Home / Romansa / Hello to Papa / Kenalan dong.

Share

Kenalan dong.

Author: dlyzrlo
last update Last Updated: 2021-09-05 08:29:07

"Silahkan datang kembali," sapa Bella pada salah satu pelanggan seraya memberikan makanan yang akan dibawa pulang. 

Bella menunduk, ia terduduk di kursi dapur seraya menunggu pelanggan kembali. Kakek Pion berada di mesin kasir seraya membaca koran yang baru saja diterima pagi tadi.

"Bella, tau nggak?" ujar Kakek Pion tiba-tiba membuka suaranya.

"Ada apa, Kakek?" tanya Bella.

"Jaman sekarang ini anak perempuan itu harus bisa menjaga dirinya." 

Bella menoleh dengan refleks, ia menelan salivanya.

"Maksudnya, Kakek?" Bella menatap tanpa berkedip, Bella tahu yang kakek Pion maksud. 

"You know lah, ada banyak korban pelecehan pada gadis. Ini beritanya masih anget." 

Bella berdiri, "I-iya... Kakek, Bella mau masak buat kakek. Nanti kakek jadi jurinya ya." Pinta Bella.

"Emang bisa masak?" 

"Ya bisa dong!"

"Coba,"

"Jadi! Pertama-tama Bella mau masak nasi goreng special yang belum pernah Bella masak." 

"Oke, kakek beri waktu lima menit!" 

Bella terlonjak, ia menatap malas pada Kakek Pion.

"Kakek mau mencekik Bella atau membunuh Bella secara perlahan?" tanya Bella.

Kakek Pion terkekeh, ia mengangguk pelan. "Ya sudah, setengah jam." 

Bella mengangguk, ia mengambil wajan dan menyimpannya di atas kompor.

"Eits, wait!" 

Mendengar ucapan Kakek Pion membuat Bella terdiam dan mengerjapkan matanya. Ia menoleh pada Kakek Pion.

"Ada apa?" tanya Bella.

"Mulai dari... Sekarang!" sorak Kakek Pion.

Dengan sigap Bella membawa bahan makanan dari kulkas dan segera memotong bawang putih, bawang merah, cabe merah, wortel dan beberapa sayur. 

Minyak dituangkan ke atas wajan, Bella memasukkan bumbu sebagai pengharum nasi gorengnya lalu di lanjut dengan nasi sisa kemarin.

Lalu Bella memasukan sayuran dan wortel pada atas nasi, Bella mengaduknya. Wangi nasi goreng Bella menyebar kemana-mana.

Entah kenapa sekarang Bella merasa seperti seorang chef baru yang berhasil memasak nasi goreng.

Dirinya merasa keren sekarang.

Beberapa menit kemudian, nasi goreng ala Bella sudah selesai. Bella menyajikannya pada piring putih berbentuk segiempat. 

Bella menyimpannya ke atas meja Kakek Pion.

"Kurang apa kakek," tanya Bella.

Kakek Pion menatap nasi goreng yang Bella buat. Ia segera melahapnya lalu terdiam membuat Bella refleks menutup matanya. 

Apa jangan-jangan makanannya tidak enak? Pikir Bella.

"Nggak enak ya?" tanya Bella dengan hati-hati.

Kakek Pion menatap Bella tanpa berkedip, jantung Bella berdegub kencang. Rasanya seperti akan keluar. 

Lalu Kakek Pion mengangkat jempolnya, "kurang banyak!" 

Bella menghela napasnya, apa seenak itu ya? Pikirannya masih kacau. Pagi buta ia membuat nasi goreng namun rasanya asin. Lantas Bella mengambil sendok dan mengambil nasi dari atas wajan yang masih tersisa. 

Matanya memelotot, ini benar-benar aneh! Seorang Bella bisa membuat nasi goreng seenak ini? Padahal ia sebenarnya menantang dirinya sendiri karena telah gagal saat pagi buta membuat nasi goreng yang asin.

"Kok bisa enak ya?" tanya Bella.

"Kamu itu cantik, pinter masak, andai kakek punya menantu seperti kamu. Tapi sayangnya kakek tidak mempunyai anak laki-laki." Ujarnya.

"Kakek berharap cucu kakek bertemu sama Bella, nanti kakek jodohkan kalian." Ujarnya.

"Jangan dong, kasihan cucu kakek. Kan setiap orang punya pilihan siapa yang bakal dinikahi dong." Sahut Bella.

"I wish," 

"Assalamualaikum! Hai kakek! Hai cantik! Ketemu lagi nih kita. Jangan-jangan jodoh ya." Ucap seseorang yang tiba-tiba membuka pintu lalu melambaikan tangan pada kakek Pion. Lelaki itu mengedipkan sebelah matanya, membuat Bella bergidik ngeri. 

"Lah rajin bener ke sini lu?" ujar Kakek.

"Jelas dong, Kek! ada penyemangat di sini." ujarnya lagi.

"Halah penymangat, penyemangat pala lu. Buaya mah buaya aja." Sahut Kakek membuat lelaki itu terdiam dan mulutnya komat-kamit tidak jelas.

Dengan cepat Bella segera mengambil kertas dan pulpen, ia berjalan mendekat pada lelaki itu.

"Mau pesan apa?" tanya Bella.

"Pesan hatimu aja, satu tapi selamanya." Jawab lelaki itu.

"Heh! Nggak sopan mesra-mesra depan jomblo!" 

Lelaki itu menoleh pada Kakek, "tuhkan Kakek mah iri." Lelaki itu menyodorkan tangannya.

"Kenalin gue Raihan, dan lo?"

Bukannya menjawab, Bella malah menoleh pada Kakek, Bukan apa-apa, pasalnya ini adalah jam kerjanya. Bella harus profesional. Namun kakek malas menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.

"Bella." Mereka pun berjabat tangan.

"Oke, Bella, lo adalah gebetan gue." 

"apaan sih." lirih Bella, "oh iya, mau pesan apa?" 

"Gue mau cappucino aja."

"Oke, tunggu sebentar." ujar Bella.

"Lama juga gak apa-apa, biar lama gue di sini." Jawab Raihan sambil terkekeh.

"Orang tua lo gimana kabarnya?" tanya Kakek Pion.

"Bokap keluar negeri ada meeting, nyokap masih sibuk nyariin gue jodoh. Gila aja, Kek, gue serasa nggak laku banget kan gue?" 

Kakek melahap makanannya, "Emang nggak laku, salah lo rayu cewek sana sini, lo pikir lo keren?" tanya Kakek.

Raihan merasa tersimdir, "ampun deh, kek, gue mau tobat!" lalu setelahnya kakek Pion dan Raihan tertawa renyah.

Kakek dan orangtua Raihan adalah teman dekat dulunya, meski sekarang sudah jauh dengan kesibukan masing-masing, Kakek pion merasa senang atas pencapaian kawan baiknya.

"Nanti-nanti kalau bokap lo udah balik, ajak ke sini dah ngopi bareng Kakek." ujar Kakek Pion pada Raihan.

Bella kembali dengan membawa nampan dan di atasnya terdapat kopi."

"Ini, silahkan." Ujar Bella lalu kembali ke dapur.

"Kakek, dia keliatan polos ya?" ujar Raihan.

"Anak orang, mau lo apain hah?" tanya Kakek.

"Mau PDKT in dong, secara, ketampanan gue harus dimanfaatkan."

"Ogah ya karyawan gue lo sakitin, nanti malah galau berkepanjangan." Ujar kakek.

"Nggak dong, tapi asli loh, Kek, dia cakep banget!" puji Raihan.

"Sinting!"

Related chapters

  • Hello to Papa   Pelamar

    "I'm the first to say that I'm not perfect~" Bella tengah asyik bernyanyi seraya menunggu pengunjung cofee semakin bertambah."Permisi, apa di sini ada lowongan kerja?" seorang lelaki yang menggunakan kacamata itu bertanya pada Bella membuat Bella menoleh padanya."Hm?" Bella masih belum fokus."Apa ada lowongan pekerjaan di sini?" tanyanya lagi."Emmm.." Bella celingukan ke kanan dan ke kiri mencari sosok kakek Pion tidak ada. Ke mana kakek? Harusnya ini kan berurusan sama dia.Bella terdiam, mungkin lelaki tersebut akan merasa kecewa karena surat lamaran yang ia buat tidak diterima. Setidaknya jika Kakek Pion menolaknya sebagai karyawan, lelaki ini tidak akan terlalu kecewa karena surat lamarannya sudah sampai ke pemilik cafe ini.Bella tersenyum, "Aku tidak tahu di sini ada lowongan atau tidak, dan pemiliknya tidak ada di sini. Mungkin jika lamarannya saya ambil nanti a

    Last Updated : 2021-09-08
  • Hello to Papa   Salah Bella

    Matahari terbit dan memberikan cahaya masuk pada satu kamar dengan gorden tertutup, cahayanya menyelinap melalui celah kecil menyorot pada mata wanita cantik yang tertidur lelap.Gadis berambut pirang itu perlahan membuka matanya, ia menatap langit-langit kamar dan mengumpulkan nyawanya. Wanita itu memegang pelipisnya dan menoleh ke samping.Matanya terbelalak tatkala melihat seorang pria tertidur pulas terlentang dan telanjang dada. Mata Bella semakin terbelalak, ia menarik selimutnya dan semakin menutupi badannya. Tangan satunya menutup mulut yang hampir berteriak lepas."AAAA!!!""Siapa lelaki asing ini?" gumamnya.Bella melihat dirinya, lalu lalu memijat peipisnya dengan memejamkan matanya. Mencoba mengingat kejadian semalam. Namun Bella tidak ingat apapun."A-apa jangan-jangan... semalam...t-tapi terakhir aku ingat tidur di rumah." geramnya."Apa yang akan aku katakan pada ayah?"Bella mencari ponselnya, ponsel

    Last Updated : 2021-08-15
  • Hello to Papa   Baik atau pura-pura?

    Bella keluar dengan air mata yang banjir, pikirannya sedang kacau bahkan benar-benar kacau. Ia tak habis pikir akan melakukan hal seperti ini. Bella sangat hancur sekarang. Ia bingung entah akan ke mana sekarang. Kalau pulang ke saudara pasti ia akan habis di kritik dan di marahi. Mungkin akan di maki dan di usir seperti yang di lakukan Ayahnya.Andai Mama ada di sini, tetapi jika ada pun, Bella mungkin akan malu bertemu Mamanya. Perut Bella keroncongan, ia memegangi perutnya sambil merintih.Bella mengusap air matanya, ia celingukkan mencari sesuatu yang bisa ia beli. Baru sadar kalau ia berada di dekat gerbang taman Nusantara, di mana tempat itu terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang berjajar berjualan.Bella tersenyum tatkala melihat tukang Bakso, makanan kesukaannya. Namun saat akan melangkah, Bella berhenti mengingat jumlah uang yang ia miliki. Niatnya membeli bakso ia urungkan, Bella hanya memiliki uang 5.0

    Last Updated : 2021-08-16
  • Hello to Papa   Cara menjadi jahat

    Bella keluar dari kamarnya menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna ungu, rambutnya diikat kuda. Bella menuruni anak tangga. Setelah berada di bawah, Bella menoleh Kakek berada di dapur. Dengan cepat Bella menghampirinya."Sekarang Bella harus apa, Kek?" tanya Bella.Kakek memberikan celemek berwarna pink pada Bella, "kamu pakai ini biar bajunya nggak kotor."Bella menerimanya, lalu memakainya. "Wah, lucu banget sih!" girangnya."Bagus-bagus, dari dulu kakek berharap punya cucu gadis." Puji Kakek."Sekarang kakek anggap Bella cucu kakek!" kata Bella, memang terdengar seperti anak kecil. Kakek ini sangat baik padanya.Satu pelanggan masuk, kakek memberikan mini notes dan bolpoint pada Bella, "Nah, kamu ke sana dan tanya dia mau pesan apa." Bella mengangguk paham.Bella menghampiri gadis berbaju kuning, membawa tas hitam dan memel

    Last Updated : 2021-08-17
  • Hello to Papa   Isi Hati Bella

    Sebelumnya sudah pada tahu kan namaku Bella, aku sangat beruntung sekarang ada seseorang yang mau menampungku meski belum tahu masalahku keluar dari rumah dan bahkan diusir. Aku bahkan tidak pernah menyangka pada diriku bisa melakukan hal buruk yang bisa meruntuhkan semua impianku, masa depanku, kebahagiaanku.Aku terus menatap kopi di hadapanku, kopi yang hampir mirip dengan susu. Kalau tidak salah Kakek Pion menyebutnya Piccolo cofee. Atau apalah itu, aku masih sangat asing dengan nama-nama kopi di sini.Sesekali aku mengaduk kopi milikku, melihat pelanggan yang beragam aktivitas membuatku tersenyum. Terlebih lagi saat aku melihat pelanggan yang tengah mengerjakan tugas kuliahnya.Aku tersenyum kecil, sejak dulu aku ingin kuliah namun tidak sempat karena perihal biaya setelah Mama meninggal dunia. Terkadang ingin menangis saat teringat pada Mama, Aya

    Last Updated : 2021-08-18
  • Hello to Papa   Karyawan cantik

    Aku tersenyum sebentar seraya menatap susu kaleng yang sudah di tanganku. Aku berbalik, ujaranku terhenti saat orang yang membantuku tidak ada di belakangku."Terima ka─""Lah? Mana orang tadi?" tanyaku pada diri sendiri.Aku celingukkan ke kanan dan ke kiri, lalu aku mengintip di sela-sela lemari bahan makanan namun orang tadi tidak ada.Badanku berkeringat, tubuhku menggigil, apakah yang membantuku tadi adalah bukan orang melainkan... Hantu!Aku bergidik, lalu dengan cepat berjalan pada kasir dan menunggu antrean. Kasir di sini sangat sibuk, aku bahkan antre di bagian yang masih sedikit jauh. Sudah mirip seperti antre sembako saja.Aku menunggu lima belas menit di sana, meski sibuk sang kasir hanya ada satu orang. Kasihan, dia sudah susah payah untuk bergerak cepat melayani pembeli.Sekarang adalah giliranku, saat aku akan menyimpan barangku ke hadapan kasir, tiba-tiba gadis aneh menyerbu dan cepat-cepat ia mengambil antrean y

    Last Updated : 2021-08-21
  • Hello to Papa   Bad dream

    Malam sudah tiba, jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Cafe harus tutup. Kakek Pion akan bersiap-siap untuk segera pulang. Namun Bella masih sibuk dengan kain lap di tangannya dan berusaha membersihkan meja. "Nah Bella, jaga cafe dan jangan lupa istirahat!" ujar Kakek seraya tersenyum dan memberikan kunci cadangannya pada Bella. Bella menerima kunci itu, "siap laksanakan! Bella akan jaga cafenya dengan aman seaman-amannya!" "Oh iya, jangan lupa juga itu kalau malem-malem laper kamu masak aja sendiri." Ujar Kakek Pion. Bella mengangguk mantap, "siap! Laksamanakan!" jawab Bella. "Selamat malam, kakek!" ujar Bella. Kakek melambaikan tangannya, "iya." Lalu ia keluar Cafe.

    Last Updated : 2021-09-02

Latest chapter

  • Hello to Papa   Pelamar

    "I'm the first to say that I'm not perfect~" Bella tengah asyik bernyanyi seraya menunggu pengunjung cofee semakin bertambah."Permisi, apa di sini ada lowongan kerja?" seorang lelaki yang menggunakan kacamata itu bertanya pada Bella membuat Bella menoleh padanya."Hm?" Bella masih belum fokus."Apa ada lowongan pekerjaan di sini?" tanyanya lagi."Emmm.." Bella celingukan ke kanan dan ke kiri mencari sosok kakek Pion tidak ada. Ke mana kakek? Harusnya ini kan berurusan sama dia.Bella terdiam, mungkin lelaki tersebut akan merasa kecewa karena surat lamaran yang ia buat tidak diterima. Setidaknya jika Kakek Pion menolaknya sebagai karyawan, lelaki ini tidak akan terlalu kecewa karena surat lamarannya sudah sampai ke pemilik cafe ini.Bella tersenyum, "Aku tidak tahu di sini ada lowongan atau tidak, dan pemiliknya tidak ada di sini. Mungkin jika lamarannya saya ambil nanti a

  • Hello to Papa   Kenalan dong.

    "Silahkan datang kembali," sapa Bella pada salah satu pelanggan seraya memberikan makanan yang akan dibawa pulang. Bella menunduk, ia terduduk di kursi dapur seraya menunggu pelanggan kembali. Kakek Pion berada di mesin kasir seraya membaca koran yang baru saja diterima pagi tadi. "Bella, tau nggak?" ujar Kakek Pion tiba-tiba membuka suaranya. "Ada apa, Kakek?" tanya Bella. "Jaman sekarang ini anak perempuan itu harus bisa menjaga dirinya." Bella menoleh dengan refleks, ia menelan salivanya. "Maksudnya, Kakek?" Bella menatap tanpa berkedip, Bella tahu yang kakek Pion maksud. "You know lah, ada banyak korban pelecehan pada gadis. Ini beritanya masih anget." Bella berdiri, "I-iya... Kakek, Bella mau masak buat kakek. Nanti kakek jadi jurinya ya." Pinta Bella. "Emang bisa masak?" "Ya bisa dong!" "Coba," "Jadi! Pertama-tama Bella mau masak nasi goreng special yan

  • Hello to Papa   Bad dream

    Malam sudah tiba, jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Cafe harus tutup. Kakek Pion akan bersiap-siap untuk segera pulang. Namun Bella masih sibuk dengan kain lap di tangannya dan berusaha membersihkan meja. "Nah Bella, jaga cafe dan jangan lupa istirahat!" ujar Kakek seraya tersenyum dan memberikan kunci cadangannya pada Bella. Bella menerima kunci itu, "siap laksanakan! Bella akan jaga cafenya dengan aman seaman-amannya!" "Oh iya, jangan lupa juga itu kalau malem-malem laper kamu masak aja sendiri." Ujar Kakek Pion. Bella mengangguk mantap, "siap! Laksamanakan!" jawab Bella. "Selamat malam, kakek!" ujar Bella. Kakek melambaikan tangannya, "iya." Lalu ia keluar Cafe.

  • Hello to Papa   Karyawan cantik

    Aku tersenyum sebentar seraya menatap susu kaleng yang sudah di tanganku. Aku berbalik, ujaranku terhenti saat orang yang membantuku tidak ada di belakangku."Terima ka─""Lah? Mana orang tadi?" tanyaku pada diri sendiri.Aku celingukkan ke kanan dan ke kiri, lalu aku mengintip di sela-sela lemari bahan makanan namun orang tadi tidak ada.Badanku berkeringat, tubuhku menggigil, apakah yang membantuku tadi adalah bukan orang melainkan... Hantu!Aku bergidik, lalu dengan cepat berjalan pada kasir dan menunggu antrean. Kasir di sini sangat sibuk, aku bahkan antre di bagian yang masih sedikit jauh. Sudah mirip seperti antre sembako saja.Aku menunggu lima belas menit di sana, meski sibuk sang kasir hanya ada satu orang. Kasihan, dia sudah susah payah untuk bergerak cepat melayani pembeli.Sekarang adalah giliranku, saat aku akan menyimpan barangku ke hadapan kasir, tiba-tiba gadis aneh menyerbu dan cepat-cepat ia mengambil antrean y

  • Hello to Papa   Isi Hati Bella

    Sebelumnya sudah pada tahu kan namaku Bella, aku sangat beruntung sekarang ada seseorang yang mau menampungku meski belum tahu masalahku keluar dari rumah dan bahkan diusir. Aku bahkan tidak pernah menyangka pada diriku bisa melakukan hal buruk yang bisa meruntuhkan semua impianku, masa depanku, kebahagiaanku.Aku terus menatap kopi di hadapanku, kopi yang hampir mirip dengan susu. Kalau tidak salah Kakek Pion menyebutnya Piccolo cofee. Atau apalah itu, aku masih sangat asing dengan nama-nama kopi di sini.Sesekali aku mengaduk kopi milikku, melihat pelanggan yang beragam aktivitas membuatku tersenyum. Terlebih lagi saat aku melihat pelanggan yang tengah mengerjakan tugas kuliahnya.Aku tersenyum kecil, sejak dulu aku ingin kuliah namun tidak sempat karena perihal biaya setelah Mama meninggal dunia. Terkadang ingin menangis saat teringat pada Mama, Aya

  • Hello to Papa   Cara menjadi jahat

    Bella keluar dari kamarnya menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna ungu, rambutnya diikat kuda. Bella menuruni anak tangga. Setelah berada di bawah, Bella menoleh Kakek berada di dapur. Dengan cepat Bella menghampirinya."Sekarang Bella harus apa, Kek?" tanya Bella.Kakek memberikan celemek berwarna pink pada Bella, "kamu pakai ini biar bajunya nggak kotor."Bella menerimanya, lalu memakainya. "Wah, lucu banget sih!" girangnya."Bagus-bagus, dari dulu kakek berharap punya cucu gadis." Puji Kakek."Sekarang kakek anggap Bella cucu kakek!" kata Bella, memang terdengar seperti anak kecil. Kakek ini sangat baik padanya.Satu pelanggan masuk, kakek memberikan mini notes dan bolpoint pada Bella, "Nah, kamu ke sana dan tanya dia mau pesan apa." Bella mengangguk paham.Bella menghampiri gadis berbaju kuning, membawa tas hitam dan memel

  • Hello to Papa   Baik atau pura-pura?

    Bella keluar dengan air mata yang banjir, pikirannya sedang kacau bahkan benar-benar kacau. Ia tak habis pikir akan melakukan hal seperti ini. Bella sangat hancur sekarang. Ia bingung entah akan ke mana sekarang. Kalau pulang ke saudara pasti ia akan habis di kritik dan di marahi. Mungkin akan di maki dan di usir seperti yang di lakukan Ayahnya.Andai Mama ada di sini, tetapi jika ada pun, Bella mungkin akan malu bertemu Mamanya. Perut Bella keroncongan, ia memegangi perutnya sambil merintih.Bella mengusap air matanya, ia celingukkan mencari sesuatu yang bisa ia beli. Baru sadar kalau ia berada di dekat gerbang taman Nusantara, di mana tempat itu terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang berjajar berjualan.Bella tersenyum tatkala melihat tukang Bakso, makanan kesukaannya. Namun saat akan melangkah, Bella berhenti mengingat jumlah uang yang ia miliki. Niatnya membeli bakso ia urungkan, Bella hanya memiliki uang 5.0

  • Hello to Papa   Salah Bella

    Matahari terbit dan memberikan cahaya masuk pada satu kamar dengan gorden tertutup, cahayanya menyelinap melalui celah kecil menyorot pada mata wanita cantik yang tertidur lelap.Gadis berambut pirang itu perlahan membuka matanya, ia menatap langit-langit kamar dan mengumpulkan nyawanya. Wanita itu memegang pelipisnya dan menoleh ke samping.Matanya terbelalak tatkala melihat seorang pria tertidur pulas terlentang dan telanjang dada. Mata Bella semakin terbelalak, ia menarik selimutnya dan semakin menutupi badannya. Tangan satunya menutup mulut yang hampir berteriak lepas."AAAA!!!""Siapa lelaki asing ini?" gumamnya.Bella melihat dirinya, lalu lalu memijat peipisnya dengan memejamkan matanya. Mencoba mengingat kejadian semalam. Namun Bella tidak ingat apapun."A-apa jangan-jangan... semalam...t-tapi terakhir aku ingat tidur di rumah." geramnya."Apa yang akan aku katakan pada ayah?"Bella mencari ponselnya, ponsel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status