"Sayang...sayang...!" Teriak Brams.
Dia melihat ke semua ruangan namun tidak melihat Jesselyn.Dia mencoba keluar dari dalam rumah.Saat membuka pintu ternyata Jesselyn sedang berada di taman.
"Sayang,kamu ngapain disitu?"tanya Brams. Dia mendekati Jesselyn ikut bergabung duduk di taman.
"Jesselyn,kamu ikut enggak ke kantor?" Tanya Brams.
"Jesselyn sangat bahagia,dia senang dengan ucapan Brams.
"Sayang,aku mau dongAku juga ingin melihat keadaan kantor kamu." Lagian aku juga perlu tahu dimana dan bagaimana dengan perusahaan kamu Brams.
"Oke sayang,kalau begitu kamu pergilah berkemas,aku akan menunggu kamu disini,"ucap Brams.
Jesselyn dengan langkah cepat berjalan masuk untuk berkemas, dia tidak ingin kalau suaminya kecewa dengan penampilannya.
"Jesselyn, apa kamu sudah siap?"Teriak Brams dari luar rumah.
"Iya sayang,sebentar lagi juga siap kok,"jawab Jesselyn.
Jesselyn keluar dengan begitu cantik dan menawan.Balutan
Shahnaz memutuskan niatnya untuk tetap akan menjumpai pak Brams,dia tidak mau kalah dari Jesselyn yang kini sedang bersama Brams.Bu Nisa melihat Shahnaz datang,dia kemudian mengerutkan keningnya dan berpikir kalau Shahnaz adalah orang yang nekat."Ngapain lagi Shahnaz datang? bukankah dia telah berhenti bekerja di kantor ini?" Bathin Nisa.Nisa mencoba melihat kemana arah dari Shahnaz berjalan,dia ingin memastikan apa sebenarnya maksut dari Shahnaz yang begitu berani datang ke kantor tersebut."Wahh.. gawat,Shahnaz akan berjumpa dengan Bu Jesselyn di ruangan pak Brams."Cemooh Nisa.******Di dalam ruangan,Jesselyn sedang duduk di kursi kerja Brams.Dia terlihat begitu sempurna dan sangat sesuai duduk laksana Dirut dari perusahaan tersebut.Langkah kaki Shahnaz semakin dekat dengan ruangan pak Brams,dia sama sekali tidak percaya dengan omongan para karyawan.Shahnaz yang sudah berada di depan pintu langsung mengangkat tangannya untuk mengetuk p
"Brams,kamu kenapa diam?Apakah yang aku katakan benar?"Tanya Jesselyn.Brams melihat ke arah Jesselyn,dia takut kalau Jesselyn akan langsung pergi begitu saja.Shahnaz yang melihat suasana jadi mulai panas,kini mengambil sikap untuk keluar dari dalam ruangan."Bu Jesselyn,aku tidak tahu dengan cerita ini,Aku permisi keluar karena masih banyak tugas yang akan aku kerjakan."Shahnaz melangkah keluar dari ruangan Pak Brams.Dia seakan ingin menjauh karena tidak ingin terbawa masalah."Brams,kamu jujur padaku!Benarkan apa yang aku katakan?"tanya Jesselyn."Sayang,aku diam bukan berarti ucapan kamu itu benar.Aku diam karena terkejut dengan semua ucapanku.""Tapi.. kenapa kalian terlihat khawatir?" Kalau memang tidak ada masalah, apa hal yang akan kalian takutkan."Sayang, percaya padaku,antara aku dan Shahnaz tidak ada hubungan apa-apa.Kami selalu bersama hanya karena bisnis semata.Tidak lebih dari itu.Jesselyn terdiam,dia berpikir k
"Kringgg,"Suara handpone Brams terdengar berbunyi dari dalam kantongnya.Dia segera mengambil dan melihat siapa orang yang sedang menghubunginya."Hallo,"Terlihat Brams berjalan kearah kesudut ruangan.Dia berbicara dengan seorang rekan kerjanya yang kebetulan ingin mengadakan rapat.Jesselyn yang melihat kalau suaminya sedang sibuk berbicara,kini dia memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ada di kantor itu.Bu Nisa kebetulan lewat,dia melihat si cantik istri bos sedang duduk di kursi tamu.Bu Nisa yang berkeinginan untuk terlihat akrap dengan Jesselyn,kini berjalan mendekatinya.Pak Brams yang kebetulan sudah siap dalam pembicaraan,kini berjalan ke arah Jesselyn,dia berkata pada istrinya."Sayang,aku sekarang juga harus berangkat ke perusahaan salah seorang sahabat.Dia baru saja menghubungi aku dan mengatakan ada rapat dadakan.Kamu pulang sama sopir aja ya!"Jesselyn terdiam,dia sebenarnya belum ingin pulang karena masih in
Shahnaz yang sudah tidak tahu lagi apa yang akan dia lakukan,kini memilih lebih baik berdiam diri di rumahnya."Kringgg,"Suara handpone Shahnaz terdengar.Dia dengan malas melihat panggilan siapa yang telah masuk.Shahnaz yang begitu terpukul berjalan Dan melihat bahwa yang menghubunginya adalah sang ibu."Seakan ingin mengadu,kini air mata Shahnaz langsung berlinang di matanya.Dia yang sudah tidak tahan memendam sendiri semua bebannya,kini mencoba mengangkatnya."Hallo,""Shahnaz kamu kenapa sayang?" Sepertinya suara kamu serak."Apa kamu lagi menangis?Shahnaz makin sedih,air matanya kini jelas terlihat menetes di pipi.Shahnaz tidak mau lagi berbohong,dia langsung mengatakan semuanya pada Ibunya."Iya bu,aku sangat sedih,"aku tidak tahan dengan semua ini bu."Memangnya kamu kenapa sayang?"tanya ibunya."Bu,tadi saat aku pergi ke kantor Brams,aku dan semua karyawan melihat kalau Brams datang bersama istrinya."ucap Shahnaz
"Tolong antar aku ke alamat ini ya pak!" Perintah Jesselyn.Dia memberikan secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat rumah."Baiklah bu," jawab sopir pribadinya.Jesselyn terlihat melamun sambil bersandar di belakang.Dia penasaran,apa sebenarnya yang terjadi antara Shahnaz dengan suaminya.Bila nantinya ada hubungan yang dia ketahui diantara keduanya,apa hal yang akan dia perbuat?******Brams yang sudah siap mengadakan rapat,kini mengambil ponselnya dan bermaksud untuk menghubungi Jesselyn.Setiap kali tangannya menekan tombol panggil, jawaban yang dia dapat hanya diluar jangkauan."Kenapa nomor Jesselyn susah dihubungi?"Bathin Brams.Dia mencoba berkali-kali menghubunginya namun apa yang dia dapat? hasilnya tetap saja sama."Akhhh.. sudahlah,"mungkin Jesselyn sudah ada di rumah dan bisa jadi dia tertidur,"bathin Brams.Brams mengambil kesimpulan untuk tidak menghubungi Jesselyn,dia malah masuk ke dalam mobil kemudian berangk
Bu Janah berjalan ke arah kamar Shahnaz.Dia memanggil Shahnaz agar segera keluar."Shahnaz...!"Teriak bu Janah.Shahnaz mendengar kalau ibunya sedang memanggil namanya.Dia penasaran kenapa ibunya memanggilnya."Shahnaz..!"suara itu terdengar kembali.Shahnaz keluar dari kamar mandi dengan mengeringkan rambutnya pakai handuk."Ada apa bu?" Tanya Shahnaz yang penasaran."Shahnaz,ada tamu yang sedang memanggil kamu,"ucap bu Janah."Tamu,Siapa bu?"tanya Shahnaz."Dia seorang wanita,katanya dia adalah teman kamu satu kantor."Jawab Bu Janah."Siapa ya?"bathin Shahnaz.Dia kembali masuk untuk berpakaian lebih rapi, sementara bu Janah kembali ke ruang tamu menemui wanita cantik tersebut."Sebentar ya bu,Shahnaz sebentar lagi pasti datang.Dia baru saja siap mandi dan mungkin lagi pakaian."Ucap bu Janah."Iya bu,enggak apa-apa."jawab Jesselyn.Shahnaz dengan santainya keluar dari dalam kamar,dia berjalan kearah ruang t
Jesselyn yang sudah tiba di rumahnya,kini duduk di sofa ruang tamu.Raut wajah yang mulai kusut terlihat jelas terukir di wajahnya.Jesselyn sangat kecewa,dia tidak ada semangat untuk menyambut suaminya."Ya tuhan,apa sebenarnya yang telah terjadi?Mungkinkah suamiku telah bermain dibelakangku?"Jesselyn kembali berdiri,dia masuk kedalam kamarnya.Walau terasa malas dia tetap mengambil handuk berusaha mandi untuk membuang semua penat di badannya.Brams yang masih berada di dalam mobil,kini berencana untuk membeli oleh-oleh kesukaan istrinya.Dia tidak mau kalau istrinya nanti menyambut kedatangannya dengan tangan kosong."Pak Mail,coba sebentar berhenti!"Kata Brams."Iya pak,"jawab Pak Mail dengan mengerem mobil mewah tersebut tiba-tiba."Okay pak,tolong pak Mail turun dan tolong pak Mail beli Spaghetti di KFC itu!" Perintah pak Brams.Dengan menerima lembaran uang,pak Mail langsung masuk dan membeli Spaghetti kesukaan Jesselyn.***
Brams mengejar Jesselyn ke dalam rumah.Dia meraih tangan Jesselyn dan membalikkan badannya."Sayang,kamu kenapa sih?Kenapa saat aku baru datang kamu tiba-tiba marah padaku?"Jesselyn melepaskan tangan Brams,dia tidak mau menjawab pertanyaan dari Brams.Jesselyn yang sedang bersedih,kini meneteskan air matanya yang sudah lama berlinang di bola matanya.Brams memeluk Jesselyn dari belakang,dia mencium pipi istrinya karena takut semakin marah."Sayang,kamu cerita dong!"Aku ingin tahu apa penyebab kamu jadi begini."Brams,aku ingin kamu jujur padaku!Tolong jawab,apakah kamu ada hubungan dengan Shahnaz?"Brama terdiam,dia terpaksa berbohong demi mempertahankan rumah tangganya."Maafkan aku Jesselyn,aku terpaksa harus berbohong padamu,"bathin Brams."Sayang,berapa kali lagi aku harus berkata padamu.Diantara aku dan Shahnaz tidak ada hubungan dekat selain urusan kantor."Jawab Brams."Tapi kenapa dia terlihat begitu sering mendekati kamu