Beranda / Romansa / Hello, Mr. Arrogant! / Kebetulan yang Ditakdirkan

Share

Kebetulan yang Ditakdirkan

Penulis: Zee Jofany
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-24 14:58:46

“Kamu tahu kalau aku sedang mencarimu?” tanya Alo saat mereka berada di atap sekolah, entah apa maksud Quitta membawanya berbicara di tempat yang sedikit anti mainstream.

“Kakek yang memberitahumu?” lanjutnya dengan kesal karena Quitta hanya mengarahkan pandangan ke bawah, menuju rombongan yang sedang berkeliling sekolah. Gadis itu memang sedang mengamati Bobby, laki-laki yang sudah menancapkan luka di balik dada.

Dia tak berpikir kejadian dua malam lalu sebagai sesuatu yang nyata, hanya mimpi buruk. Namun, melihat sikap dingin pria itu, penolakan benar-benar diberikan. Tak ada cinta antar lawan jenis untuknya, hanya tentang kasih sayang ayah serta anak.

“Heh!” bentak Alo merasa diabaikan oleh sang gadis, “Kamu sengaja mengabaikanku?”

“Kalau tahu diabaikan, untuk apa masih berdiri di sini?” Tanggapan yang membuat pria itu meniup napas dengan kesal, jadi ini yang dimaksud oleh dua pemuda tadi. Seseorang langsung pergi setelah tiga detik, memang sangat kasar sikap yang ditunjukkan.

“Baiklah, aku akan pergi setelah kamu menolak perjodohan di antara kita.” Alo mengeluarkan ponsel, dia berencana menghubungi sang kakek sekarang, dan memberikan telepon pada Quitta.

Gadis itu sedikit terpengaruh, dia mengakhiri pantauan terhadap Bobby. Mulai memerhatikan pria yang menghebohkan grup sekolah, tentang laki-laki tampan dengan mobil mewah datang mencari dirinya. Jika selama ini, para lelaki mencoba mendekati bak di adegan manis suatu drama, sekarang justru lebih mengejutkan.

Perjodohan? Apa orang ini datang dengan otaknya? Kenapa dia berbicara tentang hal kuno disertai penampilan parlente sekaligus wajah tampan?

“Siapa yang dijodohkan dengan siapa?” tanya Quitta mulai meladeni ucapan konyol Alo, “Anda terlihat cukup waras untuk bertingkah gila, apa ini trik baru untuk mengajak seorang gadis berkencan?”

Alo tergelak, urung menghubungi sang kakek. Masih saja pintar memainkan kosakata, apa Quitta tak mengenali dirinya? Dia bahkan membongkar rahasia masa lalu, mengenai dirinya bersama Anya.

“Kita,” jawab Alo dengan serius disertai tatap mata lurus tanpa kedipan, “Aku dan kamu, Nona Quitta Jofany.”

Quitta tertawa cukup keras, menjadikan alasan perjodohan sebagai media mendekatinya. Ini metode baru, apa laki-laki di depannya sedang mengalami gangguan mental? Perempuan muda tersebut mengamati wajah Alo dengan saksama.

“Sejak kapan orang tua sehat menumbalkan anak kesayangan mereka untuk umpan duda penuh sensasi?” balasnya semakin berani, menghina Alo sedemikian rupa tanpa ampun.

“Anya Syairani, CEO Diamond Group yang dikenal sebagai wanita karier terbaik tetap bersinar sekalipun pernah gagal berumah tangga. Apa itu benar-benar sebuah pernikahan? Hanya adegan memalukan untuk menutupi kisah menjijikkan sepasang saudara tiri, memanfaatkan bocah SMA yang butuh uang. Apa sekarang Pahlawan Kesiangan itu telah menjelma Pangeran dan mencoba mengusik seorang rakyat jelata untuk ditumbalkan?”

Quitta masih saja mengatakan hal-hal yang menyudutkan, Alo bahkan kehabisan kata. Otaknya mendadak kosong, tak mampu menjangkau nalar gadis di depannya. Jika dia mampu menjabarkan semua kejadian di masa lalu dengan baik, kenapa tak mengenali dirinya?

“Ah, aku tahu!” Gadis itu setengah berseru sekarang, “Apa untuk menggaet wanita kalangan atas sudah tak memiliki akses atau mereka mem-blacklist nama Anda karena video mesum yang masih meninggalkan jejak digital tetap dibiarkan sebagai kenangan menjijikkan?”

“Lalu, bagaimana denganmu?” tukas Alo yang sudah malas mendiamkan sang gadis bersikap sesuka hati, “Apa bertingkah kasar begini adalah keahlianmu untuk menarik perhatian semua orang?”

“Iya, masalah?”

Alo yang menyusun srategi melumpuhkan lawan langsung bengong, kenapa Quitta sangat ahli dalam membuat orang lain gusar? Dia bahkan tak mampu membalasnya, hanya menggerak-gerakkan bibir tanpa suara. Pria itu semakin kewalahan ketika sang gadis bermaksud meninggalkan dirinya seorang diri.

“Kamu tak mengenalku?” tanyanya mencoba menghentikan gerakan kaki Quitta, “Benar-benar lupa padaku?”

“Ini aku!” Alo masih berusaha menahan gadis yang benar-benar di luar ekspektasi, “Kakak Tampan yang menggantikanmu menunggu cinta pertama kembali.”

Quitta langsung berbalik sempurna, dia memandang Alo dengan serius. Raut mukanya berubah, memang benar. Itu anak laki-laki yang ada di rumah lamanya.

Kenapa Quitta baru menyadari semua itu? Dia bahkan sudah menonton video saat Alo melakukan adegan romantis bersama Anya, jejak digital itu masih bisa diakses ketika dirinya menggali informasi terkait wanita tersebut. Alasan Bobby mulai berani mengabaikan karena mereka sudah tertangkap basah saat makan malam.

“Alo Agler?” tanya Quitta yang masih terlihat enggan percaya begitu saja, “Kenapa wajahmu berada di video dua puluh detik Tante Anya? Apa kalian benar-benar pernah menikah?”

“Ho’oh, ini aku. Kamu bahkan bersikap kasar pada orang yang merawat kaktus dengan baik, menunggu cinta pertamamu datang bertahun-tahun, dan balasannya ini? Mempermalukanku di depan semua orang, mengusir tanpa perasaan, lalu ….”

“Takdir kita sangat buruk,” pungkasnya menghentikan kalimat Alo yang terlihat kebingungan, “Jika benar kalian sepasang suami-istri di masa lalu, apa kamu bisa kembali membantuku?”

Wajah Quitta berubah drastis, tidak lagi sedingin es balok. Dia mendekat sembari tersenyum manis, Alo terkesiap. Ekspresi menggemaskan itulah yang terekam dalam benaknya, sosok paling manis di ingatan.

“Membantumu?” tanya Alo yang sedikit curiga dengan perubahan tiba-tiba tersebut, dia merasakan hal kurang nyaman atas tampilan sikap Quitta.

“Iya, membantuku,” jawabnya masih dengan senyum paling memukau yang pernah ada, “Bisakah kalian rujuk?”

“Apa?” Alo terlonjak bukan main, bagaimana ada permintaan macam itu? Dia memutuskan bercerai karena masa kontrak pernikahan usai, bahkan mereka tidak benar-benar melakukan ritual sebagai sepasang suami dan istri.

Sesekali memang Alo akan merindukan Anya, mencoba menjadi cepat dewasa karena memang sangat menginginkan pernikahan yang sesungguhnya. Namun, saat Quitta yang mengatakannya, kenapa terdengar sebagai satu beban berat? Apa karena mereka pernah bersama di masa lalu?

“Iya, kalian harus rujuk.”

“Kenapa aku harus rujuk?”

“Karena masih ada cinta di matamu untuk mantan isri tercinta.” Quitta menyimpulkan dengan tepat, Alo tak bisa mengelak. Pria itu tersenyum getir, mana mungkin tak cinta pada wanita yang membuatnya rela kehilangan citra sempurna di masa muda.

“Sotoy.”

“Kamu kembali ke sini untuk rujuk, kan?” Gadis itu masih mendesak dengan pertanyaan tentang keinginan merenda ulang kebersamaan bersama sang mantan istri, “Rujuk, ya, rujuk!”

Mirip tukang sorak di pinggir lapangan, Quitta begitu antusias mendorong Alo untuk rujuk. Dia bahkan tak peduli dengan perjodohan yang dicetuskan oleh sang pria, menganggap yang terpenting adalah pria di depannya harus kembali ke pelukan sang istri. Dengan demikian, dirinya bisa mendapatkan hati Bobby kembali.

“Kenapa aku harus kembali ketika pernikahan kami hanya sebatas kontrak?” kilah Alo yang enggan menanggapi dengan serius permintaan Quitta, “Justru aku datang untuk meminta bantuanmu.”

“Bantuanku?” ulang Quitta heran dengan perkataan sang pria, dia masih belum sepenuhnya paham terkait perjodohan yang dimaksud.

“Tentu saja, hanya kamu yang bisa menyelamatkanku.”

“Oke, katakan saja. Aku pasti membantu selama saling menguntungkan.”

“Serius akan membantuku?” Alo bertanya untuk memastikan niat Quitta yang langsung mengangguk pasti, “Jangan berubah pikiran ketika kamu sudah menyanggupi untuk membantu.”

“Katakan saja.”

“Hubungi kakek, katakan kalau kamu menolak perjodohan kita.” Alo menyodorkan ponsel pada sang gadis yang langsung mengerutkan kening, tak langsung menerima benda pipih mahal dari tangan si lelaki.

“Emang siapa kakek yang dimaksud?” tanya Quitta kebingungan, dia bahkan tak tahu jika Alo yang ia kenal merupakan sosok dari masa lalu saingannya dalam merebut perhatian Bobby. Bagaimana bisa dirinya mengenal kakek dari pria di depannya?

“Kalau kamu tak mengenal kakekku, kenapa kita dijodohkan?” balas Alo yang tak kalah kebingungan, “Apa ayahmu memiliki proyek dengan Starla?”

“Entah,” jawab Quitta yang ikut berpikir keras tentang kemunculan Alo yang membawa berita mengejutkan, “Enggak mungkin appa menjualku demi kepentingan bisnis, apa kamu yakin jika aku yang dimaksud?”

Alo menggeleng, dia mengeluarkan lipatan kertas dari saku di balik jas. Membukanya dengan hati-hati, lalu menunjukkan gambar beserta catatan identitas lengkap. Gadis itu terbeliak, membekap mulut untuk menahan suara.

“Bahkan, kebiasaan burukku pun tercatat. Siapa kakek cabul ini?” pekiknya sambil mengambil kertas dari tangan Alo, “Ayo, temui kakek aneh itu!”

Alo hanya mengangguk, dia memandang takjub saat tangan mungil itu meremas kuat kertas yang dipegang. Ada aura kesal tak tertandingi, bagus. Quitta akan melawan sang kakek, dirinya hanya perlu menunggu hasil akhir. Perjodohan dijamin gagal!

***

  

Bab terkait

  • Hello, Mr. Arrogant!   Kejutan dari Calon Istri

    “Oke, aku akan menerima perjodohan ini.” Keputusan akhir Quitta membuat Alo melongo, kenapa gadis itu mengatakan hal sebaliknya? Semula ia setuju untuk menolak perjodohan, kenapa saat makan malam berlangsung justru menciptakan kehebohan?Jofan yang turut hadir menemani sang putri tercinta tersedak, ia batuk sehingga Bimby berdiri, dan memberikan air sembari menepuk-nepuk punggung lelakinya. Wanita itu tak kalah shock, acara makan malam biasa menjelma menjadi rapat keluarga yang mengejutkan. Apa yang sedang Quitta lakukan?“Bagus!” seru sang kakek yang terlihat begitu antusias dengan jawaban Quitta, gadis itu hanya melebarkan senyum. Kemudian, menyendokkan makanan ke dalam mulut. Sama sekali tak terbebani.Alo yang semula begitu percaya diri akan kegagalan perjodohan, mulai terlihat gusar. Dia dipermainkan oleh bocah itu, seharusnya tak percaya begitu saja saat Quitta meminta berbicara ketika makan malam. Kalau tahu akan sekacau ini, tentu dia menyeret gadi

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Hello, Mr. Arrogant!   Sandiwara yang Gagal

    “Quitta, hentikan!” sentak Bimby ketika sang anak berada di dua anak tangga pertama, “Amma menahan diri untuk tak menentangmu di depan semua orang, tapi apa yang sudah kamu lakukan? Jangan bermain-main dengan kebersamaan!”Gadis itu tersenyum getir, dia menunggu teguran ini. Tubuh tersebut berbalik, di depannya berdiri dua orang yang sangat ia kasihi. Sang ibu terlihat marah, sementara ayahnya meniup napas dengan tatap teduh yang menenangkan.“Kenapa kalian boleh bermain-main dengan pernikahan dan aku tidak?” balasnya telak memaksa sang ibu semakin emosi, “Amma, bukankah aku dan Bobby Alexander tak boleh bersama, lalu kenapa dengan Alo Pratama pun dilarang?”“Kami tak mau kamu terluka lebih dalam, waktumu masih panjang untuk mengerti tentang kebersamaan antara sepasang manusia yang mengikat diri dalam pernikahan.” Jofan mengambil alih untuk menanggapi, “Cukup appa yang pernah melakukan kesalahan d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Hello, Mr. Arrogant!   Tawaran Menentang Takdir

    “Tanda tangan,” ujar Alo dengan telunjuk diketuk-ketukkan di atas kertas bermaterai, di sana tertera perjanjian mengenai satu kontrak. Quitta sudah memutuskan untuk tidak meminta bagian apa pun saat mereka benar-benar menikah dan warisan dijatuhkan kepadanya, ia harus memastikan ucapan itu sebagai kenyataan. Sebab, jika berubah pikiran di masa depan, tidak akan ada perubahan yang mengejutkan.“Apa ini?” tanya Quitta sembari mengambil kertas yang terdiri dari tiga lembar, membaca sekilas sebelum tertawa halus.Gadis itu masih berseragam ketika mendatangi Alo, masuk ke ruangan sang Presdir yang resmi menjabat hari ini karena kesepakatan berhasil dibuat. Tak jauh berbeda dengan tempat kerja Jofan, hanya interior dan penempatan beberapa perabot tidak sama. Pindaian beralih pada lelaki di depannya, pria tersebut menunggu sang gadis membubuhkan tanda tangan.“Apa begini cara Kakak membuat kesepakatan denganku?” ejek Quitta sembari m

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Hello, Mr. Arrogant!   Keputusan Tinggal Bersama

    “Jadi, kalian sepakat untuk tinggal bersama di Owl Place?” Daffin sedikit tak percaya ketika melihat tampang Alo sangat kacau, bagaimana seorang pria dengan tingkat kejeniusan yang sudah diakui justru kalah telak oleh anak SMA?Bahkan, rumor menyebutkan jika Quitta Jofany berhasil membuat Alo tak menemukan kata untuk membalas setiap ucapan di acara makan malam keluarga. Gadis itu memimpin situasi, menjinakkan sosok paling arogan di keluarga Pratama Laksana. Jika sang cucu mewarisi kekasaran sikap sang kakek dan selama ini mampu membuat semua orang tersinggung atas kata-katanya, tetapi di depan sang calon istri jusru bungkam.Di sisi lain, sang pengacara merasa begitu bersyukur atas kemunculan Quitta, setidaknya akan membantu dalam mengendalika Alo mulai sekarang. Dia bisa kembali fokus terhadap urusan lain, tidak melulu menjadi budak yang pada akhirnya hanya dimaki oleh sang sahabat. Dengan begitu, Daffin bisa bernapas lega sejak hari ini.D

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • Hello, Mr. Arrogant!   Kemunculan Orang Ketiga

    “Appa!” Quitta merajuk dengan nada penuh protes ketika melihat siapa yang datang bersama kedua orang tuanya, menghadiahkan tatap kesal pada Jofan yang hanya angkat bahu.Pria itu melangkah maju, duduk tanpa dipersilakan. Sang ibu pun sama, bersikap cuek meski ada Alo bersama Quitta. Kemudian, tamu terakhir ikut duduk di samping kanan Bimby, ada apa dengan mereka bertiga?“Apa kamu pikir, amma akan membiarkan kalian berdua tinggal satu atap tanpa pengawasan orang dewasa?” balas Bimby dengan tatap tajam yang mengintimidasi, sengaja membawa serta Bobby dalam urusan pernikahan terencana tersebut.Dia bersama sang suami sudah sepakat untuk memberikan penolakan karena enggan menjadikan Quitta sebagai senjata dalam kepentingan bisnis, nyatanya sang gadis justru begitu bersemangat menyambut keinginan kakek tua tersebut. Jofan tahu, putri sambungnya tentu sangat menginginkan rumah lama mereka, di mana kenangan bersama sang ayah asuh begitu kuat. G

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Hello, Mr. Arrogant!   Apa yang Akan Mereka Lakukan?

    “Appa akan terus bersikap tak tahu malu begini?” tanya Quitta dengan muka masam sambil mengamati sang pria yang hanya memilih membuka koper, mengeluarkan beberapa pakaian. “Kenapa harus tak tahu malu saat harus menjaga bocah yang sudah kurawat sejak bayi?” balas Bobby masih dengan nada santai, sama sekali tak pernah memberikan intonasi lebih tinggi atau sekadar tampang dilipat. Inilah yang membuat Quitta begitu menyukai keribadian sang ayah asuh, orang lain tanpa hubungan darah tersebut jusru sangat menenangkan setiap kali melontarkan kata. Jauh berbeda dengan Bimby, perempuan yang ia sebut ibu justru tak memberikan kesempatan hidup tenang. Bagaimana dirinya bisa membenci sosok pria maskulin itu? Entah kapan Quitta menyadari perasaannya, dia menjadi sangat merindukan Bobby. Mengira perasaan yang ada hanya tentang kangen terhadap sosok yang merawat ketika bayi, nyatanya tidak demikian. Sang gadis sangat kesakitan setiap kali melihat pria yang kini menjadi guru

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Hello, Mr. Arrogant!   Kisah yang Rumit

    “Tuhan menciptakanmu dengan rahasia Braille di dalamnya, harus buta dulu untuk bisa melihat kebenaran yang tersembunyi. Meski ada cinta dan kerinduan di ujung semesta hatimu, tunggu sampai aku lumpuh agar bisa mencapainya,” sambil berujar demikian, dia melepas tangan gadis yang sejak awal sudah terisak, dan perlahan mundur tanpa melepas pandangan.“Tapi, tak perlu tuli untuk mendengar pengakuanku!” Sebaliknya, si gadis dengan tegas berujar saat tubuh itu berbalik sempurna, “Aku jatuh cinta pada Bobby Alexander, Appa.”Pengakuan tersebut meluncur lancar lengkap dengan air mata yang terus menganak sungai melewati gundukan pipi tembamnya, perempuan muda itu memaksa sang pria kembali terpasung di tempat. Kesulitan bergerak walau hanya untuk mengayunkan sebelah kaki, gemuruh di balik dada mewakili perasaan sesungguhnya. Kontras dengan raut serta sikap yang tengah dipertontonkan.Bobby Alexander, pria 39 tahun tersebut hanya mengatur napas sembari memejamkan mat

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-22
  • Hello, Mr. Arrogant!   Perjodohan Kalangan Atas

    Suite Room Starla Hotel“Menikah?” ulang seorang pria termuda di antara mereka yang ada dalam ruangan, sosok paling terlihat tenang tersebut mendadak membolakan mata dengan sempurna ketika pembahasan serius dilontarkan.Tatapannya beralih pada wanita yang terlihat berpura-pura membenarkan posisi rok yang tak bermasalah, sementara sang ayah tampak berdeham tanpa perasaan berdosa. Berbeda dengan lelaki yang usianya sekitar tiga atau empat tahun di atasnya, pengacara keluarga sekaligus teman dekat beberapa tahun terakhir tersebut mendelik sebagai isyarat untuk tetap santai. Sementara lelaki tua dengan kedua tangan bertopang pada tongkat elbow itu hanya menjadi pendengar dengan raut muka datar.“Apa ini masuk akal?” tambahnya masih dengan nada tinggi yang khas, “Ma, katakan kalau kakek sedang bercanda.”Perempuan itu hanya bisa komat-kamit dengan bentuk mata yang dibuat selebar mungkin, sang ayah pun terli

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24

Bab terbaru

  • Hello, Mr. Arrogant!   Apa yang Akan Mereka Lakukan?

    “Appa akan terus bersikap tak tahu malu begini?” tanya Quitta dengan muka masam sambil mengamati sang pria yang hanya memilih membuka koper, mengeluarkan beberapa pakaian. “Kenapa harus tak tahu malu saat harus menjaga bocah yang sudah kurawat sejak bayi?” balas Bobby masih dengan nada santai, sama sekali tak pernah memberikan intonasi lebih tinggi atau sekadar tampang dilipat. Inilah yang membuat Quitta begitu menyukai keribadian sang ayah asuh, orang lain tanpa hubungan darah tersebut jusru sangat menenangkan setiap kali melontarkan kata. Jauh berbeda dengan Bimby, perempuan yang ia sebut ibu justru tak memberikan kesempatan hidup tenang. Bagaimana dirinya bisa membenci sosok pria maskulin itu? Entah kapan Quitta menyadari perasaannya, dia menjadi sangat merindukan Bobby. Mengira perasaan yang ada hanya tentang kangen terhadap sosok yang merawat ketika bayi, nyatanya tidak demikian. Sang gadis sangat kesakitan setiap kali melihat pria yang kini menjadi guru

  • Hello, Mr. Arrogant!   Kemunculan Orang Ketiga

    “Appa!” Quitta merajuk dengan nada penuh protes ketika melihat siapa yang datang bersama kedua orang tuanya, menghadiahkan tatap kesal pada Jofan yang hanya angkat bahu.Pria itu melangkah maju, duduk tanpa dipersilakan. Sang ibu pun sama, bersikap cuek meski ada Alo bersama Quitta. Kemudian, tamu terakhir ikut duduk di samping kanan Bimby, ada apa dengan mereka bertiga?“Apa kamu pikir, amma akan membiarkan kalian berdua tinggal satu atap tanpa pengawasan orang dewasa?” balas Bimby dengan tatap tajam yang mengintimidasi, sengaja membawa serta Bobby dalam urusan pernikahan terencana tersebut.Dia bersama sang suami sudah sepakat untuk memberikan penolakan karena enggan menjadikan Quitta sebagai senjata dalam kepentingan bisnis, nyatanya sang gadis justru begitu bersemangat menyambut keinginan kakek tua tersebut. Jofan tahu, putri sambungnya tentu sangat menginginkan rumah lama mereka, di mana kenangan bersama sang ayah asuh begitu kuat. G

  • Hello, Mr. Arrogant!   Keputusan Tinggal Bersama

    “Jadi, kalian sepakat untuk tinggal bersama di Owl Place?” Daffin sedikit tak percaya ketika melihat tampang Alo sangat kacau, bagaimana seorang pria dengan tingkat kejeniusan yang sudah diakui justru kalah telak oleh anak SMA?Bahkan, rumor menyebutkan jika Quitta Jofany berhasil membuat Alo tak menemukan kata untuk membalas setiap ucapan di acara makan malam keluarga. Gadis itu memimpin situasi, menjinakkan sosok paling arogan di keluarga Pratama Laksana. Jika sang cucu mewarisi kekasaran sikap sang kakek dan selama ini mampu membuat semua orang tersinggung atas kata-katanya, tetapi di depan sang calon istri jusru bungkam.Di sisi lain, sang pengacara merasa begitu bersyukur atas kemunculan Quitta, setidaknya akan membantu dalam mengendalika Alo mulai sekarang. Dia bisa kembali fokus terhadap urusan lain, tidak melulu menjadi budak yang pada akhirnya hanya dimaki oleh sang sahabat. Dengan begitu, Daffin bisa bernapas lega sejak hari ini.D

  • Hello, Mr. Arrogant!   Tawaran Menentang Takdir

    “Tanda tangan,” ujar Alo dengan telunjuk diketuk-ketukkan di atas kertas bermaterai, di sana tertera perjanjian mengenai satu kontrak. Quitta sudah memutuskan untuk tidak meminta bagian apa pun saat mereka benar-benar menikah dan warisan dijatuhkan kepadanya, ia harus memastikan ucapan itu sebagai kenyataan. Sebab, jika berubah pikiran di masa depan, tidak akan ada perubahan yang mengejutkan.“Apa ini?” tanya Quitta sembari mengambil kertas yang terdiri dari tiga lembar, membaca sekilas sebelum tertawa halus.Gadis itu masih berseragam ketika mendatangi Alo, masuk ke ruangan sang Presdir yang resmi menjabat hari ini karena kesepakatan berhasil dibuat. Tak jauh berbeda dengan tempat kerja Jofan, hanya interior dan penempatan beberapa perabot tidak sama. Pindaian beralih pada lelaki di depannya, pria tersebut menunggu sang gadis membubuhkan tanda tangan.“Apa begini cara Kakak membuat kesepakatan denganku?” ejek Quitta sembari m

  • Hello, Mr. Arrogant!   Sandiwara yang Gagal

    “Quitta, hentikan!” sentak Bimby ketika sang anak berada di dua anak tangga pertama, “Amma menahan diri untuk tak menentangmu di depan semua orang, tapi apa yang sudah kamu lakukan? Jangan bermain-main dengan kebersamaan!”Gadis itu tersenyum getir, dia menunggu teguran ini. Tubuh tersebut berbalik, di depannya berdiri dua orang yang sangat ia kasihi. Sang ibu terlihat marah, sementara ayahnya meniup napas dengan tatap teduh yang menenangkan.“Kenapa kalian boleh bermain-main dengan pernikahan dan aku tidak?” balasnya telak memaksa sang ibu semakin emosi, “Amma, bukankah aku dan Bobby Alexander tak boleh bersama, lalu kenapa dengan Alo Pratama pun dilarang?”“Kami tak mau kamu terluka lebih dalam, waktumu masih panjang untuk mengerti tentang kebersamaan antara sepasang manusia yang mengikat diri dalam pernikahan.” Jofan mengambil alih untuk menanggapi, “Cukup appa yang pernah melakukan kesalahan d

  • Hello, Mr. Arrogant!   Kejutan dari Calon Istri

    “Oke, aku akan menerima perjodohan ini.” Keputusan akhir Quitta membuat Alo melongo, kenapa gadis itu mengatakan hal sebaliknya? Semula ia setuju untuk menolak perjodohan, kenapa saat makan malam berlangsung justru menciptakan kehebohan?Jofan yang turut hadir menemani sang putri tercinta tersedak, ia batuk sehingga Bimby berdiri, dan memberikan air sembari menepuk-nepuk punggung lelakinya. Wanita itu tak kalah shock, acara makan malam biasa menjelma menjadi rapat keluarga yang mengejutkan. Apa yang sedang Quitta lakukan?“Bagus!” seru sang kakek yang terlihat begitu antusias dengan jawaban Quitta, gadis itu hanya melebarkan senyum. Kemudian, menyendokkan makanan ke dalam mulut. Sama sekali tak terbebani.Alo yang semula begitu percaya diri akan kegagalan perjodohan, mulai terlihat gusar. Dia dipermainkan oleh bocah itu, seharusnya tak percaya begitu saja saat Quitta meminta berbicara ketika makan malam. Kalau tahu akan sekacau ini, tentu dia menyeret gadi

  • Hello, Mr. Arrogant!   Kebetulan yang Ditakdirkan

    “Kamu tahu kalau aku sedang mencarimu?” tanya Alo saat mereka berada di atap sekolah, entah apa maksud Quitta membawanya berbicara di tempat yang sedikit anti mainstream.“Kakek yang memberitahumu?” lanjutnya dengan kesal karena Quitta hanya mengarahkan pandangan ke bawah, menuju rombongan yang sedang berkeliling sekolah. Gadis itu memang sedang mengamati Bobby, laki-laki yang sudah menancapkan luka di balik dada.Dia tak berpikir kejadian dua malam lalu sebagai sesuatu yang nyata, hanya mimpi buruk. Namun, melihat sikap dingin pria itu, penolakan benar-benar diberikan. Tak ada cinta antar lawan jenis untuknya, hanya tentang kasih sayang ayah serta anak.“Heh!” bentak Alo merasa diabaikan oleh sang gadis, “Kamu sengaja mengabaikanku?”“Kalau tahu diabaikan, untuk apa masih berdiri di sini?” Tanggapan yang membuat pria itu meniup napas dengan kesal, jadi ini yang dimaksud oleh dua pemuda tadi. Seseorang langsung pergi setelah tiga detik, memang sangat

  • Hello, Mr. Arrogant!   Bertemu Mantan dan Calon Istri

    Alo Pratama yang memiliki nama Alo Agler sejak lahir tersebut memarkir mobil mewahnya di pelataran parkir sekolah terkemuka di Jakarta, terlalu tua jika dia mengatakan datang untuk mencari ilmu. Keinginan sang kakek untuk makan malam membuatnya berada di kota tersebut, mencari gadis yang diharuskan menjadi istri sang pria agar bisa menjadi penguasa Starla Group.Ia sudah membulatkan tekad untuk membujuk gadis itu agar menolak rencana sang kakek, kemungkinan membuatnya menggagalkan perjodohan akan sangat besar mengingat hubungan mereka begitu buruk di masa lalu. Alo tak langsung turun, dia justru terpaku di tempat sembari memandang gedung menjulang di depan mata. Sepuluh tahun berlalu begitu cepat, bangunan tersebut pernah ia huni meskipun tak sampai lulus di masa lalu.“Apa guru-guru masih mengingatku?” gumamnya dengan senyum kecut karena teringat saat terakhir kali kabur dari sekolah demi hal mendesak yang membuat citra sempurnanya berantakan, ada

  • Hello, Mr. Arrogant!   Perjodohan Kalangan Atas

    Suite Room Starla Hotel“Menikah?” ulang seorang pria termuda di antara mereka yang ada dalam ruangan, sosok paling terlihat tenang tersebut mendadak membolakan mata dengan sempurna ketika pembahasan serius dilontarkan.Tatapannya beralih pada wanita yang terlihat berpura-pura membenarkan posisi rok yang tak bermasalah, sementara sang ayah tampak berdeham tanpa perasaan berdosa. Berbeda dengan lelaki yang usianya sekitar tiga atau empat tahun di atasnya, pengacara keluarga sekaligus teman dekat beberapa tahun terakhir tersebut mendelik sebagai isyarat untuk tetap santai. Sementara lelaki tua dengan kedua tangan bertopang pada tongkat elbow itu hanya menjadi pendengar dengan raut muka datar.“Apa ini masuk akal?” tambahnya masih dengan nada tinggi yang khas, “Ma, katakan kalau kakek sedang bercanda.”Perempuan itu hanya bisa komat-kamit dengan bentuk mata yang dibuat selebar mungkin, sang ayah pun terli

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status