Beranda / Pernikahan / Hijrah Cinta Alisa / Bab 03. Pertolongan

Share

Bab 03. Pertolongan

Penulis: Tessa Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-17 11:50:02

Sepeninggal pria itu, jantung Alisa masih terasa berdebar kencang dan dadanya terasa sesak.

Bayangan kilas balik adegan itu terus berputar di kepalanya hingga membuat Alisa dipenuhi oleh keringat dingin.

Tanpa sadar, suara isak tangis yang ia sedari awal berusaha Alisa tahan mulai keluar dengan bebas.

Air mata yang keluar dari matanya pun semakin deras hingga membasahi cadar yang Alisa kenakan.

"Astaghfirullah, kamu siapa?"

Suara seorang pria membuat isakan Alisa sontak berhenti dan menatap ke arah sumber suara.

Saat ini di depannya, berdiri seorang pria dengan celana cingkrang dan baju koko berwarna putih.

Sosok pria itu mendekatinya dan Alisa semakin mundur ke belakang. D

ia mulai ketakutan ketika melihat laki-laki itu. Apalagi saat laki-laki itu ingin menyentuhnya.

"Jangan sentuh aku! Aku mohon jangan sentuh aku," ucapnya dengan perasaan takut.

Bayangan kejadian malam itu membuat Alisa bertarung dengan memori dalam otaknya dan melupakan realita aktual yang ia lalui sekarang.

"Hey, kamu kenapa? apa kau baik-baik saja?" tanya Zaki ketika melihat wanita itu seperti ketakutan.

Entah apa yang membuatnya ketakutan sampai gemetar seperti itu. Bahkan dia sampai menangis dan menutup telinganya, berharap dia tidak mendengar apapun lagi.

Zaki baru mengingat bahwa tadi ada laki-laki yang masuk ke masjid ini. Apa memang ini ada hubungannya dengan laki-laki itu?

"Aku mohon jangan sentuh aku… Aku mohon pergi! Aku mau jangan sentuh aku! Aku mohon-"



"Aku mohon jangan sentuh aku… Aku mohon pergi! Aku mau jangan sentuh aku! Aku mohon-"

"Aku mohon jangan sentuh aku… Aku mohon pergi! Aku mau jangan sentuh aku! Aku mohon-"

"Astaghfirullah..." Zaki kaget saat tiba-tiba saja wanita itu pingsan tepat di depannya.

Zaki memang ingin menolongnya, tapi bagaimana cara dia menolong wanita itu?

Sebab, dia yakin kalau wanita di depannya ini merupakan wanita yang sangat menjaga marwahnya. Jadi, nggak mungkin dia menggotongnya begitu saja.

Karena bingung harus melakukan apa, Zaki memilih menghubungi ibunya untuk datang ke masjid karena ada wanita yang sedang pingsan.

Zaki benar-benar bingung harus melakukan apalagi saat ini. Dia tidak mungkin menyentuh wanita itu begitu saja tanpa seizinnya.

Bahkan dia saja sudah ketakutan ketika melihatnya tadi, hingga membuatnya jatuh pingsan.

Setelah menunggu selama 5 menit, akhirnya ibunya sampai ke masjid.

Ibunya langsung masuk dan melihat apa benar ada wanita yang sedang pingsan di dalam masjid.

"Ada apa ini, Zaki?" tanya ibunya ketika melihat ada seorang wanita yang benar-benar pingsan di sana.

Zaki juga kaget saat melihat ada Zahra yang ikut bersama dengan ibunya.

Dia sudah menganggap Zahra sebagai adiknya sendiri. Jadi, mungkin dia memang sedang berkunjung ke rumah mereka untuk menemani ibunya seperti biasa.

Bukan hanya ibunya saja yang kaget saat melihat ada wanita yang tergeletak di dekat mimbar masjid.

Namun, Zahra juga merasakan hal yang sama. Dia juga tak kalah kagetnya dengan ibu Zaki ketika melihat ada wanita yang tak sadarkan diri di sana.

"Zaki nggak tahu, Bu. Tiba-tiba ada Zaki mendengar suara tangisan. Saat Zaki masuk dan semakin dekat, ternyata memang wanita ini yang sedang menangis. Tapi, saat Zaki bertanya apa yang terjadi dia semakin ketakutan dan pingsan. Bahkan tubuhnya sampai bergetar, sambil menutup telinganya." jelasnya pada sang ibu.

Zaki menceritakan apa yang terjadi sebelum ibunya datang bersama dengan Zahra.

"Ambil air minum. Kamu bawa minyak angin kan Zahra?" tanya Fatimah karena dia tahu bahwa gadis yang datang bersamanya ini sering membawa minyak angin.

Zahra sendiri langsung mengeluarkan minyak angin miliknya dan memberikannya pada Fatimah.

Sedangkan Zaki sendiri pergi keluar untuk mengambilkan air mineral yang ada di depan. Mereka memang biasa menyediakan air untuk para jama'ah.

"Ini, Bu." Zahra memberikan minyak angin miliknya pada Ibu Zaki dan langsung diterima oleh wanita paruh baya itu.

Tak lama setelahnya, terdengar lenguhan kecil dari bibir Alisa hingga membuat ibunya lagi langsung mengucap syukur karena wanita ikhlas sadar.

"Alhamdulillah," ucap Fatimah setelah Alisa sadar.

Alisa yang baru sadar dari pingsannya langsung kaget ketika ada dua orang wanita di depannya saat ini.

Yang satu wanita paruh baya, dan yang satunya lagi masih muda. Mungkin seumuran dengan dirinya.

Melihat wanita tadi sudah sadar dan terlihat ketakutan membuat Fatimah langsung mendekatinya.

"Ini airnya, Bu."kata Zaki sembari memberikan air mineral pada ibunya untuk wanita itu.

Dia terus saja menatap wanita yang baru saja sadar dari pingsannya tadi.

Namun, Alisa terus saja menundukkan kepalanya. Bahkan dia terlihat tidak nyaman dengan situasinya saat ini.

"Ini minum dulu, Nak." Fatimah memberikan air mineral tadi hingga disambut dengan tangan gemetar Alisa.

Fatimah juga tersenyum melihat bahwa wanita itu sudah terlihat baik-baik saja saat ini.

"Apa sudah lebih baik, Nak?" tanya ibu Zaki.

Alisa hanya menganggukkan kepalanya saja.

Dia tidak tahu kenapa dia bisa berakhir di situasi seperti ini karena terakhir kali dia mengingat, bahwa dia di hampiri oleh laki-laki itu dan setelahnya dia tidak tahu apa yang terjadi lagi.

"Nama kamu siapa, Nak?" tanya Fatimah pada Alisa sembari menggenggam tangan wanita itu.

Namun, Alisa yang masih linglung dengan refleks langsung menarik tangannya begitu saja.

Apa yang Alisa lakukan membuat Zahra merasa kesal.

"Tidak sopan banget sih!" ucap Zahra dengan nada yang tidak suka.

Dia memang tidak suka ketika melihat reaksi wanita itu ketika ibu Fatimah memegang tangannya.

Padahal mereka sudah menolongnya. Namun, lihatlah gayanya. Dia benar-benar tidak berterima kasih sama sekali atas apa yang mereka lakukan.

"Zahra..." tegur Fatimah ketika Zahra mengatakan hal seperti itu pada Alisa.

"Bukan gitu, Bu. Dia memang nggak tahu terima kasih banget. Padahal ibu udah nolongin dia, tapi bukannya terima kasih malah kayak begitu."

Sahut Zahra karena memang dia merasa kesal dengan Alisa.

"Nggak apa-apa, Zahra," ucap ibu Fatimah lalu berbalik arah ke Alisa karena dia masih penasaran dengan wanita sholehah ini.

"Nama kamu siapa, Nak?" tanya ibunya lagi.

Alisa menatap ke arah wanita paruh baya tadi, lalu menatap ke arah gadis yang terlihat tidak menyukainya itu.

Lalu, tepat saat melihat ke arah Zaki, Alisa langsung menundukkan kepalanya karena dia tidak ingin bertatapan langsung dengan laki-laki itu.

"Nak..." panggil ibunya lagi hingga membuat Alisa menjawab siapa namanya.

"Nama saya Alisa, Bu." jawab Alisa hingga membuat Fatimah kembali tersenyum.

"Nama yang cantik, sama seperti orangnya," ucap ibu Fatimah hingga tanpa sadar membuat Zahra merasa cemburu.

Dia tidak suka mendengar ibu dari laki-laki yang disukainya memuji kecantikan wanita lain selain dirinya.

"Terima kasih, Bu." jawab Alisa menatap ke arah wanita itu sejenak, lalu kembali menundukkan pandangannya.

Bab terkait

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 04. Penasaran

    Setelah kejadian itu, Alisa di antar ke rumah kontrakannya oleh keluarga Zaki.Dia juga baru mengetahui bahwa laki-laki yang menolongnya tadi bernama Zaki, dan ibunya bernama Fatimah.Sedangkan seorang wanita lainnya lagi bernama Zahra. Mereka mengantarnya sampai ke depan rumahnya dan Alisa berterima kasih banyak karena mereka telah menolong dirinya.Sebab, entah apa yang akan terjadi kalau tadi mereka tidak menolongnya. Namun, yang membuatnya lebih bersyukur lagi adalah karena dia tidak bertemu dengan laki-laki itu.Alisa tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia sampai bertemu dengan laki-laki itu tadi. "Ya, Allah apa lagi rencana-Mu untuk hamba?" apa yang akan terjadi setelah ini?" tanya Alisa sambil menatap potret dirinya di dalam cermin.Kata orang, dia memiliki struktur wajah yang mirip dengan abinya, sedangkan alis dan matanya mirip dengan uminya. Terlihat cantik. “Abi.. umi.. Alisa rindu" gumam Alisa dengan wajah berlinang air mata. Pada waktu seperti ini, biasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 05. Alisa Al Humaira

    Saat Damian masuk ke dalam ruangan, Jack langsung berdiri dan menyambut kedatangannya dengan sigap. "Semua yang Anda butuhkan ada di dalamnya, Pak" ucap Jack kepada Damian. Perkataan Jack membuat Damian mengambil map coklat itu tanpa basa-basi. Baris demi baris ia baca hingga akhirnya netra coklatnya menangkap deretan huruf kapital yang tersusun menjadi sebuah nama, "Alisa Al-Humaira". "Alisa," ucapnya untuk memvalidasi setelah mengetahui bahwa wanita yang dicarinya bernama Alisa. Ternyata, memang tidak sia-sia dia menghabiskan banyak uang untuk menyuruh para anak buahnya untuk mencari informasi tentang wanita yang bersamanya malam itu. Dia melakukan semuanya karena dia ingin bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Namun, entah kenapa dia mau mengejar wanita itu sejauh ini. Padahal, selama ini dia bisa mendapatkan wanita manapun yang diinginkan tanpa harus bersusah payah. Bahkan mereka dengan sukarela menyerahkan diri untuk naik ke atas ranjangnya. "Apa alamatnya jauh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab. 06. Pekerjaan Baru

    Saat sedang asyik membaca, Alisa terkejut karena tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu rumah. Dirinya yang sedang tidak memakai hijab pun langsung berlari mencari di mana hijabnya tadi, lalu memakai cadarnya sebelum membuka pintu. Saat Alisa pintu dibuka, Alisa mendapati sosok perempuan paruh baya yang berdiri berdampingan dengan sosok pria yang ia kenal. "Assalamu'alaikum nak, Alis," ucap Fatimah saat Alisa membukakan pintu rumahnya. "Waalaikumsalam, Ibu." jawab Alisa sebelum mengambil tangan wanita itu untuk dicium. Apa yang Alisa lakukan saat ini membuat Fatimah semakin menyukai wanita itu. Dia semakin yakin bahwa Alisa yang terbaik untuk Zaki dan menjadi pendamping dari anaknya. "Ibu ganggu kamu tidak?" tanya Fatimah sebelum Alisa mempersilahkan mereka untuk masuk. "Nggak kok, Bu. Ayo, masuk." ajaknya pada mereka. Saat kedua orang itu duduk, Alisa langsung merasa tidak nyaman. Sebab, di rumah ini, tidak ada apa pun selain tikar yang menjadi alas untuk mereka d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 07. Beda Sifat

    Keesokan harinya, Alisa yang baru saja selesai bersiap-siap langsung dikagetkan oleh kedatangan Fatimah dan Zaki di depan pintu rumahnya. "Assalamu'alaikum cantiknya, Ibu." ujar Bu Fatimah ketika melihat Alisa yang baru saja membuka pintu rumah. Alisa hampir saja berteriak saat melihat mereka berdua sudah tiba di rumahnya tanpa aba-aba. Sebab, dia memang telah memperkirakan kedatangan Fatimah dan Zaki, tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau mereka akan datang secepat ini. "Waalaikumsalam ibu" jawab Alisa dengan lembut setelah lebih dulu beristighfar di dalam hati. Wajah Fatimah yang berseri membuat perasaan Alisa menjadi damai. Dia merasa bahwa wanita ini terlihat begitu mirip dengan Uminya di pondok yang juga begitu menyayangi dirinya. Namun, Alisa tidak ingin berbesar kepala, karena ia sadar kalau semua mungkin tidak akan sama lagi apabila kehamilannya telah ketahuan. Tiba-tiba saja Alisa melihat ke arah Zaki dan kedua mata mereka saling mengunci satu sama lain. Buru-buru

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 08. Perjodohan

    Suara derap kaki yang kencang dan terburu-buru timbul dari suara pantofel yang dikenakan oleh Damian. Mata tajamnya menatap lurus ke depan, sedangkan lengan kanannya terkepal erat. Ia buru-buru datang dari kantor setelah mendapat kabar kalau pelayan yang menyuguhkan minum padanya malam itu telah ditemukan setelah sebelumnya berhasil kabur hingga ke negara tetangga. Sesampainya di basement, Damian membiarkan para anak buahnya yang berjaga untuk membukakan pintu dan menyalakan lampu bagi lorong yang sebelumnya gelap. Setelah pintu kayu itu terbuka, Damian kembali beranjak dengan langkah yang semakin cepat karena ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan orang yang telah membuatnya terpengaruh obat sialan itu. Saat Damian masuk, ternyata orang yang melakukan hal itu adalah seorang perempuan. Wanita itu terduduk di kursi dengan tangan yang terikat dan diletakkan di atas pangkuan. Kedatangan Damian membuat tubuh perempuan itu langsung bergetar dengan mata yang terbelalak. Sebab,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 09. Munafik

    "Kerjain tuh pesanan!" titah Zahra yang sengaja melakukan hal itu pada Alisa yang sedang membersihkan etalase toko. Perkataan Zahra membuat Alisa kaget, karena tiba-tiba saja gadis itu datang dan memberinya perintah. Padahal tadi Fatimah sudah mengatakan bahwa pekerjaan itu adalah pekerjaan Zahra. Namun, kenapa tiba-tiba gadis itu menyerahkan pekerjaan itu padanya? "Bukannya tadi kata Bu Fatimah kamu yang ngerjain, ya?" tanya Alisa yang membuat Zahra merasa kesal karena wanita itu berani menjawabnya. "Heh! Ingat, ya Alisa. Kamu tuh anak baru di sini dan Bu Fatimah selalu mempercayakan toko ini kepadaku. Jadi, kamu yang harus mengerjakan itu semua!" ujar Zahra sembari menatap Alisa dengan tajam. Perkataan Zahra membuat Alisa benar-benar tidak menyangka kalau ini merupakan sifat asli gadis itu. Sebab, seharian kemarin dia terlihat sangat baik dan memperlakukannya dengan baik pula. Namun, hari ini sikapnya sangat berubah drastis dan perlakuan gadis itu pun sangat buruk padanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 10. Mimpi Buruk

    Ayah Damian sedang menikmati hari bersama dengan lembaran koran di tangan. Itu membuat pria berusia 58 tahun itu menarik sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman yang tidak dilihat oleh putranya. Damian yang berdiri tepat di hadapan ayahnya saat sudah terlihat muak dengan laki-laki itu. Sebab, sudah lebih dari tiga puluh menit dia berdiri di sana, tapi ayahnya masih tidak berkata sepatah kata pun juga. "Akhirnya kamu pulang juga. Bagaimana dengan perjalananmu?" tanya ayahnya setelah 45 menit Damian menunggu. Ia tampaknya sengaja mengalihkan pembicaraan di antara mereka saat ini dengan berbasa-basi. "Langsung ke intinya saja. Aku tahu apa yang papa rencanakan. Jadi, Papa harus ingat satu hal: aku tidak akan menerima pertunangan ini. Kalau Papa masih bersikeras, maka aku yang akan membuat Claudia menolak pertunangan ini!" katanya yang membuat ayahnya kembali tersenyum. Dia tau bahwa Damian akan menolak pertunangan ini. Jadi, dia menyiapkan Claudia yang sangat tepat untuk Dami

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 11. Wanita Ular

    Hari ini Damian memutuskan untuk pergi ke kantor karena enggan menghadapi ayahnya di rumah. Terlebih, dia juga masih terus memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Alisa. Jadi, seharusnya kantor bisa menjadi tempat teraman untuk melakukan apa pun di luar pengawasan ayahnya. Namun, baru saja dia melewati ruang makan, tiba-tiba saja terdengar suara seorang laki-laki yang tidak ingin di dengannya untuk saat ini. "Mau kemana kamu, Damian?" tanya Ayah Damian ketika melihat tubuh putranya yang sudah berbalut jas abu-abu. Tanpa dipungkiri, Damian memang memiliki begitu banyak pesona yang dapat membuat banyak orang jatuh hati. Bahkan pria itu terkenal sebagai most-wanted man yang berhasil membuat banyak wanita rela naik ke atas ranjangnya dengan suka rela. Namun, kini Damian tidak lagi tertarik dengan semua itu. Terlebih, semenjak dia bertemu dan berhubungan dengan Alisa, pikirannya terus tertuju pada si gadis bercadar. "Damian!" sentak pria paruh baya itu kala saat s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26

Bab terbaru

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 63. Setitik Rasa

    Semakin hari hubungan mereka berdua semakin dekat. Alisa dan Damian semakin dekat, karena dia merasa bahwa perjuangan pria itu untuk mereka benar-benar sangat luar biasa. Apalagi saat melihat perhatian Damian pada Abidzar yang sangat luar biasa berhasil membuat Alisa mulai luluh. Dia merasa ada sesuatu dalam dirinya, yang mulai bisa menerima semuanya. Begitu juga dengan Damian. Dia merasa bahwa Alisa mulai menerima kehadiran dirinya. Tapi, di saat dia merasakan kebahagiaan itu tiba-tiba saja ada seseorang yang masuk ke ruangan kerjanya tanpa permisi dan dia adalah Claudia.Melihat Damian yang terlihat berseri-seri seperti itu membuat Claudia kesal. "Lihat, kamu bisa tersenyum seperti itu di saat kamu menceraikan ku! di mana pikiranmu Damian?" seru Claudia yang tidak bisa menerima semua ini. Sulit sekali untuk bertemu dengan pria ini. Bahkan sejak pertama kali dia mendapat surat gugatan perceraian itu, Claudia tidak bisa menemui Damian. Dan beruntungnya mendapatkan kabar bahwa pria i

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 62. Memulai Dari Awal

    Damian dan Alisa berusaha menguatkan diri mereka untuk menjalani semuanya. Mereka berdua masuk ke ruangan Abidzar setelah bicara dengan dokter dan mereka harus siap dengan semua ini. Saat keduanya masuk, Mereka melihat Abidzar yang sudah duduk di atas tempat tidur rumah sakit, bersama dengan seorang perawat. Mereka berdua tersenyum, dan itu membuat Abidzar merasa ada sesuatu yang janggal di sini. "Assalamu'alaikum, anak ibu," ucap Alisa ketika melihat putranya sudah terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Abidzar juga tersenyum sambil menjawab ucapan salam dari wanita yang memakai cadar berwarna hijau tersebut. "Waalaikumsalam." jawab Abidzar dengan sedikit canggung, dengan semua ini. Damian ikut merasa senang dan bahagia karena putranya bisa menjawab ucapan salam dari Alisa. Mereka berdua mendekat ke arah Abidzar, dan duduk di dekat putra mereka. Alisa sendiri bingung dan harus melakukan apa. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Terlalu canggung d

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 61. Sadar

    Damian bersama dengan Alisa pergi menemui dokter untuk membahas tentang kesehatan putra mereka. Di sini, Alisa benar-benar mendengarkan dengan seksama walau dia tidak tahu apa yang dibicarakan dokter itu dengan Damian karena mereka bicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Tapi, saat melihat reaksi Damian, Alisa yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres di sini. Terlebih saat mereka mengetahui bahwa Abidzar seperti tidak mengenal mereka tadinya. Setelah bicara dengan dokter, dan berjabatan tangan, Damian membawa Alisa keluar dari ruangan itu setelah mengetahui penjelasan dari dokter. "Sebenarnya apa yang terjadi? Abidzar baik-baik saja bukan?" tanya Alisa karena dia juga penasaran mendengar apa yang dijelaskan dokter tadi pada Damian. Damian sendiri juga bingung jelaskannya. Bagimana cara dia menjelaskan semua ini pada Alisa, tentang apa yang terjadi pada putra mereka. "Tenang, Alisa. Abidzar akan baik-baik saja." jawaban yang Damian berikan tidak membuat Alisa merasa puas. Bahka

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 60. Kasih Ibu

    Alisa tidak menyangka jika Damian benar-benar mempersiapkan segalanya untuk sang Putra. Semua dipersiapkan dengan begitu baik, sampai Alyssa terkenal dengan semua fasilitas yang di dapatkan Abidzar. Ada sedikit rasa yang membuatnya terharu, bahwa pria itu benar-benar bertanggung jawab atas putra mereka. Putra mereka? entah mengapa tiba-tiba saja Alisa berpikir demikian. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa Abidzar memang putra mereka. Bahkan semuanya sangat mirip dengan Damian. "Alisa?" panggil Damian tiba-tiba hingga membuat wanita itu langsung menjauh. Dia baru saja memikirkan hal itu, tapi pria itu sudah datang dan membuatnya terkejut.Tapi, Damian sendiri langsung mengerti dengan ketakutan Alisa. Dia tetap berdiri di tempatnya, dan tidak mendekat ke arah Alisa."Aku tidak akan menyakitimu, Alisa. Aku hanya ingin bicara saja. Maksudnya, kau bisa pulang lebih dulu dan biarkan aku yang menunggu Abidzar di sini. Aku-""Tidak perlu. Aku akan tetap di sini. Lagi pula aku membawa pakai

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 59. Perhatian

    Damian buru-buru datang ke rumah sakit setelah berdebat dengan ayahnya. Dia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan pria itu tentang dirinya. Yang jelas, dia benar-benar harus bercerai dengan Claudia. Seperti saat ini, dia yakin bahwa Claudia sedang menerima kabar tentang perceraian mereka, maka Claudia terus saja menghubunginya. Tapi, Damian sama sekali tidak peduli. Dia tidak ingin diganggu oleh siapapun, karena dia hanya fokus pada Alisa dan juga Abidzar saja. "Maaf, aku terlambat," ucap Damian ketika dia sampai di rumah sakit. Dia melihat Alisa yang sedang duduk ditemani oleh sopir yang sudah dia siapkan. "Bagaimana hari mu, Alisa?" tanya Damian yang memulai pembicaraan di antara mereka. Berharap bawa Alisa mau menjawab dirinya. "Aku baik-baik saja," jawab alis adalah itu membuat Damian tersenyum walau hanya jawaban sederhana seperti itu sudah membuatnya bahagia. Setidaknya Alisa mulai mau bicara dengannya dan itu membuat Damian semakin bersemangat untuk meluluhkan hati wan

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 58. London

    Alisa langsung menghubungi Tika setelah dia sampai di London. Tak lupa dia juga menceritakan di mana dia berada saat ini, karena pria bernama Damian itu membawanya ke sebuah apartemen untuk di tinggalinya selama di sini. "Terus gimana? Dia tinggal sama kamu juga?" tanya Tika penasaran dengan keberadaan pria itu, karena Tika tau bahwa Alisa tidak akan mungkin mau tinggal satu atap dengan pria yang bukan mahramnya. "Aku tidak tau dimana dia berada saat ini, Tika. Di rumah ini hanya ada aku dan saja. Bahkan sejak dia membukakan pintu untuk ku tidak ada orang lagi di sini. Tapi, yang membuat ku heran kenapa ada begitu banyak pakaian wanita di sini. Bahkan sampai cadarnya juga ada. Dia menyiapkannya dengan begitu lengkap untukku, Tika." jelas Alisa.Dia menceritakan pada Tika tentang apa saja yang terjadi di sini. Sampai apa saja yang di persiapkan untuk dirinya."Sudahlah, nikmati saja dirimu di sana. Fokus untuk kesehatan Abidzar dan segera pulang karena aku merindukan kalian." ujar Ti

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 57. Ikut

    Akhirnya Alisa ikut, walau rasanya sangat berat sekali. Tapi dia melakukan semua ini demi Abidzar, seperti apa uang Tika katakan padanya. Lakukan semua ini demi putranya. Maka dia akan melakukannya. Selama di dalam penerbangan, dia terus saja diam. Tidak ada pembicaraan apa pun di antara mereka berdua. Dimana Alisa masih tetap diam sambil mengkhawatirkan keadaan putranya. Sedangkan Damian, dia kerap kali mencuri pandang ke arah wanita itu. Sayangnya, Alisa sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Bahkan dia tidak tahu jika pria yang berada di dekatnya itu kerap kali menjadi panah ke arahnya, karena dia memang tidak memiliki perasaan sepeka itu. "Tidurlah, Alisa. Kau sudah cukup lelah hari ini," ucap Damian karena dia tahu bahwa wanita itu pasti merasa lelah. Sejak tadi dia memperhatikannya, jika Alisa itu merasa ngantuk. Hanya saja dia menahan semua rasa itu demi menjaga anak mereka. "Aku tidak membutuhkan perhatian darimu." jawaban dari Alisa membuat Damian terdiam.

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 56. Rujukan

    Walau Alisa tidak membiarkannya membawa Abidzar, Damian masih tetap pada keputusannya untuk membawa Abidzar luar negeri demi kebaikan putranya. Dia sudah tidak peduli jika Alisa marah, yang terpenting baginya adalah kesehatan putranya. Ya, Alisa yang mendengar bahwa putranya akan dibawa pergi ke luar negeri membuatnya langsung menghampiri pria itu. Dia benar-benar tidak percaya bahwa Damian bisa berbuat sesuka hatinya. "Apa-apaan ini hah? kenapa kamu berbuat sesuka hati kamu?" sentak Alisa ketika berhadapan dengan Damian. Alisa langsung meluapkan emosi dan ketika berhadapan dengan pria itu. Bahkan rasanya dia ingin mencakar wajah Damian saat itu juga. "Apa lagi, Alisa? aku melakukan semuanya demi kebaikan Abidzar. Terserah jika kamu tidak ingin menganggap bahwa aku adalah ayah dari putra mu. Kenyatannya, aku adalah ayahnya dan aku berhak atas diri putraku. Aku memiliki hak yang sama dengan dirimu!" jawab Damian yang membuat Alisa langsung meradang. "Atas dasar apa kamu bisa meng

  • Hijrah Cinta Alisa   Bab 55. Membujuk

    Tika berusaha untuk membujuk Alisa agar mau membawa Abidzar. Tapi, wanita bernama Alisa itu tidak mau melakukannya. Egonya masih setinggi langit dan dia belum bisa menerima keadaan saat ini, bahwa Abidzar memang membutuhkan perawatan yang lebih baik dari di negara ini."Ayolah, Alisa. Kamu tidak bisa egois terus-terusan seperti ini. Bagimana pun kamu harus memikirkan keadaan putramu. Bukan aku menyayangkan pengobatan di sini, hanya bisa jadi luar negeri lebih baik fasilitasnya. Tolong jangan pikirkan apapun tentang laki-laki itu. Fokus saja pada kesehatan mentalmu dan juga putramu, karena saat ini hanya itu yang bisa menolong dirimu sendiri." jelas Tika. Dia berharap bahwa Alisa benar-benar bisa mengontrol dirinya dan tidak terus berputar dalam masa lalunya. Dia tidak menyalahkan siapa-siapa di sini, hanya saja Alisa harus memikirkan keadaan putranya yang membutuhkan penanganan secepatnya. Abidzar masih memiliki kesempatan untuk kembali pulih, dan mungkin saja jalan satu-satunya memb

DMCA.com Protection Status