Beranda / Rumah Tangga / Hijrah Cinta Alisa / Bab 05. Alisa Al Humaira

Share

Bab 05. Alisa Al Humaira

Penulis: Tessa Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-18 22:38:35

Saat Damian masuk ke dalam ruangan, Jack langsung berdiri dan menyambut kedatangannya dengan sigap.

"Semua yang Anda butuhkan ada di dalamnya, Pak" ucap Jack kepada Damian.

Perkataan Jack membuat Damian mengambil map coklat itu tanpa basa-basi.

Baris demi baris ia baca hingga akhirnya netra coklatnya menangkap deretan huruf kapital yang tersusun menjadi sebuah nama, "Alisa Al-Humaira".

"Alisa," ucapnya untuk memvalidasi setelah mengetahui bahwa wanita yang dicarinya bernama Alisa.

Ternyata, memang tidak sia-sia dia menghabiskan banyak uang untuk menyuruh para anak buahnya untuk mencari informasi tentang wanita yang bersamanya malam itu.

Dia melakukan semuanya karena dia ingin bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.

Namun, entah kenapa dia mau mengejar wanita itu sejauh ini. Padahal, selama ini dia bisa mendapatkan wanita manapun yang diinginkan tanpa harus bersusah payah.

Bahkan mereka dengan sukarela menyerahkan diri untuk naik ke atas ranjangnya.

"Apa alamatnya jauh dari sini?" tanya Damian.

Dia bertanya sembari menatap alamat sebuah pondok pesantren dan flayer pendaftaran murid baru di tangannya.

Sebuah informasi tambahan telah berhasil didapatkan oleh anak buahnya. Ternyata, Alisa anak dari seorang guru besar yang tak lain adalah pemilik pondok pesantren itu.

Kini Damian benar-benar merasa bersalah karena telah merusak kehidupan wanita baik-baik seperti Alisa.

"Cukup jauh, Pak. Sebab, kita akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk bisa sampai ke sana. Apa bapak hendak berangkat sekarang juga?" tanya Jack untuk memastikan.

Sebab, dia tak ingin lagi memperparah traumanya akibat dibentak oleh Damian.

Dulu sekali dia pernah salah membelikan pria itu sarapan dan berakhir dimaki-maki dengan hebat. Lebih baik bertanya daripada hidupnya penuh perkara.

Tanpa menunggu waktu lama, Damian langsung memutuskan untuk pergi ke alamat tersebut dan memastikan dengan mata kepalanya sendiri, kalau wanita yang pernah dia setubuhi itu benar-benar ada di sana.

Damian lantas teringat dengan liontin yang ditemukannya tadi dan mengeluarkannya dari dalam saku.

Huruf “A” yang menjadi bandul dari liontin itu membuatnya sangat yakin kalau wanita bernama Alisa itu adalah wanita dari malam itu.

Oleh karena itu, selagi ia berada dalam perjalanan ke pesantren, dia juga memerintahkan para anak buahnya untuk terus memantau masjid yang di datanginya tadi.

"Kita berangkat sekarang dan tugaskan dua orang untuk memantau masjid tadi. Laporkan segala pergerakan, khususnya pergerakan dari wanita bercadar." titah Damian.

Sepanjang perjalanan menuju pesantren tempat di mana keluarga Alisa berada, tidak sedikitpun Damian memejamkan matanya.

Dia terus terjaga dan membuka matanya dengan lebar, bahkan saat mereka telah sampai di sana.

Setelah turun dari mobi, Damian langsung mencari pria bernama Usman yang dia ketahui sebagai ayahnya Alisa.

Kedatangannya menjadi pusat perhatian banyak orang, karena pakaian yang ia kenakan begitu mencolok.

Setelan tuxedo hitam yang dipadukan dengan kacamata dan pantofel membuat banyak orang terpesona.

Para santriwati langsung diperintahkan untuk menunduk dan menjaga pandangan, sedangkan para santri menatap setiap langkah Damian dengan heran.

Segera setelah sampai ke ruangan khusus tamu, Damian langsung dibawa untuk menemui seorang laki-laki paruh baya yang berbusana gamis putih, Abi Usman.

Tatapan pria terlihat menelisik dan tajam sehingga membuat Abi Usman merasa tidak nyaman.

"Sebelumnya, bisakah Anda memperkenalkan diri? Lalu, apa kedatangan anda kemari?" tanya Abi Usman.

Usman sama sekali tidak bisa menebak apa maksud dan tujuan pria berwajah datar ini ke pesantren.

Sebab, dari penampilannya saja dia tidak terlihat sebagai seorang muslim. Oleh karena itu, Usman takut kalau orang yang ada di hadapannya ini bukan orang baik-baik.

"Saya mencari wanita bernama Alisa Al-Humaira. Apa dia ada di sini?" tanya Damian tanpa berbasa-basi sama sekali.

Sebab, bagi Damian, urusan orang lain tidak pernah lebih penting dari urusannya.

Pertanyaan Damian membuat Usman menatap datar ke arah laki-laki yang ada di hadapannya saat ini. Entah mengapa, Usman merasa tidak nyaman saat mendengar nama Alisa disebut.

"Dia tidak ada di sini." jawab Usman dengan tegas, meski wajahnya terlihat datar.

"Jangan macam-macam ya, Pak. Saya sama sekali tidak akan segan untuk menghancurkan siapa pun yang berani berhodong.” jawab Damian dengan nada mengancam.

“Di mana Alisa? Saya ingin bertemu dengannya?"

"Saya sudah mengatakan yang sesungguhnya, Pak. Alisa tidak ada di sini, karena dia sudah pergi!" jawab Usman yang membuat Damian semakin kesal.

Damian marah bukan karena perkataan pria itu yang sengak dan datar, tapi karena Alisa tidak ada di pondok pesantren.

Padahal, dia sudah menempuh perjalanan cukup jauh hanya untuk bertemu dengan gadis itu.

"Lalu di mana dia? Apa ini milik Alisa?" tanya Damian sambil mengeluarkan liontin berbandul huruf A dari saku jas-nya. Kalung yang dipegang Damian membuat Usman tertegun.

Tentu saja da tahu dengan jelas siapa pemilik kalung itu. Sebab, benda yang di tangan Damian itu memang milik Alisa yang sengaja dipesan khusus untuk merayakan hari wisuda gadis itu.

"Bagaimana bisa benda itu ada pada anda?" tanya Abi Usman yang ingin mengambil benda tersebut.

Namun, sebelum tangan Usman sempat meraih kalung Alisa dari Damian, pria itu telah lebih dulu memasukan liontin itu ke dalam jasnya.

"Anda sebaiknya tidak perlu tahu. Sebab, caranya akan sama dengan cara saya menemukan Alisa." ucap Damian dengan tegas sebelum kemudian pergi meninggalkan ruangan Usman.

Tepat saat Damian hendak keluar dari ruangannya, Usman langsung mencegah laki-laki itu dan bertanya siapa dirinya.

"Sebenarnya Anda siapa? Dan apa hubungan anda dengan Alisa?" tanya Usman lagi.

Namun, Damian tidak menjawab dan bahkan tidak menoleh.

Dengan cara yang sama saat dia masuk, Damian berjalan dengan tegap melewati pandangan ratusan santri yang mengintipnya dari jauh.

Bab terkait

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab. 06. Pekerjaan Baru

    Saat sedang asyik membaca, Alisa terkejut karena tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu rumah. Dirinya yang sedang tidak memakai hijab pun langsung berlari mencari di mana hijabnya tadi, lalu memakai cadarnya sebelum membuka pintu. Saat Alisa pintu dibuka, Alisa mendapati sosok perempuan paruh baya yang berdiri berdampingan dengan sosok pria yang ia kenal. "Assalamu'alaikum nak, Alis," ucap Fatimah saat Alisa membukakan pintu rumahnya. "Waalaikumsalam, Ibu." jawab Alisa sebelum mengambil tangan wanita itu untuk dicium. Apa yang Alisa lakukan saat ini membuat Fatimah semakin menyukai wanita itu. Dia semakin yakin bahwa Alisa yang terbaik untuk Zaki dan menjadi pendamping dari anaknya. "Ibu ganggu kamu tidak?" tanya Fatimah sebelum Alisa mempersilahkan mereka untuk masuk. "Nggak kok, Bu. Ayo, masuk." ajaknya pada mereka. Saat kedua orang itu duduk, Alisa langsung merasa tidak nyaman. Sebab, di rumah ini, tidak ada apa pun selain tikar yang menjadi alas untuk mereka d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 07. Beda Sifat

    Keesokan harinya, Alisa yang baru saja selesai bersiap-siap langsung dikagetkan oleh kedatangan Fatimah dan Zaki di depan pintu rumahnya. "Assalamu'alaikum cantiknya, Ibu." ujar Bu Fatimah ketika melihat Alisa yang baru saja membuka pintu rumah. Alisa hampir saja berteriak saat melihat mereka berdua sudah tiba di rumahnya tanpa aba-aba. Sebab, dia memang telah memperkirakan kedatangan Fatimah dan Zaki, tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau mereka akan datang secepat ini. "Waalaikumsalam ibu" jawab Alisa dengan lembut setelah lebih dulu beristighfar di dalam hati. Wajah Fatimah yang berseri membuat perasaan Alisa menjadi damai. Dia merasa bahwa wanita ini terlihat begitu mirip dengan Uminya di pondok yang juga begitu menyayangi dirinya. Namun, Alisa tidak ingin berbesar kepala, karena ia sadar kalau semua mungkin tidak akan sama lagi apabila kehamilannya telah ketahuan. Tiba-tiba saja Alisa melihat ke arah Zaki dan kedua mata mereka saling mengunci satu sama lain. Buru-buru

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 08. Perjodohan

    Suara derap kaki yang kencang dan terburu-buru timbul dari suara pantofel yang dikenakan oleh Damian. Mata tajamnya menatap lurus ke depan, sedangkan lengan kanannya terkepal erat. Ia buru-buru datang dari kantor setelah mendapat kabar kalau pelayan yang menyuguhkan minum padanya malam itu telah ditemukan setelah sebelumnya berhasil kabur hingga ke negara tetangga. Sesampainya di basement, Damian membiarkan para anak buahnya yang berjaga untuk membukakan pintu dan menyalakan lampu bagi lorong yang sebelumnya gelap. Setelah pintu kayu itu terbuka, Damian kembali beranjak dengan langkah yang semakin cepat karena ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan orang yang telah membuatnya terpengaruh obat sialan itu. Saat Damian masuk, ternyata orang yang melakukan hal itu adalah seorang perempuan. Wanita itu terduduk di kursi dengan tangan yang terikat dan diletakkan di atas pangkuan. Kedatangan Damian membuat tubuh perempuan itu langsung bergetar dengan mata yang terbelalak. Sebab,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 09. Munafik

    "Kerjain tuh pesanan!" titah Zahra yang sengaja melakukan hal itu pada Alisa yang sedang membersihkan etalase toko. Perkataan Zahra membuat Alisa kaget, karena tiba-tiba saja gadis itu datang dan memberinya perintah. Padahal tadi Fatimah sudah mengatakan bahwa pekerjaan itu adalah pekerjaan Zahra. Namun, kenapa tiba-tiba gadis itu menyerahkan pekerjaan itu padanya? "Bukannya tadi kata Bu Fatimah kamu yang ngerjain, ya?" tanya Alisa yang membuat Zahra merasa kesal karena wanita itu berani menjawabnya. "Heh! Ingat, ya Alisa. Kamu tuh anak baru di sini dan Bu Fatimah selalu mempercayakan toko ini kepadaku. Jadi, kamu yang harus mengerjakan itu semua!" ujar Zahra sembari menatap Alisa dengan tajam. Perkataan Zahra membuat Alisa benar-benar tidak menyangka kalau ini merupakan sifat asli gadis itu. Sebab, seharian kemarin dia terlihat sangat baik dan memperlakukannya dengan baik pula. Namun, hari ini sikapnya sangat berubah drastis dan perlakuan gadis itu pun sangat buruk padanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 10. Mimpi Buruk

    Ayah Damian sedang menikmati hari bersama dengan lembaran koran di tangan. Itu membuat pria berusia 58 tahun itu menarik sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman yang tidak dilihat oleh putranya. Damian yang berdiri tepat di hadapan ayahnya saat sudah terlihat muak dengan laki-laki itu. Sebab, sudah lebih dari tiga puluh menit dia berdiri di sana, tapi ayahnya masih tidak berkata sepatah kata pun juga. "Akhirnya kamu pulang juga. Bagaimana dengan perjalananmu?" tanya ayahnya setelah 45 menit Damian menunggu. Ia tampaknya sengaja mengalihkan pembicaraan di antara mereka saat ini dengan berbasa-basi. "Langsung ke intinya saja. Aku tahu apa yang papa rencanakan. Jadi, Papa harus ingat satu hal: aku tidak akan menerima pertunangan ini. Kalau Papa masih bersikeras, maka aku yang akan membuat Claudia menolak pertunangan ini!" katanya yang membuat ayahnya kembali tersenyum. Dia tau bahwa Damian akan menolak pertunangan ini. Jadi, dia menyiapkan Claudia yang sangat tepat untuk Dami

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 11. Wanita Ular

    Hari ini Damian memutuskan untuk pergi ke kantor karena enggan menghadapi ayahnya di rumah. Terlebih, dia juga masih terus memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Alisa. Jadi, seharusnya kantor bisa menjadi tempat teraman untuk melakukan apa pun di luar pengawasan ayahnya. Namun, baru saja dia melewati ruang makan, tiba-tiba saja terdengar suara seorang laki-laki yang tidak ingin di dengannya untuk saat ini. "Mau kemana kamu, Damian?" tanya Ayah Damian ketika melihat tubuh putranya yang sudah berbalut jas abu-abu. Tanpa dipungkiri, Damian memang memiliki begitu banyak pesona yang dapat membuat banyak orang jatuh hati. Bahkan pria itu terkenal sebagai most-wanted man yang berhasil membuat banyak wanita rela naik ke atas ranjangnya dengan suka rela. Namun, kini Damian tidak lagi tertarik dengan semua itu. Terlebih, semenjak dia bertemu dan berhubungan dengan Alisa, pikirannya terus tertuju pada si gadis bercadar. "Damian!" sentak pria paruh baya itu kala saat s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 12. Pura-pura

    Alisa baru saja turun dari angkutan umum dan hendak melangkah menuju ke toko roti milik Fatimah kala sebuah mobil berwarna putih melintas begitu saja di hadapannya. TINN!! “Astagfirullah, Ya Allah.” gumam Alisa. Suara klakson yang kencang itu membuat Alisa tersentak kaget hingga tubuhnya sedikit terlonjak. Gadis itu pun sontak mundur satu langkah ketika ketika mobil itu tiba-tiba berbelok dengan tajam dan hampir menyerempet tubuhnya yang memang sedang berdiri di tikungan. Alisa lantas menatap ke arah sang pemilik mobil yang kini telah keluar sembari memandangnya dengan sinis. “Assalamualaikum, Zahra.” sapa Alisa. Namun, alih-alih menjawab, gadis itu memilih untuk bergeming sembari tersenyum meremehkan, sebelum kemudian dengan angkuh berjalan ke arah toko. Dia bahkan tidak membalas salam Alisa sama sekali. Alisa hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan berat dan mencoba untuk terlihat baik-baik saja. Walau jantungnya masih berdebat kencang. Saat dia hendak masuk ke dalam toko

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 13. Penasaran

    Alisa baru saja pulang dari toko roti milik ibunya Zaki dan setelah beberes, Alisa langsung pamit pulang pada Zahra karena dia merasa bahwa pekerjanya sudah selesai. "Zahra, sampaikan sama ibu kalau aku pulang ya." kata Alisa pada Zahra yang tidak menanggapinya sama sekali.Dia terlihat sibuk dengan dirinya sendiri tanpa mempedulikan apa yang Alisa katakan. Melihat Zahra yang tidak meresponnya membuat Alisa pun memilih pergi. Yang penting dia sudah berpamitan pada Zahra untuk menyampaikan salamnya pada ibu Fatimah. "Aku pamit, Zahra. Assalamu'alaikum." pamitnya pergi walau wanita itu masih tidak menganggapnya sama sekali. Alisa berjalan keluar dari toko dan dia ingin menikmati malam Minggu ini.Berjalan-jalan di pinggir kota sambil menikmati udara malam yang cukup sejuk. Entah mengapa tiba-tiba saja dia melihat ada penjual jagung bakar di sana. Rasanya dia menginginkan jagung bakar tersebut. Alisa memilih mampir untuk menikmati jagung tersebut. Di sana dia terlihat cukup men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28

Bab terbaru

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 63. Setitik Rasa

    Semakin hari hubungan mereka berdua semakin dekat. Alisa dan Damian semakin dekat, karena dia merasa bahwa perjuangan pria itu untuk mereka benar-benar sangat luar biasa. Apalagi saat melihat perhatian Damian pada Abidzar yang sangat luar biasa berhasil membuat Alisa mulai luluh. Dia merasa ada sesuatu dalam dirinya, yang mulai bisa menerima semuanya. Begitu juga dengan Damian. Dia merasa bahwa Alisa mulai menerima kehadiran dirinya. Tapi, di saat dia merasakan kebahagiaan itu tiba-tiba saja ada seseorang yang masuk ke ruangan kerjanya tanpa permisi dan dia adalah Claudia.Melihat Damian yang terlihat berseri-seri seperti itu membuat Claudia kesal. "Lihat, kamu bisa tersenyum seperti itu di saat kamu menceraikan ku! di mana pikiranmu Damian?" seru Claudia yang tidak bisa menerima semua ini. Sulit sekali untuk bertemu dengan pria ini. Bahkan sejak pertama kali dia mendapat surat gugatan perceraian itu, Claudia tidak bisa menemui Damian. Dan beruntungnya mendapatkan kabar bahwa pria i

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 62. Memulai Dari Awal

    Damian dan Alisa berusaha menguatkan diri mereka untuk menjalani semuanya. Mereka berdua masuk ke ruangan Abidzar setelah bicara dengan dokter dan mereka harus siap dengan semua ini. Saat keduanya masuk, Mereka melihat Abidzar yang sudah duduk di atas tempat tidur rumah sakit, bersama dengan seorang perawat. Mereka berdua tersenyum, dan itu membuat Abidzar merasa ada sesuatu yang janggal di sini. "Assalamu'alaikum, anak ibu," ucap Alisa ketika melihat putranya sudah terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Abidzar juga tersenyum sambil menjawab ucapan salam dari wanita yang memakai cadar berwarna hijau tersebut. "Waalaikumsalam." jawab Abidzar dengan sedikit canggung, dengan semua ini. Damian ikut merasa senang dan bahagia karena putranya bisa menjawab ucapan salam dari Alisa. Mereka berdua mendekat ke arah Abidzar, dan duduk di dekat putra mereka. Alisa sendiri bingung dan harus melakukan apa. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Terlalu canggung d

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 61. Sadar

    Damian bersama dengan Alisa pergi menemui dokter untuk membahas tentang kesehatan putra mereka. Di sini, Alisa benar-benar mendengarkan dengan seksama walau dia tidak tahu apa yang dibicarakan dokter itu dengan Damian karena mereka bicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Tapi, saat melihat reaksi Damian, Alisa yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres di sini. Terlebih saat mereka mengetahui bahwa Abidzar seperti tidak mengenal mereka tadinya. Setelah bicara dengan dokter, dan berjabatan tangan, Damian membawa Alisa keluar dari ruangan itu setelah mengetahui penjelasan dari dokter. "Sebenarnya apa yang terjadi? Abidzar baik-baik saja bukan?" tanya Alisa karena dia juga penasaran mendengar apa yang dijelaskan dokter tadi pada Damian. Damian sendiri juga bingung jelaskannya. Bagimana cara dia menjelaskan semua ini pada Alisa, tentang apa yang terjadi pada putra mereka. "Tenang, Alisa. Abidzar akan baik-baik saja." jawaban yang Damian berikan tidak membuat Alisa merasa puas. Bahka

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 60. Kasih Ibu

    Alisa tidak menyangka jika Damian benar-benar mempersiapkan segalanya untuk sang Putra. Semua dipersiapkan dengan begitu baik, sampai Alyssa terkenal dengan semua fasilitas yang di dapatkan Abidzar. Ada sedikit rasa yang membuatnya terharu, bahwa pria itu benar-benar bertanggung jawab atas putra mereka. Putra mereka? entah mengapa tiba-tiba saja Alisa berpikir demikian. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa Abidzar memang putra mereka. Bahkan semuanya sangat mirip dengan Damian. "Alisa?" panggil Damian tiba-tiba hingga membuat wanita itu langsung menjauh. Dia baru saja memikirkan hal itu, tapi pria itu sudah datang dan membuatnya terkejut.Tapi, Damian sendiri langsung mengerti dengan ketakutan Alisa. Dia tetap berdiri di tempatnya, dan tidak mendekat ke arah Alisa."Aku tidak akan menyakitimu, Alisa. Aku hanya ingin bicara saja. Maksudnya, kau bisa pulang lebih dulu dan biarkan aku yang menunggu Abidzar di sini. Aku-""Tidak perlu. Aku akan tetap di sini. Lagi pula aku membawa pakai

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 59. Perhatian

    Damian buru-buru datang ke rumah sakit setelah berdebat dengan ayahnya. Dia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan pria itu tentang dirinya. Yang jelas, dia benar-benar harus bercerai dengan Claudia. Seperti saat ini, dia yakin bahwa Claudia sedang menerima kabar tentang perceraian mereka, maka Claudia terus saja menghubunginya. Tapi, Damian sama sekali tidak peduli. Dia tidak ingin diganggu oleh siapapun, karena dia hanya fokus pada Alisa dan juga Abidzar saja. "Maaf, aku terlambat," ucap Damian ketika dia sampai di rumah sakit. Dia melihat Alisa yang sedang duduk ditemani oleh sopir yang sudah dia siapkan. "Bagaimana hari mu, Alisa?" tanya Damian yang memulai pembicaraan di antara mereka. Berharap bawa Alisa mau menjawab dirinya. "Aku baik-baik saja," jawab alis adalah itu membuat Damian tersenyum walau hanya jawaban sederhana seperti itu sudah membuatnya bahagia. Setidaknya Alisa mulai mau bicara dengannya dan itu membuat Damian semakin bersemangat untuk meluluhkan hati wan

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 58. London

    Alisa langsung menghubungi Tika setelah dia sampai di London. Tak lupa dia juga menceritakan di mana dia berada saat ini, karena pria bernama Damian itu membawanya ke sebuah apartemen untuk di tinggalinya selama di sini. "Terus gimana? Dia tinggal sama kamu juga?" tanya Tika penasaran dengan keberadaan pria itu, karena Tika tau bahwa Alisa tidak akan mungkin mau tinggal satu atap dengan pria yang bukan mahramnya. "Aku tidak tau dimana dia berada saat ini, Tika. Di rumah ini hanya ada aku dan saja. Bahkan sejak dia membukakan pintu untuk ku tidak ada orang lagi di sini. Tapi, yang membuat ku heran kenapa ada begitu banyak pakaian wanita di sini. Bahkan sampai cadarnya juga ada. Dia menyiapkannya dengan begitu lengkap untukku, Tika." jelas Alisa.Dia menceritakan pada Tika tentang apa saja yang terjadi di sini. Sampai apa saja yang di persiapkan untuk dirinya."Sudahlah, nikmati saja dirimu di sana. Fokus untuk kesehatan Abidzar dan segera pulang karena aku merindukan kalian." ujar Ti

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 57. Ikut

    Akhirnya Alisa ikut, walau rasanya sangat berat sekali. Tapi dia melakukan semua ini demi Abidzar, seperti apa uang Tika katakan padanya. Lakukan semua ini demi putranya. Maka dia akan melakukannya. Selama di dalam penerbangan, dia terus saja diam. Tidak ada pembicaraan apa pun di antara mereka berdua. Dimana Alisa masih tetap diam sambil mengkhawatirkan keadaan putranya. Sedangkan Damian, dia kerap kali mencuri pandang ke arah wanita itu. Sayangnya, Alisa sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Bahkan dia tidak tahu jika pria yang berada di dekatnya itu kerap kali menjadi panah ke arahnya, karena dia memang tidak memiliki perasaan sepeka itu. "Tidurlah, Alisa. Kau sudah cukup lelah hari ini," ucap Damian karena dia tahu bahwa wanita itu pasti merasa lelah. Sejak tadi dia memperhatikannya, jika Alisa itu merasa ngantuk. Hanya saja dia menahan semua rasa itu demi menjaga anak mereka. "Aku tidak membutuhkan perhatian darimu." jawaban dari Alisa membuat Damian terdiam.

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 56. Rujukan

    Walau Alisa tidak membiarkannya membawa Abidzar, Damian masih tetap pada keputusannya untuk membawa Abidzar luar negeri demi kebaikan putranya. Dia sudah tidak peduli jika Alisa marah, yang terpenting baginya adalah kesehatan putranya. Ya, Alisa yang mendengar bahwa putranya akan dibawa pergi ke luar negeri membuatnya langsung menghampiri pria itu. Dia benar-benar tidak percaya bahwa Damian bisa berbuat sesuka hatinya. "Apa-apaan ini hah? kenapa kamu berbuat sesuka hati kamu?" sentak Alisa ketika berhadapan dengan Damian. Alisa langsung meluapkan emosi dan ketika berhadapan dengan pria itu. Bahkan rasanya dia ingin mencakar wajah Damian saat itu juga. "Apa lagi, Alisa? aku melakukan semuanya demi kebaikan Abidzar. Terserah jika kamu tidak ingin menganggap bahwa aku adalah ayah dari putra mu. Kenyatannya, aku adalah ayahnya dan aku berhak atas diri putraku. Aku memiliki hak yang sama dengan dirimu!" jawab Damian yang membuat Alisa langsung meradang. "Atas dasar apa kamu bisa meng

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 55. Membujuk

    Tika berusaha untuk membujuk Alisa agar mau membawa Abidzar. Tapi, wanita bernama Alisa itu tidak mau melakukannya. Egonya masih setinggi langit dan dia belum bisa menerima keadaan saat ini, bahwa Abidzar memang membutuhkan perawatan yang lebih baik dari di negara ini."Ayolah, Alisa. Kamu tidak bisa egois terus-terusan seperti ini. Bagimana pun kamu harus memikirkan keadaan putramu. Bukan aku menyayangkan pengobatan di sini, hanya bisa jadi luar negeri lebih baik fasilitasnya. Tolong jangan pikirkan apapun tentang laki-laki itu. Fokus saja pada kesehatan mentalmu dan juga putramu, karena saat ini hanya itu yang bisa menolong dirimu sendiri." jelas Tika. Dia berharap bahwa Alisa benar-benar bisa mengontrol dirinya dan tidak terus berputar dalam masa lalunya. Dia tidak menyalahkan siapa-siapa di sini, hanya saja Alisa harus memikirkan keadaan putranya yang membutuhkan penanganan secepatnya. Abidzar masih memiliki kesempatan untuk kembali pulih, dan mungkin saja jalan satu-satunya memb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status