Kamu mau ke mana?" tanya Liora."Pergi menemui om Dimas. Aku ingin menjelaskan semuanya. Mommy pasti merasa bersalah atas pembatalan perjodohan ini," terang Kenan."Apa nyonya Rere juga tidak setuju dengan hubungan kita?" tanya Liora dengan wajah sendu.Liora pernah sekali bertemu dengan Rere. Itu di saat Kenan dan dirinya sudah beranjak remaja. Liora pernah berkunjung ke rumah Kenan. Dilihat dari figurnya, Rere sosok ibu yang penyayang. Liora kagum akan wanita cantik itu. Selain cantik wajahnya. Rere juga sangat baik padanya. Kenan tersenyum. "Panggil saja mommy, Lio. Mommyku akan menjadi mommymu juga nantinya. Ide perjodohan itu dari mommy. Wajar saja jika mommy merasa bersalah dan malu pada om Dimas.""Tapi pastinya mommymu merasa kecewa. Dan mungkin saja mommymu sudah menyukai Elie," tutu