Brams dan Jesselyn kini telah berada rumah.Sebelum mata mengantuk keduanya masih saja membuka acara televisi sebagai ladang hiburannya.Brams yang saat itu tidak sengaja menemukan acara yang menarik di salah satu televisi swasta.
"Nah..ini baru cerita yang menarik,"ucap Brams.
Jesselyn mendengar ucapan suaminya,dia dengan sigap penasaran dan ingin melihat acara seperti apa yang dikatakan Brams yang menarik perhatiannya.
"Sayang,memangnya ada film kesukaan kamu ya?"Tanya Jesselyn sambil duduk di samping Brams.
Mata Jesselyn mengarah ke layar televisi.Dia melihat ada adegan dewasa yang no sensor dalam acara tersebut.
"Hahhhh, pantasan aja kamu bilang menarik, ternyata ini acaranya?"Ucap Jesselyn.
Brams yang mengikuti alur cerita,kini jadi terangsang untuk berbuat hal yang demikian.Brams saat itu teringat dengan janji Jesselyn waktu makan direstauran tadi.
"Sayang,kamu masih ingat kan dengan janji kamu tadi?" Tanya Brams.
Jes
"Sayang kamu bangun dong!"Ucap Brams."Iya sayang,aku capek." Jawab Jesselyn.Brams kemudian berdiri dan langsung masuk kamar mandi.Jesselyn yang meraba Brams ke sampingnya,kini sudah tidak berada lagi di sampingnya.Jesselyn membuka matanya,dia kemudian menyusul Brams untuk mandi.Jesselyn telah kelihatan segar dan sudah siap berkemas.Dia kemudian masuk ke dapur dan membuatkan sarapan untuk dia dan suaminya.."Sayang,kita sarapan dong!"Ajak Brams."Iya sayang"jawab Brams kemudian berjalan mengikuti Jesselyn dari belakang.Segelas susu dan sepotong roti dioles dengan selai kacang kini disuguhkan ke depan Brams. Brams menikmati sarapan yang telah disuguhkan oleh istri tercintanya."Sayang,apa kamu ikut ke kantor hari ini?" Tanya Brams."Iya dong,aku enggak mau kamu tinggal sendiri di rumah ini,"jawab Jesselyn."Kalau begitu,Ayo kamu segera berkemas!kita akan berangkat sekarang." Ucap Brams.Jesselyn terlihat b
"Ayo jawab Shahnaz!"Perintah Jesselyn.Aku tidak mau kamu itu jadi pengecut dan bermain di belakangku.Shahnaz yang melihat wajah Jesselyn sudah semakin emosi,kini takut dan khawatir untuk berkata apa-apa.Namun bila dia tidak mengatakan hal yang sebenarnya,tentunya Jesselyn malah semakin tidak suka dan selalu memojokkan dia."Katakan Shahnaz!Katakan apa maksut kamu sebenarnya!"Brams yang semakin takut kini hanya bisa pasrah.Dia tidak tahu apa yang akan terjadi kemudian. Dengan terbatah-barah, Shahnaz mulai berkata dan berdiri di depan Jesselyn."Bu Jesselyn,maafkan aku bila ucapan ini membuat bu Jesselyn marah dan terluka.Aku mengatakan semuanya agar bu Jesselyn tidak menuduh aku sebagai pelakor dalam rumah tangga bu Jesselyn.Brams melihat Shahnaz sudah siap untuk jujur.Dia semakin berpikir kalau dia akan kehilangan Jesselyn untuk selamanya."Mati aku,apa yang akan Jesselyn lakukan bila Shahnaz mengatakan semuanya pada Jesselyn.""Cepat kata
"Plakkkk...,"Tas yang di gemgaman Shahnaz kini dibanting ke sofa ruang tamunya.Dia yang sangat sedih kini menangis lepas tanpa di dengar orangtuanya.Shahnaz hari itu sengaja pulang ke rumah kontrakan agar ayah dan Ibunya tidak melihat dia bersedih begitu saja.Luapan kesedihan kini telah tercurah lewat nada yang diiringi oleh melody tangisannya."Brams..kamu tega sekali...!"Ucap Shahnaz sambil menangis.Shahnaz terlihat seperti orang gila.Dia menjambak rambutnya sendiri karena rasa kesal yang berlebihan.Terkadang kakinya ditendangkan laksana balita yang merengek minta Jajan.******"Sayang,kamu dimana?"Tanya Brams.Jesselyn tetap aja diam.Dia tidak menjawab dan tetap mengikuti acara televisi sebagai rasa buang suntuknya.Brams terlihat berjalan,dia melihat istrinya sedang melamun sambil menonton sendiri diruang tamu."Sayang,kamu kenapa diam?"Tanya Brams."Apa kamu masih marah padaku?"Tanya Brams.Hahhhh,desah nap
Pagi telah tiba,Jesselyn terlihat sibuk berkemas Dan menyusun baju ke dalam kopernya.Jesselyn melepaskan bajunya, dan mengambil handuk untuk segera ke kamar mandi.Brams saat itu sedang menyempatkan membuka laptopnya.Sambil membuka file yang tersedia, Brams tidak sengaja melihat Jesselyn berjalan tanpa busana masuk ke kamar mandi.Brams yang tadinya sibuk di depan laptop,kini membasahi bibirnya dan berjalan mengikuti Jesselyn ke kamar mandi.Pintu kamar mandi tidak ditutup,Brams dengan mudah masuk ke kamar mandi. Brams yang sudah berhasrat kini memeluk Jesselyn dari belakang."Brams kamu mau ngapain lagi sayang?bukankah tadi malam kita sudah melakukannya?"Ucap Jesselyn."Sayang,aku tidak tahan melihat kamu dalam keadaan seperti ini.Rasanya hasratku memuncak bila memandang tubuh mulusmu ini.Sebentar lagi kamu juga akan pulang ke Singapore,aku akan kesepian dan tidak bisa bersenang-senag lagi bersama kamu."cemooh Brams.Jesselyn terdiam,dia paham betu
"Ting...Tong..,"Pak Hadi mendengar suara bell rumah berbunyi.Dia berdiri dan melihat siapa yang datang."Jesselyn...!"Kamu kenapa datang enggak bilang-bilang?"tanya pak Hadi.Coba kalau tadi kamu telpon papa, mungkin papa sama mama akan datang menjemput kamu ke Bandara."Papa, ngapain juga aku telpon, Akukan bisa datang sendiri."Ucap Jesselyn."Oh iya,mama dimana pa?"Tanya Jesselyn."Mama kamu lagi keluar sebentar.seb kita masuk dulu!"Ajak papanya.Jesselyn dan pak Hadi sama-sama masuk ke dalam rumah.Jesselyn langsung ke kamar untuk mandi dan istirahat sebentar."Hahhhh,tadi aku masih di Jakarta, sekarang aku sudah di Singapore." Hahhhh Brams sekarang sudah jauh dariku."bathin Jesselyn."Jesselyn...!" Terdengar suara pak Hadi memanggil namanya."Iya pa," jawab Jesselyn sembari turun dari ranjangnya dan berjalan menemui papanya."Ada apa pa?" Tanya Jesselyn.Mama kamu sudah pulang,dan sekarang masih
"Mama,teriak Jesselyn."Dia berjalan keliling melihat dimana mamanya.Jesselyn masuk ke ruang dapur dan ruang tamu,tapi Jesselyn belum melihat dimana mamanya."Mama kemana ya?"ucap Jesselyn.Dia mencoba keluar,dia melihat ke arah taman rumahnya.Jesselyn kini lega,dia tersenyum melihat mamanya lagi sibuk menyiram bunga yang sudah mulai gersang."Pantesan aja mama enggak dengar aku lagi manggil,"bathin Jesselyn.Dia berjalan mendekati mamanya.Karena melihat si mama masih belum siap,Dia duduk di ayunan santai yang ada di taman tersebut."Mama,"pangggil Jesselyn"Iya sayang," jawab Barbara sambil meletakkan selang air yang ada di tangannya.Barbara datang dan duduk di samping Jesselyn.Dia seakan tahu apa maksut dari putrinya yang datang menemuinya ke taman teraebut."Sayang,apa kamu ingin memperjelas apa yang mama katakan tadi malam?"Ucap Barbara.Jesaelyn langsung melihat manya.Dia tidak menyangka kalau ma
Seminggu sudah Jesselyn pulang ke Singapore.Kini tinggal Brams yang kesepian tidur sendiri di rumahnya.Sore itu rintik hujan mulai turun,hembusan angin mulai terasa dingin hingga masuk terasa hingga ke tulang rusuk.Brams yang kedinginan,kini masuk ke dapur untuk membuatkan segelas teh manis hangat untuknya malam itu.Brams yang sudah merasakan semakin menggigil kini belum bisa terobati hanya dengan segelas teh manis hangat untuk minumannya.Brams kini masuk ke kamar,dia naik ke atas ranjang.Dia mengambil selimut dan membalutkannya ke seluruh tubuhnya.Walaupun demikian,Brams masih belum merasa puas.Dia masih saja merasa kalau sesuatu ada yang kurang untuk mengobati kedinginannya."Ya tuhan,andai saja Jesselyn ada disini,aku tidak akan tersiksa begini." Ucap Brams.Brams kembali duduk,dia berpikir bagaimana cara mengatasi hal yang susah dan tidak bisa ditahannya lagi. Brams saat itu teringat kembali pada Shahnaz.Dia yakin kalau dia pergi ke sana ,pasti Shah
"Sayang,apakah sekarang kamu sudah merasa puas?"tanya Shahnaz.Brams hanya diam saja,dia tidak mau dan tidak perduli dengan apa yang diucapkan oleh Shahnaz.Shahnaz yang merasa ingin dimanja,sengaja mendekat pada Brams dan memeluk Brams dari belakang."Sayang,aku tahu kamu itu tidak akan tahan bila harus lama-lama jauh dariku bukan?"Tanya Shahnaz dengan menempelkan mukanya di bahu Brams."Kamu apa-apaan sih Shahnaz?"Bentak Brams.Kamu sebaiknya pulang saja.Aku sekarang sudah tidak butuh lagi dengan kamu.Ucap BramsShahnaz terkejut.Dia merasa sakit hati dengan apa yang dia dengarkan.Shanaz mencoba bersabar dan mengira kalau Brams hanya bercanda."Sayang,kamu itu nggak usah malu.Aku tahu kok,kamu tidak tahan kalau tidak berbuat begituan denganku bukan?" Canda Shahnaz."Shahnaz,akukan sudah bilang,kamu itu sebaiknya pulang saja!aku sudah tidak membutuhkan kamu lagi disini."jawab Brams."Tega kamu Brams.Aku bukan budakmu.Aku ini