Share

Bab 15. Mulai Berani Melawan

Bukan hanya aku yang terkejut, begitu juga Fatia,

anak ini ketakutan dan langsung meninggalkan meja makan. Aku tidak melarang Fatia, karena aku pikir itu lebih baik.

Wajah Mama mulai memerah, ia mendorong piring berisi nasi yang baru beberapa suap di makan, dengan dinginnya Mama berkata,"Jadi, Fandi tidak ada niat untuk menunda punya anak?"

"Iya, Ma. Kami sudah sepakat untuk itu,"kenapa ini! kenapa Mama terlihat tidak suka?

"Kami! kamu melakukan kesepakatan hanya berdua?"tanyanya dengan membentak.

"Iya, Ma,"jawaban ragu.

Mama menarik rambutnya sendiri dengan kasar,"Naya, sepertinya kamu benar-benar ingin menguasai Fandi, sepenuhnya."

"Maksud, Mama?"

"Kamu masih bertanya? seharusnya, sebelum kalian memutuskan untuk tidak menunda punya anak, kalian diskusikan dengan dengan saya?"

Kenapa begitu? bukankah seorang Ibu harusnya senang dengan keputusan seperti ini?

Kali ini aku tidak bisa diam, karena Mama sudah keterlaluan,"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa? kenapa harus izin pada Mama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status