Share

Bad dream

Penulis: dlyzrlo
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 21:48:34

Malam sudah tiba, jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Cafe harus tutup. Kakek Pion akan bersiap-siap untuk segera pulang.

Namun Bella masih sibuk dengan kain lap di tangannya dan berusaha membersihkan meja.

"Nah Bella, jaga cafe dan jangan lupa istirahat!" ujar Kakek seraya tersenyum dan memberikan kunci cadangannya pada Bella.

Bella menerima kunci itu, "siap laksanakan! Bella akan jaga cafenya dengan aman seaman-amannya!"

"Oh iya, jangan lupa juga itu kalau malem-malem laper kamu masak aja sendiri." Ujar Kakek Pion.

Bella mengangguk mantap, "siap! Laksamanakan!" jawab Bella.

"Selamat malam, kakek!" ujar Bella.

Kakek melambaikan tangannya, "iya." Lalu ia keluar Cafe.

Bella berjalan ke kamarnya, ia mulai mengemasi barang-barang yang sangat berantakan itu. Hari pertama Bella tidur di cafe yang lumayan membuatnya nyaman ini ternyata tidaklah buruk.

Bella mengemasi barang-barangnya, beberapa dari koper ia keluarkan lalu ia memasukkannya ke dalam lemari.

Tinggal Foto terlegend yang kini diletakkan di atas tempat tidur. Bella berdiri dan pergi ke kamar mandi, hari ini cukup melelahkan. Jadi seperti ini rasanya bekerja dari pagi hingga sore yang selalu dirasakan orang-orang yang memutuskan untuk tidak kuliah.

Ternyata banyak sekali pengalaman yang bisa di ambil.

Hari ini adalah pertama kalinya untuk Bella, pertama kalinya dia diusir dari rumah, pertama kalinya ia tinggal dengan orang asing, pertama kalinya ia bekerja paruh waktu dari pagi sampai petang.

Meski jarak cafe dan rumah ayahnya lumayan dekat, namun cafe ini terletak di tempat yang ramai dan hanya terhalang oleh gedung-gedung tinggi.

Beberapa menit kemudian, Bella menyelesaikan ritual mandinya. Meski orang bilang mandi malam hari itu tidak baik namun dirinya benar-benar merasa gerah dan tidak kuat untuk segera mendinginkan badan dan pikirannya.

Satu hal yang harus Bella terima mulai sekarang, anggap saja dirinya tengah merantau untuk bekerja dan memenuhi kebutuhannya.

Bella keluar dari kamar mandi, ia masuk ke dalam kamarnya, terlihat foto terlegend yang ia simpan di atas tempat tidur tadi. Bella mendekat perlahan dan memungut foto itu, ia terduduk di atas kasur.

Bella menatap fotonya lalu tersenyum.

"Mama, maafkan Bella sudah merusak harga diri Mama." Lirihnya.

Bella memeluk foto itu dan langsung menyimpannya di dekat lampu tidur.

Kamar di sini kecil, namun sangat nyaman. Hanya ada satu tempat tidur tanpa ranjang, terdapat dua bantal dan satu guling serta selimut, satu lemari baju dan lemari kecil tempat lampu tidur yang letaknya dekat tempat tidur, jam weaker bulat putih polos yang diletakkan di dekat lampu tidur, cermin yang menempel pada lemari baju dan beberapa hiasan-hiasan kecil.

Bella merebahkan tubuhnya, ia merasa badannya hampir remuk. Biasanya ayah tidak mengizinkannya bekerja paruh waktu. Namun sekarang berbeda, Bella harus tetap hidup walaupun sendiri.

Bella menatap langit-langit kamarnya, ia merasa ada yang kurang. Namun apa ya...

Seketika matanya terbelalak tatkala mengingat ponsel miliknya entah ke mana. Bella terbangun dari tempat tidurnya, ia memegang kepalanya, jantungnya berdegub kencang.

"Apa mungkin tertinggal di kamarku saat mengemasi barang?"

Dia berdecih pelan.

"Gara-gara ibu tiri itu dan anaknya! Mungkin sekarang ponselku sudah jadi milik anak itu." Geruntunya.

"Duh Bella bodoh! Bella bodoh!" geruntunya.

Ia menarik selimutnya kembali dan menutupi seluruh badannya sekaligus wajahnya.

"Bodoamat!" geruntunya.

Tak sadar mata Bella terpejam, rasanya seperti ada yang menarik badannya saat ini, napasnya sesak, pandangannya sangat hitam dan gelap, sekujur tubuhnya sangat berkeringat.

Terlihat sinar putih dari kejauhan, namun sinar itu tampaknya membesar?

Bella berlari ke arah sinar itu.

Wushhh...

Perlahan angin menerpa wajahnya, Bella membuka matanya ia melihat langit di atas pohon-pohon rindang. Bella terduduk, ia melihat ke sekitarnya, matanya berputar menyelidiki di sekitarnya.

Ia tidak mengenali tempat ini. Keningnya berkerut, matanya masih memandangi pepohonan yang sangat tinggi.

"Ini di mana?"

Bella berdiri, ia tertidur di atas daun-daun kering? Apa mungkin ini musim semi? Bukankah di indonesia tidak ada musim yang seperti ini?

"Seingatku aku berada di kamar tempat cafe..." lirihnya.

Seketika matanya terbelalak, "a-aku harus menjaga cafenya! Kenapa bisa menghilang?!" pekiknya.

Bella berlari mencari cafe yang hilang, namun entah mengapa di sini tidak ada cafe atau bangunan rumah!

Hanya ada pepohonan dan beberapa daun kering yang berjatuhan.

Grrrr....

Suara sesuatu yang sontak membuat sekujur tubuhnya membeku di tempat, rasanya berlari sangat sulit, perlahan Bella menoleh ke belakang.

Terlihat sesuatu hitam yang besar, bahkan ukurannya melebihi dirinya dan tingginya hampir setinggi pohon.

Mata Bella terbelalak, ia berlari menghindari sosok yang bahkan ia tidak tahu. Ia berusaha berlari dan menghindar, meski tanahnya berguncang membuatnya kesulitan berlari.

"A-apa itu monster?!"

Saat Bella berlari, ia menginjak batu sehingga kakinya terkilir, Bella kesakitan, ia meringis dan menangis namun tak ada yang bisa dimintai bantuan.

Makhluk itu mendekat dan siap menerkam Bella. Tubuhnya menghalangi cahaya matahari, tangan besarnya melesat pada Bella membuat Bella memejamkan matanya.

Napasnya tak beraturan, Bella memelotot menatap langit-langit kamarnya.

Syukurlah itu hanya sebuah mimpi buruk, namun tubuhnya bergetar sebab masih terkejut.

Bella melirik pada jam weakernya yang masih berdetak seperti jantung, jam menunjukkan pukul tiga pagi, ia menghela napas pelan saat kesadarannya kembali. Suara perut yang berteriak meminta diisi sesuatu. Bella memegang perutnya.

"Duh laper banget, Kakek Pion ada makanan apa ya?"

Bella berdiri lalu berjalan keluar dari kamar dan melangkahkan kakinya menuju dapur. Bella membuka lemari es, terlihat ada wortel yang ia beli kemarin dan ada nuggets. Lalu Bella berjalan menuju rice cooker dan ternyata ada nasi sisa. Bella mengambil wajan dan memutuskan untuk memasak nasi.

"Mungkin kalau di tambah nugget sama wortel bakal enak, tapi kayanya masih ada sayur." Ujarnya.

Ia segera menyalakan kompor, menyimpan wajan dan menuangkan minyak sedikit, Bella memotong beberapa sayuran dan memotong bawang merah dan putih sebagai pengharum masakan. Bella kurang suka dengan kecap manis, ia memasak dengan tanpa menggunakan kecap seperti kebanyakan nasi goreng.

Beberapa menit kemudian nasi goreng sudah jadi, Bella langsung menyiapkannya pada piring dan mengambil sendok. Bella terduduk di meja makan kecil berbentuk lingkaran itu, lalu Ia melahap masakannya, namun keningnya mengernyit dan wajahnya terlihat masam.

"Asin sedikit, duh biarin deh daripada gak makan."

Meski mengeluh, Bella tetap memakan masakannya sendiri.

"Duh kalau tahu begini sepertinya aku harus banyak belajar masak, biar nggak malu amat kalau masak buat suami nanti." ujarnya sendiri.

Bella minum air putih pada selaan ritual makannya, namun matanya merasa masih lelah lantas tanpa sadar ia tertidur kembali di atas meja makan.

dlyzrlo

vote dan komen selalu ditunggu :)

| Sukai

Bab terkait

  • Hello to Papa   Kenalan dong.

    "Silahkan datang kembali," sapa Bella pada salah satu pelanggan seraya memberikan makanan yang akan dibawa pulang. Bella menunduk, ia terduduk di kursi dapur seraya menunggu pelanggan kembali. Kakek Pion berada di mesin kasir seraya membaca koran yang baru saja diterima pagi tadi. "Bella, tau nggak?" ujar Kakek Pion tiba-tiba membuka suaranya. "Ada apa, Kakek?" tanya Bella. "Jaman sekarang ini anak perempuan itu harus bisa menjaga dirinya." Bella menoleh dengan refleks, ia menelan salivanya. "Maksudnya, Kakek?" Bella menatap tanpa berkedip, Bella tahu yang kakek Pion maksud. "You know lah, ada banyak korban pelecehan pada gadis. Ini beritanya masih anget." Bella berdiri, "I-iya... Kakek, Bella mau masak buat kakek. Nanti kakek jadi jurinya ya." Pinta Bella. "Emang bisa masak?" "Ya bisa dong!" "Coba," "Jadi! Pertama-tama Bella mau masak nasi goreng special yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Hello to Papa   Pelamar

    "I'm the first to say that I'm not perfect~" Bella tengah asyik bernyanyi seraya menunggu pengunjung cofee semakin bertambah."Permisi, apa di sini ada lowongan kerja?" seorang lelaki yang menggunakan kacamata itu bertanya pada Bella membuat Bella menoleh padanya."Hm?" Bella masih belum fokus."Apa ada lowongan pekerjaan di sini?" tanyanya lagi."Emmm.." Bella celingukan ke kanan dan ke kiri mencari sosok kakek Pion tidak ada. Ke mana kakek? Harusnya ini kan berurusan sama dia.Bella terdiam, mungkin lelaki tersebut akan merasa kecewa karena surat lamaran yang ia buat tidak diterima. Setidaknya jika Kakek Pion menolaknya sebagai karyawan, lelaki ini tidak akan terlalu kecewa karena surat lamarannya sudah sampai ke pemilik cafe ini.Bella tersenyum, "Aku tidak tahu di sini ada lowongan atau tidak, dan pemiliknya tidak ada di sini. Mungkin jika lamarannya saya ambil nanti a

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Hello to Papa   Salah Bella

    Matahari terbit dan memberikan cahaya masuk pada satu kamar dengan gorden tertutup, cahayanya menyelinap melalui celah kecil menyorot pada mata wanita cantik yang tertidur lelap.Gadis berambut pirang itu perlahan membuka matanya, ia menatap langit-langit kamar dan mengumpulkan nyawanya. Wanita itu memegang pelipisnya dan menoleh ke samping.Matanya terbelalak tatkala melihat seorang pria tertidur pulas terlentang dan telanjang dada. Mata Bella semakin terbelalak, ia menarik selimutnya dan semakin menutupi badannya. Tangan satunya menutup mulut yang hampir berteriak lepas."AAAA!!!""Siapa lelaki asing ini?" gumamnya.Bella melihat dirinya, lalu lalu memijat peipisnya dengan memejamkan matanya. Mencoba mengingat kejadian semalam. Namun Bella tidak ingat apapun."A-apa jangan-jangan... semalam...t-tapi terakhir aku ingat tidur di rumah." geramnya."Apa yang akan aku katakan pada ayah?"Bella mencari ponselnya, ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • Hello to Papa   Baik atau pura-pura?

    Bella keluar dengan air mata yang banjir, pikirannya sedang kacau bahkan benar-benar kacau. Ia tak habis pikir akan melakukan hal seperti ini. Bella sangat hancur sekarang. Ia bingung entah akan ke mana sekarang. Kalau pulang ke saudara pasti ia akan habis di kritik dan di marahi. Mungkin akan di maki dan di usir seperti yang di lakukan Ayahnya.Andai Mama ada di sini, tetapi jika ada pun, Bella mungkin akan malu bertemu Mamanya. Perut Bella keroncongan, ia memegangi perutnya sambil merintih.Bella mengusap air matanya, ia celingukkan mencari sesuatu yang bisa ia beli. Baru sadar kalau ia berada di dekat gerbang taman Nusantara, di mana tempat itu terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang berjajar berjualan.Bella tersenyum tatkala melihat tukang Bakso, makanan kesukaannya. Namun saat akan melangkah, Bella berhenti mengingat jumlah uang yang ia miliki. Niatnya membeli bakso ia urungkan, Bella hanya memiliki uang 5.0

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • Hello to Papa   Cara menjadi jahat

    Bella keluar dari kamarnya menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna ungu, rambutnya diikat kuda. Bella menuruni anak tangga. Setelah berada di bawah, Bella menoleh Kakek berada di dapur. Dengan cepat Bella menghampirinya."Sekarang Bella harus apa, Kek?" tanya Bella.Kakek memberikan celemek berwarna pink pada Bella, "kamu pakai ini biar bajunya nggak kotor."Bella menerimanya, lalu memakainya. "Wah, lucu banget sih!" girangnya."Bagus-bagus, dari dulu kakek berharap punya cucu gadis." Puji Kakek."Sekarang kakek anggap Bella cucu kakek!" kata Bella, memang terdengar seperti anak kecil. Kakek ini sangat baik padanya.Satu pelanggan masuk, kakek memberikan mini notes dan bolpoint pada Bella, "Nah, kamu ke sana dan tanya dia mau pesan apa." Bella mengangguk paham.Bella menghampiri gadis berbaju kuning, membawa tas hitam dan memel

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Hello to Papa   Isi Hati Bella

    Sebelumnya sudah pada tahu kan namaku Bella, aku sangat beruntung sekarang ada seseorang yang mau menampungku meski belum tahu masalahku keluar dari rumah dan bahkan diusir. Aku bahkan tidak pernah menyangka pada diriku bisa melakukan hal buruk yang bisa meruntuhkan semua impianku, masa depanku, kebahagiaanku.Aku terus menatap kopi di hadapanku, kopi yang hampir mirip dengan susu. Kalau tidak salah Kakek Pion menyebutnya Piccolo cofee. Atau apalah itu, aku masih sangat asing dengan nama-nama kopi di sini.Sesekali aku mengaduk kopi milikku, melihat pelanggan yang beragam aktivitas membuatku tersenyum. Terlebih lagi saat aku melihat pelanggan yang tengah mengerjakan tugas kuliahnya.Aku tersenyum kecil, sejak dulu aku ingin kuliah namun tidak sempat karena perihal biaya setelah Mama meninggal dunia. Terkadang ingin menangis saat teringat pada Mama, Aya

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Hello to Papa   Karyawan cantik

    Aku tersenyum sebentar seraya menatap susu kaleng yang sudah di tanganku. Aku berbalik, ujaranku terhenti saat orang yang membantuku tidak ada di belakangku."Terima ka─""Lah? Mana orang tadi?" tanyaku pada diri sendiri.Aku celingukkan ke kanan dan ke kiri, lalu aku mengintip di sela-sela lemari bahan makanan namun orang tadi tidak ada.Badanku berkeringat, tubuhku menggigil, apakah yang membantuku tadi adalah bukan orang melainkan... Hantu!Aku bergidik, lalu dengan cepat berjalan pada kasir dan menunggu antrean. Kasir di sini sangat sibuk, aku bahkan antre di bagian yang masih sedikit jauh. Sudah mirip seperti antre sembako saja.Aku menunggu lima belas menit di sana, meski sibuk sang kasir hanya ada satu orang. Kasihan, dia sudah susah payah untuk bergerak cepat melayani pembeli.Sekarang adalah giliranku, saat aku akan menyimpan barangku ke hadapan kasir, tiba-tiba gadis aneh menyerbu dan cepat-cepat ia mengambil antrean y

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21

Bab terbaru

  • Hello to Papa   Pelamar

    "I'm the first to say that I'm not perfect~" Bella tengah asyik bernyanyi seraya menunggu pengunjung cofee semakin bertambah."Permisi, apa di sini ada lowongan kerja?" seorang lelaki yang menggunakan kacamata itu bertanya pada Bella membuat Bella menoleh padanya."Hm?" Bella masih belum fokus."Apa ada lowongan pekerjaan di sini?" tanyanya lagi."Emmm.." Bella celingukan ke kanan dan ke kiri mencari sosok kakek Pion tidak ada. Ke mana kakek? Harusnya ini kan berurusan sama dia.Bella terdiam, mungkin lelaki tersebut akan merasa kecewa karena surat lamaran yang ia buat tidak diterima. Setidaknya jika Kakek Pion menolaknya sebagai karyawan, lelaki ini tidak akan terlalu kecewa karena surat lamarannya sudah sampai ke pemilik cafe ini.Bella tersenyum, "Aku tidak tahu di sini ada lowongan atau tidak, dan pemiliknya tidak ada di sini. Mungkin jika lamarannya saya ambil nanti a

  • Hello to Papa   Kenalan dong.

    "Silahkan datang kembali," sapa Bella pada salah satu pelanggan seraya memberikan makanan yang akan dibawa pulang. Bella menunduk, ia terduduk di kursi dapur seraya menunggu pelanggan kembali. Kakek Pion berada di mesin kasir seraya membaca koran yang baru saja diterima pagi tadi. "Bella, tau nggak?" ujar Kakek Pion tiba-tiba membuka suaranya. "Ada apa, Kakek?" tanya Bella. "Jaman sekarang ini anak perempuan itu harus bisa menjaga dirinya." Bella menoleh dengan refleks, ia menelan salivanya. "Maksudnya, Kakek?" Bella menatap tanpa berkedip, Bella tahu yang kakek Pion maksud. "You know lah, ada banyak korban pelecehan pada gadis. Ini beritanya masih anget." Bella berdiri, "I-iya... Kakek, Bella mau masak buat kakek. Nanti kakek jadi jurinya ya." Pinta Bella. "Emang bisa masak?" "Ya bisa dong!" "Coba," "Jadi! Pertama-tama Bella mau masak nasi goreng special yan

  • Hello to Papa   Bad dream

    Malam sudah tiba, jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Cafe harus tutup. Kakek Pion akan bersiap-siap untuk segera pulang. Namun Bella masih sibuk dengan kain lap di tangannya dan berusaha membersihkan meja. "Nah Bella, jaga cafe dan jangan lupa istirahat!" ujar Kakek seraya tersenyum dan memberikan kunci cadangannya pada Bella. Bella menerima kunci itu, "siap laksanakan! Bella akan jaga cafenya dengan aman seaman-amannya!" "Oh iya, jangan lupa juga itu kalau malem-malem laper kamu masak aja sendiri." Ujar Kakek Pion. Bella mengangguk mantap, "siap! Laksamanakan!" jawab Bella. "Selamat malam, kakek!" ujar Bella. Kakek melambaikan tangannya, "iya." Lalu ia keluar Cafe.

  • Hello to Papa   Karyawan cantik

    Aku tersenyum sebentar seraya menatap susu kaleng yang sudah di tanganku. Aku berbalik, ujaranku terhenti saat orang yang membantuku tidak ada di belakangku."Terima ka─""Lah? Mana orang tadi?" tanyaku pada diri sendiri.Aku celingukkan ke kanan dan ke kiri, lalu aku mengintip di sela-sela lemari bahan makanan namun orang tadi tidak ada.Badanku berkeringat, tubuhku menggigil, apakah yang membantuku tadi adalah bukan orang melainkan... Hantu!Aku bergidik, lalu dengan cepat berjalan pada kasir dan menunggu antrean. Kasir di sini sangat sibuk, aku bahkan antre di bagian yang masih sedikit jauh. Sudah mirip seperti antre sembako saja.Aku menunggu lima belas menit di sana, meski sibuk sang kasir hanya ada satu orang. Kasihan, dia sudah susah payah untuk bergerak cepat melayani pembeli.Sekarang adalah giliranku, saat aku akan menyimpan barangku ke hadapan kasir, tiba-tiba gadis aneh menyerbu dan cepat-cepat ia mengambil antrean y

  • Hello to Papa   Isi Hati Bella

    Sebelumnya sudah pada tahu kan namaku Bella, aku sangat beruntung sekarang ada seseorang yang mau menampungku meski belum tahu masalahku keluar dari rumah dan bahkan diusir. Aku bahkan tidak pernah menyangka pada diriku bisa melakukan hal buruk yang bisa meruntuhkan semua impianku, masa depanku, kebahagiaanku.Aku terus menatap kopi di hadapanku, kopi yang hampir mirip dengan susu. Kalau tidak salah Kakek Pion menyebutnya Piccolo cofee. Atau apalah itu, aku masih sangat asing dengan nama-nama kopi di sini.Sesekali aku mengaduk kopi milikku, melihat pelanggan yang beragam aktivitas membuatku tersenyum. Terlebih lagi saat aku melihat pelanggan yang tengah mengerjakan tugas kuliahnya.Aku tersenyum kecil, sejak dulu aku ingin kuliah namun tidak sempat karena perihal biaya setelah Mama meninggal dunia. Terkadang ingin menangis saat teringat pada Mama, Aya

  • Hello to Papa   Cara menjadi jahat

    Bella keluar dari kamarnya menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna ungu, rambutnya diikat kuda. Bella menuruni anak tangga. Setelah berada di bawah, Bella menoleh Kakek berada di dapur. Dengan cepat Bella menghampirinya."Sekarang Bella harus apa, Kek?" tanya Bella.Kakek memberikan celemek berwarna pink pada Bella, "kamu pakai ini biar bajunya nggak kotor."Bella menerimanya, lalu memakainya. "Wah, lucu banget sih!" girangnya."Bagus-bagus, dari dulu kakek berharap punya cucu gadis." Puji Kakek."Sekarang kakek anggap Bella cucu kakek!" kata Bella, memang terdengar seperti anak kecil. Kakek ini sangat baik padanya.Satu pelanggan masuk, kakek memberikan mini notes dan bolpoint pada Bella, "Nah, kamu ke sana dan tanya dia mau pesan apa." Bella mengangguk paham.Bella menghampiri gadis berbaju kuning, membawa tas hitam dan memel

  • Hello to Papa   Baik atau pura-pura?

    Bella keluar dengan air mata yang banjir, pikirannya sedang kacau bahkan benar-benar kacau. Ia tak habis pikir akan melakukan hal seperti ini. Bella sangat hancur sekarang. Ia bingung entah akan ke mana sekarang. Kalau pulang ke saudara pasti ia akan habis di kritik dan di marahi. Mungkin akan di maki dan di usir seperti yang di lakukan Ayahnya.Andai Mama ada di sini, tetapi jika ada pun, Bella mungkin akan malu bertemu Mamanya. Perut Bella keroncongan, ia memegangi perutnya sambil merintih.Bella mengusap air matanya, ia celingukkan mencari sesuatu yang bisa ia beli. Baru sadar kalau ia berada di dekat gerbang taman Nusantara, di mana tempat itu terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang berjajar berjualan.Bella tersenyum tatkala melihat tukang Bakso, makanan kesukaannya. Namun saat akan melangkah, Bella berhenti mengingat jumlah uang yang ia miliki. Niatnya membeli bakso ia urungkan, Bella hanya memiliki uang 5.0

  • Hello to Papa   Salah Bella

    Matahari terbit dan memberikan cahaya masuk pada satu kamar dengan gorden tertutup, cahayanya menyelinap melalui celah kecil menyorot pada mata wanita cantik yang tertidur lelap.Gadis berambut pirang itu perlahan membuka matanya, ia menatap langit-langit kamar dan mengumpulkan nyawanya. Wanita itu memegang pelipisnya dan menoleh ke samping.Matanya terbelalak tatkala melihat seorang pria tertidur pulas terlentang dan telanjang dada. Mata Bella semakin terbelalak, ia menarik selimutnya dan semakin menutupi badannya. Tangan satunya menutup mulut yang hampir berteriak lepas."AAAA!!!""Siapa lelaki asing ini?" gumamnya.Bella melihat dirinya, lalu lalu memijat peipisnya dengan memejamkan matanya. Mencoba mengingat kejadian semalam. Namun Bella tidak ingat apapun."A-apa jangan-jangan... semalam...t-tapi terakhir aku ingat tidur di rumah." geramnya."Apa yang akan aku katakan pada ayah?"Bella mencari ponselnya, ponsel

DMCA.com Protection Status