Ayah Damian sedang menikmati hari bersama dengan lembaran koran di tangan. Itu membuat pria berusia 58 tahun itu menarik sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman yang tidak dilihat oleh putranya. Damian yang berdiri tepat di hadapan ayahnya saat sudah terlihat muak dengan laki-laki itu. Sebab, sudah lebih dari tiga puluh menit dia berdiri di sana, tapi ayahnya masih tidak berkata sepatah kata pun juga. "Akhirnya kamu pulang juga. Bagaimana dengan perjalananmu?" tanya ayahnya setelah 45 menit Damian menunggu. Ia tampaknya sengaja mengalihkan pembicaraan di antara mereka saat ini dengan berbasa-basi. "Langsung ke intinya saja. Aku tahu apa yang papa rencanakan. Jadi, Papa harus ingat satu hal: aku tidak akan menerima pertunangan ini. Kalau Papa masih bersikeras, maka aku yang akan membuat Claudia menolak pertunangan ini!" katanya yang membuat ayahnya kembali tersenyum. Dia tau bahwa Damian akan menolak pertunangan ini. Jadi, dia menyiapkan Claudia yang sangat tepat untuk Dami
Hari ini Damian memutuskan untuk pergi ke kantor karena enggan menghadapi ayahnya di rumah. Terlebih, dia juga masih terus memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Alisa. Jadi, seharusnya kantor bisa menjadi tempat teraman untuk melakukan apa pun di luar pengawasan ayahnya. Namun, baru saja dia melewati ruang makan, tiba-tiba saja terdengar suara seorang laki-laki yang tidak ingin di dengannya untuk saat ini. "Mau kemana kamu, Damian?" tanya Ayah Damian ketika melihat tubuh putranya yang sudah berbalut jas abu-abu. Tanpa dipungkiri, Damian memang memiliki begitu banyak pesona yang dapat membuat banyak orang jatuh hati. Bahkan pria itu terkenal sebagai most-wanted man yang berhasil membuat banyak wanita rela naik ke atas ranjangnya dengan suka rela. Namun, kini Damian tidak lagi tertarik dengan semua itu. Terlebih, semenjak dia bertemu dan berhubungan dengan Alisa, pikirannya terus tertuju pada si gadis bercadar. "Damian!" sentak pria paruh baya itu kala saat s
Alisa baru saja turun dari angkutan umum dan hendak melangkah menuju ke toko roti milik Fatimah kala sebuah mobil berwarna putih melintas begitu saja di hadapannya. TINN!! “Astagfirullah, Ya Allah.” gumam Alisa. Suara klakson yang kencang itu membuat Alisa tersentak kaget hingga tubuhnya sedikit terlonjak. Gadis itu pun sontak mundur satu langkah ketika ketika mobil itu tiba-tiba berbelok dengan tajam dan hampir menyerempet tubuhnya yang memang sedang berdiri di tikungan. Alisa lantas menatap ke arah sang pemilik mobil yang kini telah keluar sembari memandangnya dengan sinis. “Assalamualaikum, Zahra.” sapa Alisa. Namun, alih-alih menjawab, gadis itu memilih untuk bergeming sembari tersenyum meremehkan, sebelum kemudian dengan angkuh berjalan ke arah toko. Dia bahkan tidak membalas salam Alisa sama sekali. Alisa hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan berat dan mencoba untuk terlihat baik-baik saja. Walau jantungnya masih berdebat kencang. Saat dia hendak masuk ke dalam toko
Alisa baru saja pulang dari toko roti milik ibunya Zaki dan setelah beberes, Alisa langsung pamit pulang pada Zahra karena dia merasa bahwa pekerjanya sudah selesai. "Zahra, sampaikan sama ibu kalau aku pulang ya." kata Alisa pada Zahra yang tidak menanggapinya sama sekali.Dia terlihat sibuk dengan dirinya sendiri tanpa mempedulikan apa yang Alisa katakan. Melihat Zahra yang tidak meresponnya membuat Alisa pun memilih pergi. Yang penting dia sudah berpamitan pada Zahra untuk menyampaikan salamnya pada ibu Fatimah. "Aku pamit, Zahra. Assalamu'alaikum." pamitnya pergi walau wanita itu masih tidak menganggapnya sama sekali. Alisa berjalan keluar dari toko dan dia ingin menikmati malam Minggu ini.Berjalan-jalan di pinggir kota sambil menikmati udara malam yang cukup sejuk. Entah mengapa tiba-tiba saja dia melihat ada penjual jagung bakar di sana. Rasanya dia menginginkan jagung bakar tersebut. Alisa memilih mampir untuk menikmati jagung tersebut. Di sana dia terlihat cukup men
Tadi malam, banyak hal yang mereka ceritakan. Dimana Zaki terus saja mengajak wanita itu bercerita dan untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lama dia memiliki teman cerita. Setelah bercerita banyak hal, Alisa baru mengetahui jika ternyata Zaki pernah mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan. "Nggak boleh Alisa. Ingat, Zaki itu laki-laki yang baik dan kamu nggak pantes buat dia. Kamu hanya perempuan kotor yang tidak pantas bersanding dengan laki-laki sepertinya." kata Alisa berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia tidak pantas bersama dengan laki-laki itu. Apalagi dengan keadaannya saat ini. Itu membuat Alisa semakin sadar diri bahwa semua itu tidak mudah. Dia harus bisa membuat laki-laki itu mengerti dan juga ibunya, malah dia memang tidak pantas untuk mereka. "Zaki berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku. Aku tidak pantas bersanding dengannya dan kamu harus sadar diri Alisa. Kamu itu hanya perempuan kotor. Kamu tidak pantas bersanding dengannya," ucap Alisa lagi
Tadi malam, banyak hal yang mereka ceritakan. Dimana Zaki terus saja mengajak wanita itu bercerita dan untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lama dia memiliki teman cerita. Setelah bercerita banyak hal, Alisa baru mengetahui jika ternyata Zaki pernah mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan. "Nggak boleh Alisa. Ingat, Zaki itu laki-laki yang baik dan kamu nggak pantes buat dia. Kamu hanya perempuan kotor yang tidak pantas bersanding dengan laki-laki sepertinya." kata Alisa berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia tidak pantas bersama dengan laki-laki itu. Apalagi dengan keadaannya saat ini. Itu membuat Alisa semakin sadar diri bahwa semua itu tidak mudah. Dia harus bisa membuat laki-laki itu mengerti dan juga ibunya, malah dia memang tidak pantas untuk mereka. "Zaki berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku. Aku tidak pantas bersanding dengannya dan kamu harus sadar diri Alisa. Kamu itu hanya perempuan kotor. Kamu tidak pantas bersanding dengannya," ucap Alisa
Semalaman dia tidak bisa tidur. Ya, Alisa memikirkan semua yang terjadi kemarin. Dia merasa bahwa karena dirinya hubungan antara Zaki dan Zahra berantakan. Jadi dia sudah memutuskan bahwa dirinya akan berhenti bekerja di toko roti milik ibunya Zaki dari pada harus terus menjadi beban di sana dan membuat Zahra merasa terganggu dengan kehadirannya, maka Alisa memilih untuk berhenti saja dari sana. "Ya, aku harus melakukan ini. Aku tidak mungkin terus berada di sana dan merusak hubungan mereka." ujar Alisa. Dia benar-benar sudah memutuskan bahwa di akan berhenti bekerja demi kebaikan banyak orang. Setelah memikirkan semua itu, Alisa memilih untuk bergegas karena dia akan pergi ke toko dan mengundurkan diri dari tempat itu. Alisa pergi ke toko tempat dimana dia bekerja. Ternyata saat dia sampai disana, Alisa melihat ada Zaki. "Assalamu'alaikum, Mas..." sapa Alisa ketika melihat ada laki-laki itu disana. Dia tau bahwa itu memang Zaki. Jadi dia memilih untuk menyapanya lebih d
Saat bangun tidur, tiba-tiba saja perutnya bergejolak dan dia merasa seperti ada yang ingin keluar dari sana. Sungguh, ini membuat Damian merasa tidak nyaman dengan semua itu sampai di mana dia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi karena tidak tahan dengan semua itu. Damian memuntahkan semua isi perutnya sampai dia merasa bahwa tenggorokannya terasa perih akibat terlalu lama muntah. "Astaga, ada apa ini?" tanya Damian sambil menatap wajahnya di dalam cermin. Dia merasa tubuhnya sehat dan tidak merasa sakit apapun. Tapi, kenapa tiba-tiba dia merasa seperti ini. Seperti ada sesuatu yang berasal dari dalam perutnya yang terus saja memaksa ingin keluar. Entah mengapa tiba-tiba terjadi keringat pada Alisa. Dia tidak bisa melupakan bayangan wanita itu hingga saat ini. "Alisa," gumam Damian ketika kembali terbayang wajah wanita itu. Kenapa sulit sekarang mencari keberadaan wanita gitu hingga. Apalagi dia yang tidak bisa melawan papanya. Rasanya Damian benar-benar ingin mengump