Home / Romansa / Hello, My Second Husband / Takdir Atau Kebetulan?

Share

Takdir Atau Kebetulan?

Author: Namira
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Lagi dan lagi. Dugaan Sinar akurat seratus persen. Bagaskara, suaminya benar-benar putar arah dan melipir ke rumah. Apalagi kalau bukan untuk bercinta dengan gundik gatalnya, si Sariti yang sok polos itu. 

"Kok bisa ya, lu betah gitu serumah sama mereka? Lu manusia bukan sih?" heran Gebby. 

Sinar mengangkat bahu. Ia sedang sibuk memilih kostum yang paling pantas untuk artisnya hari ini. Ada meet and great film Sebuah Analogi Cinta yang diperankan Anjani Killa dan Brian Arlen Mauten. Mereka memang artis yang sedang naik daun. 

"Dikuat-kuatin, Geb. Sebenarnya kalau ditanya, gue pingin banget mutilasi mereka terus gue buang ke rawa-rawa. Tapi sebagai wanita yang lucu dan keren, seorang Sinar gak bakalan kalah. Gak apa-apa sekarang naik darah, yang penting besok mereka yang bakalan ngerasain sakaratul maut di depan keluarga!"

Gebby merinding seketika. Ia tahu kalau temannya dari dulu memang tak suka dibohongi. Apalagi dibohongi atas nama pernikahan. Rasanya sangat mengilukan. 

Mereka sudah siap dengan membawa kostum paling disukai gadis seusia Anjani Killa. Gadis remaja yang terlihat imut dan manis. 

"Mbak Sinar, nanti aku gak bakalan semobil kan sama Vanya? Tahu kan, kalau dia itu gak suka sama aku?!" keluh Anjani. 

Sinar tahu, Vanya adalah artis Victoria yang memang sangat tak suka disaingi. Merasa paling cantik dan paling unggul. Modal muka putih mah samain aja kayak tembok, kan sama-sama putih. 

"An, nanti kamu bakalan semobil sama Brian. Biar makin disayang sama fans, tapi gak kelihatan skandal lokasi. Ini, aku pilihin kostum paling imut. Sesuai sama tempat yang akan kamu datangi, kayaknya sekarang fans kamu dari kalangan anak SMA deh," terang Sinar. 

Anjani menyerobot blazer simple dengan bahan beludru dan sabuk tali juga kancing yang senada. Ia memang suka memakai sesuatu yang tidak membuka lekuk tubuhnya. Beda dengan Vanya Calista, gadis usia 20 an tapi kelakuan tante-tante. 

Akhirnya pekerjaan Sinar selesai juga. Ia akan menunggu Anjani pulang dan membicarakan tentang jadwal besok, selain menjadi orang yang dipercayai Anjani untuk mengurusi urusan busana, make up dan beberapa hal penting, Sinar juga sangat dipercaya menjadi tempat curhat artis itu. Gadis yang masih sangat imut dan disukai banyak orang karena badan mungilnya.    

"Mau makan di Starbuck gak? Sekalian, ngademin otak lu yang kayaknya bakalan meledak gara-gara mikirin suami laknat dan gundiknya," ajak Gebby.

Saran Gebby boleh juga. Kebetulan Sinar sarapan sedikit pagi tadi, ia segera memesan taksi karena tak membawa mobil. Ah, mengingat tentang tadi pagi membuatnya langsung merasa kesal. 

Dua puluh menit kemudian mereka sudah berada di Starbuck. Gebby memesan plant-based Focaccia bread, double choco cream frapucino sedangkan Sinar memilih Grean tea strawberry blossom frapucino dan Mozarella Cheese burger. 

Sedang enak-enaknya mengigit burgernya, matanya mengarah ke arah pintu masuk. Ia jelas kaget melihat Arya datang dengan seorang wanita yang mungkin seusia Gebby. Kebetulan yang epic sekali.  

"Lihatin apa sih?" Gebby melambaikan tangan tepat di depan Sinar karena temannya tak berkedip beberapa detik. 

Kesadaran Sinar akhirnya kembali juga. Ia segera meminum minumannya dan sedikit melirik ke mana Arya duduk dengan wanita itu. "Pacarnya kah?" batinnya. 

"Itu yang namanya Arya," Sinar menggerakkan bola matanya ke arah tempat duduk Arya agar Gebby tahu kode yang ia gunakan. 

Dilihatnya Arya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Bahkan Sinar yakin kalau tatapan temannya sangat menggelikan, seolah Gebby sedang menelanjangi Arya dengan matanya. 

"Bisa bintitan lu kalau ngelihatinnya kayak gitu!" cibir Sinar.

Gebby nyengir kuda dan menyerot minumannya. "Ternyata dia lebih ganteng aslinya. Lu yakin gak mau gitu pdkt? Gini ya, kalau udah nikah terus cerai tuh rasanya gak enak. Yang biasanya tidur ada yang ngelonin eh tahu-tahu cuma ngelonin guling doang setelah cerai, gak anget!"

"Lu ngarep banget sih gue cerai? Siapa tahu nanti mas Bagas taubat dan nyembah-nyembah minta maaf sama gue."

"Kalau sampai lu maafin Bagas, gue gak bakalan mau temenan sama lu. Karena bagi gue, lu terlalu bodoh kalau mau nerima dia lagi. Dia udah membohongi lu, anak-anak lu, keluarga kalian juga membohongi Tuhan. Be smart, ladies!"

Ah, benar juga. Hampir saja Sinar oleng karena tak mengingat banyaknya kesalahan suaminya. Ia harus tahan banting dan pura-pura baik saja. Udah sejauh ini masa nyerah? Atas dasar cinta? Basi! 

Mereka kembali fokus dengan makanan masing-masing. Sesekali Gebby mencolek lengan Sinar dan bilang kalau Arya sudah sendirian. Pasti wanita tadi hanya salah satu kliennya atau temannya. Ah, bodo amat.

Tepat saat Sinar menatap Arya, pria itu sedang menatapnya juga. Dahi Arya mengkerut dan berusaha memastikan kalau yang dilihatnya adalah Sinar Mentari, wanita yang beberapa minggu yang lalu datang ke rumahnya meminta bantuan untuk mengungkapkan skandal perselingkuhan suaminya. 

Dan benar saja, Arya berdiri lalu menghampiri Sinar. Gebby sudah salah tingkah karena didatangi pria tampan yang ia stuck dijodohkan dengan Sinar. 

"Aku pikir tadi mataku yang tiba-tiba ngeblur. Ternyata beneran kamu, Mbak Sinar. Boleh kan aku duduk di sini?" Arya menunjuk salah satu kursi di dekat Sinar. Wanita itu mengangguk tanda mengiyakan. 

"Sebenarnya tadi aku tahu sejak kamu masuk ke sini. Cuma gak berani nyapa, takut ganggu."

Arya bingung, menggangu atas hal apa? "Memangnya kenapa?"

"Mas Arya sedang bersama orang lain.Tapi sepertinya dia klien kamu," tebak Sinar. Sejak tadi Gebby hanya mengamati kedua makhluk yang seakan baru putus cinta dan bertemu kembali. 

"Iya, dia memang benar klienku. Harusnya tadi kamu manggil aku, Mbak Sinar."

Merasa diabaikan, Gebby berdeham agar dianggap oleh mereka berdua. Dunia serasa ngontark aja deh kalau gini. 

"Ah, aku sampai lupa. Kenalin, ini temanku namanya Gebby."

Gebby sudah terlebih dulu mengulurkan tangan dan mengenalkan diri sendiri. "Gebbyy Rastanty, bisa dipanggil sayang,"

Sifat receh wanita itu mulai muncul kalau sedang berhadapan dengan pria setampan Arya. Kalau Sinar gak mau, boleh lah dijadikan list teman malam mingguan. 

"Bisa aja bercandanya, Mbak Gebby. Saya Arya Sagara, senang berkenalan dengan anda," Arya merasa kikuk karena Gebby tak melepaskan dari jabat tangannya. 

"Apanya mas Aldebaran, ah maksudnya mas Arya Saloka? Satu keluarga? Itu loh, aktor yang sedang digilai emak-emak se-Indonesia."

Dengan sekuat tenaga, Arya akhirnya bisa melepaskan tangannya. Itupun karena Sinar mendelik ke arah Gebby agar menjaga sikap di depan Arya. 

"Saya gak tahu. Hehe, bukan konsumsi sinetron."

"Jangan bicara formal gitu dong! Masa sama Sinar mesra gitu, sama aku kaku kayak kanebo. Pasti karena kita belum saling kenal. Bagaimana kalau tukeran nomor wa, biar makin kenal makin sayang gitu," saran Gebby. 

Sebelum temannya makin gila, Sinar segera menyumpal mulut Gebby dengan tisu. "Maaf ya, dia emang gini orangnya. Dimaklumin, biasa efek jomblo. Agak oleng kalau ketemu pria ganteng kayak kamu,"

Mendadak Arya menyunggingkan senyum tanpa sadar. Ia tak menyangka kalau Sinar ternyata menganggapnya ganteng, kok jadi kegeeran gini sih? Kenapa dengan Arya Sagara? 

Related chapters

  • Hello, My Second Husband   Arya Sagara Sesuatu Banget, Ya?

    Siapa yang menyangka kalau Sinar akan bertemu Arya secara kebetulan. Apalagi kini Gebby pamit lebih dahulu karena ditelpon oleh asisten artisnya. Gebby memang menjadi penata busana seperti Sinar, ia lebih memilih mengambil job Sinar sekarang dan membiarkan temannya pdkt. Bagas? Buang ke laut aja deh!"Aku gak enak deh kita berduaan gini, rasanya kayak sama aja ya sama Bagas dan pembantu kamu," Arya mulai tidak nyaman karena perginya Gebby. Keadaan mendadak jadi canggung, padahal tidak biasanya Arya merasa begitu."Maksudnya kita kayak orang selingkuh gitu, Mas Ar? Haha, ya enggaklah. Beda versi beda pandangan juga. Kalau ditanya ya tinggal bilang kebetulan ketemu, kamu juga sekarang jadi pengacaraku bukan?"Arya mengakui kalau Sinar terlalu santai dengan lingkungan di sekitarnya. Bahkan menurutnya, Sinar adalah wanita yang tegar dan tak terintimidasi dengan orang lain. Buktinya Gebby sejak tadi menyuruhnya melabrak Bagas dan Sariti, tapi Sinar tetap stay cool

  • Hello, My Second Husband   Si Demit dan Si Kampret

    Mendapat tamu istimewa, Aurora dan Aksara sangat antusias. Bahkan Sinar sudah menyiapkan kostum agar nanti mereka bisa berfoto dengan Brian."Nanti kamu nyuruh bang Halimin angkatin kursi di taman belakang. Jangan sampai pilih kursi yang jelek," Sinar masih terus mengecek taman yang sudah diubah menjadi ala-ala cafe. Dengan meja panjang juga lampu-lampu kuning agar terlihat aesthetic.10 menit lagi Anjani dan Brian akan datang, Gebby sedang bermain dengan si kembar di dekat ruang tamu. Mereka memang tak sabar menyambut paman Arthur si super hero. Sedangkan Bagas akan pulang setelah maghrib. Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, Aurora memekik sekencang-kencangnya dan berlari ke arah Brian. "Paman Arthur!"Anjani tersenyum dan berjongkok. Memperkenalkan diri di depan anak kembar Sinar. "Halo little girl and little boy, aku Anjani. Panggil Sista Ann ya,""Yes, Sista Ann!" kompak mereka."Kamu pasti Aksara, ganteng bang

  • Hello, My Second Husband   Detik-detik Terbongkar

    Demi Tuhan!Bisa-bisanya si Bagas dan gundiknya tak tahu tempat dan situasi. Gebby bahkan tak habis pikir kalau mereka akan seberani itu. "Please, kirimin ke aku foto yang udah kamu ambil tadi, Ann. Jangan disebarin, kamu gak tahu apa-apa tentang kehidupan Sinar,"Gebby mengajak Anjani ke teras agar tak ada seorang pun yang mendengarkan pembicaraan mereka. "Ini bahaya kalau kamu ikut-ikutan. Karir kamu sedang bagus-bagusnya loh,""Tapi Mbak, aku sayang sama mbak Sinar. Aku yang baru ketemu si kembar aja langsung dekat dan juga sayang sama mereka," kilah Anjani. Gadis itu bersikukuh tak memberikan ponselnya kepada Gebby. Siapa tahu kalau Anjani yang mempostingnya akan langsung viral dan Sinar tak perlu bersusah payah membeberkan kebusukan suaminya.Gebby juga tetap bersikukuh menjelaskan untung-ruginya bagi Anjani kalau menggugah apa yang baru saja dilihatnya. Ia harus memberi penjelasan masuk akal agar artisnya tidak ngotot dan bikin ker

  • Hello, My Second Husband   Bertemu dengan Anak-anaknya Sinar

    Satu hal yang paling diyakini oleh Sinar di dunia ini, keajaiban. Ya, ia harap akan menemukan keajaiban setelah badai berlalu. Strateginya selama ini akhirnya membuahkan hasil juga.Ia sudah memiliki data video, dokumen foto, rekaman, hasil dari sadap HP tersangka, saksi dari beberapa orang dan Sinar juga memiliki saksi lain seperti Anjani, Gebby dan juga Gina. Itu sudah lebih dari cukup bukan?Saat ini Sinar sedang menuju rumah Arya Sagara, pria yang sudah membantunya banyak hal dalam penyelidikan. Sayangnya Gebby tak bisa ikut lantaran ada kencan buta dengan barista idaman.Kenapa mendadak jadi nerveous gini sih menemui pria lajang?Sinar menepikan mobilnya persis di depan halaman rumah Arya. Ada motor di samping taman mini, ah motor itu motor yang pernah ia naiki saat dengan Arya beberapa hari yang lalu. "Assalamu'alaikum," ucapnya sambil memegangi tasnya. Ia mencoba melirik ke sekitar, siapa tahu Arya sedang berada di luar rumahny

  • Hello, My Second Husband   Harus Tahu Diri Dong!

    Aksara menatap penuh ke arah Arya, pria jangkung yang turun dari motor besar itu membuatnya sedikit ketakutan. Baru pertama kali bocah dengan tas BoBoiBoy itu melihat teman bundanya."Dia teman Bunda, Ara. Kenalin namanya Om Arya," ucap Sinar sambil menuntun Aksara untuk bersalaman dengan Arya.Sedangkan Aurora hanya diam saja dan mengambil sesuatu dari saku tasnya, ternyata gadis kecil itu mengeluarkan permen karet yang ia dapatkan dari Lintang, temannya. "Om Arya, ini permen buat Om. Tapi Om juga harus panggil aku princees, tadi kan Om panggil kak Aksa pangeran,"Tingkah polos Aurora sontak membuat Arya langsung menyunggingkan senyum selebar-lebarnya. Baru kali ini ia mendapatkan perlakuan manis dari anak kecil. "Wah, terima kasih permennya, Princess Aurora. Kamu sangat imut seperti nama kamu,"Aurora langsung menghamburkan diri ke pelukan Arya. Gadis kecil itu memang mudah dekat dengan orang lain. Aurora saja sering diajak Bagas bertemu dengan te

  • Hello, My Second Husband   Sama-sama Lembur

    Mendengar namanya dipanggil oleh Arya, Sinar langsung menoleh ke arah pria itu dengan tatapan penuh tanya, maksudnya apa?"Coba kamu tanya sama istriku, siapa tahu dia punya teman yang masih jomblo. Kamu itu harus punya pasangan, Ar, biar ada yang nemenin tidur. Iya kan, Yang?" Bagas menyentuh lengan Sinar dan membuat wanita itu hanya tersenyum kaku. Memangnya punya istri cuma dijadikan teman tidur doang, pikir Arya."Aku sih sebenarnya ada pandangan buat nikah, cuma sekarang itu lebih ke perbaikan diri aja. Siapa tahu nanti kalau aku sudah punya istri aku nggak bisa jaga diri dan jaga pandangan aku pada wanita lain. Jaman sekarang kan banyak tuh yang katanya cinta tapi ternyata mendua," terang Arya.Mendadak suasananya langsung hening seketika, Sinar ingin tertawa terpingkal-pingkalnya karena pria yang jadi pengacaranya tengah mengejek suaminya dan juga Sariti. Bagus Arya, kamu pintar juga jadi partner kerja.Akhirnya mereka sibuk dengan piki

  • Hello, My Second Husband   Bye-bye Pasangan Laknat!

    Hari ini tepat semuanya akan berakhir. Sinar bahkan sudah menyiapkan beberapa tas yang berisi pakaian anak-anaknya. Ia pun juga sudah mengurusi segala hal seperti surat perceraian yang akan datang kepada Bagas setelah Sinar sampai di Jakarta.Bagas tak pernah tahu kalau ternyata istrinya memiliki segudang cara untuk membongkar kebusukannya bersama Sariti.Pagi-pagi sekali, wanita itu bangun lebih pagi dari biasanya dan bahkan menyiapkan sarapan. Sariti saja kaget majikannya sudah sibuk di dapur dan mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan menyapu halaman depan.Sinar sengaja melakukannya karena ingin memberikan waktu lebih lama kepada Bagas dan anak-anak seperti sarapan bersama dan mengobrol, membincangkan mengenai pentas seni yang dilakukan di sekolah PAUD si kembar."Pagi, Mas. Mandi dulu gih, terus kita sarapan bareng,"ajak Sinar.Ia melirik ke arah pembantunya. "Sar,bangunin si kembar juga ya, entar m

  • Hello, My Second Husband   Welcome Jakarta!

    Bubar jalan, selesai, titik. Baginya hubungannya dengan Bagas memang sudah berakhir. Sudah lebih dari sepuluh menit pria yang masih menjadi suaminya meneleponnya berulang kali dan mengiriminya puluhan banyak pesan.Ia tahu pasti sekarang Bagas kelimpungan mencari keberadaannya yang sama sekali tak terdeteksi dan hilang kabar. Ia pun sudah menghilangkan nomornya dan membuangnya ke tempat sampah lalu memberi nomor baru lagi di dekat minimarket menuju perumahannya."Bunda, ini di mana?" tanya Aksara sambil melihat ke arah bundanya juga Arya.Mereka memang sudah sampai dekat perumahan, baru saja keluar dari salah satu mall di Jakarta untuk membeli mainan dan boneka si kembar."Kita akan bertemu kakek dan nenek, sayang!" Sinar berusaha memberikan alasan paling masuk akal agar anak-anaknya tak salah paham."Yeay!" sahut Aurora riang.Dilihatnya Arya yang sudah mengeluarkan koper beserta tas Sinar. Setelah ini Arya mun

Latest chapter

  • Hello, My Second Husband   True Love

    Karena pernah hamil bahkan kembar, Sinar tak susah adaptasi dengan bentuk tubuhnya yang mulai berubah. Kini usia kandungannya memang memasuki bulan ke enam. Sungguh, tak terasa ia akan melahirkan 4 bulan lagi, jadi tak sabar menyambut anak ke tiganya."Aku gak kelihatan gendutan kan pakai ini? Aku takut kamu malu kalau aku kelihatan gendut, Sayang."Sejak perutnya mulai membesar, Sinar sering insecure. Padahal suaminya tak masalah dengan itu, baginya Sinar malah terlihat seksi karena hamil tua."Pakai apa aja kamu selalu cantik kok, Sayang. Lagian mana ada hamil gak gendut sih, kalau nanti ada yang ngomong macam-macam tentang penampilanmu, bakapan kubeli omongannya biar malu."Duh, semenarik itu memang suaminya. Bahkan mereka jarang sekali berantem ataupun cek-cok. Arya terlalu santai saat Sinar merajuk, bahkan Sinar lupa kapan terakhir mereka bertengkar.Mereka akan datang ke pesta pernikahan Gebby dan Yudis, menitipkan si kembar ke rumah orang tu

  • Hello, My Second Husband   Akhirnya Dung-dung

    Setelah meminjamkan uang kepada mantan suami beberapa minggu yang lalu, Bagas dan Sariti bagai hilang ditelan bumi. Entahlah, mungkin mereka malu menunjukkan batang hidung di depan Sinar."Kalau mereka gak balik-balik, 100 jutanya gimana, Mas?" Sinar masih sibuk mengupas apel. Mumpung Arya sedang mengambil cuti beberapa hari karena ingin menikmati liburan di rumah dengan keluarga."Gak masalah, toh hitung-hitung bagiin rejeki. Jangan karena kamu punya masalah sama mereka, kamu gak rela mereka bahagia. Uang bisa dicari lagi kan?" jawab Arya dengan entengnya.Membicarakan uang memang terasa mudah dan enteng bagi suaminya. Pria itu bahkan selalu mengajak Sinar rutin ke salon karena mutlaknya wanita memang suka perawatan. Sinar sendiri makin ayem dong."Aku mau apelnya dong, yang gede kayak punya kamu."Ucapan Arya barusan membuat Sinar refleks mencubit perut suaminya. Ia tahu betul apa maksud ucapan suaminya tadi, duh dikit-dikit minta nyusù ka

  • Hello, My Second Husband   Jadi Pahlawan Buat Mantan

    Kenapa Sariti membicarakan soal tumpangan? Maksudnya wanita itu meminta ikut ke timpat tinggalnya? What! Demi apa!"Jangan konyol!" bentak Wira.Sinar masih berdiri dan menepis tangan Sariti. Sebenarnya ia masih tak sudi bertatapan apalagi berbicara dengan mantan pembantunya."Maksudnya?"Sebelum Sariti menceritakan kemalangannya tinggal bersama mertua, Laras sudah lebih dulu menarik tangan Sariti untuk masuk ke ruangannya kembali. Sinar jelas tak tega karena mantan mertuanya terlihat kasar sekali."Bu, aku akan mendengar penjelasannya. Tolong jangan kasar, dia sedang hamil cucumu bukan?"Ah, pertanyaan Sinar sangat menyentil hati Laras. Ia sungguh tak sudi memiliki cucu dari seorang pelakór seperti Sariti.Tepat setelah permohonan dari Sariti, Bagas tiba dan mendatangi mereka. Ia agak terkejut melihat Sinar bisa ada di lokasi yang sama dengannya."Mas!" Sariti kembali keluar dari kamar rumah sakit dan terjun ke pelukan

  • Hello, My Second Husband   Pelakôr Tak Akan Bahagia

    Kalau dipikir-pikir, setelah pensiun hampir dua bulan pekerjaan Sinar di bumi hanya menganggur dan bernapas. Tapi wanita itu amat beruntung memiliki pasangan super baik seperti Arya Sagara."Duh, lama-lama badan gue bakalan makin melar deh. Gue jarang banget masak, Arya selalu bangun lebih pagi bahkan di saat gue masih keliling dunia halu gue," ungkap Sinar."Hahaha. Perfecly imperfect ya! Harusnya lu bahagia dong karena gak semua pria mempercayakan uang mereka kepada istrinya. Seribu satu deh yang kayak Arya!"Kalau dipikir-pikir memang iya sih, suaminya begitu istimewa. Dari memanjakannya di ranjang, tabungan bulanan kartu kredit masih sisa banyak, belum lagi merawat si kembar dengan limpahan kasih sayang yang begitu tak terhingga."Eh tapi, kalian kan udah seminggu ya menikah. Ada gak sesuatu yang gak lu suka dari dia?" kepo Gebby.Sontak pertanyaan dari temannya membuat Sinar tak tahu harus menjawab apa. Apalagi sejauh ini suaminya terlalu semp

  • Hello, My Second Husband   Couple

    Sambil bercengkrama dengan keluarga baru, Arya masih sibuk memangku Aurora. Manja minta dipangku oleh ayah barunya, mereka memang sudah sedekat itu."Ra, kasihan dong Ayah Arya. Biarin istirahat Ayahnya, kamu katanya rindu sama Bunda kok nempel-nempelnya sama Ayah Arya?"Si kecil nyengir kuda. Baginya kasih sayang seorang ayah sangat berarti untuknya sekarang. "Gak apa-apa dong. Kan Ayah Arya gak keberatan, Bunda gak boleh mangku aku. Nanti perutnya sakit terus gak bisa bikin dedek baru lagi."Hadeh, siapa pula yang mengajarkannya sampai bisa memikirkan perkataan sampai sejauh itu? Apalagi Aurora baru berumur 7 tahun."Eh, emangnya kamu siap punya adik? Nanti gak disayang Bunda lagi loh?" pancing Aksara.Urusan membuat tangis kembarannya, Aksara jagonya. Aksara memang suka usil dan banyak akalnya. Lihat, mata Aurora hampir berkaca-kaca.Biasanya saat Aurora menangis, Bagas akan memarahinya habis-habisan.Memberikan hukuman dan menguncinya di

  • Hello, My Second Husband   Pulang Ke Bandung

    Setelah lima hari tinggal di Bogor, Sinar mengusulkan diri untuk mengunjungi orang tuanya yang memang liburan di Bandung. Apalagi ia memang punya janji mengadakan syukuran pernikahan dengan beberapa rekan agensinya."Semuanya udah siap kan? Baju-baju kamu gak ada yang tertinggal?""Enggak ada, Mas. Nanti kalau ada yang tertinggal kan bisa diambil lagi, Bogor-Bandung gak jauh-jauh amat kok."Baiklah, sepertinya Sinar tak keberatan diajak bolak-balik ke kota kelahirannya. Betah kali, dingin dan bikin nyaman.Mereka sudah menenteng koper mini. Arya hanya membawa beberapa baju ganti, semua bajunya sudah tersimpan rapi di rumahnya. Rumah impian yang akan ditinggalinya dengan istri dan si kembar."Bu, pamit ya. Maaf belum bisa mengobrol banyak. Nanti kapan-kapan kita main, Sinar juga kayaknya betah di sini," pancing Arya."Oh, jelas. Kan adik iparku suka yang dingin-dingin kayak Bogor. Iya kan, adik ipar?""Ah, bisa aja Kak."Riani m

  • Hello, My Second Husband   Mager Gerak Deh, Sayang!

    Kesiangan adalah hal yang wajar bagi pengantin baru. Bahkan Arya malas keluar dari zona nyamannya, masih terbungkus selimut dengan sang istri.Lucunya adalah Sinar memiliki tabiat tidur yang heboh. Tak bisa diam seperti dirinya, unik juga istrinya. Ia masih menatap punggung polos Sinar dari belakang."Sayang, mau bangun apa enggak?""Hmm."Ya. Sinar memang mager, sama sekali tak rela untuk membuka mata setelah semalam dibuat melayang karena perbuatan suaminya. Ah, kalau diingat-ingat bikin senyum-senyum sendiri."Kalau bahagia ajak-ajak dong, Sayang. Kelihatan banget kamu ketawa sendiri tadi."Ih, ganggu aja orang lagi halu. Sinar tahu Arya pasti paham apa yang sedang dipikirkannya sekarang."Aku masih ngantuk."Baiklah, Arya maklum. Dinginnya Bogor pasti membuat istrinya di mode off untuk diajak bercanda. Ia kembali bersembunyi di balik punggung istrinya yang hangat, tanpa sehelai kain sama sekali. Memang begitu nyaman sampai-

  • Hello, My Second Husband   Unboxing Istri

    Aneh, tumben si kembar sama sekali tidak rewel selama resepsi pernikahan. Bahkan mereka peka membawakan makanan dan minuman agar pasangan pengantin tidak kelaparan saat banyak tamu undangan berpamitan.Mereka mendekati Arya dan Sinar. Seakan merestui untuk memberikan waktu hanya berdua bagi pengantin baru. Duh, manisnya."Ayah Arya, kami tidur sama kakek-nenek dulu ya," ucap Aksara saat Mahesa hendak ke rumah Sinar di Bandung.Eh, maksudnya si bocil memberikan waktu berdua bagi Sinar dan Arya? Begitulah kira-kira batin sang pengantin. Pengertian banget si bocil kalau Arya memang tak tertahankan pingin iya-iya dengan sang bunda."Yakin? Bukannya kalian semalem bilang rindu banget sama Bunda sampai gak mau pisah?" pancing Sinar.Ia tahu kalau Aksara sangat paham yang dilakukan pengantin baru adalah sesuatu hal yang dewasa. Belajar dari siapa sih, anaknya?"Yakin, Bunda! Pamit dulu ya, nanti kalau ke rumah bawain makanan yang banyak!"Au

  • Hello, My Second Husband   Jadi Pasutri

    "Saya nikahkan dan kawinkan engkau, saudara Arya Sagara dengan Sinar Mentari binti Mahesa Anugrah dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya Sinar Mentari binti Mahesa Anugrah dibayar tunai.""Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu."SAH!" sahut para tamu undangan serempak.Sesepuh perumahan di daerah tempat tinggal Riani memimpin doa, memberikan keberkahan pada pasangan yang sudah sah barusan.Arya melirik ke arah Sinar, sudah pasti terselip rasa haru di hatinya. Istrinya mencium punggung tangannya dan pria itu merasa tersengat tubuhnya karena baginya ini adalah pengalaman pertamanya.Dielusnya ubun-ubun sang istri, memejam lalu berdoa untuk kebaikan mereka berdua. Kini baik Arya maupun Sinar sama-sama jadi pusat perhatian.Usai ijab qabul, banyak adat pernikahan yang harus dilewati. Sinar memang tahu kalau mertuanyanya menginginkan adat Sunda sesuai pakaian yang dipakainya.

DMCA.com Protection Status