Kafi yang berada tepat di belakang Kiara langsung dengan sigap menangkap tubuh Kiara. Beruntung tangannya menangkap tubuh Kiara dengan baik.Kiara hanya terpaku ketika Kafi berhasil menangkapnya. Dia pikir akan terjatuh dan masuk ke kubangan tanah. Untungnya Kafi begitu sigap.“Bu Kiara tidak apa-apa?” Kafi menatap Kiara yang terdiam. Semakin dekat semakin terlihat kecantikan Kiara. Tentu saja itu membuat Kafi tak bisa berhenti memuji.Kiara berusaha segera menegakkan tubuhnya. Kemudian mengatur napasnya. Dia teramat terkejut ketika nyaris terjatuh.“Bu Kiara baik-baik saja?” tanya Kafi memastikan.“Saya baik-baik saja.” Kiara mengangguk.“Kalau begitu ayo kita jalan lagi. Karena sudah terlalu tertinggal jauh dengan anak-anak.” Kafi pun segera mengajak Kiara untuk segera bergabung dengan yang lain.El, Freya, Gemma, Kean, dan Lean menunggu Kiara. Mereka mencari Kiara yang tidak kunjung bergabung. Tadi memang saat di perkebunan mereka terpisah. Namun, saat Freya melihat Kiara bersama K
Alangkah terkejutnya Kiara ketika melihat jika wajah Kafi yang dilihatnya. Ternyata selama tidur tadi, dia bersandar di bahu Kafi. Hal itu membuat Kiara langsung menegakkan tubuhnya.“Maaf.” Kiara merasa tidak enak pada Kafi karena bersandar pada bahu Kafi.“Tidak apa-apa.” Kafi mengulas senyum di wajahnya. Dia justru senang ketika berada di dekat Kiara.Kiara benar-benar malu sekali dengan apa yang dilakukannya. Dia merutuki kesalahannya yang bersandar seenaknya saja pada Kafi. Harusnya tadi dia tidak tidur agar tidak melakukan kesalahan itu.Kafi segera berdiri. Dia maju ke depan untuk memberikan instruksi untuk turun dengan teratur.Kiara yang melihat Kafi di depan hanya bisa tertunduk malu. Dia merasa tidak enak sekali ternyata melakukan kesalahan bodoh. Untuk segera terhindar dari Kafi, tentu saja dia harus keluar dari bus. Oleh karena itu, Kiara segera membangunkan sang anak.“Sayang, ayo bangun.” Kiara membangunkan Gemma yang masih tertidur pulas.Gemma merasa pegal dengan posi
“Pak Kafi?” tanya Rowan memastikan.“Iya, kata Kak El tadi Pak Kafi jaga mereka. Kata Gemma dan Kak Kiara sendiri Pak Kafi duduk di sebelah mereka.”“Bagus jika dia mau menjaga muridnya.” Rowan merasa jika itu adalah hal normal saja.“Iya, kita jadi diuntungkan. Jadi Kak Kiara dan Gemma baik-baik saja.” Ghea juga membenarkan ucapan suaminya. “Bagaimana keadaan restoran? Apa parah?” Ghea tiba-tiba ingat dengan hal itu. Dia membahas Kiara dan Gemma, sampai lupa membahas restoran yang sedang diurus oleh Rowan.“Cukup parah. Sepertinya aku masih akan lama di sini. Mungkin tiga sampai empat hari. Apa tidak apa-apa?” Rowan merasa tidak tega meninggalkan sang istri sendiri. Namun, mau bagaimana lagi. Dia memang tidak bisa pulang.“Tenanglah, aku bisa menangani semua. Besok rencananya aku juga mau pergi ke rumah mommy dan daddy. Jadi anak-anak bisa bermain di sana.” Ghea menjelaskan pada sang suami.“Baiklah, kalau begitu, aku senang mendengarnya. Kabari aku jika ada apa-apa.” “Tenang saja.
“Kak Kiara tidak apa-apa?” Ghea langsung mengalihkan pandangan pada Kiara. Dia segera mengambil air putih yang berada di dalam botol yang berada di atas meja. Menuangnya ke dalam gelas, dan memberikan pada sang kakak ipar.Kiara segera meminum minumannya. Dia tidak tahu kenapa tiba-tiba tersedak ketika Ghea mengatakan jika Kafi tampan. Itu terjadi begitu saja.“Tidak apa-apa.” Kiara menarik senyum tipisnya.“Pelan-pelan, Kak.” Ghea tersenyum.Kiara mengangguk.“Kita tadi sampai mana.” Ghea kembali melihat foto yang berada di ponselnya. “Oh … iya, Pak Kafi tampan.” Dia ingat apa yang diucapkan. Ghea kembali melihat foto Kafi.Kiara memerhatikan foto Kafi. Dia akui jika Kafi memang tampan. Kemarin pun dia memuji Kafi dalam hati.“Menurut Kak Kiara dia tampan tidak?” tanya Ghea.“Hah ….” Untuk sesaat Kiara bingung ketika ditanya oleh Ghea. “Iya, tampan.” Satu kata yang menggambarkan Kafi.Ghea langsung tertawa. “Jangan sampai Rowan tahu aku memuji pria lain.”Kiara tersenyum saja.“Kalia
“Terima kasih untuk pujiannya.” Kafi tersenyum. Merasa sedikit malu ketika dipuji.Kiara hanya diam saja. Tidak ikut bicara sama sekali. Lagi pula dia masih malu karena tidur di bahu Kafi kemarin.“Oh … ya, Pak Kafi, terima kasih banyak Pak Kafi sudah menemani Gemma dan Kiara kemarin.” Saat melihat Kafi, Ghea langsung teringat tentang apa yang didengarnya itu. Dengan segera dia berterima kasih.“Sama-sama, Bu. Saya yang seharusnya berterima kasih, karena diperbolehkan duduk di kursi milik Pak Rowan.”“Kursinya kosong. Jadi tidak masalah. Asal Kak Kiara tidak keberatan, tentu saja tidak masalah. Bukan begitu, Kak?” Ghea menatap Kiara.Kiara bingung mau menjawab apa. Dia pun memilih hanya menganggukkan kepalanya.“Kalian sudah selesai belanjanya?” tanya Daddy Bryan.“Sudah.” Ghea mengangguk.“Ayo pulang kalau begitu.” Daddy Bryan segera mengajak semua untuk pulang.Kafi merasa kecewa sekali. Baru saja bertemu, tiba-tiba sudah harus berpisah lagi. Belum puas dirinya melihat Kiara, wanita
Sudah dua hari ini Kiara tidak menjemput Gemma. Beberapa hari ini Gemma pulang bersama Freya, mommy dari Kean dan Lean. Kafi yang mengetahui itu benar-benar sedih. Dia merasa jika ada yang kurang dalam dirinya saat tidak melihat Kiara.Kafi berharap hari ini Kiara menjemput Gemma. Jadi Kafi bisa bertemu dengan Kiara.Seperti kemarin, Kafi menunggu di ruang kelas Gemma. Beberapa saat kemudian, dia melihat Freya yang menjemput Gemma. Kafi harus kecewa lagi karena bukan Kiara yang menjemput. Hal itu membuatnya penasaran. Ke mana gerangan Kiara sebenarnya.“Siang, Bu.” Kafi menyapa Freya.“Siang, Pak Kafi.” Freya mengulas senyumnya ketika guru tampan itu menyapa.“Bu Freya jemput Gemma juga?” Kafi akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Dari kemarin, dia sudah berusaha untuk menahan diri. Namun, tidak kali ini dia tidak bisa.“Iya, saya jemput Gemma sekalian.” Freya mengangguk.“Memang Bu Ghea dengan Pak Rowan ke mana? Saya tidak lihat mereka jemput.” Membahas Rowan dan Ghea adalah pil
Niat mau bicara hal penting dengan sang istri harus ditunda lebih dulu karena Rowan asyik bermain dengan anaknya. Rivans yang bangun pun membuatnya betah bermain-main. Mengajak bicara sang anak meskipun tidak ada jawaban. Gemma pun ikut main juga dengan daddy dan adiknya.“Mainnya sudah dulu. Ayo, Gemma tidur.” Ghea mengingatkan Gemma.“Gemma mau ditemani daddy.” Gemma sudah beberapa hari tidak bertemu Rowan. Jadi merasa jika dia ingin selalu dekat dengan sang daddy.“Baiklah, ayo.” Rowan tentu saja tidak menolak. Gemma sudah seperti anak baginya. Jadi tidak pernah membedakan antara Rowan dan Rivans.Ghea masuk ke kamarnya bersama dengan Rivans, sedangkan Gemma, bersama dengan Rowan ke kamar. Kiara memilih untuk ke kamar atas lebih dulu. Mengambil buku novel miliknya. Sejak beraktivitas kembali, dia mulai suka mengisi waktunya untuk membaca. Menurutnya membaca memberikan semangat baru baginya.Di kamar, Gemma mendengarkan cerita dari sang daddy. Sejak kecil Rowan memang menyempatkan u
“Sementara belum ada sopir, Kak Kiara masih menjemput Gemma denganku. Apa tidak masalah?” Rowan menatap kakaknya. Menanyakan pendapat kakaknya. “Tentu saja tidak masalah.” Kiara mengangguk. “Jika sudah ada sopir. Bolehkah aku mengantarkan juga?” Kiara memang ingin menghabiskan waktu bersama Gemma jadi dia ingin mengambil alih tugas mengantar dan menjemput. Rowan cukup terkejut dengan permintaan Kiara. Menurutnya tidak efisien jika Kiara yang mengantarkan. Lagi pula dia juga mengantarkan Gemma sekalian berangkat kerja bersama sang istri. Ghea yang melihat perubahan wajah sang suami langsung memberikan kode. Meminta sang suami membiarkan saja Kiara mengantar dan menjemput Gemma. “Baiklah jika begitu.” Rowan akhirnya setuju untuk Kiara melakukan hal itu. Seusai sarapan, Rowan dan Ghea segera berangkat bekerja. Mereka berangkat sekaligus mengantarkan Gemma. Karena ada Gemma di dalam mobil, mereka tidak membahas apa yang dikatakan Kiara tadi. Ghea turun lebih dulu untuk mengantarkan