Share

Partner

Bryan mengejar langkah istrinya yang cepat. Berkali-kali dipanggil pun, wanita itu tidak kunjung menoleh apalagi berhenti. Bryan berfikir, apakah ada yang salah dengan perkataannya beberapa menit lalu? Sehingga Zeliya terlihat begitu marah?

Zeliya melambaikan tangannya saat sudah berada di bahu jalan. Ia memilih untuk pulang terpisah saja dari pada harus bersama pria yang omongannya selalu membuatnya sakit hati. Zeliya pikir, bakal bisa sabar menghadapi Bryan, ternyata semakin lama, semakin sulit. Hatinya tiba-tiba saja begitu sensitif. Ia ingin menenangkan diri. 

“Lo mau kemana huh? Pulang ama gue.” Bryan menahan lengan Zeliya. Saat mata mereka bersitatap, sudah terdapat genangan air dipelupuk mata Zeliya yang membuat Bryan tertegun. Zeliya menangis? Kenapa? Batinnya bertanya-tanya.

“Kenapa lo? Nangis? Kena angin malam?” cecar Bryan dengan pertanyaan. Zeliya membuang wajah. Ia tetap melanjutkan untuk membuka pintu sebuah taksi yang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status