Share

19. Test Pack

Penulis: Laquisha Bay
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-11 21:34:57

POV Amanda

“Ke mana saja kau, Amanda? Apa kau tidak tahu aku meneleponmu sampai ribuan kali? Sial, kau keterlaluan! Kau membiarkanku berasumsi yang bukan-bukan tentangmu. Kupikir telah terjadi sesuatu yang tidak beres atau ada seseorang yang menyakitimu. Mengapa kau baru mengabariku sekarang?” gertak Carissa sewaktu aku menghubunginya pagi ini, nadanya selantang pengeras suara, meluapkan segenap emosinya padaku.

“Aku—well, entahlah, Carissa. Aku baik-baik saja. Aku hanya merasa pekerjaan itu tidak cocok untukku,” balasku sambil mengembuskan napas letih, mengalihkan pandangan ke luar jendela, menatap sekelompok bunga peony liar yang tumbuh di dekat pohon pinus di seberang jalan.

“Tidak cocok katamu? Apa kau bercanda? Kau mengalihkan seluruh panggilan ke kotak pesan selama dua minggu penuh. Dua minggu. Itu lebih dari cukup untuk membuatku gila. Setiap kali aku bertanya pada Andrew yang payah itu tentang keberadaanmu, dia hanya menjawab bahwa kau sedang pergi ke luar kota untuk menemui i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hot Sugar Daddy   20. Pencuri Hati

    POV LoganAku masih memandangi potret Amanda yang kuabadikan lewat sapuan kuas waktu itu. Duduk di kursi malas sambil memegang segelas martini dingin yang kuracik sendiri, menyesapnya dengan hati-hati, merasakan komposisi seimbang antara gin dan vermouth yang mulai menyebar ke permukaan lidahku. Menghabiskannya dalam satu teguk dengan cepat.“Sempurna untuk mengisi soreku yang berjalan lambat seperti biasanya,” desahku menunggu kepuasan itu datang menyergap dadaku, tetapi anehnya aku justru merasa hampa dan putus asa.Keganjilannya menyisakan sesuatu yang berbeda. Aku termenung menatap kanvas berbingkai yang dipenuhi lekuk feminin di setiap sudutnya itu, menghalau perasaan rindu yang mendadak muncul membayangi hatiku, mengingatkanku pada sosok Amanda. Apa yang dikerjakannya sekarang?Yang jelas, Amanda tidak akan kembali ke klub itu lagi. Tidak untuk dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun, perjuangannya yang mengagumkan seketika membuatku mempertanyakan kehidupan rumit yang selalu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Hot Sugar Daddy   21. Arus Masa Lalu

    POV AmandaApa yang kupikirkan? Perbedaan usia yang membentang di antara kami begitu nyata. Dia lebih tua dariku satu generasi, pernah punya kehidupan pernikahan yang bahagia bersama Brielle sebelum takdir buruk merampas paksa senyum dari wajahnya, dan membentuk pribadi dingin-sinis-tidak tersentuh itu padanya.“Apa yang harus kulakukan sekarang? Memberitahunya bahwa aku hamil?” bisikku pada diri sendiri, mengalihkan pandangan ke test pack yang kuletakkan di atas meja, mengamati dua garis samar yang langsung muncul di sana sewaktu aku mengeceknya.Bukankah aku baru saja mengucapkan selamat tinggal pada Logan? Bukankah aku membenci setiap sifat menyebalkannya? Bagaimana reaksinya nanti? Memintaku untuk mengaborsinya? Melepaskannya untuk adopsi?Pertanyaan-pertanyaan itu seperti ranjau yang sengaja ditanam dalam kepalaku dan siap meledak kapan saja. Menghancurkanku dengan kenyataan bahwa Logan hanya menyukaiku sebagai partner cinta satu malamnya. Semata-mata didasari oleh ketertarikan p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • Hot Sugar Daddy   22. "Aku hamil, Logan."

    POV Logan“Jane?”Jane melempar senyum lebarnya padaku. Wanita berambut pirang itu melenggang santai, meletakkan clutch bag-nya di atas meja kerjaku, dan menempati kursi kosong yang ada di depanku. Dia masih sama menawannya seperti yang terakhir kali kuingat.“Aku suka reaksimu. Untung saja kau tidak punya riwayat penyakit jantung,” canda Jane sambil menyugar lembut ujung rambutnya yang ditata setengah ikal.“Siapa yang mengirimmu kemari? Giselle?” Aku memperhatikan model pakaiannya yang begitu mengundang, crop top warna cerah yang disandingkan dengan rok mini dari bahan denim, melekat sempurna di tubuh rampingnya.“Giselle tidak punya waktu untuk mengurusku. Dia sibuk menemani kekasih barunya di Jacobsville.”Aku mengantongi bolpoin yang semula kupegang ke dalam saku kemejaku dan mengumbar kekehan pendek. “Aku tidak tahu seleranya adalah para koboi.”Jane mengerucutkan bibirnya yang dipolesi lipstik itu, memandangi cat kukunya, dan memutar bola mata. “Kegemarannya memang menunggangi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • Hot Sugar Daddy   23. Sang Matahari

    POV AmandaAku sudah memikirkannya semalaman penuh. Memberanikan diri untuk muncul di depan Logan sama sekali bukan kompromi yang mudah. Pertama, aku telah mengucapkan selamat tinggal padanya hari itu. Kedua, aku sedang membawa sebuah kehidupan baru dalam tubuhku dan dia merupakan bagian kecil dari kami.Sesuatu itu tumbuh. Dia akan berkembang. Dia akan menyebutku ‘mom’. Dia akan mirip aku atau Logan. Aku akan mengajarinya begitu banyak hal. Dia akan menyerap dan mempelajarinya dengan cepat.Aku mulai membayangkan boks lucu, sepreinya penuh renda, dan dilengkapi alat musik berputar yang tergantung di atasnya. Mengalunkan melodi lembut yang akan membantu si bayi untuk tidur lebih lelap. Manis sekali, pikirku.“Belok ke sini, Nona Fletcher.” Asisten pribadi Logan mengarahkan rute.Aku tersadar dan mengangguk pada pria itu. Mengikuti langkahnya, berbelok ke lorong-lorong yang semuanya dibangun dengan kaca-kaca serba artistik, mengirimkan kesan serba canggih yang futuristis. Kami berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Hot Sugar Daddy   24. "Menikahlah denganku."

    POV LoganJane kemudian tertawa dan menghapus air matanya. Dia tergelak sambil bertepuk tangan untuk dirinya sendiri. Sudah kuduga, pikirku. Dia sedang mengasah kemampuan aktingnya.“Aku yakin kau akan berhasil dalam audisi peran itu,” pujiku tulus pada aksi Jane tadi.“Well, aku memang dituntut untuk memerankan berbagai jenis emosi. Aku tidak ingin gagal seperti yang sudah-sudah. Jadi, aku berlatih lebih keras selama beberapa bulan terakhir dan mempraktikkannya secara spontan.” Jane mengibaskan ujung rambutnya, mengedipkan satu matanya padaku, dan kembali duduk di kursi yang semula dia tempati.“Tidak akan, Jane. Kapan audisinya dimulai?”“Dua hari lagi.”“Kuharap semuanya akan berjalan lancar untukmu.”Jane hanya tersenyum, lantas menyisir rambutnya dengan jemari. Aku memperhatikan wajah tenangnya sebelum meneruskan obrolan. “Industri hiburan keras, kau tahu.”“Itu mimpiku. Aku pernah berjanji pada Brielle untuk mewujudkannya suatu hari nanti. Aku akan punya nama panggung yang diken

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Hot Sugar Daddy   25. Dirampas Oleh Takdir

    POV Amanda“Pernikahan bukan untuk main-main.” Suaraku bergetar seperti lonceng yang dipukul angin.“Kapan aku pernah main-main? Aku tidak mengajakmu untuk berpura-pura menjadi istriku, tetapi mengajakmu menikah.” Nada Logan mantap dan tidak ada keraguan yang kutangkap di matanya.Aku berpaling ke arah lain dan menyahut, “Tidak, Logan.”Pernikahan bukan sesuatu yang kubayangkan akan terjadi padaku dalam waktu dekat. Aku tidak punya masalah dengan komitmen, tetapi menikah dengan Logan juga bukan solusi. Tidak karena kehamilanku.Aku mulai berhenti bermimpi tentang hal-hal indah dalam pernikahan sejak keluargaku tidak lagi utuh. Perspektifku mengenai hubungan berubah. Aku lebih pesimis dan sinis terhadap kehidupan para pasangan sebab aku sadar happy ever after yang banyak orang puja memang hanya eksis dalam cerita-cerita dongeng.“Tidak? Maksudmu, kau tidak akan menikah denganku?” Suara Logan tidak selantang tadi, ada gelenyar kekecewaan yang terselip di dalam sana, dan aku merasa bersa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-25
  • Hot Sugar Daddy   26. Melodi yang Menghamburkan Kenangan

    POV LoganAku mengamati Amanda yang menyeka bibirnya, balas memandangiku dengan sorot mata ingin tahu, dan membuat punggungku mengejang oleh rasa gugup yang belum pernah kualami sebelumnya. Menceritakan tentang Magdalena memang akan kembali menguak luka lama. Namun, aku telah memutuskan untuk berdamai dengan masa lalu.“Namanya Magdalena. Warna rambutnya sedikit lebih terang darimu, tetapi sedikit lebih gelap dari Brielle.” Aku berbisik di depan wajah Amanda sambil menonton setiap reaksinya.“Itu nama yang cantik.”“Sama seperti dirinya.” Aku kembali berbisik pada Amanda.“Apa yang terjadi pada Magdalena?” Nada Amanda terdengar hati-hati.Aku berusaha mengumpulkan rasa tenang yang mendadak hilang dari dadaku dengan mengangkat jari telunjukku dan menelusuri garis rahang Amanda. Mengusapnya lembut, lantas membiarkan seluruh memori tentang malam itu kembali terulang dalam benakku. Menyeretku secara paksa di bawah dosa penghakiman.Rasanya seperti tengah menyetel kaset lama dari balik rak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Hot Sugar Daddy   27. "Buat aku jadi milikmu, Daddy."

    POV Amanda“Dengan syarat.”“Syarat? Tidak masalah. Kau boleh mengajukan syarat apa saja. Rumah mewah? Kendaraan pribadi? Perhiasan berlian? Aku akan memberikan semuanya untukmu,” sesumbar Logan sambil memamerkan seringainya padaku.“Kau pikir aku hanya akan mengincar keuntungan itu darimu?”Kedua alis Logan terangkat. Bibirnya mengatup membentuk seulas garis kaku sebelum berbisik ke salah satu sisi wajahku. “Jadi, apa yang kau minta pada Daddy?”Degup jantungku mendadak berhenti untuk sedetik yang terasa mendebarkan. Aku mengatur ritme napasku yang kacau dan menyahut dengan terbata-bata, “A-aku hanya ingin kita menandatangani sejumlah dokumen yang dibutuhkan untuk legalitas pernikahan. Tidak boleh ada acara atau mengundang kerabat. Tidak boleh ada yang tahu bahwa kita akan menikah.”“Apa kau lebih suka bermain kucing-kucingan? Baiklah. Kali ini, kita akan mengikuti aturanmu.”“Satu lagi.”“Aku mendengarkan.”“Andrew juga tidak boleh tahu tentang pernikahan kita.”Kening Logan spontan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30

Bab terbaru

  • Hot Sugar Daddy   Bab Ekstra - Permulaan Baru

    POV Logan"Siapa yang menelepon di pukul enam pagi?" Aku menggeram dari balik bantal yang menutupi kepala, sepasang mataku lalu mengintip dari samping, mengawasi gerak-gerik Amanda yang sikapnya mendadak berubah ceria."Dari Carissa!" seru Amanda sambil melompat seperti seorang bocah yang baru saja menerima banyak kado di malam Natal.Aku menyingkirkan dua buah bantal yang sengaja kugunakan untuk melindungi wajahku dari cahaya, lantas mendongak menatap Amanda yang senyumnya melebar sekarang. Apa yang membuatnya begitu senang? "Carissa? Temanmu yang bekerja di klub?"Sosok tinggi semampai dengan rambut panjang dan suka mengoceh itu kemudian muncul dalam kepalaku. Aku mengenalnya sebagai kawan akrab Amanda. Kami pernah bertemu beberapa kali sebelumnya."Dia tidak akan bekerja di klub lagi, Logan." Suara Amanda melengking dan membuatku berjengit karenanya."Apa maksudmu? Apa kau akan mengajaknya bekerja di kedaimu?" Satu alisku terangkat menanggapi."Tidak. Dia tidak akan membutuhkannya.

  • Hot Sugar Daddy   Bab Ekstra - Suara-Suara Erotis

    POV Amanda"Aku tidak percaya kita telah melakukannya," bisikku pada Logan, merangkul erat salah satu sisi tubuhnya selepas selesai menutup kedai kopi milik kami, bisnis yang sudah berjalan sukses selama hampir tiga tahun terakhir."Kau yang melakukannya, Amanda. Semuanya berkat kerja kerasmu." Logan meremas bahu kiriku sambil mengangguk."Karena ada kau di dalamnya."Kami saling memandang satu sama lain sebelum akhirnya aku merebahkan kepalaku ke dada Logan. Rasanya masih seperti mimpi. Melihat kehidupanku, kehidupan kami berdua, berjalan lancar persis seperti yang kuharapkan."Carlos dan Breeze baru saja pulang. Menurutmu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"Carlos adalah pegawai laki-laki yang bekerja pada kami. Masih muda dan baru lulus SMU saat aku merekrutnya untuk bergabung sebagai barista. Breeze merupakan pegawai perempuan yang usianya beberapa tahun lebih tua dari Carlos. Tangguh, sedikit tomboi, dengan keeksentrikan yang kadang-kadang membuatku terkejut dan mulai melih

  • Hot Sugar Daddy   40. Awal Untuk Kita

    POV LoganPersiapanku sempurna. Segala sesuatunya terlihat luar biasa dan aku yakin Amanda akan menyukainya. Rasa gugup yang melanda mendadak membuat tenggorokanku gatal, aku lalu berdeham-deham mengalihkan perhatianku pada sebuah kotak, dari bahan beledu lembut yang kugenggam di balik tangan kiriku."Kau cantik sekali," bisikku kemudian menggoda Amanda yang duduk dengan mata tertutup sehelai kain, yang sengaja kuminta pada seorang pelayan, setelah mengantar sampanye yang tadi kupesan."Kau sudah mengatakannya di dalam mobil." Amanda terkekeh menggenggam jemariku yang menyentuh kedua sisi wajahnya."Kuharap kau tidak akan bosan mendengarnya sebab aku suka memujimu dan yeah, Amanda, kau memang cantik. Sangat." Aku kembali berbisik, mengusap bibir bawahnya yang dilapisi lipstik warna lembut dengan ibu jariku, menikmati setiap reaksi yang dia tunjukkan."Kau coba membuatku tersipu?" kata Amanda yang lagi-lagi memamerkan senyumnya."Dan sepertinya berhasil? Sekarang, kau harus berbalik ke

  • Hot Sugar Daddy   39. "Gadis nakalku."

    POV Amanda"Sudah bangun, Tuan Putri? Bagaimana perasaanmu?" tanya Logan sambil mengecup ringan puncak kepalaku dan satu tangannya kemudian beralih melingkari perutku.Aku bergumam dari sela-sela kuapku. Mendengar suara derit pegas ranjang yang berderak oleh bobot tubuh Logan yang berguling ke samping. Aku lalu menoleh, melihat otot-ototnya yang liat menerbitkan gelenyar aneh di perutku, dan mengawasi gerak-gerik Logan lebih lama dari biasanya."Menikmati yang kau lihat, little one?" goda Logan yang mengerling sekilas, lantas menyambar sehelai celana pendek dari dalam lemari di sudut kamar."Yeah, pemandangan yang bagus.""Mau mandi bersama? Setelah itu kita akan pergi ke suatu tempat."Aku menggigit bibir. Membayangkan tempat seperti apa yang Logan maksud. "Suatu tempat?""Kau akan menyukainya." Logan kembali mengambil dua helai handuk baru dan memamerkan senyumnya."Yang mana?" tanyaku menatap Logan tanpa berkedip."Dua-duanya?" Satu alis Logan menukik ke atas."Penawaran yang perta

  • Hot Sugar Daddy   38. "Let me taste you, Daddy."

    POV Logan Lidahku mencari titik yang tepat untuk menaklukkan Amanda dan aku segera menemukannya. Kedua paha Amanda menegang selama beberapa waktu sebelum tubuhnya mengejang penuh penerimaan. Punggung Amanda sontak membusur kala gelombang itu datang menyapunya. Aku mendengar Amanda mengudarakan erangan parau yang panjang dan memacu semangatku untuk membuatnya meneriakkan namaku di sela-sela pelepasan. Menyaksikan Amanda menggelinjang hebat mendadak membuat dadaku sesak oleh rasa bangga yang tidak terbantahkan. Bersumpah akan melimpahinya kenikmatan sebanyak mungkin. “Lo-Logan... Logan...” geram Amanda terbata-bata, jemarinya mencengkeram erat rambutku, memegang sisa kendali dirinya yang begitu rapuh. “Panggil aku dengan benar,” desisku sambil menonton Amanda menggeliat melalui kakinya. Kepala Amanda kembali mendongak dan bibirnya yang gemetar meracau tentang sesuatu yang kotor. Dia mengerang lebih panjang, lebih parau, lebih erotis. Membuatku mengecap lebih banyak rasa dirinya di

  • Hot Sugar Daddy   37. "Spread your legs and moan for Daddy."

    POV Amanda“Kedua, aku ingin mendengar kau menyebut namaku saat kau klimaks di bibirku.” Logan membisikkannya dengan suara berat, menyentuh lembut garis rahangku menggunakan bibirnya, mengirimkan gelenyar aneh yang kukenali itu ke perutku.“Dan ketiga, aku akan membuatmu merasakan diriku seutuhnya.” Logan kembali berbisik dengan nada yang lebih kasar, seolah-olah pengendalian diri yang selalu dibanggakan olehnya habis meleleh di bawah kakiku.Darahku berdesir hebat sewaktu Logan mendorongku ke salah satu pilar. Tangannya langsung bergerak membebaskan kancing celana pendekku dan membuat kain dari bahan denim itu seketika meluncur melewati kedua kakiku. Aku menggeram sewaktu jemari Logan menyusup ke balik pelindung terakhir yang masih kukenakan. “Sial, Amanda. Kau basah sekali. Kau akan membuatku mati karena terangsang,” umpatnya kemudian. Aku melihat bibir Logan gemetar dan mendengus sebelum satu jarinya berpindah ke celah yang lebih pribadi. Kesiapku sontak mengudara. Punggungku me

  • Hot Sugar Daddy   36. Wangi Musim Panas

    POV LoganSudah tiga bulan berlalu sejak insiden keguguran Amanda di rumah sakit dan kehidupan kami berjalan seperti biasa. Rasanya seperti menemukan mimpi baru dari hari-hari buruk yang telah lama kami tinggalkan jauh di belakang. Kehadiran Amanda membawa angin segar di pergantian langit sore, memberi sentuhan yang menyenangkan, memercikkan semburat warna yang pernah hilang dalam hidupku.“Teh?”“Tanpa gula.” Aku mengangguk sekilas sebelum meneruskan pekerjaan, menyapukan kuas ke permukaan kanvas, dan menggoreskan pola dengan hati-hati.Detik berikutnya, aku mendengar suara teko dari bahan keramik yang terangkat dan denting benda yang diisi. Disusul derap langkah yang muncul dari arah belakang. Amanda kemudian menyodorkan secangkir teh yang baru saja dituangnya padaku. “Terima kasih, Sayang.” Aku kembali mengangguk dan mencicipinya sedikit.“Berapa lama lagi kau akan duduk di sini? Menatap papan lukis sepanjang hari dan mengabaikanku?” Nada Amanda sarat dengan kecemburuan, satu alis

  • Hot Sugar Daddy   35. Memutar Waktu

    POV AmandaKepalaku pengar. Rasanya seperti baru saja menenggak tiga botol sampanye demi mengungguli sebuah pertandingan yang tidak pernah ditakdirkan untuk kumenangkan. Aroma pertama yang kucium adalah bau steril khas rumah sakit, bau yang tidak kusukai, bau yang membuatku takut hanya dengan membayangkannya.Lemah tidak pernah jadi kata favoritku. Aku sudah bersinggungan dengan hal-hal yang berkaitan tentang medis sejak Logan membawaku ke rumah sakit. Untuk pertama kalinya, aku merasa tidak berdaya dan bukannya keras kepala seperti biasa.Saat aku membuka mata, pemandangan yang kutangkap hanya warna putih di banyak tempat. Terlalu asing untuk sebuah kamar, terlalu kosong dengan perabot yang minim, dan terlalu kaku dengan ranjang crank yang sama sekali tidak empuk. Punggungku mendadak mati rasa untuk sedetik yang terasa seperti selamanya sewaktu menyadari bahwa aku masih ada di sini. Rumah sakit, erangku dalam hati. Aku menggali sisa ingatan yang juga memudar seiring dengan kesadaran

  • Hot Sugar Daddy   34. Pelacur Kecil

    POV Logan“Apa karena dia? Pria yang lebih pantas jadi pamanmu itu? Tidakkah dia terlalu tua untukmu?” cemooh Andrew dengan suara lantang, sorot matanya mengarah padaku, menatap penuh kebencian.Suasana mendadak diselimuti oleh ketegangan yang sama sekali tidak membuatku merasa gentar. Aku menyudahi percakapan yang baru saja terpotong bersama sang perawat dan berpaling menghadapi Andrew. Pandangan kami saling bertemu, mengaliri udara dengan kecemasan, membuat kesiap Amanda terdengar dari bibirnya.“Andrew? Da-dari mana kau tahu aku di sini? Maksudku, kau tadi mabuk—” “Dan terlihat tidak peduli?” selanya dengan nada sinis.Amanda kemudian menyandarkan punggungnya. Wajahnya pias, sepucat warna bola salju yang diguncang oleh tangan-tangan bocah nakal, dan bibirnya yang tipis itu setengah terbuka. Bersiap menyemburkan sejumlah kalimat untuk mematahkan spekulasi Andrew yang dianggapnya mengada-ada.Sayangnya, Andrew sama sekali tidak mengada-ada. Dia memang tahu dan aku lah orang yang mem

DMCA.com Protection Status