29 Desember 2019
10.23
Di ruang praktek, Ersa duduk termenung dengan jantung yang nyaris berhenti berdetak usai mendengar penuturan Biru mengenai sosok Runalla. Runalla berselingkuh dengan teman sendiri dan beberapa lelaki lain, katanya. Biru duduk lemas di kursi yang berhadapan dengan Ersa. Mata lelaki itu menatap kosong ke arah meja kerja Ersa yang dihiasi: tempat pulpen, foto keluarga, dan beberapa tanaman hias berbentuk kaktus.
Biru menautkan jemari erat ketika rasa sakit itu tidak mau pergi. Bibir Biru sedikit terbuka, ingin mengatakan sesuatu tapi ditahan oleh keraguan yang kuat. Kondisi fisiknya tidak baik. Wajah yang biasanya segar, kini terlihat pucat seolah belum makan maupun tidur. Dia juga sama sekali tidak mampu mengubah ekspresi—sun
18 Januari 2020Runalla mengingat betul kejadian beberapa hari lalu.Sepupu Biru yang bernama Aska datang ke rumah menggunakan mobil. Dia terlihat acak-acakan seolah belum tidur selama seminggu lebih—pipi cekung ke dalam dan dibarengi seluruh area wajah yang pucat. Dia tinggi, posturnya tegap, namun tidak terlihat sebaik dan sehangat Biru. Meski begitu, Runalla bisa melihat sorot penuh permohonan saat Aska mengatakan, "Tolong perbolehkan gue masuk. Gue harus bicara dan minta maaf ke Biru."Runalla tidak tahu ada permasalahan apa di masa lalu. Mereka tidak bersahabat. Begitu Biru menangkap keberadaan Aska, responnya sama sekali tidak terkendali. Sekujur tubuhnya gemetar akibat perasaan marah, takut, dan cemas. Wajah Biru merah padam—dia seakan ingin menghaja
trigger warning: physical and emotional abuse***19 Januari 2020"Mas, mau ke mana? Aku ikut."Biru sudah melarang, namun Runalla tetap memaksa hingga sekarang ikut masuk ke rumah sakit. Biru naik sendirian ke lantai lima, sedangkan Runalla menunggu di kantin rumah sakit-itu adalah permintaan Biru. Biru takut Runalla ikut dimarahi oleh Yasa dan pergi meninggalkannya.Dia memang setakut itu."Kenapa kemarin malam nggak datang?"Pagi ini Biru sudah sekuat tenag
trigger warning: suicidal ideation *** "A child that's being abused by its parents doesn't stop loving its parents, it stop loving itself." -Shahida Arabi. *** [17.25Ayah: Kembali kemari. Jgn lemah. Jadi lelaki jgn lembek.Ayah: Paling kamu dulu cuma diajak mainan.Ayah: Tdk usah berlebihan hanya krn ada kata kamu dilecehkan] Biru kembali ke rumah sakit sesudah mengantarkan Runalla pulang ke rumah Baskara. Biru tahu betul jika kenyataan sama sekali tidak bisa dihindari meski sudah berlari sejauh mungkin. Dia terlalu lelah--ingin semuanya segera diselesaikan hari ini kalau bisa. Rumah tangganya mungkin akan hancur, karena Runalla juga tidak bisa mengatakan apapun padanya.
Trigger warning: percobaan bunuh diri***I remember tears streaming down your face when I said, "I'll never let you go."When all those shadows almost killed your light.I remember you said, "Don't leave me here alone."***19.19Aku berlari terbirit-birit memasuki rumah tanpa mengucapkan terima kasih pada Kak Tias yang sudah mengantar. Aku beruntung karena selalu membawa kunci cadangan di dalam tas. Jantungku berdegup kelewat kencang akibat firasat buruk serta kecemasan yang menyelimuti. Aku sudah melarang Kak Tias masuk, sebab meyakini bahwa ada suatu hal besar yang menunggu.Benar saja.Langkahku langsung terhenti begitu bau anyir sangat menyengat di indra penciuman.
23 Januari 202007.10Mutia belum sepenuhnya pulih dari masa lalu. Melihat dan mendengar bahwa Biru hampir kehilangan nyawa akibat melakukan tindakan bunuh diri merupakan hal yang sangat berat. Pada dasarnya, memicu ingatan fisik dan psikis penyintas bunuh diri itu mudah ... bisa lewat cerita, film, video, atau bahkan topik mengenai hal buruk. Tidak mudah bagi Biru juga untuk memperbolehkan Mutia mengunjungi.Biru cemas jika Mutia ingin melakukan tindakan itu lagi."Aku ke kantin dulu." Runalla sengaja berpamitan pergi, karena yakin bahwa mereka ingin membicarakan sesuatu. Mungkin sebuah penjelasan yang memang belum patut dia ketahui. Kedua alis Biru turun; memperlihatkan bahwa dia berterima kasih dan
"I had to forgive a person who wasn't event sorry ... That's strenght." -Anonymous. *** 17 Februari 2020 16.44 Setelah selesai bekerja, Biru sengaja datang ke rumah tanpa memberitahukan pada orang tua. Alhasil, dia hanya mendapati sosok Astrid yang mempersilahkannya masuk tanpa nada maupun sikap yang bersahabat. Di ruang tamu, lelaki itu duduk dengan begitu sopan seolah baru pertama kali masuk--seolah dia orang asing yang baru pertama kali bertamu. "Ayah mana?" pertanyaan singkatnya langsung dijawab oleh Astrid. "Lagi ketemu teman di luar," mereka duduk berjauhan di sofa. Mereka sama-sama merasa tidak aman dan nyaman meski berstatus sebagai ibu dan anak. "Ngapain kamu kemari?"
"The worst feeling is when you don't wanna give up on someone but you know you have to." -Anonymous. *** 24 Februari 2020 14.10 ["Kabar lo gimana?"] Biru mengapit ponsel menggunakan wajah dan bahu ketika menerima telepon dari Noela. Kedua tangannya sibuk membereskan tumpukan print layout cover majalah yang dikumpulkan oleh para mahasiswanya di atas meja. Ada pula beberapa makalah tipis yang sudah disusun rapi berdasarkan kelas masing-masing. Sebelumnya, dia telah mengabarkan pada para mahasiswa melalui grup chat bahwa kelas ditiadakan dan akan mendiskusikan kelas pengganti minggu depan. Sidang kedua Mutia dilaksanakan har
24 Februari 2020Aku kurang mengerti alasan kenapa Mas Biru mengajakku menonton bioskop dadakan. Sepanjang film diputar, Mas Biru menggenggam erat tanganku. Aku tidak berani menanyakan apapun walau tadi suamiku itu memang mengajak untuk membicarakan masalah rumah tangga yang sepertinya tidak bisa ditunda lagi.Pukul setengah dua belas malam, kami baru melangkahkan kaki ke tempat parkir. Hanya tersisa empat mobil di sana. Mas Biru mengajakku masuk mobil. Aku duduk di sampingnya. Jujur saja, sejak dia menggenggam tanganku seerat itu, perasaanku kacau balau. Aku bahkan tidak bisa menatap wajahnya yang makin hari makin tirus.Memperlihatkan betapa lelahnya dia."Runa," Mas Biru menyentuh punggung tanganku. Siapa yang bisa