Share

22. Tekanan yang Terus Meningkat

Malam itu, Nadia duduk di ruang tamu rumahnya, perasaan tertekan yang semakin mendalam setelah pertemuan tadi pagi dengan ayahnya, Pak Surya. Dia memandang keluar jendela, menatap langit malam yang gelap dengan hati yang terasa berat. Setiap kata yang diucapkan ayahnya, setiap ekspresi kecewa, terus berputar dalam pikirannya. Dia merasa seperti terjebak dalam labirin yang tak ada ujungnya, di mana setiap jalan hanya mengarah pada rasa sakit dan ketidakpastian.

“Alya,” Nadia memanggil adiknya yang baru saja masuk ke rumah setelah seharian di luar. Alya, yang selalu menjadi pendukung setianya, melihat ke arah Nadia dengan penuh perhatian.

“Ada apa, Mbak?” Tanya Alya sambil mendekat dan duduk di samping Nadia. Melihat ekspresi wajah Nadia yang cemas, Alya bisa merasakan betapa mendalamnya beban yang dipikul kakaknya.

Nadia menghela napas panjang, suaranya hampir terdengar seperti bisikan. “Aku merasa seperti terjebak, Alya. Tekanan dari keluarga semakin besar, dan aku tidak tahu harus bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status