Home / Romansa / Hello, My Second Husband / Apakah Bagas Juga Buaya?

Share

Hello, My Second Husband
Hello, My Second Husband
Author: Namira

Apakah Bagas Juga Buaya?

Author: Namira
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sinar Mentari. Wanita cantik yang sudah menikah dengan salah satu seniornya di kampus. Di usianya yang masih 25 tahun, Sinar sudah memiliki anak, kembar dua. Aksara dan Aurora. Buah hati hasil pernikahannya dengan Wira Bagaskara. 

Seperti biasa, Sinar selalu bangun lebih awal. Pergi ke kamar si kembar dan membangunkan mereka untuk ke sekolah paud. Umur mereka baru empat tahun, tapi semangat belajar mereka sangat tinggi. 

"Molning, Bunda. Aku udah bangun dulu dalipada Kak Aksa," ucap Aurora yang sudah turun dari tempat tidurnya dan memeluk bundanya. Dikecupnya pipi Aurora dengan tulus dan memanggil pembantu untuk memandikan Aurora. 

"Sariti, nanti setelah ayah anak-anak pulang tolong siapkan makan ya? Rencananya aku pulang agak malam karena harus rapat penting di beberapa tempat," titah Sinar pada pembantunya. 

"Iya, Bu." 

Sariti adalah pembantu yang sudah dua tahun tinggal di rumahnya, kebetulan Sinar mengenal perempuan itu dari kenalan bi Fadlun, pembantu di rumah orang tuanya di Jakarta. Sekarang Sinar tinggal di Bandung bersama keluarga kecilnya. 

Bagas adalah suami yang jarang pulang karena sibuk ke luar kota urusan pekerjaan. Sinar percaya utuh pada suaminya, tak mungkin kan di luar sana Bagas menghianatinya apalagi mereka sudah punya anak yang lucu-lucu. Sinar pun sering menanyakan tentang sikap suaminya di kantor pusat pada temannya yang kebetulan satu kantor dengan Bagas.

"Aku mau mandi dulu, jaga anak-anak ya, Sar!" 

Sariti hanya mengangguk dan akhirnya menutup pintu untuk memandikan Aurora dan Aksara. 

***

Sambil menatap layar komputer yang selalu menyala, Sinar mengamati jam makan siangnya. Sepuluh menit lagi akan segera berakhir, perutnya keroncongan bukan main. 

"Nanti kita mau ke cafe itu lagi, mau ikut gak? Mas-mas baristanya lumayan buat cuci muka loh, Tar," ajak Gebby. Salah satu temannya yang masih lajang sampai sekarang. 

Sinar bekerja di perusahaan besar, Victoria Group. Management yang menaungi banyak artis dan model terkenal, juga pengiklanan dan perfilman. Kebetulan Sinar menjabat sebagai tim sutradara dengan ke empat teman kantornya. Adi, Gebby, Dion dan Jen. Bisa dibayangkan kan berapa gaji Sinar setiap bulannya. 

"Geb, ngapain jaman sekarang tuh cuci mata terus? Kalau suka tinggal nembak lah! Mana katanya yang tahun ini mau nikah sama pria ganteng yang duitnya begibun?!" cibir Dion.

Gebby langsung cemberut karena cuma dirinya sendiri yang masih jomblo ulala. "Diem kutu kupret! Jadi temen tuh doain, bukannya julid. Rempong deh kayak lambe turah!" 

Demi menyelamatkan Dion yang sebentar lagi akan ditimpuk berkas tebal di meja kerja Gebby, Sinar berinisiatif untuk menyetujui ajakan teman cerewetnya keluar menuju Cafe Shisa. Bukan untuk ngecengin mas-mas barista ya!

Begitu sampai di sana, Gebby langsung memangku dagu sembari menatap pria yang berada di kasir yang terhubung dengan dapur utama. 

Cafe yang lumayan nge-hits itu semakin ramai kalau siang-siang begini. Apalagi mas-mas barista jadi alasan kenapa banyak para remaja, mahasiswi dan rekan kantornya yang stay cool pasang muka. Jelas ganteng Mas Bagas ke mana-mana lah! Fikir Sinar saat barista idola menawarinya minum.

"Kopi pahit saja, kalau temanku seperti biasa. Kamu tahu kan dia sering nongkrong di sini?" tanya Sinar. 

Barista itu nampak berfikir sambil mengingat pesanan apa yang sering dipesan Gebby. Temannya langsung mencubit lengan Sinar karena bikin malu. 

"Aduh, beneran deh! Tangan lu kayak kepiting, sakit kalau nyubit!"

"Mas Yudis tuh orangnya pemalu, lu malah berisik banget kayak rombengan. Gini ya, kalau PDKT tuh harus pelan-pelan, emangnya lu? Dua bulan pacaran langsung capcus nikah. Iya sih, Bagas ganteng tapi kan lu gak tahu gimana sifat aslinya. Bisa aja kan dia buaya. Jaman sekarang tuu banyak tahu, udah nikah bahkan punya anak tapi simpenannya ada di mana-mana." cibir Gebby. 

"Heh, suamiku tuh gak kayak kebanyakan orang. Mas Bagas setia kok, buktinya setiap ulang tahunku pasti ngasih kejutan. Sayang sama si kembar, gak pernah ngerokok bahkan minum. Pria lurus seperti suamiku beda lah sama si Yudis itu yang kayaknya tebar pesona." 

Jelas Sinar tak terima suaminya dianggap buaya. Memang usia pacaran mereka sebelum menikah terbilang masih mentah, tapi Bagas dan Sinar sudah mantap untuk meresmikan hubungan, apalagi usia Bagas sudah matang untuk dijadikan figure suami dan seorang ayah. 

"By the way, lu pernah gak sih datang sendiri ke kantor suami lu sejak kalian menikah? Yeah, gue cuma gak yakin aja sih. Soalnya selama kalian pacaran, selalu lu yang ngebet banget pingin ngapel dan dia cuma nunggu jemputan." 

Seketika wajah Sinar berubah masam, kembali memikirkan masa-masa masih berpacaran. Ia memang sering antar-jemput Bagas. Alasannya hanya satu, pria itu hanya memiliki motor, beda dengan Sinar yang sudah memiliki mobil sendiri dan sukses di usia dua puluhan. 

Ah, semoga suaminya adalah pria yang bijaksana dan dapat dipercaya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
blackbutter224
namanya kerennnn
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hello, My Second Husband   Kacang Lupa Kulitnya

    Akhirnya rapat selesai lebih cepat. Sinar cukup lega bisa pulang lebih awal, apalagi hari ini suaminya pasti sudah ada di rumah. Bagas memang sering pergi ke luar kota karena dinas."Gue mau pulang karena suami udah stay. Lu mau nebeng gak? Katanya tadi motor lu mogok?" tawar Sinar pada Gebby.Wanita itu menggeleng karena sudah lebih dulu memesan taksi online. Sambil menunggu dan menemani temannya, Sinar berusaha menstater mobilnya, tapi anehnya tidak mau menyala. Ah, ya ampun! Kenapa Sinar bisa lupa kalau ia belum mengisi bensin."Gebb.." bujuk Sinar. Ia mungkin akan menginapkan mobilnya semalam. Besok gampang deh."Apa? Pasti lu lupa lagi kan ngisi makan mobil lu sampai gak mau jalan. Iya, lu boleh nebeng taksi gue. Bentar lagi juga datang," sahutnya.Lima belas menit kemudian, taksi pesanan Gebby datang. Beruntung banget karena Sinar pasti akan lumutan. Ponselnya han

  • Hello, My Second Husband   Meminta Bantuan Mencari Pembelaan

    Setelah mengetahui bahwa suaminya selingkuh dengan pembantunya sendiri, Sinar mulai menyusun rencana demi rencana. Pertama, ia akan langsung datang ke pengacara. Kebetulan teman dekat Bagas adalah seorang pengacara yang sedang naik daun di kotanya.Meskipun mereka teman dekat, tapi Sinar tahu kalau pekerjaan tetaplah pekerjaan. Ia yakin kalau pria bernama Arya Sagara akan tetap membantunya menyelidiki kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya sendiri."Nanti kalau sudah pulang dari mengantarkan anak-anak ke sekolah, tolong mampir belikan susu formula buat mereka ya, Sar?" pinta Sinar.Melihat wajah polos sang pembantu, rasanya Sinar ingin mengguyur air minum yang sedang ada di hadapannya. Sabar, Sinar, sabar!"Baik, Bu," sahut Sariti.Hari ini Sinar akan langsung pergi menemui Arya. Dengan alasan ada pekerjaan yang tak bisa ditinggal di kantor.Ternyata inilah al

  • Hello, My Second Husband   Arya Sagara Memang Menggoda

    Satu kata untuk pelakor, tenggelamkan! Sinar harus bermental baja saat berada di rumahnya. Bagas memang tak pernah menunjukkan kemesraannya dengan Sariti, tapi Sinar sudah sering melihat suaminya pergi tengah malam. Alasannya selalu sama yaitu mencari udara terbuka untuk merokok.Malam itu Sinar masih ingat jelas bagaimana suaminya memperlakukan Saritu begitu perhatiannya. Bahkan panggilan kesayangan untuk Sinar juga diberikan oleh Sariti."Kamu pasti sangat merindukanku kan, Mas Bagas?" suara Sariti seakan dibuat-buat agar suami Sinar terpancing.Sinar bisa mendengarkannya karena Arya memang sudah meletakkan alat perekam di beberapa titik yang memungkinkan mereka melakukannya.Bagas terdengar seperti menciumi Sariti karena wanita itu terdengar mendesah pelan. Sebenarnya hati Sinar sangat terluka, apalagi mereka sudah melakukannya berulang kali. Mungkin hubungan mereka memang sudah lama. Dan bod

  • Hello, My Second Husband   Ngaca Dong Pelakor!

    Kedekatan anak kembar Sinar dengan Sariti makin membuat Sinar tak ingin berlama-lama menyimpan kebusukan suaminya dengan sang pembantu. Sinar sudah memiliki beberapa bukti akurat yang akan membuat mereka tak bisa mengelak."Bunda, tadi di sekolah Mbak Saliti nyuluh Aulola nyanyi!" curhat putrinya.Sinar hanya tersenyum sambil melihat ke arah Sariti, sedangkan Sariti hanya membalas senyuman majikannya."Terus Aurora nyanyi apa?""Nyanyi balonku ada lima! Tapi kak Ala gak ikutan nyanyi malah diam aja. Katanya Aulola belisik, Mbak Saliti juga pelgi dengan Ayah."Mampus kau Sariti. Akhirnya Aurora cerita sendiri kau memang pergi dengan suamiku, batin Sinar."Pergi ke mana, Sar?" tanya Sinar.Mendadak raut wajah Sariti tak bisa diterka. Menunduk dan meremas ujung dasterny

  • Hello, My Second Husband   Kecemburuan Sariti

    Entah kenapa Sinar merasa kegerahan. Padahal wanita itu sudah menaikkan volume AC dan memakai pakaian yang lumayan tipis. Ia mulai membuka matanya dan kaget ternyata suaminya sudah tidak ada di sebelahnya. Pasti menemui gundik gatalnya itu.Sinar akhirnya terbangun dan mengambil air minum di atas meja. Kalau dulu saat Sinar mengetahui suaminya diam-diam ke kamar Sariti tengah malam Sinar akan menggerutu, kesal, gelisah dan marah. Tapi kali ini ia sudah bisa menahan emosinya. Rasa cintanya terhadap Bagas lama-kelamaan semakin terkikis habis.Sinar mengambil bluetooth yang langsung terhubung dengan suara-suara dari kamar Sariti. Ia yakin kalau suaminya berada di sana."Istri kamu itu, Mas! Dia keterlaluan tahu nggak! Dia marahi aku gara-gara aku manggil Aurora dan Aksara anakku. Padahal sebentar lagi aku akan menjadi ibu mereka juga, kan? Mas Bagas akan menikahiku, kan?"Suara Sariti terdengar sangat serak. Ia sesenggukan sambil menahan napas

  • Hello, My Second Husband   Dasar Buaya Kelas Kakap!

    Memang cukup gila bagi Sinar. Bisa-bisanya ia malah merayu Bagaskara yang memang nyatanya penggila tubuh wanita. Sinar tahu kalau itu bukan masalah karena mereka masih berstatus suami istri. Tapi rasanya agak gimana gitu harus berhubungan dengan suaminya yang sudah berbagi ranjang dengan wanita lain."Mas, aku mau nengokin anak-anak dulu. Nanti berangkat ke kantor barengan, mau?" ajak Sinar. Ia mengikuti cara Gebby untuk tidak membuat si kembar ke sekolah dengan Sariti. Bagaimanapun caranya, si kembar harus dijauhkan dari wanita gundik itu. Ia tahu kalau Sariti memang sedang berusaha mengambil hati Aurora dan Aksara."Baiklah, kita udah lama juga gak berangkat kerja bareng meskipun beda kantor. Ngomong-ngomong kamu masih bekerja sebagai penata busana dan tema pemotretan kan, Sayang? Aku sering melihat namamu ada di bagian iklan yang dipajang di jalan raya besar," terang Bagas.

  • Hello, My Second Husband   Takdir Atau Kebetulan?

    Lagi dan lagi. Dugaan Sinar akurat seratus persen. Bagaskara, suaminya benar-benar putar arah dan melipir ke rumah. Apalagi kalau bukan untuk bercinta dengan gundik gatalnya, si Sariti yang sok polos itu."Kok bisa ya, lu betah gitu serumah sama mereka? Lu manusia bukan sih?" heran Gebby.Sinar mengangkat bahu. Ia sedang sibuk memilih kostum yang paling pantas untuk artisnya hari ini. Ada meet and great film Sebuah Analogi Cinta yang diperankan Anjani Killa dan Brian Arlen Mauten. Mereka memang artis yang sedang naik daun."Dikuat-kuatin, Geb. Sebenarnya kalau ditanya, gue pingin banget mutilasi mereka terus gue buang ke rawa-rawa. Tapi sebagai wanita yang lucu dan keren, seorang Sinar gak bakalan kalah. Gak apa-apa sekarang naik darah, yang penting besok mereka yang bakalan ngerasain sakaratul maut di depan keluarga!"Gebby merinding seketika. Ia tahu kalau temannya dari dulu memang tak suka dibohongi. Apalagi dibohongi atas nama pernikahan

  • Hello, My Second Husband   Arya Sagara Sesuatu Banget, Ya?

    Siapa yang menyangka kalau Sinar akan bertemu Arya secara kebetulan. Apalagi kini Gebby pamit lebih dahulu karena ditelpon oleh asisten artisnya. Gebby memang menjadi penata busana seperti Sinar, ia lebih memilih mengambil job Sinar sekarang dan membiarkan temannya pdkt. Bagas? Buang ke laut aja deh!"Aku gak enak deh kita berduaan gini, rasanya kayak sama aja ya sama Bagas dan pembantu kamu," Arya mulai tidak nyaman karena perginya Gebby. Keadaan mendadak jadi canggung, padahal tidak biasanya Arya merasa begitu."Maksudnya kita kayak orang selingkuh gitu, Mas Ar? Haha, ya enggaklah. Beda versi beda pandangan juga. Kalau ditanya ya tinggal bilang kebetulan ketemu, kamu juga sekarang jadi pengacaraku bukan?"Arya mengakui kalau Sinar terlalu santai dengan lingkungan di sekitarnya. Bahkan menurutnya, Sinar adalah wanita yang tegar dan tak terintimidasi dengan orang lain. Buktinya Gebby sejak tadi menyuruhnya melabrak Bagas dan Sariti, tapi Sinar tetap stay cool

Latest chapter

  • Hello, My Second Husband   True Love

    Karena pernah hamil bahkan kembar, Sinar tak susah adaptasi dengan bentuk tubuhnya yang mulai berubah. Kini usia kandungannya memang memasuki bulan ke enam. Sungguh, tak terasa ia akan melahirkan 4 bulan lagi, jadi tak sabar menyambut anak ke tiganya."Aku gak kelihatan gendutan kan pakai ini? Aku takut kamu malu kalau aku kelihatan gendut, Sayang."Sejak perutnya mulai membesar, Sinar sering insecure. Padahal suaminya tak masalah dengan itu, baginya Sinar malah terlihat seksi karena hamil tua."Pakai apa aja kamu selalu cantik kok, Sayang. Lagian mana ada hamil gak gendut sih, kalau nanti ada yang ngomong macam-macam tentang penampilanmu, bakapan kubeli omongannya biar malu."Duh, semenarik itu memang suaminya. Bahkan mereka jarang sekali berantem ataupun cek-cok. Arya terlalu santai saat Sinar merajuk, bahkan Sinar lupa kapan terakhir mereka bertengkar.Mereka akan datang ke pesta pernikahan Gebby dan Yudis, menitipkan si kembar ke rumah orang tu

  • Hello, My Second Husband   Akhirnya Dung-dung

    Setelah meminjamkan uang kepada mantan suami beberapa minggu yang lalu, Bagas dan Sariti bagai hilang ditelan bumi. Entahlah, mungkin mereka malu menunjukkan batang hidung di depan Sinar."Kalau mereka gak balik-balik, 100 jutanya gimana, Mas?" Sinar masih sibuk mengupas apel. Mumpung Arya sedang mengambil cuti beberapa hari karena ingin menikmati liburan di rumah dengan keluarga."Gak masalah, toh hitung-hitung bagiin rejeki. Jangan karena kamu punya masalah sama mereka, kamu gak rela mereka bahagia. Uang bisa dicari lagi kan?" jawab Arya dengan entengnya.Membicarakan uang memang terasa mudah dan enteng bagi suaminya. Pria itu bahkan selalu mengajak Sinar rutin ke salon karena mutlaknya wanita memang suka perawatan. Sinar sendiri makin ayem dong."Aku mau apelnya dong, yang gede kayak punya kamu."Ucapan Arya barusan membuat Sinar refleks mencubit perut suaminya. Ia tahu betul apa maksud ucapan suaminya tadi, duh dikit-dikit minta nyusù ka

  • Hello, My Second Husband   Jadi Pahlawan Buat Mantan

    Kenapa Sariti membicarakan soal tumpangan? Maksudnya wanita itu meminta ikut ke timpat tinggalnya? What! Demi apa!"Jangan konyol!" bentak Wira.Sinar masih berdiri dan menepis tangan Sariti. Sebenarnya ia masih tak sudi bertatapan apalagi berbicara dengan mantan pembantunya."Maksudnya?"Sebelum Sariti menceritakan kemalangannya tinggal bersama mertua, Laras sudah lebih dulu menarik tangan Sariti untuk masuk ke ruangannya kembali. Sinar jelas tak tega karena mantan mertuanya terlihat kasar sekali."Bu, aku akan mendengar penjelasannya. Tolong jangan kasar, dia sedang hamil cucumu bukan?"Ah, pertanyaan Sinar sangat menyentil hati Laras. Ia sungguh tak sudi memiliki cucu dari seorang pelakór seperti Sariti.Tepat setelah permohonan dari Sariti, Bagas tiba dan mendatangi mereka. Ia agak terkejut melihat Sinar bisa ada di lokasi yang sama dengannya."Mas!" Sariti kembali keluar dari kamar rumah sakit dan terjun ke pelukan

  • Hello, My Second Husband   Pelakôr Tak Akan Bahagia

    Kalau dipikir-pikir, setelah pensiun hampir dua bulan pekerjaan Sinar di bumi hanya menganggur dan bernapas. Tapi wanita itu amat beruntung memiliki pasangan super baik seperti Arya Sagara."Duh, lama-lama badan gue bakalan makin melar deh. Gue jarang banget masak, Arya selalu bangun lebih pagi bahkan di saat gue masih keliling dunia halu gue," ungkap Sinar."Hahaha. Perfecly imperfect ya! Harusnya lu bahagia dong karena gak semua pria mempercayakan uang mereka kepada istrinya. Seribu satu deh yang kayak Arya!"Kalau dipikir-pikir memang iya sih, suaminya begitu istimewa. Dari memanjakannya di ranjang, tabungan bulanan kartu kredit masih sisa banyak, belum lagi merawat si kembar dengan limpahan kasih sayang yang begitu tak terhingga."Eh tapi, kalian kan udah seminggu ya menikah. Ada gak sesuatu yang gak lu suka dari dia?" kepo Gebby.Sontak pertanyaan dari temannya membuat Sinar tak tahu harus menjawab apa. Apalagi sejauh ini suaminya terlalu semp

  • Hello, My Second Husband   Couple

    Sambil bercengkrama dengan keluarga baru, Arya masih sibuk memangku Aurora. Manja minta dipangku oleh ayah barunya, mereka memang sudah sedekat itu."Ra, kasihan dong Ayah Arya. Biarin istirahat Ayahnya, kamu katanya rindu sama Bunda kok nempel-nempelnya sama Ayah Arya?"Si kecil nyengir kuda. Baginya kasih sayang seorang ayah sangat berarti untuknya sekarang. "Gak apa-apa dong. Kan Ayah Arya gak keberatan, Bunda gak boleh mangku aku. Nanti perutnya sakit terus gak bisa bikin dedek baru lagi."Hadeh, siapa pula yang mengajarkannya sampai bisa memikirkan perkataan sampai sejauh itu? Apalagi Aurora baru berumur 7 tahun."Eh, emangnya kamu siap punya adik? Nanti gak disayang Bunda lagi loh?" pancing Aksara.Urusan membuat tangis kembarannya, Aksara jagonya. Aksara memang suka usil dan banyak akalnya. Lihat, mata Aurora hampir berkaca-kaca.Biasanya saat Aurora menangis, Bagas akan memarahinya habis-habisan.Memberikan hukuman dan menguncinya di

  • Hello, My Second Husband   Pulang Ke Bandung

    Setelah lima hari tinggal di Bogor, Sinar mengusulkan diri untuk mengunjungi orang tuanya yang memang liburan di Bandung. Apalagi ia memang punya janji mengadakan syukuran pernikahan dengan beberapa rekan agensinya."Semuanya udah siap kan? Baju-baju kamu gak ada yang tertinggal?""Enggak ada, Mas. Nanti kalau ada yang tertinggal kan bisa diambil lagi, Bogor-Bandung gak jauh-jauh amat kok."Baiklah, sepertinya Sinar tak keberatan diajak bolak-balik ke kota kelahirannya. Betah kali, dingin dan bikin nyaman.Mereka sudah menenteng koper mini. Arya hanya membawa beberapa baju ganti, semua bajunya sudah tersimpan rapi di rumahnya. Rumah impian yang akan ditinggalinya dengan istri dan si kembar."Bu, pamit ya. Maaf belum bisa mengobrol banyak. Nanti kapan-kapan kita main, Sinar juga kayaknya betah di sini," pancing Arya."Oh, jelas. Kan adik iparku suka yang dingin-dingin kayak Bogor. Iya kan, adik ipar?""Ah, bisa aja Kak."Riani m

  • Hello, My Second Husband   Mager Gerak Deh, Sayang!

    Kesiangan adalah hal yang wajar bagi pengantin baru. Bahkan Arya malas keluar dari zona nyamannya, masih terbungkus selimut dengan sang istri.Lucunya adalah Sinar memiliki tabiat tidur yang heboh. Tak bisa diam seperti dirinya, unik juga istrinya. Ia masih menatap punggung polos Sinar dari belakang."Sayang, mau bangun apa enggak?""Hmm."Ya. Sinar memang mager, sama sekali tak rela untuk membuka mata setelah semalam dibuat melayang karena perbuatan suaminya. Ah, kalau diingat-ingat bikin senyum-senyum sendiri."Kalau bahagia ajak-ajak dong, Sayang. Kelihatan banget kamu ketawa sendiri tadi."Ih, ganggu aja orang lagi halu. Sinar tahu Arya pasti paham apa yang sedang dipikirkannya sekarang."Aku masih ngantuk."Baiklah, Arya maklum. Dinginnya Bogor pasti membuat istrinya di mode off untuk diajak bercanda. Ia kembali bersembunyi di balik punggung istrinya yang hangat, tanpa sehelai kain sama sekali. Memang begitu nyaman sampai-

  • Hello, My Second Husband   Unboxing Istri

    Aneh, tumben si kembar sama sekali tidak rewel selama resepsi pernikahan. Bahkan mereka peka membawakan makanan dan minuman agar pasangan pengantin tidak kelaparan saat banyak tamu undangan berpamitan.Mereka mendekati Arya dan Sinar. Seakan merestui untuk memberikan waktu hanya berdua bagi pengantin baru. Duh, manisnya."Ayah Arya, kami tidur sama kakek-nenek dulu ya," ucap Aksara saat Mahesa hendak ke rumah Sinar di Bandung.Eh, maksudnya si bocil memberikan waktu berdua bagi Sinar dan Arya? Begitulah kira-kira batin sang pengantin. Pengertian banget si bocil kalau Arya memang tak tertahankan pingin iya-iya dengan sang bunda."Yakin? Bukannya kalian semalem bilang rindu banget sama Bunda sampai gak mau pisah?" pancing Sinar.Ia tahu kalau Aksara sangat paham yang dilakukan pengantin baru adalah sesuatu hal yang dewasa. Belajar dari siapa sih, anaknya?"Yakin, Bunda! Pamit dulu ya, nanti kalau ke rumah bawain makanan yang banyak!"Au

  • Hello, My Second Husband   Jadi Pasutri

    "Saya nikahkan dan kawinkan engkau, saudara Arya Sagara dengan Sinar Mentari binti Mahesa Anugrah dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya Sinar Mentari binti Mahesa Anugrah dibayar tunai.""Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu."SAH!" sahut para tamu undangan serempak.Sesepuh perumahan di daerah tempat tinggal Riani memimpin doa, memberikan keberkahan pada pasangan yang sudah sah barusan.Arya melirik ke arah Sinar, sudah pasti terselip rasa haru di hatinya. Istrinya mencium punggung tangannya dan pria itu merasa tersengat tubuhnya karena baginya ini adalah pengalaman pertamanya.Dielusnya ubun-ubun sang istri, memejam lalu berdoa untuk kebaikan mereka berdua. Kini baik Arya maupun Sinar sama-sama jadi pusat perhatian.Usai ijab qabul, banyak adat pernikahan yang harus dilewati. Sinar memang tahu kalau mertuanyanya menginginkan adat Sunda sesuai pakaian yang dipakainya.

DMCA.com Protection Status