“APA? ADA APA?” Amina bergegas menuju kamar Alex yang sudah dipenuhi para pelayan.
Semua orang menyingkir memberikan jalan kepada Amina.
“DIA KENAPA?” teriak Amina suaranya memekakan telinga.
“Amina tenangkan dirimu.” Ucap Adrian pada istrinya.
“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, hah? Dia anakmu. Apa kau tidak melihatnya dia terluka.”
“Dia hanya pingsan dan menurut dokter istana lukanya juga tidak parah.”
“Adrian …” bola mata Amina melotot.
“Kalian semua bisa keluar.” Perintah Adrian pada semua pelayan.
Dalam waktu singkat setelah membawa pulang Amerika kembali ke kastil tempat mereka tinggal selama di Rosen. Niko meminta ibunya dan juga bibinya, ibunya Aspen untuk menjaga Amerika, karena gadis itu masih trauma.“Bibi, maaf merepotkanmu kali ini.” Ucap Niko pada Lucia yang juga sebagai kepala pelayan di kediaman ibunya.“Tidak apa-apa Pangeran, selama kau pergi, biar aku yang akan menjaganya.” Jawab Lucia.“Terima kasih.” Ucap Niko.“Nik, semuanya sudah siap. Apa kita pergi sekarang?” tanya Aspen.Niko menatap Amerika yang masih tertidur dengan tubuh diselimuti, sebelumnya seorang dokter istana sudah memeriksa Amerika dan diberikan obat penenang sehingga dia mengantuk lalu tert
Tidak berapa lama Niko sudah keluar dari gedung tersebut.Masuk ke dalam mobil dengan raut wajah dingin membuat Aspen tidak banyak bertanya kepadanya.Suara ponsel Niko berbunyi, sebuah nama tertera di layar depannya.Dimitri …“Hallo …”“Bos, semua yang sudah bos perintahkan, sudah aku lakukan.”“Bagus, lalu …”“Kondisi ayahnya Amerika sudah membaik, awalnya perempuan itu menolak bantuaku tapi setelah aku jelaskan dia menjadi senang entah apa yang dia pikirkan.”“Aku tahu.”
Di ruang sidang dewan istana, beberapa anggota dewan terdiri dari sepuluh orang salah satunya Mister Launch, ayah Karina. Semalam Karina sudah ketakutan begitu mendapat kabar dari Amanda bahwa Niko sudah membuat Alex tidak bisa berjalan dan membawa ibunya pergi dari kediaman mereka. Karina tidak bisa tidur semalaman, tadi pagi saat ayahnya hendak pergi ke istana dia juga berpesan agar ayahnya bisa membantu membujuk Niko untuk tidak membuatnya menderita karena dia sudah menyesali atas apa yang sudah dia lakukan pada Amerika. Mister Launch menghela napas dalam saat dia duduk dengan gelisah, semua mata tertuju kepadanya. Karena dari kesepuluh anggota dewan istana keluarga Launch selalu yang membuat keputusan sepihak dan terlihat jelas tidak mendukung Niko dengan alasan karena putrinya tidak dilirik Niko sama sekali.
Paris, 26 Februari 2019.Malam di Paris saat itu cuacanya lumayan dingin, beberapa orang yang keluar rumah harus mengenakan baju tebal dan penutup kepala.Pada sebuah gang yang gelap ..."Aku sudah bilang ke mana pun kau pergi, aku akan selalu bisa menemukanmu wahai gadis cantik." Kata salah seorang pria bertubuh kekar, dari mulutnya keluar udara dingin.Berkali-kali dia menggerakkan tangannya, merasa dingin.Dua orang pria lainnya berdiri di sekitar Amerika yang terduduk lemas di tanah."Sudah kukatakan, akan aku bayar tapi tidak sekarang. Malam ini aku harus bekerja, besok aku akan datang ke tempatmu, bagaimana?""Ah, beritahu aku, kau akan kerja di mana?" kata si pria bertubuh kekar itu."Akan ada peragaan busana mewah, aku mendapat pekerjaan dalam seminggu ini untuk menjadi styles rambut. Percayalah padaku bukankah selama ini aku tidak pernah membohongi kalian."Katanya dengan su
Dari ujung kelopak matanya Niko bisa dengan mudah mengenali wajah gadis yang kini tengah menata rambutnya.Ada bekas luka goresan pada jari tangan wanita ini.Sudut bibir Niko berkedut saat dia sungguh mengenali gadis yang baru saja dia tolong dan sosok yang kini ada di sampingnya adalah orang yang sama.Amerika tampak serius, kedua tangannya lincah menata rambut Niko meski dia menahan rasa sakit di siku tangan dan jari tangannya yang tadi sempat tergores aspal.Tapi Amerika harus menahannya untuk beberapa menit saja, saat ini dia hanya fokus melayani kliennya yang sebentar lagi tampil.Aspen yang berdiri tak jauh dari Niko memperhatikan Amerika, dalam benaknya dengan kedua mata memicing Aspen berpikir kalau gadis yang tengah menata rambut Niko, apakah sama dengan gadis yang dia lihat tadi saat mobil miliknya menabraknya.Ah, tidak mungkin, gumam Aspen masih berdiri dengan tegak mengamati sekeliling ruang ganti itu.“Amerika, se
“Hah!”Aspen tertawa sendiri melihat gadis yang dia bantu mengabaikannya dan pergi meninggalkan dia sendirian berdiri termangu.“Sialan, aku sudah berusaha membantunya dia malah mengabaikan aku.”Aspen meringis menertawakan dirinya sendiri.Amerika menghilang di balik pintu, dengan cepat Aspen berlari menuju panggung pertunjukan.Aspen masuk ke area panggung, suara musik keras dan suara gemuruh para penonton yang menyaksikan semua model yang tengah berjalan di atas panggung membuat Aspen harus fokus.Kini giliran Niko tengah berlenggak lenggok di atas panggung, semua penonton terkesima melihat penampilannya.
Niko masih memandangi gadis itu, dan saat itu juga dia tersadar kalau gadis yang tengah terbaring adalah gadis yang sama, penata rambut yang beberapa saat yang lalu membantunya.Niko mendesah dalam dan terlihat khawatir, kenapa gadis ini sangat berani dan rela membantunya mengorbankan dirinya.Setelah Amerika dibawa oleh mobil ambulance, Niko dan Aspen dengan cepat juga menuju mobil miliknya lalu pergi meninggalkan tempat kejadian tanpa seorang pun yang tahu kepergian mereka, karena semua orang sibuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Dengan cepat mobil ambulance sudah tiba di rumah sakit terdekat.Di depan UGD beberapa perawat sudah bersiap dengan brankar dorong.Berita perihal penembakan model terkenal di
“Ada di sini.” Teriak Niko lantang dengan tangan kanan terangkat lurus ke atas, sontak semua orang yang ada di sana menengok ke tempatnya berdiri.Sementara itu Aspen yang berdiri di sisi kanan Niko terlihat pucat, dia paham dengan apa yang dilakukan Niko.Niko lalu menatapnya saat tangannya sudah kembali turun dan seorang perawat dengan sedikit berlari mendekat ke arah mereka.“Niko ...” gigi Aspen bergemeretak saat itu juga dia sadar kalau yang dimaksud oleh Niko adalah dirinya sendiri.“Hey, jangan bilang kau masih takut dengan jarum suntik Aspen Larsen.” Goda Niko menyeringai saat mendapati perubahan wajah Aspen, pucat pasi.Niko menahan senyum melihat Aspen gugup.
Di ruang sidang dewan istana, beberapa anggota dewan terdiri dari sepuluh orang salah satunya Mister Launch, ayah Karina. Semalam Karina sudah ketakutan begitu mendapat kabar dari Amanda bahwa Niko sudah membuat Alex tidak bisa berjalan dan membawa ibunya pergi dari kediaman mereka. Karina tidak bisa tidur semalaman, tadi pagi saat ayahnya hendak pergi ke istana dia juga berpesan agar ayahnya bisa membantu membujuk Niko untuk tidak membuatnya menderita karena dia sudah menyesali atas apa yang sudah dia lakukan pada Amerika. Mister Launch menghela napas dalam saat dia duduk dengan gelisah, semua mata tertuju kepadanya. Karena dari kesepuluh anggota dewan istana keluarga Launch selalu yang membuat keputusan sepihak dan terlihat jelas tidak mendukung Niko dengan alasan karena putrinya tidak dilirik Niko sama sekali.
Tidak berapa lama Niko sudah keluar dari gedung tersebut.Masuk ke dalam mobil dengan raut wajah dingin membuat Aspen tidak banyak bertanya kepadanya.Suara ponsel Niko berbunyi, sebuah nama tertera di layar depannya.Dimitri …“Hallo …”“Bos, semua yang sudah bos perintahkan, sudah aku lakukan.”“Bagus, lalu …”“Kondisi ayahnya Amerika sudah membaik, awalnya perempuan itu menolak bantuaku tapi setelah aku jelaskan dia menjadi senang entah apa yang dia pikirkan.”“Aku tahu.”
Dalam waktu singkat setelah membawa pulang Amerika kembali ke kastil tempat mereka tinggal selama di Rosen. Niko meminta ibunya dan juga bibinya, ibunya Aspen untuk menjaga Amerika, karena gadis itu masih trauma.“Bibi, maaf merepotkanmu kali ini.” Ucap Niko pada Lucia yang juga sebagai kepala pelayan di kediaman ibunya.“Tidak apa-apa Pangeran, selama kau pergi, biar aku yang akan menjaganya.” Jawab Lucia.“Terima kasih.” Ucap Niko.“Nik, semuanya sudah siap. Apa kita pergi sekarang?” tanya Aspen.Niko menatap Amerika yang masih tertidur dengan tubuh diselimuti, sebelumnya seorang dokter istana sudah memeriksa Amerika dan diberikan obat penenang sehingga dia mengantuk lalu tert
“APA? ADA APA?” Amina bergegas menuju kamar Alex yang sudah dipenuhi para pelayan.Semua orang menyingkir memberikan jalan kepada Amina.“DIA KENAPA?” teriak Amina suaranya memekakan telinga.“Amina tenangkan dirimu.” Ucap Adrian pada istrinya.“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, hah? Dia anakmu. Apa kau tidak melihatnya dia terluka.”“Dia hanya pingsan dan menurut dokter istana lukanya juga tidak parah.”“Adrian …” bola mata Amina melotot.“Kalian semua bisa keluar.” Perintah Adrian pada semua pelayan.
Dari tempat Amerika, dia bisa mendengar suara letusan senjata yang sangat keras tapi di luar kamar tidak terdengar apa-apa.“Nik, maafkan aku! Huwaaaa … Mama … tolong aku.” Setelah berbicara Alex melihat darah segar keluar dari kakinya tak lama kemudian dia pingsan.Niko mengambil pistol miliknya lalu dia pergi meninggalkan Alex yang masih tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.“Niko …” seru Aspen.“Bereskan semuanya seperti biasa, aku hanya memberinya peringatan. Dia sendiri yang menembak kakinya.” Kata Niko raut wajahnya dingin, dia memberikan pistol yang ada di tangannya pada Aspen.“Baiklah!” kata Aspen, dia langsung masuk ke kamar setelah itu menghub
Alex membuka resleting baju Amerika saat pintu didobrak dari luar dengan keras.BRAK!Seketika Niko masuk bersama dengan Aspen dan dua orang pengawalnya.Alex terkejut bola matanya melebar saat dia melihat Niko yang langsung berjalan berlari menerjangnya.“Dasar bajingan!” teriak Niko dengan keras.Tendangannya mengenai wajah Alex.“AUW … PENGAWAL.” Teriak Alex sambil memegang wajahnya yang terasa sakit akibat tendangan keras Niko.Aspen dan yang lain langsung menghajar para pengawal yang ada di kamar sebelah saat mereka tahu bahwa ada orang lain di dalamnya.
Aspen dengan cepat mengirimkan share lokasi pada Caesar.Saat Caesar sudah keluar dan berada di halaman istana dia mendengar suara ponselnya bergetar dari saku celananya.Dengan cepat Caesar meraih ponsel miliknya lalu dia mendesah dan sedikit berteriak pada beberapa pengawal Niko.“Semuanya ikuti mobilku sekarang juga.” Seru Caesar.“Siap Tuan!” jawab mereka langsung masuk ke dalam mobil yang lainnya.Rombongan mobil itu melaju kencang ke luar istana.Penjaga gerbang istana dengan cepat membuka pintu gerbang otomatis ketika mereka melihat iring-iringan mobil Pangeran Niko bergerak keluar.Dari pesta kebun Amand
“Aspen bawa alatnya kemari.” Perintah Niko, dia berjongkok menatap tajam bola mata Bella. “A-apa yang akan kau lakukan, Niko jangan macam-macam.” Teriak Bella mengancam dan juga ketakutan saat dia sadar Niko sepertinya tahu sesuatu. Niko menyeringai jahat saat sudut bibirnya berkedut, sangat menyeramkan. Semua orang yang melihat ekspresi Niko saat ini pastinya bakalan kencing di celana seperti yang dirasakan Bella. “Aku akan menjemput anakmu, tapi sebelumnya ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu kepadamu. Sepertinya aku sudah memberimu begitu banyak waktu tapi ternyata kau saja yang tidak tahu diri dan jangan salahkan aku kalau aku bertindak seperti ini kepadamu, wahai Bibiku.” “Niko, aku mohon jangan lakukan
“Amerika, aku ada keperluan lain sebentar kau bisa kembali ke kastil bersama Caesar.” Ucap Niko, dia memajukan badannya pada Amerika, berbisik di telinganya. Karina dan juga Amanda yang sedari tadinya tanpa berkedip sekalipun mengawasi mereka dengan intens. “Kamu mau ke mana?” tanya Amerika bola matanya melebar. “Aku ada urusan yang harus aku selesaikan saat ini juga.” Jawab Niko, dia sudah berdiri. Saat itu juga Aspen pun berjalan mendekati Niko. Tapi Niko berbelok sebentar kea rah ayahnya yang sedang berbicara dengan seseorang. “Yang Mulia bisa kita mengobrol sebentar.” Niko berbisik pada ayahnya. Si tamu menundukkan bad