Share

Bryan Puasa

Terawih yang ia lakukan tadi malam benar-benar membekas di hatinya. Bukan tentang niatnya yang ia lafadzkan berbahasa Indonesia saja karena tak hafal bahasa Arabnya, tapi karena istrinya. Zeliya tadi malam untuk pertama kalinya tersenyum padanya, walau hanya di balik cadar, tapi ia mampu melihatnya.

"Kalau bakal di senyumin terus mah, aku bakal teraweh tiap malam, selama Ramadhan," lirih Bryan sembari mematut dirinya di depan cermin. Tangannya menyisir rambutnya, mengelus wajahnya sendiri yang memang menawan.

"Gue tau lo nggak mau ceritain tentang kelakuan gue kemarin malam, tapi cukup ngebuat gue respek ama lo Zel. Lo pasti takut ama gue," ucap Bryan pada dirinya sendiri. Setelah pemeriksaan Zeliya kemarin oleh dokter Sinta, wanita itu juga mengatakan bahwa bercak kemerahan yang berada di leher sang istri seperti bekas cekikan dan luka-luka kecil di sekitarnya dikarenakan kuku. 

Wajah Bryan seketika murung, ia tahu dirinya penyebab semua itu. Akhirnya, den

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status