Home / Romansa / Hello Mr. Niko / Bab 7 - Kurang Nutrisi

Share

Bab 7 - Kurang Nutrisi

Author: Ratna Fa
last update Last Updated: 2021-05-30 05:33:01

Aspen sudah kembali seperti semula setelah istirahat beberapa jam.

Setelah menyelesaikan segalanya baik administrasi rumah sakit dan kamar inap VIP yang dia pesan dua kamar, satu untuk dia dan Niko dan satunya untuk Amerika.

Aspen sudah kembali ke ruangan saat itu Niko tengah tertidur pulas.

“Ada apa denganmu sepupuku, tidak biasanya kau bersikap seperti ini.” Kata Aspen lirih menatap Niko dengan tersenyum kecil.

Suara ponsel Aspen berbunyi, dia langsung memeriksanya.

Ada banyak foto yang diterimanya dari pesan pribadi Aspen.

Foto-foto itu adalah tempat tinggal Amerika yang dia minta kepada anak buahnya beberapa jam yang lalu setelah dia berdiskusi dengan Niko.

Dahi Aspen berkerut menatap tajam pada layar ponsel lalu mendesah dalam.

Ada manusia yang bisa hidup di tempat seperti ini ternyata, gumam Aspen.

Setelah itu dia berjalan keluar.

Di ruangan pasien VIP yang ada di sebelah kamarnya Aspen dengan hati-hati mengintip dari kaca pintu, setelah itu dia membuka grendel pintu dengan pelan.

Di dalamnya Amerika masih belum sadarkan diri, terbaring di atas tempat tidur pasien dengan wajah masih terlihat pucat.

Suara mesin detak jantung, selang infus dan peralatan medis lainnya memenuhi ruangan itu.

Dengan langkah kaki pelan Aspen mendekati Amerika, berdiri tepat di depannya menatap tajam gadis berambut coklat sebahu dengan kulit putih yang terlihat pucat itu.

“Aku berharap kau segera bangun dan kembali sehat seperti semula.” Kata Aspen pada Amerika yang masih terbaring dengan kondisi kini pada bahunya terbalut perban bekas luka tembakan.

Saat itu juga suara pintu terbuka, ada seorang perawat wanita masuk sedikit terkejut saat melihat Aspen tengah berdiri di sana.

Aspen menunduk, memberi salam saat perawat itu masuk.

“Kau masih di sini Tuan?” Sapa si perawat yang ternyata salah satu perawat yang menangani Aspen saat donor dari tadi.

“Hm ...” jawab Aspen melangkah minggir memberi ruang pada si perawat.

“Bagaimana kondisinya saat ini?” tanya Aspen.

“Beruntung sekali dia bisa selamat dan kondisinya baik-baik saja.”

Jawab si perawat dengan sambil kedua tangannya sibuk memasukkan sesuatu ke dalam selang infus.

“Tapi kenapa dia belum juga sadar?” tanya Aspen lagi.

“Dia hanya shock dan tragisnya dia kekurangan nutrisi, jadi tubuhnya sangat lemas sekali. Kemungkinan malam ini atau besok dia sudah siuman. Bersabarlah!”

“Apa kemungkinan dia akan kembali normal seperti semula?”

“Hm … berdasarkan pengalamanku selama merawat pasien seperti ini dengan kondisi luka tembak biasanya butuh perawatan yang ... sedikit lama dan sabar.”

“Maksudnya?” Aspen tidak paham dengan apa yang dikatakan perawat itu, dia memperhatikan tangan si perawat yang terlihat cekatan dan lihai dengan pekerjaannya.

Jarum suntik itu lagi membuat perut Aspen sedikit nyeri, dia mencoba menahannya.

“Iya, Tuan harus merawatnya karena untuk beberapa waktu dia mungkin tidak bisa menggunakan tangannya karena pemulihan.” Perawat itu tersenyum lalu setelah selesai dengan tugasnya dia berpamitan pada Aspen, keluar ruangan.

Pemulihan dan merawatnya?

Apa?

Siapa?

Aku, Niko?

Nggak mungkin.

Tunggu, dia kekurangan nutrisi ... itu berarti dia kurang makan.

Pantas saja wajahnya terlihat tirus seperti itu.

Aspen berbicara sendiri sambil menatap wajah Amerika dengan tajam.

Sekeras apa kehidupanmu sampai seperti ini.

Aspen lalu teringat kejadian sebelumnya saat di jalanan dan lorong gedung sebelum insiden.

Tiba-tiba saja dahi Amerika berkerut, “Ma, jangan tinggalkan aku ... Ma ... Mama ...”

Amerika merintih sambil mengatakan sesuatu yang jelas terdengar oleh Aspen.

Aspen tertegun melihatnya, terdiam tak bisa berbuat apa-apa lalu dia melangkah maju saat melihat Amerika masih meracau dan dari sudut matanya mengalir cairan bening.

Dengan pelan Aspen mengelus dahi Amerika, itu adalah cara yang sering dilakukannya pada Niko selama dia bersamanya.

Jadi Aspen paham apa yang harus dia lakukan.

Tangan Aspen terasa dingin saat menyentuh dahi Amerika.

Apa yang kau impikan sampai kau seperti ini.

Aspen mendesah lagi.

Bersambung..

Note : terima kasih sudah mampir di novel pertamaku di GN, semoga teman-teman suka dengan cerita Niko, Amerika dan Aspen.

Related chapters

  • Hello Mr. Niko   Bab 8 - Malaikat Tampan

    Tanpa disadarinya Aspen tertidur di sofa bersama Amerika sementara Niko terbangun dan terkejut saat melihat isi ruangan kosong tidak ada Aspen di sana.Bergegas Niko bangun dari tempat tidur, dia berjalan keluar.Niko langsung menuju ruangan yang ada di sebelahnya, saat dia membuka pintu Aspen ada di sana.Niko mendengus saat menemukan Aspen, dia sudah panik sebelumnya khawatir terjadi sesuatu pada Aspen.Bukan tanpa alasan, kejadian donor danar membuatnya merasa bersalah.“Aspen bangunlah.” Niko menyentuh lengan Aspen yang tertidur dengan duduk di sofa.“Hmm ...” Aspen membuka matanya, melihat Niko sudah berdiri di hadapannya dia sedikit terkejut, kedua al

    Last Updated : 2021-05-31
  • Hello Mr. Niko   Bab 9 - Jangan Menangis!

    “Nona, bisakah kau sedikit sopan.” Kata Aspen pada Amerika.Amerika terdiam untuk beberapa saat, dia menunduk mengapa hidupnya setragis ini. Dia hanya ingin dengan begitu semua masalah hidupnya akan terselesaikan.Tapi pada kenyataannya peluru itu justru membuatnya masuk ke dalam masalah lagi, dua orang ini tidak akan membiarkan dirinya lepas begitu saja.Lalu bayangan para penagih hutang yang selalu mengejarnya membuatnya semakin bergidik. Amerika terisak tanpa dia sadari air mata jatuh dengan deras.Aspen dan Niko bingung melihat Amerika menangis histeris.Tiba-tiba ruangan itu hening …Suara tangisan Amerika pecah.

    Last Updated : 2021-06-01
  • Hello Mr. Niko   Bab 10 - Salah Kamar

    Di sebuah apartemen pinggiran kota Paris yang sedikit kumuh, beberapa orang pria dengan tubuh kekar dan tampan seram tengah mendobrak sebuah kamar tak berpenghuni, setelah pintu terbuka salah satu dari mereka mendengus kesal.“Sialan! Ke mana kaburnya gadis jalang itu.”Pria itu mengepalkan tinju, rahangnya mengeras.“Bro Dimitri, sepertinya dia sudah melarikan diri.” Kata salah satu anak buahnya setelah dia mengitari kamar itu.“Ah, sialan!” Pria yang disebut Dimitri itu langsung menendang sembarang benda dengan kesal.Klontang!Suara benda-benda yang jatuh ke lantai membuat keributan.Sementara di

    Last Updated : 2021-06-03
  • Hello Mr. Niko   Bab 11 - Aku yang Akan Merawatnya

    “Ah, maafkan aku! Kupikir dia gadis yang berbeda,” jawab Aspen tersipu malu karena telah salah mengira.“Boleh aku tahu di mana barang-barang pribadiku?” tanya Amerika pada mereka berdua.“Sebentar,” Aspen memberikan tas kertas coklat yang sudah dibawanya kepada Amerika.Tas warna coklat itu berisi barang-barang pribadi Amerika.Dengan tangan kirinya Amerika menerimanya dari Aspen.Tanpa pikir panjang dan mengacuhkan kedua pria itu, Amerika langsung mencari ponsel miliknya. Saat dia menemukannya wajahnya terlihat tersenyum kecil, merasa lega.Lalu dia langsung memeriksa pesan pribadi yang masuk dan banyak sekali panggilan telepon dari seseorang

    Last Updated : 2021-06-04
  • Hello Mr. Niko   Bab 12 - Tidak Biasa

    Aspen hanya meringis saat dia menoleh pada Niko yang terlihat kesal mendengar perkataan Aspen.Amerika hanya bisa bengong, pria tampan berotot di hadapannya ini ternyata bisa bersikap manis juga, pikir Amerika.“Baiklah, hari ini kau bisa pulang setelah menyelesaikan semua urusan administrasi. Dan ini ada beberapa resep obat yang harus kau minum juga agar kau cepat pulih kembali. Semoga lekas kembali sehat Nona Amerika. Ah, kulitmu sungguh bagus sekali, aku sebagai wanita iri melihatnya, di mana kau merawatnya?”Mendengar kalimat si dokter, Amerika hanya tersenyum, sejak kapan dia perawatan kulit. Bahkan untuk biaya hidupnya saja dia kesusahan, batin Amerika yang pada akhirnya hanya meringis tanpa menjawab sepatah kata pun.“Gadis sekarang memang

    Last Updated : 2021-06-04
  • Hello Mr. Niko   Bab 13 - Apa Katamu?

    Merasa canggung buru-buru Aspen menarik diri menjauh dari Amerika, setelah posisi aman dia langsung menarik napas panjang dengan perlahan. Wajahnya memerah, Niko menangkap basah perubahan wajah Aspen yang tak biasa.Amerika masih tertunduk merasa malu, untuk pertama kalinya dia sedekat itu dengan seorang pria yang baru saja dia kenal.Pipinya merona terasa panas, meski begitu dia tetap wanita yang punya rasa juga terhadap lawan jenis jika sedekat itu. Apalagi Amerika belum pernah sekalipun sedekat itu dengan para pria.Selama ini Amerika sibuk dengan bekerja untuk mencari uang. Dia tidak pernah memikirkan tentang perasaan atau berteman dengan para pria selama hidupnya.Sungguh memalukan, batin Amerika. Kenapa dia terlalu mencolok dan canggung seperti ini.

    Last Updated : 2021-06-06
  • Hello Mr. Niko   Bab 14 - Kau ...

    Saat Aspen sudah selesai mengurusi semua administrasi rumah sakit, dia sedang berjalan menuju ruang pasien, seseorang menyapanya, “Hai, tunggu!”Aspen berhenti dan menoleh, sosok wanita tengah berjalan ke arahnya dengan tersenyum.“Eh?”Aspen menggaruk kepalanya merasa bingung dengan senyuman wanita itu.Ternyata dia dokter yang menangani Amerika, Aspen baru menyadari saat mereka sudah dekat satu sama lainnya.“Kau masih punya hutang padaku?” kata dokter wanita itu pada Aspen.Raut wajah Aspen terlihat bingung lalu berkata, “Hutang apaan?” tanya Aspen.“Tanda tangan super modelmu it

    Last Updated : 2021-06-07
  • Hello Mr. Niko   Bab 15 - Terjatuh!

    Ketiganya berjalan keluar gedung rumah sakit, Aspen yang tak tega melihat Amerika berjalan di sisinya segera membantunya. Tangan Amerika menggamit lengan Aspen dengan kuat, seperti ini membuatnya lebih baik dari sebelumnya.Meski terlihat sehat tapi bahu Amerika masih terasa nyeri dan itu membuatnya tidak nyaman setiap kali dia bergerak.Sambil menahan sakit, meringis sesekali Amerika masih bisa menahannya.Saat sudah sampai di parkiran belakang gedung, Aspen dengan cepat menekan tombol kunci otomatis pada mobil Porsche warna hitam yang terlihat mencolok.Amerika tertegun sesaat, menatap takjub mobil mewah di depannya. Benarkah dia akan naik mobil ini? Seumur hidupnya baru kali ini dia mencoba merasakannya.Amerika menatap As

    Last Updated : 2021-06-08

Latest chapter

  • Hello Mr. Niko   Bab 105 - Because I Love You

    Di ruang sidang dewan istana, beberapa anggota dewan terdiri dari sepuluh orang salah satunya Mister Launch, ayah Karina. Semalam Karina sudah ketakutan begitu mendapat kabar dari Amanda bahwa Niko sudah membuat Alex tidak bisa berjalan dan membawa ibunya pergi dari kediaman mereka. Karina tidak bisa tidur semalaman, tadi pagi saat ayahnya hendak pergi ke istana dia juga berpesan agar ayahnya bisa membantu membujuk Niko untuk tidak membuatnya menderita karena dia sudah menyesali atas apa yang sudah dia lakukan pada Amerika. Mister Launch menghela napas dalam saat dia duduk dengan gelisah, semua mata tertuju kepadanya. Karena dari kesepuluh anggota dewan istana keluarga Launch selalu yang membuat keputusan sepihak dan terlihat jelas tidak mendukung Niko dengan alasan karena putrinya tidak dilirik Niko sama sekali.

  • Hello Mr. Niko   Bab 104 - Dua Hati

    Tidak berapa lama Niko sudah keluar dari gedung tersebut.Masuk ke dalam mobil dengan raut wajah dingin membuat Aspen tidak banyak bertanya kepadanya.Suara ponsel Niko berbunyi, sebuah nama tertera di layar depannya.Dimitri …“Hallo …”“Bos, semua yang sudah bos perintahkan, sudah aku lakukan.”“Bagus, lalu …”“Kondisi ayahnya Amerika sudah membaik, awalnya perempuan itu menolak bantuaku tapi setelah aku jelaskan dia menjadi senang entah apa yang dia pikirkan.”“Aku tahu.”

  • Hello Mr. Niko   Bab 103 - Sebuah Kejutan

    Dalam waktu singkat setelah membawa pulang Amerika kembali ke kastil tempat mereka tinggal selama di Rosen. Niko meminta ibunya dan juga bibinya, ibunya Aspen untuk menjaga Amerika, karena gadis itu masih trauma.“Bibi, maaf merepotkanmu kali ini.” Ucap Niko pada Lucia yang juga sebagai kepala pelayan di kediaman ibunya.“Tidak apa-apa Pangeran, selama kau pergi, biar aku yang akan menjaganya.” Jawab Lucia.“Terima kasih.” Ucap Niko.“Nik, semuanya sudah siap. Apa kita pergi sekarang?” tanya Aspen.Niko menatap Amerika yang masih tertidur dengan tubuh diselimuti, sebelumnya seorang dokter istana sudah memeriksa Amerika dan diberikan obat penenang sehingga dia mengantuk lalu tert

  • Hello Mr. Niko   Bab 102 - Ketakutan!

    “APA? ADA APA?” Amina bergegas menuju kamar Alex yang sudah dipenuhi para pelayan.Semua orang menyingkir memberikan jalan kepada Amina.“DIA KENAPA?” teriak Amina suaranya memekakan telinga.“Amina tenangkan dirimu.” Ucap Adrian pada istrinya.“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, hah? Dia anakmu. Apa kau tidak melihatnya dia terluka.”“Dia hanya pingsan dan menurut dokter istana lukanya juga tidak parah.”“Adrian …” bola mata Amina melotot.“Kalian semua bisa keluar.” Perintah Adrian pada semua pelayan.

  • Hello Mr. Niko   Bab 101 - Sang Pewaris

    Dari tempat Amerika, dia bisa mendengar suara letusan senjata yang sangat keras tapi di luar kamar tidak terdengar apa-apa.“Nik, maafkan aku! Huwaaaa … Mama … tolong aku.” Setelah berbicara Alex melihat darah segar keluar dari kakinya tak lama kemudian dia pingsan.Niko mengambil pistol miliknya lalu dia pergi meninggalkan Alex yang masih tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.“Niko …” seru Aspen.“Bereskan semuanya seperti biasa, aku hanya memberinya peringatan. Dia sendiri yang menembak kakinya.” Kata Niko raut wajahnya dingin, dia memberikan pistol yang ada di tangannya pada Aspen.“Baiklah!” kata Aspen, dia langsung masuk ke kamar setelah itu menghub

  • Hello Mr. Niko   Bab 100 - Sebuah Penghakiman

    Alex membuka resleting baju Amerika saat pintu didobrak dari luar dengan keras.BRAK!Seketika Niko masuk bersama dengan Aspen dan dua orang pengawalnya.Alex terkejut bola matanya melebar saat dia melihat Niko yang langsung berjalan berlari menerjangnya.“Dasar bajingan!” teriak Niko dengan keras.Tendangannya mengenai wajah Alex.“AUW … PENGAWAL.” Teriak Alex sambil memegang wajahnya yang terasa sakit akibat tendangan keras Niko.Aspen dan yang lain langsung menghajar para pengawal yang ada di kamar sebelah saat mereka tahu bahwa ada orang lain di dalamnya.

  • Hello Mr. Niko   Bab 99 - Target

    Aspen dengan cepat mengirimkan share lokasi pada Caesar.Saat Caesar sudah keluar dan berada di halaman istana dia mendengar suara ponselnya bergetar dari saku celananya.Dengan cepat Caesar meraih ponsel miliknya lalu dia mendesah dan sedikit berteriak pada beberapa pengawal Niko.“Semuanya ikuti mobilku sekarang juga.” Seru Caesar.“Siap Tuan!” jawab mereka langsung masuk ke dalam mobil yang lainnya.Rombongan mobil itu melaju kencang ke luar istana.Penjaga gerbang istana dengan cepat membuka pintu gerbang otomatis ketika mereka melihat iring-iringan mobil Pangeran Niko bergerak keluar.Dari pesta kebun Amand

  • Hello Mr. Niko   Bab 98 - Maafkan Aku, Yang Mulia ...

    “Aspen bawa alatnya kemari.” Perintah Niko, dia berjongkok menatap tajam bola mata Bella. “A-apa yang akan kau lakukan, Niko jangan macam-macam.” Teriak Bella mengancam dan juga ketakutan saat dia sadar Niko sepertinya tahu sesuatu. Niko menyeringai jahat saat sudut bibirnya berkedut, sangat menyeramkan. Semua orang yang melihat ekspresi Niko saat ini pastinya bakalan kencing di celana seperti yang dirasakan Bella. “Aku akan menjemput anakmu, tapi sebelumnya ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu kepadamu. Sepertinya aku sudah memberimu begitu banyak waktu tapi ternyata kau saja yang tidak tahu diri dan jangan salahkan aku kalau aku bertindak seperti ini kepadamu, wahai Bibiku.” “Niko, aku mohon jangan lakukan

  • Hello Mr. Niko   Bab 97 - Sesuai Rencana

    “Amerika, aku ada keperluan lain sebentar kau bisa kembali ke kastil bersama Caesar.” Ucap Niko, dia memajukan badannya pada Amerika, berbisik di telinganya. Karina dan juga Amanda yang sedari tadinya tanpa berkedip sekalipun mengawasi mereka dengan intens. “Kamu mau ke mana?” tanya Amerika bola matanya melebar. “Aku ada urusan yang harus aku selesaikan saat ini juga.” Jawab Niko, dia sudah berdiri. Saat itu juga Aspen pun berjalan mendekati Niko. Tapi Niko berbelok sebentar kea rah ayahnya yang sedang berbicara dengan seseorang. “Yang Mulia bisa kita mengobrol sebentar.” Niko berbisik pada ayahnya. Si tamu menundukkan bad

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status