Jesselyn yang sudah tiba di rumahnya,kini duduk di sofa ruang tamu.Raut wajah yang mulai kusut terlihat jelas terukir di wajahnya.Jesselyn sangat kecewa,dia tidak ada semangat untuk menyambut suaminya.
"Ya tuhan,apa sebenarnya yang telah terjadi?Mungkinkah suamiku telah bermain dibelakangku?"
Jesselyn kembali berdiri,dia masuk kedalam kamarnya.Walau terasa malas dia tetap mengambil handuk berusaha mandi untuk membuang semua penat di badannya.
Brams yang masih berada di dalam mobil,kini berencana untuk membeli oleh-oleh kesukaan istrinya.Dia tidak mau kalau istrinya nanti menyambut kedatangannya dengan tangan kosong.
"Pak Mail,coba sebentar berhenti!"Kata Brams.
"Iya pak,"jawab Pak Mail dengan mengerem mobil mewah tersebut tiba-tiba.
"Okay pak,tolong pak Mail turun dan tolong pak Mail beli Spaghetti di KFC itu!" Perintah pak Brams.
Dengan menerima lembaran uang,pak Mail langsung masuk dan membeli Spaghetti kesukaan Jesselyn.
***
Brams mengejar Jesselyn ke dalam rumah.Dia meraih tangan Jesselyn dan membalikkan badannya."Sayang,kamu kenapa sih?Kenapa saat aku baru datang kamu tiba-tiba marah padaku?"Jesselyn melepaskan tangan Brams,dia tidak mau menjawab pertanyaan dari Brams.Jesselyn yang sedang bersedih,kini meneteskan air matanya yang sudah lama berlinang di bola matanya.Brams memeluk Jesselyn dari belakang,dia mencium pipi istrinya karena takut semakin marah."Sayang,kamu cerita dong!"Aku ingin tahu apa penyebab kamu jadi begini."Brams,aku ingin kamu jujur padaku!Tolong jawab,apakah kamu ada hubungan dengan Shahnaz?"Brama terdiam,dia terpaksa berbohong demi mempertahankan rumah tangganya."Maafkan aku Jesselyn,aku terpaksa harus berbohong padamu,"bathin Brams."Sayang,berapa kali lagi aku harus berkata padamu.Diantara aku dan Shahnaz tidak ada hubungan dekat selain urusan kantor."Jawab Brams."Tapi kenapa dia terlihat begitu sering mendekati kamu
"Mampus kamu Brams,aku yakin setelah kamu pulang istri kamu akan marah besar dan keluarga kamu akan hancur. "Ucap Shahnaz.Shahnaz tersenyum.Dia merasa puas setelah mengatakan semuanya pada Brams.Shahnaz yakin kalau besok Jesselyn akan meninggalkan Brams dan kembali pulang ke Singapore."Ha...ha..ha..,kamu pikir kamu akan selamanya menang dalam permainan ini Brams?"Bathin Shahnaz.******"Brams,hari sudah mulai larut,kita makan malam yok!"ajak Jesselyn."Sayang,apa kamu sudah lapar?tanya Brams."Iya sayang,bahkan dari siang tadi,aku belum makan sedikitpun."jawab Jesselyn.Brams langsung berdiri,dia mengambil kunci mobil dan mengajak Jesselyn untuk makan diluar.Jesselyn yang terlihat sudah lapar,langsung mau dan ikut bersama Brams keluar.Mobil kini bergerak,Brams sengaja membawa Jesselyn ke sebuah restauran mewah yang sering dia kunjungi.Brams ingin mengenalkan beberapa makanan khas yang sangat istimewa dari restaurant itu.
Brams dan Jesselyn kini telah berada rumah.Sebelum mata mengantuk keduanya masih saja membuka acara televisi sebagai ladang hiburannya.Brams yang saat itu tidak sengaja menemukan acara yang menarik di salah satu televisi swasta."Nah..ini baru cerita yang menarik,"ucap Brams.Jesselyn mendengar ucapan suaminya,dia dengan sigap penasaran dan ingin melihat acara seperti apa yang dikatakan Brams yang menarik perhatiannya."Sayang,memangnya ada film kesukaan kamu ya?"Tanya Jesselyn sambil duduk di samping Brams.Mata Jesselyn mengarah ke layar televisi.Dia melihat ada adegan dewasa yang no sensor dalam acara tersebut."Hahhhh, pantasan aja kamu bilang menarik, ternyata ini acaranya?"Ucap Jesselyn.Brams yang mengikuti alur cerita,kini jadi terangsang untuk berbuat hal yang demikian.Brams saat itu teringat dengan janji Jesselyn waktu makan direstauran tadi."Sayang,kamu masih ingat kan dengan janji kamu tadi?" Tanya Brams.Jes
"Sayang kamu bangun dong!"Ucap Brams."Iya sayang,aku capek." Jawab Jesselyn.Brams kemudian berdiri dan langsung masuk kamar mandi.Jesselyn yang meraba Brams ke sampingnya,kini sudah tidak berada lagi di sampingnya.Jesselyn membuka matanya,dia kemudian menyusul Brams untuk mandi.Jesselyn telah kelihatan segar dan sudah siap berkemas.Dia kemudian masuk ke dapur dan membuatkan sarapan untuk dia dan suaminya.."Sayang,kita sarapan dong!"Ajak Brams."Iya sayang"jawab Brams kemudian berjalan mengikuti Jesselyn dari belakang.Segelas susu dan sepotong roti dioles dengan selai kacang kini disuguhkan ke depan Brams. Brams menikmati sarapan yang telah disuguhkan oleh istri tercintanya."Sayang,apa kamu ikut ke kantor hari ini?" Tanya Brams."Iya dong,aku enggak mau kamu tinggal sendiri di rumah ini,"jawab Jesselyn."Kalau begitu,Ayo kamu segera berkemas!kita akan berangkat sekarang." Ucap Brams.Jesselyn terlihat b
"Ayo jawab Shahnaz!"Perintah Jesselyn.Aku tidak mau kamu itu jadi pengecut dan bermain di belakangku.Shahnaz yang melihat wajah Jesselyn sudah semakin emosi,kini takut dan khawatir untuk berkata apa-apa.Namun bila dia tidak mengatakan hal yang sebenarnya,tentunya Jesselyn malah semakin tidak suka dan selalu memojokkan dia."Katakan Shahnaz!Katakan apa maksut kamu sebenarnya!"Brams yang semakin takut kini hanya bisa pasrah.Dia tidak tahu apa yang akan terjadi kemudian. Dengan terbatah-barah, Shahnaz mulai berkata dan berdiri di depan Jesselyn."Bu Jesselyn,maafkan aku bila ucapan ini membuat bu Jesselyn marah dan terluka.Aku mengatakan semuanya agar bu Jesselyn tidak menuduh aku sebagai pelakor dalam rumah tangga bu Jesselyn.Brams melihat Shahnaz sudah siap untuk jujur.Dia semakin berpikir kalau dia akan kehilangan Jesselyn untuk selamanya."Mati aku,apa yang akan Jesselyn lakukan bila Shahnaz mengatakan semuanya pada Jesselyn.""Cepat kata
"Plakkkk...,"Tas yang di gemgaman Shahnaz kini dibanting ke sofa ruang tamunya.Dia yang sangat sedih kini menangis lepas tanpa di dengar orangtuanya.Shahnaz hari itu sengaja pulang ke rumah kontrakan agar ayah dan Ibunya tidak melihat dia bersedih begitu saja.Luapan kesedihan kini telah tercurah lewat nada yang diiringi oleh melody tangisannya."Brams..kamu tega sekali...!"Ucap Shahnaz sambil menangis.Shahnaz terlihat seperti orang gila.Dia menjambak rambutnya sendiri karena rasa kesal yang berlebihan.Terkadang kakinya ditendangkan laksana balita yang merengek minta Jajan.******"Sayang,kamu dimana?"Tanya Brams.Jesselyn tetap aja diam.Dia tidak menjawab dan tetap mengikuti acara televisi sebagai rasa buang suntuknya.Brams terlihat berjalan,dia melihat istrinya sedang melamun sambil menonton sendiri diruang tamu."Sayang,kamu kenapa diam?"Tanya Brams."Apa kamu masih marah padaku?"Tanya Brams.Hahhhh,desah nap
Pagi telah tiba,Jesselyn terlihat sibuk berkemas Dan menyusun baju ke dalam kopernya.Jesselyn melepaskan bajunya, dan mengambil handuk untuk segera ke kamar mandi.Brams saat itu sedang menyempatkan membuka laptopnya.Sambil membuka file yang tersedia, Brams tidak sengaja melihat Jesselyn berjalan tanpa busana masuk ke kamar mandi.Brams yang tadinya sibuk di depan laptop,kini membasahi bibirnya dan berjalan mengikuti Jesselyn ke kamar mandi.Pintu kamar mandi tidak ditutup,Brams dengan mudah masuk ke kamar mandi. Brams yang sudah berhasrat kini memeluk Jesselyn dari belakang."Brams kamu mau ngapain lagi sayang?bukankah tadi malam kita sudah melakukannya?"Ucap Jesselyn."Sayang,aku tidak tahan melihat kamu dalam keadaan seperti ini.Rasanya hasratku memuncak bila memandang tubuh mulusmu ini.Sebentar lagi kamu juga akan pulang ke Singapore,aku akan kesepian dan tidak bisa bersenang-senag lagi bersama kamu."cemooh Brams.Jesselyn terdiam,dia paham betu
"Ting...Tong..,"Pak Hadi mendengar suara bell rumah berbunyi.Dia berdiri dan melihat siapa yang datang."Jesselyn...!"Kamu kenapa datang enggak bilang-bilang?"tanya pak Hadi.Coba kalau tadi kamu telpon papa, mungkin papa sama mama akan datang menjemput kamu ke Bandara."Papa, ngapain juga aku telpon, Akukan bisa datang sendiri."Ucap Jesselyn."Oh iya,mama dimana pa?"Tanya Jesselyn."Mama kamu lagi keluar sebentar.seb kita masuk dulu!"Ajak papanya.Jesselyn dan pak Hadi sama-sama masuk ke dalam rumah.Jesselyn langsung ke kamar untuk mandi dan istirahat sebentar."Hahhhh,tadi aku masih di Jakarta, sekarang aku sudah di Singapore." Hahhhh Brams sekarang sudah jauh dariku."bathin Jesselyn."Jesselyn...!" Terdengar suara pak Hadi memanggil namanya."Iya pa," jawab Jesselyn sembari turun dari ranjangnya dan berjalan menemui papanya."Ada apa pa?" Tanya Jesselyn.Mama kamu sudah pulang,dan sekarang masih