Share

Hello, Mr. Arrogant!
Hello, Mr. Arrogant!
Penulis: Zee Jofany

Kisah yang Rumit

Penulis: Zee Jofany
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-22 14:11:47

“Tuhan menciptakanmu dengan rahasia Braille di dalamnya, harus buta dulu untuk bisa melihat kebenaran yang tersembunyi. Meski ada cinta dan kerinduan di ujung semesta hatimu, tunggu sampai aku lumpuh agar bisa mencapainya,” sambil berujar demikian, dia melepas tangan gadis yang sejak awal sudah terisak, dan perlahan mundur tanpa melepas pandangan.

“Tapi, tak perlu tuli untuk mendengar pengakuanku!” Sebaliknya, si gadis dengan tegas berujar saat tubuh itu berbalik sempurna, “Aku jatuh cinta pada Bobby Alexander, Appa.”

Pengakuan tersebut meluncur lancar lengkap dengan air mata yang terus menganak sungai melewati gundukan pipi tembamnya, perempuan muda itu memaksa sang pria kembali terpasung di tempat. Kesulitan bergerak walau hanya untuk mengayunkan sebelah kaki, gemuruh di balik dada mewakili perasaan sesungguhnya. Kontras dengan raut serta sikap yang tengah dipertontonkan.

Bobby Alexander, pria 39 tahun tersebut hanya mengatur napas sembari memejamkan mata. Dari sudut terlihat air menggenang, luruh sekalipun dia merupakan orang dewasa yang tangguh. Namun, gadis di belakang sana tak boleh mengetahuinya.

Quitta Jofany, putri tunggal Bimby Princesyaila tersebut mengungkapkan perasaan tanpa ragu. Menunjukkan sisi normal seorang manusia, tetapi tidak untuk mereka yang saat ini sedang berada di halaman sebuah rumah. Bobby dituntut menjadi bijak sebagai pria dewasa, dilarang larut dalam pesona kekanakan Quitta.

Dia meniup napas dengan berat, bergerak cepat untuk menyingkirkan air mata. Tak boleh menunjukkan sisi lemah di hadapan sang gadis, pria itu kembali berbalik setelah dirasa air mata sudah bisa dikontrol dengan baik. Berdiri tegap sembari menunjukkan ekspresi datar.

“Di dalam persahabatan dan cinta ada ruang untuk antara, aku berada di sana bersamamu. Lagi pula, kamu adalah putri dari wanita yang hingga detik ini masih sangat menguasai hati. Jadi, perlukah aku minta maaf untuk cinta tanpa akhir terhadap ibumu?”

Quitta membeku, dia merasakan tikaman kali ini jauh lebih sempurna menyerang bagian terlemah dalam diri. Semua sendi penopang terasa kehilangan fungsi, lutut bahkan tak kuasa membuat tubuh itu tetap berdiri. Dia terjatuh.

Satu kaki Bobby bergeser dari tempatnya, tetapi sekuat hati menahan diri untuk tidak mendekat. Ini kesempatan terakhir, hanya butuh satu tembakan lagi untuk melukai Quitta. Dia harus bisa dan tega.

“Apa Appa akan terus begini?” tanya Quitta dengan nada bergetar disertai tangan kanan menekan dada yang terasa begitu sakit, “Hanya karena Amma cinta pertama Appa, lalu aku tak boleh bersatu dengan laki-laki yang kusuka?”

Kerumitan ini tak wajar, bagaimana seorang Quitta yang jelas-jelas dibesarkan olehnya jatuh cinta? Terlebih dengan status Bobby yang mencintai sang ibu di masa lalu, pria itu bahkan mengorban apa pun demi wanita yang melahirkan gadis tersebut, termasuk menjadi ayah pengganti selama lima tahun.

Mustahil! Bagaimana Bobby akan menghadapi Bimby dan Jofan? Dia bahkan bersaing dengan pria itu di masa lalu, berkelahi hanya untuk merebut hati wanita yang melahirkan Quitta. Satu-satunya langkah terbaik memang menghilang, lenyap seperti buih di lautan.

“Quitta, kamu dan aku adalah ayah-anak. Begitu konsepnya, jangan mengubah fitrah yang sudah Tuhan tetapkan.” Bobby masih menguatkan diri untuk terus bernada datar sekalipun gempuran tanpa logika mencoba meruntuhkan pertahanan, dia masih menempatkan akal sehat saat ini. Entah jika waktu diulur lebih lama lagi, bisakah dirinya terus bersikap munafik?

“Ah, ayah dan anak. Begitu?” Quitta menyeka air matanya sembari tersenyum misterius, “Lalu, apa Appa ikut andil dalam proses pembuatanku di masa lalu? Bahkan, Appa datang saat Amma menikah pura-pura dengan Appa, menjadi orang ketiga yang sangat menyedihkan kala itu. Apa aku salah?”

Quitta semakin lancar mengatakan semua kisah kelam di masa lalu, mengenai dirinya yang memang begitu menginginkan Bimby. Namun, harus mengalah ketika cinta tak berpihak, melepas wanita hamil itu untuk sang sahabat. Tak disangka jika gadis di depannya menghafal rekam jejak tersebut dengan baik.

“Appa, jika perasaanku salah dan keputusan kalian benar, bagaimana aku harus melupakan dan meniadakan keinginan kuat dalam diri? Semua orang menyebutnya sebagai kegilaan, hanya sikap cari perhatian yang kekanakan karena kita terpisah selama dua belas tahun. Jika memang semua itu benar, bisakah seseorang membuka batok kepala dan mengeluarkan otak yang menuntun ingatan selalu pada Bobby Alexander?”

“Kamu mengingatku karena aku adalah ayah asuhmu, pria yang memang wajar dianggap cinta pertama karena sejak lahir hingga usia lima tahuan hanya ada aku di depan matamu.” Bobby masih menyangkalnya, menganggap semua ucapan Quitta sebagai keinginan ambigu seorang anak yang tengah mencoba mendapatkan perhatian.

“Jika begitu, Jo Appa adalah cinta kedua dan Than Appa merupakan cinta ketiga seorang Quitta. Begitu konsepnya?” tanyanya masih dalam posisi berlutut, “Kalau lima tahun saja kebersamaan kita sanggup membuat aku yakin bahwa perasaan ini bukan seperti yang Appa katakan, apa kebersamaan dua belas tahun dengan Jo Appa akan menjadikanku sebagai pelakor karena kemungkinan jatuh cinta padanya lebih besar?”

Lidah Bobby kelu, dia kesulitan berujar sekarang. Usianya sudah 17 tahun, menjelma gadis dengan kecantikan yang mengimbangi pesona sang ibu. Jika ujung kerinduan dari perpisahan hanya untuk menciptakan spasi bernama ‘antara’, seharusnya Tuhan tidak kembali mempertemukan mereka. Melihat Quitta sesedih ini hanya menciptakan rasa bersalah paling buruk dalam dirinya.

“Quitta, dengarkan appa. Ini bukan hanya tentang jatuh cinta yang terlarang, tidak pula mengenai kecaman publik jika sampai kita benar-benar bersatu. Tanpa perlu kujelaskan, apa derita tak bisa kamu pindai dengan benar? Appa mohon, jangan menenggelamkan kesempatan hidup bahagia hanya karena keinginan yang akan membuat semua orang terkena imbasnya. Bagaimana dengan Jo Appa? Perasaan amma? Kamu sudah memperhitungkan semua itu?”

Quitta terpekur, dia hanya memandang lembut wajah pria yang mulai menunjukkan sisi putus asanya. Seketika mengerti, Bobby jauh lebih terluka saat ini. Semua orang bahkan menganggapnya sebagai lelaki tak tahu malu yang memanfaatkan cinta seorang gadis belia.

“Apa dia akan terus memanjakan Quitta dengan meladeni sikap kekanakan anak itu? Bukankah dulu Bimby tinggal bersamanya? Sangat menjijikkan sekali, serakah!”

“Apa Bobby tak tahu malu? Setelah mengejar ibunya, anak sekecil Quitta pun diembat.”

“Bukankah dia Psikolog? Jangan-jangan psikisnya terganggu!”

Quitta membisu ketika semua kecaman justru ditujukan pada Bobby oleh semua kerabat, mereka menempatkan dirinya pada posisi aman. Padahal sangat jelas jika dia yang sangat ingin berjodoh dengan sang ayah asuh, mengejar hingga ke tempat lelaki tersebut mengajar. Kembali pulang ke negara ini hanya untuk mewujudkan impian konyol bersama pria yang ia yakini sebagai cinta sejati sejak masih kanak-kanak.

“Appa, apa memang tak ada jalan untuk kita?” tanyanya dengan nada memelas yang hanya direspons dengan gelengan tegas oleh Bobby, “Kalau begitu, apa Appa hanya menganggapku anak asuh?”

“Iya.”

“Enggak pernah menganggapku sebagai wanita?” Quitta kembali bertanya untuk memastikan perasaan sang lelaki yang hanya kembali menimpali dengan gerakan kepala ke kanan dan kiri, “Sedikit pun?”

Bobby tak bergerak, dia hanya tertunduk. Mana mungkin hanya menganggap Quitta sebatas anak asuh ketika dirinya masih normal? Hanya saja, Tuhan masih menginginkan dirinya sebagai second lead di kehidupan, belum saatnya menjadi tokoh utama.

Takdir yang jahat, menempatkan perasaan tidak semestinya begitu saja. Jatuh cinta dua kali, itu pun pada ibu dan anak. Butuh waktu lama untuk bisa move on dari cinta pertama. Sekalinya kembali merasakan debar berbeda, justru pada Quitta—putri kandung dari cinta pertamanya—.

‘Quita, aku sangat mencintaimu. Jika saja bisa kuteriakkan sekarang, pasti kulawan hukum alam. Namun, kamu berhak hidup tenang, tanpa cibiran dan hinaan dari orang-orang. Kalian sama, kamu dan ibumu akan terus menjadi wanita-wanita tak tergantikan dalam kehidupan Bobby Alexander. Maaf, aku harus mencintai dengan menyakiti. Demi kalian, kamu dan Bimby berhak bahagia tanpa bayang-bayang rasa bersalah. Bagaimana bisa aku menjadi menantu dari cinta pertama? Selamat tinggal, Quitta. Semoga pria baik dipersiapkan sebagai penggantiku.’ Bobby membatin sebelum memutuskan berbalik sempurna, dia mendongakkan wajah  hingga air mata yang menggenang sedikit tertahan.

Pria itu benar-benar telah berbalik, meninggalkan Quitta yang kembali terisak seorang diri. Kalau ini mengenai konsep cinta sejati, Bobby memiliki teori sendiri. Dia sudah terbiasa dengan luka dan kecewa, hanya masalah waktu untuk proses penyembuhannya.

Jika melupakan Bimby butuh 17 tahun untuk mampu menerima cinta yang lain, entah berapa tahun lagi dirinya akan berhasil membuka hati untuk pengganti Quitta. Ah, pria bernasib malang itu memang hanya Second Lead yang menyedihkan, gagal lagi menemukan tambatan hati. Hanya tercipta sebagai jembatan bahagia bagi orang lain.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
UlfSanita
Suka gaya bahasanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hello, Mr. Arrogant!   Perjodohan Kalangan Atas

    Suite Room Starla Hotel“Menikah?” ulang seorang pria termuda di antara mereka yang ada dalam ruangan, sosok paling terlihat tenang tersebut mendadak membolakan mata dengan sempurna ketika pembahasan serius dilontarkan.Tatapannya beralih pada wanita yang terlihat berpura-pura membenarkan posisi rok yang tak bermasalah, sementara sang ayah tampak berdeham tanpa perasaan berdosa. Berbeda dengan lelaki yang usianya sekitar tiga atau empat tahun di atasnya, pengacara keluarga sekaligus teman dekat beberapa tahun terakhir tersebut mendelik sebagai isyarat untuk tetap santai. Sementara lelaki tua dengan kedua tangan bertopang pada tongkat elbow itu hanya menjadi pendengar dengan raut muka datar.“Apa ini masuk akal?” tambahnya masih dengan nada tinggi yang khas, “Ma, katakan kalau kakek sedang bercanda.”Perempuan itu hanya bisa komat-kamit dengan bentuk mata yang dibuat selebar mungkin, sang ayah pun terli

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Hello, Mr. Arrogant!   Bertemu Mantan dan Calon Istri

    Alo Pratama yang memiliki nama Alo Agler sejak lahir tersebut memarkir mobil mewahnya di pelataran parkir sekolah terkemuka di Jakarta, terlalu tua jika dia mengatakan datang untuk mencari ilmu. Keinginan sang kakek untuk makan malam membuatnya berada di kota tersebut, mencari gadis yang diharuskan menjadi istri sang pria agar bisa menjadi penguasa Starla Group.Ia sudah membulatkan tekad untuk membujuk gadis itu agar menolak rencana sang kakek, kemungkinan membuatnya menggagalkan perjodohan akan sangat besar mengingat hubungan mereka begitu buruk di masa lalu. Alo tak langsung turun, dia justru terpaku di tempat sembari memandang gedung menjulang di depan mata. Sepuluh tahun berlalu begitu cepat, bangunan tersebut pernah ia huni meskipun tak sampai lulus di masa lalu.“Apa guru-guru masih mengingatku?” gumamnya dengan senyum kecut karena teringat saat terakhir kali kabur dari sekolah demi hal mendesak yang membuat citra sempurnanya berantakan, ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Hello, Mr. Arrogant!   Kebetulan yang Ditakdirkan

    “Kamu tahu kalau aku sedang mencarimu?” tanya Alo saat mereka berada di atap sekolah, entah apa maksud Quitta membawanya berbicara di tempat yang sedikit anti mainstream.“Kakek yang memberitahumu?” lanjutnya dengan kesal karena Quitta hanya mengarahkan pandangan ke bawah, menuju rombongan yang sedang berkeliling sekolah. Gadis itu memang sedang mengamati Bobby, laki-laki yang sudah menancapkan luka di balik dada.Dia tak berpikir kejadian dua malam lalu sebagai sesuatu yang nyata, hanya mimpi buruk. Namun, melihat sikap dingin pria itu, penolakan benar-benar diberikan. Tak ada cinta antar lawan jenis untuknya, hanya tentang kasih sayang ayah serta anak.“Heh!” bentak Alo merasa diabaikan oleh sang gadis, “Kamu sengaja mengabaikanku?”“Kalau tahu diabaikan, untuk apa masih berdiri di sini?” Tanggapan yang membuat pria itu meniup napas dengan kesal, jadi ini yang dimaksud oleh dua pemuda tadi. Seseorang langsung pergi setelah tiga detik, memang sangat

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Hello, Mr. Arrogant!   Kejutan dari Calon Istri

    “Oke, aku akan menerima perjodohan ini.” Keputusan akhir Quitta membuat Alo melongo, kenapa gadis itu mengatakan hal sebaliknya? Semula ia setuju untuk menolak perjodohan, kenapa saat makan malam berlangsung justru menciptakan kehebohan?Jofan yang turut hadir menemani sang putri tercinta tersedak, ia batuk sehingga Bimby berdiri, dan memberikan air sembari menepuk-nepuk punggung lelakinya. Wanita itu tak kalah shock, acara makan malam biasa menjelma menjadi rapat keluarga yang mengejutkan. Apa yang sedang Quitta lakukan?“Bagus!” seru sang kakek yang terlihat begitu antusias dengan jawaban Quitta, gadis itu hanya melebarkan senyum. Kemudian, menyendokkan makanan ke dalam mulut. Sama sekali tak terbebani.Alo yang semula begitu percaya diri akan kegagalan perjodohan, mulai terlihat gusar. Dia dipermainkan oleh bocah itu, seharusnya tak percaya begitu saja saat Quitta meminta berbicara ketika makan malam. Kalau tahu akan sekacau ini, tentu dia menyeret gadi

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Hello, Mr. Arrogant!   Sandiwara yang Gagal

    “Quitta, hentikan!” sentak Bimby ketika sang anak berada di dua anak tangga pertama, “Amma menahan diri untuk tak menentangmu di depan semua orang, tapi apa yang sudah kamu lakukan? Jangan bermain-main dengan kebersamaan!”Gadis itu tersenyum getir, dia menunggu teguran ini. Tubuh tersebut berbalik, di depannya berdiri dua orang yang sangat ia kasihi. Sang ibu terlihat marah, sementara ayahnya meniup napas dengan tatap teduh yang menenangkan.“Kenapa kalian boleh bermain-main dengan pernikahan dan aku tidak?” balasnya telak memaksa sang ibu semakin emosi, “Amma, bukankah aku dan Bobby Alexander tak boleh bersama, lalu kenapa dengan Alo Pratama pun dilarang?”“Kami tak mau kamu terluka lebih dalam, waktumu masih panjang untuk mengerti tentang kebersamaan antara sepasang manusia yang mengikat diri dalam pernikahan.” Jofan mengambil alih untuk menanggapi, “Cukup appa yang pernah melakukan kesalahan d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Hello, Mr. Arrogant!   Tawaran Menentang Takdir

    “Tanda tangan,” ujar Alo dengan telunjuk diketuk-ketukkan di atas kertas bermaterai, di sana tertera perjanjian mengenai satu kontrak. Quitta sudah memutuskan untuk tidak meminta bagian apa pun saat mereka benar-benar menikah dan warisan dijatuhkan kepadanya, ia harus memastikan ucapan itu sebagai kenyataan. Sebab, jika berubah pikiran di masa depan, tidak akan ada perubahan yang mengejutkan.“Apa ini?” tanya Quitta sembari mengambil kertas yang terdiri dari tiga lembar, membaca sekilas sebelum tertawa halus.Gadis itu masih berseragam ketika mendatangi Alo, masuk ke ruangan sang Presdir yang resmi menjabat hari ini karena kesepakatan berhasil dibuat. Tak jauh berbeda dengan tempat kerja Jofan, hanya interior dan penempatan beberapa perabot tidak sama. Pindaian beralih pada lelaki di depannya, pria tersebut menunggu sang gadis membubuhkan tanda tangan.“Apa begini cara Kakak membuat kesepakatan denganku?” ejek Quitta sembari m

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Hello, Mr. Arrogant!   Keputusan Tinggal Bersama

    “Jadi, kalian sepakat untuk tinggal bersama di Owl Place?” Daffin sedikit tak percaya ketika melihat tampang Alo sangat kacau, bagaimana seorang pria dengan tingkat kejeniusan yang sudah diakui justru kalah telak oleh anak SMA?Bahkan, rumor menyebutkan jika Quitta Jofany berhasil membuat Alo tak menemukan kata untuk membalas setiap ucapan di acara makan malam keluarga. Gadis itu memimpin situasi, menjinakkan sosok paling arogan di keluarga Pratama Laksana. Jika sang cucu mewarisi kekasaran sikap sang kakek dan selama ini mampu membuat semua orang tersinggung atas kata-katanya, tetapi di depan sang calon istri jusru bungkam.Di sisi lain, sang pengacara merasa begitu bersyukur atas kemunculan Quitta, setidaknya akan membantu dalam mengendalika Alo mulai sekarang. Dia bisa kembali fokus terhadap urusan lain, tidak melulu menjadi budak yang pada akhirnya hanya dimaki oleh sang sahabat. Dengan begitu, Daffin bisa bernapas lega sejak hari ini.D

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • Hello, Mr. Arrogant!   Kemunculan Orang Ketiga

    “Appa!” Quitta merajuk dengan nada penuh protes ketika melihat siapa yang datang bersama kedua orang tuanya, menghadiahkan tatap kesal pada Jofan yang hanya angkat bahu.Pria itu melangkah maju, duduk tanpa dipersilakan. Sang ibu pun sama, bersikap cuek meski ada Alo bersama Quitta. Kemudian, tamu terakhir ikut duduk di samping kanan Bimby, ada apa dengan mereka bertiga?“Apa kamu pikir, amma akan membiarkan kalian berdua tinggal satu atap tanpa pengawasan orang dewasa?” balas Bimby dengan tatap tajam yang mengintimidasi, sengaja membawa serta Bobby dalam urusan pernikahan terencana tersebut.Dia bersama sang suami sudah sepakat untuk memberikan penolakan karena enggan menjadikan Quitta sebagai senjata dalam kepentingan bisnis, nyatanya sang gadis justru begitu bersemangat menyambut keinginan kakek tua tersebut. Jofan tahu, putri sambungnya tentu sangat menginginkan rumah lama mereka, di mana kenangan bersama sang ayah asuh begitu kuat. G

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26

Bab terbaru

  • Hello, Mr. Arrogant!   Apa yang Akan Mereka Lakukan?

    “Appa akan terus bersikap tak tahu malu begini?” tanya Quitta dengan muka masam sambil mengamati sang pria yang hanya memilih membuka koper, mengeluarkan beberapa pakaian. “Kenapa harus tak tahu malu saat harus menjaga bocah yang sudah kurawat sejak bayi?” balas Bobby masih dengan nada santai, sama sekali tak pernah memberikan intonasi lebih tinggi atau sekadar tampang dilipat. Inilah yang membuat Quitta begitu menyukai keribadian sang ayah asuh, orang lain tanpa hubungan darah tersebut jusru sangat menenangkan setiap kali melontarkan kata. Jauh berbeda dengan Bimby, perempuan yang ia sebut ibu justru tak memberikan kesempatan hidup tenang. Bagaimana dirinya bisa membenci sosok pria maskulin itu? Entah kapan Quitta menyadari perasaannya, dia menjadi sangat merindukan Bobby. Mengira perasaan yang ada hanya tentang kangen terhadap sosok yang merawat ketika bayi, nyatanya tidak demikian. Sang gadis sangat kesakitan setiap kali melihat pria yang kini menjadi guru

  • Hello, Mr. Arrogant!   Kemunculan Orang Ketiga

    “Appa!” Quitta merajuk dengan nada penuh protes ketika melihat siapa yang datang bersama kedua orang tuanya, menghadiahkan tatap kesal pada Jofan yang hanya angkat bahu.Pria itu melangkah maju, duduk tanpa dipersilakan. Sang ibu pun sama, bersikap cuek meski ada Alo bersama Quitta. Kemudian, tamu terakhir ikut duduk di samping kanan Bimby, ada apa dengan mereka bertiga?“Apa kamu pikir, amma akan membiarkan kalian berdua tinggal satu atap tanpa pengawasan orang dewasa?” balas Bimby dengan tatap tajam yang mengintimidasi, sengaja membawa serta Bobby dalam urusan pernikahan terencana tersebut.Dia bersama sang suami sudah sepakat untuk memberikan penolakan karena enggan menjadikan Quitta sebagai senjata dalam kepentingan bisnis, nyatanya sang gadis justru begitu bersemangat menyambut keinginan kakek tua tersebut. Jofan tahu, putri sambungnya tentu sangat menginginkan rumah lama mereka, di mana kenangan bersama sang ayah asuh begitu kuat. G

  • Hello, Mr. Arrogant!   Keputusan Tinggal Bersama

    “Jadi, kalian sepakat untuk tinggal bersama di Owl Place?” Daffin sedikit tak percaya ketika melihat tampang Alo sangat kacau, bagaimana seorang pria dengan tingkat kejeniusan yang sudah diakui justru kalah telak oleh anak SMA?Bahkan, rumor menyebutkan jika Quitta Jofany berhasil membuat Alo tak menemukan kata untuk membalas setiap ucapan di acara makan malam keluarga. Gadis itu memimpin situasi, menjinakkan sosok paling arogan di keluarga Pratama Laksana. Jika sang cucu mewarisi kekasaran sikap sang kakek dan selama ini mampu membuat semua orang tersinggung atas kata-katanya, tetapi di depan sang calon istri jusru bungkam.Di sisi lain, sang pengacara merasa begitu bersyukur atas kemunculan Quitta, setidaknya akan membantu dalam mengendalika Alo mulai sekarang. Dia bisa kembali fokus terhadap urusan lain, tidak melulu menjadi budak yang pada akhirnya hanya dimaki oleh sang sahabat. Dengan begitu, Daffin bisa bernapas lega sejak hari ini.D

  • Hello, Mr. Arrogant!   Tawaran Menentang Takdir

    “Tanda tangan,” ujar Alo dengan telunjuk diketuk-ketukkan di atas kertas bermaterai, di sana tertera perjanjian mengenai satu kontrak. Quitta sudah memutuskan untuk tidak meminta bagian apa pun saat mereka benar-benar menikah dan warisan dijatuhkan kepadanya, ia harus memastikan ucapan itu sebagai kenyataan. Sebab, jika berubah pikiran di masa depan, tidak akan ada perubahan yang mengejutkan.“Apa ini?” tanya Quitta sembari mengambil kertas yang terdiri dari tiga lembar, membaca sekilas sebelum tertawa halus.Gadis itu masih berseragam ketika mendatangi Alo, masuk ke ruangan sang Presdir yang resmi menjabat hari ini karena kesepakatan berhasil dibuat. Tak jauh berbeda dengan tempat kerja Jofan, hanya interior dan penempatan beberapa perabot tidak sama. Pindaian beralih pada lelaki di depannya, pria tersebut menunggu sang gadis membubuhkan tanda tangan.“Apa begini cara Kakak membuat kesepakatan denganku?” ejek Quitta sembari m

  • Hello, Mr. Arrogant!   Sandiwara yang Gagal

    “Quitta, hentikan!” sentak Bimby ketika sang anak berada di dua anak tangga pertama, “Amma menahan diri untuk tak menentangmu di depan semua orang, tapi apa yang sudah kamu lakukan? Jangan bermain-main dengan kebersamaan!”Gadis itu tersenyum getir, dia menunggu teguran ini. Tubuh tersebut berbalik, di depannya berdiri dua orang yang sangat ia kasihi. Sang ibu terlihat marah, sementara ayahnya meniup napas dengan tatap teduh yang menenangkan.“Kenapa kalian boleh bermain-main dengan pernikahan dan aku tidak?” balasnya telak memaksa sang ibu semakin emosi, “Amma, bukankah aku dan Bobby Alexander tak boleh bersama, lalu kenapa dengan Alo Pratama pun dilarang?”“Kami tak mau kamu terluka lebih dalam, waktumu masih panjang untuk mengerti tentang kebersamaan antara sepasang manusia yang mengikat diri dalam pernikahan.” Jofan mengambil alih untuk menanggapi, “Cukup appa yang pernah melakukan kesalahan d

  • Hello, Mr. Arrogant!   Kejutan dari Calon Istri

    “Oke, aku akan menerima perjodohan ini.” Keputusan akhir Quitta membuat Alo melongo, kenapa gadis itu mengatakan hal sebaliknya? Semula ia setuju untuk menolak perjodohan, kenapa saat makan malam berlangsung justru menciptakan kehebohan?Jofan yang turut hadir menemani sang putri tercinta tersedak, ia batuk sehingga Bimby berdiri, dan memberikan air sembari menepuk-nepuk punggung lelakinya. Wanita itu tak kalah shock, acara makan malam biasa menjelma menjadi rapat keluarga yang mengejutkan. Apa yang sedang Quitta lakukan?“Bagus!” seru sang kakek yang terlihat begitu antusias dengan jawaban Quitta, gadis itu hanya melebarkan senyum. Kemudian, menyendokkan makanan ke dalam mulut. Sama sekali tak terbebani.Alo yang semula begitu percaya diri akan kegagalan perjodohan, mulai terlihat gusar. Dia dipermainkan oleh bocah itu, seharusnya tak percaya begitu saja saat Quitta meminta berbicara ketika makan malam. Kalau tahu akan sekacau ini, tentu dia menyeret gadi

  • Hello, Mr. Arrogant!   Kebetulan yang Ditakdirkan

    “Kamu tahu kalau aku sedang mencarimu?” tanya Alo saat mereka berada di atap sekolah, entah apa maksud Quitta membawanya berbicara di tempat yang sedikit anti mainstream.“Kakek yang memberitahumu?” lanjutnya dengan kesal karena Quitta hanya mengarahkan pandangan ke bawah, menuju rombongan yang sedang berkeliling sekolah. Gadis itu memang sedang mengamati Bobby, laki-laki yang sudah menancapkan luka di balik dada.Dia tak berpikir kejadian dua malam lalu sebagai sesuatu yang nyata, hanya mimpi buruk. Namun, melihat sikap dingin pria itu, penolakan benar-benar diberikan. Tak ada cinta antar lawan jenis untuknya, hanya tentang kasih sayang ayah serta anak.“Heh!” bentak Alo merasa diabaikan oleh sang gadis, “Kamu sengaja mengabaikanku?”“Kalau tahu diabaikan, untuk apa masih berdiri di sini?” Tanggapan yang membuat pria itu meniup napas dengan kesal, jadi ini yang dimaksud oleh dua pemuda tadi. Seseorang langsung pergi setelah tiga detik, memang sangat

  • Hello, Mr. Arrogant!   Bertemu Mantan dan Calon Istri

    Alo Pratama yang memiliki nama Alo Agler sejak lahir tersebut memarkir mobil mewahnya di pelataran parkir sekolah terkemuka di Jakarta, terlalu tua jika dia mengatakan datang untuk mencari ilmu. Keinginan sang kakek untuk makan malam membuatnya berada di kota tersebut, mencari gadis yang diharuskan menjadi istri sang pria agar bisa menjadi penguasa Starla Group.Ia sudah membulatkan tekad untuk membujuk gadis itu agar menolak rencana sang kakek, kemungkinan membuatnya menggagalkan perjodohan akan sangat besar mengingat hubungan mereka begitu buruk di masa lalu. Alo tak langsung turun, dia justru terpaku di tempat sembari memandang gedung menjulang di depan mata. Sepuluh tahun berlalu begitu cepat, bangunan tersebut pernah ia huni meskipun tak sampai lulus di masa lalu.“Apa guru-guru masih mengingatku?” gumamnya dengan senyum kecut karena teringat saat terakhir kali kabur dari sekolah demi hal mendesak yang membuat citra sempurnanya berantakan, ada

  • Hello, Mr. Arrogant!   Perjodohan Kalangan Atas

    Suite Room Starla Hotel“Menikah?” ulang seorang pria termuda di antara mereka yang ada dalam ruangan, sosok paling terlihat tenang tersebut mendadak membolakan mata dengan sempurna ketika pembahasan serius dilontarkan.Tatapannya beralih pada wanita yang terlihat berpura-pura membenarkan posisi rok yang tak bermasalah, sementara sang ayah tampak berdeham tanpa perasaan berdosa. Berbeda dengan lelaki yang usianya sekitar tiga atau empat tahun di atasnya, pengacara keluarga sekaligus teman dekat beberapa tahun terakhir tersebut mendelik sebagai isyarat untuk tetap santai. Sementara lelaki tua dengan kedua tangan bertopang pada tongkat elbow itu hanya menjadi pendengar dengan raut muka datar.“Apa ini masuk akal?” tambahnya masih dengan nada tinggi yang khas, “Ma, katakan kalau kakek sedang bercanda.”Perempuan itu hanya bisa komat-kamit dengan bentuk mata yang dibuat selebar mungkin, sang ayah pun terli

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status