Home / Romansa / Heart Stealing (Mencuri Hati) / Bab 2. Penguntit Kurang Ajar

Share

Bab 2. Penguntit Kurang Ajar

last update Last Updated: 2024-03-27 19:22:32

“Aww—” Dakota merintih kesakitan di kala tubuhnya dihempaskan ke ranjang oleh Dylan. Pria kurang ajar itu dengan berani menghempaskan tubuhnya. Shit! Dakota mengumpat dan merutuki Dylan dalam hatinya. 

“Kau ingin seperti pelacur, Dakota?” Dylan mengambil botol wine yang ada di atas meja, menuangkan ke gelas berkaki tinggi kosong, dan menyesap wine itu perlahan.

Dakota bangkit dari ranjang, matanya menyalang tajam menatap Dylan. “Apa hakmu menghakimiku! Dan kenapa kau ikut campur urusanku, hah?!”

Dylan menggerak-gerakkan gelas berkaki tinggi di tangannya. “Kau hanya patah hati, kenapa kau seperti orang frustrasi? Lihat saja pakaian yang kau pakai memperlihatkan tubuhmu. Apa kau berniat ada yang menawarmu?”

Raut wajah Dakota berubah mendengar apa yang dikatakan oleh Dylan. Sepasang iris matanya menunjukkan jelas emosi, kemarahan, dan bingung. Siapa yang memberi tahu Dylan tentang dirinya patah hati? Tidak! Dakota tak ingin terlihat lemah. Dia harus memperjuangkan harga dirinya.

“Siapa yang kau maksud patah hati, hah?!” seru Dakota berpura-pura.

Dylan duduk dengan santai di sofa, terkekeh rendah mendengar ucapan Dakota. Penyangkalan yang dilakukan Dakota, membuat Dylan menjadi gemas. Padahal pria itu sudah tahu segalanya, tapi masih saja mendapatkan penyangkalan.

Tanpa banyak bicara, Dylan menarik tangan Dakota, hingga membuat wanita itu terduduk di pangkuannya. Sontak tindakan Dylan membuat Dakota terkejut. Berkali-kali Dakota berusaha untuk berontak, tapi malah Dylan melingkarkan tangannya ke pinggangnya—membuat Dakota terjerat.

“Berengsek! Lepaskan aku! Kau jangan macam-macam padaku, Dylan!” Dakota memukuli dada bidang Dylan susah payah. Namun, sayangnya meski dia sudah memukuli, tetap saja tidak bisa lepas. 

“Dylan Caldwell! Lepaskan aku!” seru Dakota sedikit menaikan nadanya, menjadi satu oktaf lebih tinggi.

Dylan tersenyum samar melihat kemarahan Dakota. Terlihat sangatlah menggemaskan di matanya. Detik itu juga, tanpa permisi, Dylan menarik tengkuk leher Dakota—mencium dan melumat lembut bibir Dakota dengan agresif, tapi tetap lembut.

Mata Dakota melebar terkejut di kala mendapatkan ciuman Dylan. Wanita itu kembali memukuli dada bidang Dylan. Akan tetapi tenaganya tidak bisa sebanding dengan Dylan. Sekeras apa pun berusaha tetap saja tidak bisa.

Bibir Dylan terasa manis dan kenyal. Dakota tidak sama sekali munafik bahwa rasa ciuman itu begitu nikmat. Wanita itu terasa sangat lemah tak mampu berkutik. Akhirnya yang dilakukan Dakota hanya bisa pasrah.

Dylan tersenyum di kala Dakota sudah pasrah dengan ciuman yang diberikannnya. Meskipun Dakota tak membalas, tapi Dylan begitu menikmati bibir lembut Dakota. Pria iti tak menyia-nyiakan. Dia memperdalam ciuman Dakota dengan penuh kenikmatan.

Tanpa sadar, Dakota memejamkan mata, menikmati ciuman dahsyat itu. Rasa patah hati membuatnya menjadi lepas kendali. Persetan jika dianggap murahan. Hatinya sudah sangat lelah dengan semuanya. Ciuman ini mampu menenangkan dirinya yang hancur lebur.

Beberapa menit ciuman itu masih berlangsung. Sampai akhirnya Dylan yang lebih dulu melepaskan ciuman tersebut. Mata mereka saling beradu, menatap dalam satu sama lainnya. Tatapan yang seolah membawa mereka ke hutan yang sejuk.

Tiba-tiba Dakota menyadari bahwa tindakannya ini sudah gila. Raut wajahnya memerah. Kewarasan mulai muncul. Dia langsung melayangkan tamparan sedikit keras ke pipi kanan Dylan.

Plakkk

Dakota menampar Dylan. Pria itu mengusap sedikit pipinya. Rupanya tamparan dari wanita itu seperti kapas bagi Dylan. Tidak terasa sakit sama sekali. Malah sekarang, Dylan mengeluarkan senyuman samar di wajahnya.

“Menamparku, huh? Padahal tadi kau sangat menikmatinya,” ucap Dylan dengan senyuman di wajahnya.

Dakota salah tingkah. Dia bangkit berdiri dari pangkuan Dylan. “K-kau! K-kau kurang ajar, Dylan Caldwell!” serunya dengan nada kesal.

Dylan tersenyum samar. “Bibirmu manis, Dakota. Sayang sekali kekasihmu mengkhianatimu. Padahal dia sudah mendapatkan yang terbaik di antara yang terbaik.”

Pipi Dakota bersemu merah akibat mendengar ucapan Dylan. “Sudahku bilang aku—”

“Jangan menyangkal. Aku tahu kau diselingkuhi oleh kekasihmu yang sudah melamarmu. Kau marah dan frustrasi hingga menjadi seperti ini,” ucap Dylan santai dan tenang—tanpa beban sama sekali.

Napas Dakota memburu, berusaha untuk setenang mungkin. “Audrey yang memberitahumu?” tuduhnya. Feeling-nya berkata bahwa Audrey, sepupunya yang memberitahukan Dylan tentangnya.

Dylan menggeleng. “Nope, Audrey bukan tipe pengadu. Aku tahu sendiri.”

Kening Dakota mengerut dalam. “Bagaimana kau bisa tahu?”

Dylan bangkit berdiri melangkah mendekat ke arah Dakota. Refleks, Dakota memundurkan tubuhnya hingga menempel ke dinding. Tampak raut wajahnya sedikit memucat di kala tubuhnya dikungkung oleh Dylan. Entah kenapa jantungnya berdebar tak karuan.

“K-kau mau apa, Dylan?!” seru Dakota gelagapan di kala tubuhnya dalam kungkungan Dylan.

Dylan membelai pipi Dakota. “Aku tahu tentangmu, Dakota.”

Dakota bingung serta ketakutan. “K-kau jangan-jangan menguntitku?”

Dylan mengangkat bahunya. “Mungkin saja iya. Kenapa? Kau tidak mungkin marah, kan? Anggap saja aku melindungimu dari bahaya.”

Mata Dakota melebar. “K-kau penguntit!”

Dylan menarik dagu Dakota, memberikan kecupan di bibir wanita itu. “Apa pun sebutannya, aku tidak peduli. Bagiku yang terpenting aku tahu tentangmu. Tidurlah di kamar hotel ini. Aku sudah menyewa kamar hotel ini mahal.”

Tanpa berkata lagi, Dylan berbalik, dan melangkah pergi meninggalkan Dakota. Namun langkahnya terhenti di kala Dakota mengeluarkan suara …

“Kenapa kau menguntitku? Kenapa kau ingin tahu tentang kehidupanku? Jika tujuanmu hanyalah untuk mengasihaniku, lebih baik kau simpan rasa kasihanmu. Aku tidak suka ada orang yang mengasihani diriku!” Napas Dakota memburu kala mengatakan itu. Wanita berparas cantik itu paling tidak suka ada yang mengasihani dirinya. Dakota terbiasa selalu terlihat kuat di luar. Dia tidak mau rapuh.

Dylan menggelengkan kepalanya. “Jika dalam pikiranmu, aku menghasihanimu, maka kau salah besar. Aku sama sekali tidak mengasihanimu. Aku melakukan ini, karena aku ingin tahu tentangmu.”

“Ingin tahu tentangku? Untuk apa?” Dakota mendongakkan kepalanya, menatap dingin Dylan.

“Untuk lebih mengenal secara dalam wanita yang menarik perhatianku,” jawab Dylan tenang dan santai—sontak membuat Dakota terdiam membisu.

“Aku harus pergi. Ada beberapa pekerjaan yang aku urus. Kau tidurlah di sini. Besok pagi akan ada pelayan yang mengantarkanmu sarapan. Ingat, jika kau berani ke klub malam lagi, kau akan mendapatkan pelajaran berharga, Nona Spencer,” ucap Dylan dengan seringai di wajahnya.

Mata Dakota mendelik tajam tak suka. “Kau mengancamku?!”

Nope. Aku sama sekali tidak mengancammu. Aku hanya memberitahumu saja. Good night, Nona Spencer.” Dylan kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Dakota begitu saja.

Raut wajah Dakota berubah mendengar apa yang dikatakan oleh Dylan. Sorot mata menajam. Tangannya mengepal kuat. Dia tidak mengira Dylan berani mengeluarkan ancaman padanya. Seumur hidup, belum pernah ada yang berani mengancam Dakota Spencer.

“Sialan! Pria berengsek! Enyah kau!” umpat Dakota—dan tak digubris oleh Dylan. Sebab pria itu terus melanjutkan langkahnya. Namun umpatan Dakota terdengar di telinganya. Hanya saja yang dilakukan pria tampan itu hanya melukiskan senyuman samar.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
bzare21
aahh.. Dakota si gadis tangguh yang selalu membantu Audrey kala sedih Dan senang sepupu Audrey spencer humm.. lanjutt thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 3. Kau Cemburu?

    Dakota terbangun di sebuah kamar hotel. Ingatannya mengingat kejadian tadi malam. Kejadian di mana dirinya dibawa secara paksa ke dalam hotel. Shit! Lama-lama Dakota bisa gila menghadapi pria sialan dan kurang ajar itu.Dakota menyibak selimut, dan membersihkan tubuhnya. Tepat di kala dia sudah selesai mandi—ada seorang pelayan masuk ke dalam kamar hotel sambil membawakan paper bag.“Selamat pagi, Nona Spencer,” sapa sang pelayan sopan.“Kau siapa?” tanya Dakota tanpa basa-basi, pada seorang wanita yang berpakaian pelayan.“Nona Spencer, saya adalah pelayan yang ditugaskan Tuan Caldwell untuk melayani Anda. Di dalam paper bag ini sudah ada baju ganti dan alat make up lengkap yang baru bisa Anda gunakan.” Sang pelayan menyodorkan paper bag yang ada di tangannya pada Dakota.Dakota mengembuskan napas kasar. Wanita cantik itu seakan enggan untuk menerima pemberian dari pria berengsek yang mengganggunya. Namun, tidak mungkin dia memakai baju yang tadi malam. Dia tak memiliki pilihan lain.

    Last Updated : 2024-03-27
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 4. Desakan Hadir di Jamuan Makan Malam

    “Thanks, sudah mengantarku. Sekarang kau pulanglah.” Dakota membuka seat-belt, hendak turun dari mobil Dylan. Mobil Dylan sudah berhenti di lobby apartemen di mana unit penthouse-nya berada.“Ucapan terima kasihmu tidak aku terima. Bukan seperti itu cara berterima kasih, Nona Spencer,” jawab Dylan seraya menatap Dakota yang sudah bersiap untuk turun dari mobil.Dakota menatap Dylan seraya mengerutkan keningnya. “Apa maksud ucapanmu?” tanyanya tak mengerti. Dia merasa sudah terima kasih, tapi malah Dylan mengatakan bukan seperti itu cara berterima kasih.“Kau terlalu polos, Nona Spencer. Begini caranya.” Dylan menarik dagu Dakota, mencium dan melumat bibir wanita itu. Tampak mata Dakota melebar terkejut mendapatkan ciuman dari Dylan.“Kau boleh turun sekarang. Bibirmu selalu manis, Nona Spencer,” bisik Dylan serak.Dakota tersadar bahwa Dylan telah melampui batas kurang ajar. “Berengsek kau!”Dylan tersenyum samar. “Jangan terlalu banyak mengumpat, Nona Spencer. Wanita cantik sepertimu

    Last Updated : 2024-03-27
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 5. Akan Selalu Mengganggumu

    Jamuan makan malam rekanan dari keluarga Spencer begitu penuh dengan tamu undangan, dari kalangan atas. Pembisnis sukses berada di sana. Dakota yang datang dengan gaun berwarna gold transparan dengan model kemben membuat Dakota tampil sangat cantik dan elegan.Tadi sore, Dakota memilih satu dari sepuluh gaun yang sudah dia beli. Pilihannya jatuh pada dress berwarna gold yang dia kenakan malam ini. Ya, pilihan Dakota ini membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang.Beberapa tamu undangan bersalaman dan berbincang dengan Dakota. Seperti biasa Helen terus menerus mempromosikan Dakota masih single. Oh God! Cara Helen membuat Dakota sangat malu. Namun, di sisi lain apa boleh buat? Hobby ibunya memang suka sekali mempromosikan dirinya—seolah dirinya tidak bisa mendapatkan kekasih.“Maaf permisi, aku ingin ke toilet.” Dakota berpamitan menyingkir dari kerumunan para tamu undangan, serta kedua orang tuanya. Tujuan Dakota adalah menghindar agar terbebas dari perjodohan gila.“Dakota, tungg

    Last Updated : 2024-03-27
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 6. Kegilaan Dylan

    *Terima kasih sudah mengizinkanku menginap di penthose-mu. Aku ada meeting pagi ini. Sampai bertemu lagi, Nona Spencer—Dylan. C.* Sebuah notes dibaca oleh Dakota di kala Dakota baru saja terbangun. Jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi. Rupanya Dylan sudah berangkat lebih awal. Baguslah. Paling tidak dia tidak harus sarapan bersama pria aneh itu. Detik selanjutnya, dia memutuskan untuk segera membersihkan tubuhnya. Berendam adalah jalan terbaik melepaskan penat.Tiga puluh menit berlalu, Dakota sudah selesai berendam. Hari ini dia tidak berangkat ke kantor. Dia meminta libur dan bersantai sejenak. Biar saja adik laki-lakinya yang mengurus perusahaan. Dia sedang ingin bermalas-malasan. Suara bell berbunyi. Dakota yang sedang makan sandwich mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dalam hati dia menduga pasti Dylan yang datang. Ah! Jika benar pria itu ingin sekali dia tending. Dia mengikat asal rambutnya, melangkah menuju pintu—dan membukanya.“Dylan, apa yang—” Seketika ucapan Da

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 7. Kesialan Bertubi-tubi

    Dakota tertimpa masalah baru akibat ulah Dylan. Bayangkan saja pesan singkat yang ditulis oleh Dylan, membuat malapetaka. Dakota sampai tidak berani menjawab telepon dari ibunya. Oh, God! Rasanya Dakota ingin menceburkan dirinya ke dalam jurang. Tindakan gila yang dilakukan Dylan membuat Dakota sakit kepala.Suara dering ponsel Dakota tidak henti berbunyi. Shit! Dakota langsung mengumpat dalam hati. Ibunya sudah berkali-kali menghubunginya, tapi dia tidak berani menjawab. Bayangkan saja jika menjawab apa yang harus dia katakan?Dylan berdeham sambil menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. “Nona Spencer, apakah Anda tidak ingin menjawab telepon?” tanyanya sedikit memberikan sindiran.Mata Dakota mendelik. “Ini karenamu, Sialan!”“Wanita cantik jangan mengumpat, nanti kau malah terkena sial.” Dylan menjawab enteng.Dakota memijat pelipisnya di kala rasa pusing melanda. “Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Wanita cantik itu mondar-mandir tidak jelas, akibat dilanda kebingungan.Dyla

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 8. Pemandangan yang Tak Nyaman

    Dylan Caldwell bagaikan penguntit yang selalu ada di mana-mana. Di klub malam, Dakota bertemu dengan Dylan. Di butik Dakota juga bertemu dengan Dylan. Terakhir di kala mobil mogok, Dakota bertemu dengan Dylan. Sungguh! Benar-benar menyebalkan. Akan tetapi, Dakota harus bersyukur bertemu dengan Dylan di kala mobilnya mogok. Jika saja tidak, maka meeting hari ini dengan client penting akan tertunda—dan berujung pada Dakota dianggap tidak bisa professional.Dakota Spencer adalah anak pertama di keluarga Spencer. Spencer Group bisa dikatakan berada di bawah tangan Dakota. Dizon, adik Dakota memegang cabang bukanlah pusat. Dakota membantu Darren, ayahnya dalam memimpin perusahaan.Audrey, sepupu kandung Dakota, anak dari adik perempuan ayahnya tidak pernah terlibat di perusahaan. Audrey lebih fokus pada Russel Group—perusahaan ayah kandung Audrey. Hal itu yang menyebabkan Spencer Group berada di tangan Dakota.Usia sudah di atas 30 tahun kerap membuat Dakota pusing luar biasa. Ibunya pali

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 9. Kekasih Pura-Pura

    Dakota terkejut melihat apa yang ada di hadapannya. Dia sedikit menunduk, tapi dalam hati dia mengumpati Dylan yang berengsek. Bisa-bisanya pria sialan itu mempersilakan dirinya masuk, tapi sedang make out dengan wanita lain. Sungguh! Dylan Caldwell benar-benar bajingan. Dakota tidak henti mengumpati Dylan.“Kau siapa?!” Wanita berambut pirang itu, menatap Dakota sinis.“Pergilah. Dia tamuku.” Dylan meminta wanita berambut pirang itu untuk pergi.“Dylan, tapi—”“Aku akan mengirimkan uang padamu untukmu belanja. Pergilah berbelanja. Aku masih memiliki urusan di kantor.” Dylan membelai pipi wanita berambut pirang itu.Wanita berambut pirang itu senang karena Dylan akan mengirimkan uang untuknya berbelanja. Detik itu juga wanita berambut pirang itu bangkit dari pangkuan Dylan, mengecup rahangnya—dan dengan sengaja berjalan menyenggol keras bahu Dakota.“Bitch!” umpat Dakota kesal.“Kau terlalu sering mengumpat, Nona Spencer.” Dylan bangkit berdiri, melangkah menghampiri Dakota.Dakota me

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 10. Rencana Perjalanan Bisnis  

    Maksud hati Dakota, setelah kembali dari kantor Dylan, dia akan ke kantornya. Namun, di pertengahan jalan dia berubah pikiran. Dia meminta Dylan mengantarnya ke penthouse-nya. Dakota merasa lelah dan tenaganya terkuras habis, karena bicara dengan Dylan. Itu yang membuatnya memutuskan untuk pulang. Akan tetapi, kesialan terus melingkupinya. Di kala Dakota pulang, malah Dylan ingin duduk bersantai di penthouse-nya. Dakota tidak bisa mengusir, karena posisinya sekarang Dylan adalah kekasih pura-puranya. “Aku sangat lelah. Aku ingin tidur. Kau tidak mau pulang?” tanya Dakota tersirat mengusir Dylan.Dylan membuka jasnya, menggulung kemejanya, dan meminum wine. “Jika kau ingin tidur, tidurlah. Aku masih ingin di sini.”‘Keras kepala sekali pria ini,’ batin Dakota seraya mengembuskan napas kesal. “Ya sudah terserah kau. Aku ingin istirahat. Tubuhku sangat lelah.” Dakota berbaring di ranjang, dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Sebelumnya, dia sudah mengganti pakaiannya dengan piyama

    Last Updated : 2024-05-06

Latest chapter

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 100. Ending Scene (TAMAT)

    Usia Diana sudah memasuki enam bulan. Bayi perempuan cantik itu tumbuh dengan sangat luar biasa. Parasnya yang cantik perpaduan sempurna antara Dylan dan Dakota. Bisa dikatakan Diana selalu menjadi pusat perhatian setiap kali Dakota membawa putri kecilnya berpergian keluar.Delmer, putra sulung Dylan dan Dakota tak kalah menarik perhatian. Balita kecil itu sangat overprotective pada adik perempuannya. Bayangkan saja setiap kali ada yang ingin menyentuh Diana, pasti Delmer tak sembarang untuk memberikan izin.Delmer meski masih kecil, tapi sudah menunjukkan cinta yang luar biasa pada adik perempuannya. Hal ini yang Dylan dan Dakota yakinkan bahwa kelak di masa depan Delmer akan menjaga Diana dengan sangat baik. Bukan hanya sekadar menjaga, tapi juga memberikan cinta yang amat besar. Lebih dari dua tahun menikah, Dylan dan Dakota merasa sangat bahagia, karena pada akhirnya dipersatukan. Mereka selalu bersyukur setiap detik apalagi kehadiran Delmer dan Diana, membuat ikatan cinta merek

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 99. Extra Part II  

    “Sayang, kau sudah pulang?” Dakota menyambut kepulangan sang suami, memberikan pelukan, ciuman, dan membantu sang suami meletakan jas ke keranjang kusus pakaian kotor.Dylan mengecup kening Dakota. “Aku selalu ingin pulang cepat, karena aku tahu istriku menungguku di rumah.”Dakota tersenyum hangat merespon ucapan sang suami tercinta. “Delmer dibawa orang tuaku, kan?” tanya Dylan sambil membelai pipi Dakota.Dakota mengangguk. “Iya, Sayang. Delmer dibawa orang tuamu.”Dylan memeluk pinggang Dakota. “Bagus, satu pengganggu kecil sudah diamankan.”Dakota mendelik, seraya memukul pelan lengan kekar Dylan. “Bisa-bisanya kau menyebut putra kesayanganku sebagai pengganggu kecil?”Dylan terkekeh melihat kemarahan di wajah Dakota, dia menarik dagu sang istri, mencium dan memberikan lumatan lembut di bibir istri tercintanya itu. “Delmer juga putra kesayanganku, tapi bocah kecil itu sering mengganggu keromantisan kita, Sayang.”Dakota mendengkus sambil mencebikkan bibirnya jengkel. Ya, dia tah

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 98. Extra Part

    Dua tahun berlalu … Suara tangis bayi membuat Dakota yang terlelap langsung terbangun dari tidurnya. Wanita cantik itu langsung melangkah menuju box bayi, menggendong bayi kecilnya yang menangis, dan memberikan susu.“Diana bangun?” Dylan menyibak selimut, menghampiri istrinya yang meberikan susu untuk bayi perempuannya.“Iya, Sayang. Sepertinya Diana haus,” jawab Dakota lembut seraya menatap hangat putri kecilya itu.Dylan membelai kepala Diana. “Kau pintar sekali minum susu, seperti Daddy,” bisiknya ke telinga putri kecilnya itu, tapi tetap terdengar di telinga Dakota.Dakota mendelik tajam menatap Dylan. “Dylan! Kenapa kau bicara seperti itu pada Diana?”Dylan terkekeh rendah. “Sayang, apa yang aku katakan benar, kan? Setelah kau menyusui putri kita, kau pasti menyusuiku.”Dakota mencibir. “Kau saja yang tidak mau kalah dari anakmu.”Dylan mengecup bibir Dakota. “Aku tidak akan mau kalah, kan seluruh tubuhmu adalah milikku, Sayang.”Pipi Dakota tersipu malu, dia tersenyum mendenga

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 97. Perfect Ending 

    Balutan gaun pengantin indah membuat penampilan Dakota sangat menawan. Konsep garden party yang dipilih Dakota, sangat cocok dengan gaun pengantin yang sekarang dikenakan oleh Dakota. Meski sederhana, tapi tetap sangat cantik dan elegan.Konsep pernikahan garden party adalah konsep pernikahan yang diinginkan Dylan. Awalnya konsep pernikahan yang diinginkan Dakota adalah konsep pernikahan seperti seorang putri dari Kerajaan. Yang pasti harus mewah dan berkelas. Namun, seiringnya badai menerpa konsep pernikahan itu berubah. Dakota menginginkan menikah dengan cara sederhana, tapi tetap elegan.Dylan sempat menolak konsep pernikahan garden party, karena pria tampan itu sangat tahu bahwa Dakota menginginkan konsep pernikahan mewah. Akan tetapi, setelah Dakota menjelaskan akhirnya Dylan mengerti. Bahwa memang sejatinya pernikahan yang paling penting adalah penyatuan dua orang mencintai, menjadi satu. “Oh, My God! Dakota Spencer, kau cantik sekali,” seru Audrey pada Dakota, dengan tatapan

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 96. Cinta Tak Akan Pernah Salah

    Persiapan pernikahan Dylan dan Dakota sudah ada di depan mata. Segala hal yang dibutuhkan oleh Dakota telah terpenuhi. Kali ini, Dakota menuruti keinginan Dylan yang ingin konsep pernikahannya jauh lebih sederhana. Dulu Dakota ingin konsep pernikahan mewah, wanita itu malah sekarang mengikuti Dylan yang ingin konsep pernikahan garden party.Alasan kuat Dakota ingin menikah lebih sederhana, karena dia merasa bahwa kebahagiaan bukan lagi tentang kemewahan. Menurutnya hal yang paling penting adalah kebersamaannya dengan Dylan dan Delmer. Itu adalah kebahagiaan yang tak terkira. Pusat kehidupannya sekarang adalah Dylan dan Delmer.Konsep pernikahan garden party dibantu oleh Ivory. Pun tak lepas oleh Audrey turut membantu. Ibu Dakota dan ibu Dylan membantu mengingatkan banyak hal. Namun, jika sudah berurusan dengan orang tua biasanya Dakota kerap kena marah, karena Dakota menginginkan yang sederhana.“Nona Dakota, ini laporan mengenai kebutuhan pernikahan Anda,” ucap Cali seraya memberikan

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 95. Takdir Dylan Bukan Ivory

    Bibir Dylan melumat lembut bibir Dakota. Dua insan saling mencintai itu berciuman dengan penuh kelembutan. Desahan merdu lolos di bibir Dakota di kala ciuman yang diciptakan Dylan begitu menggelora. Saliva mereka tertukar, membangkitkan hasrat mereka. Tangan lentik Dakota melingkar di leher Dylan, ciuman itu semakin panas—membuat keduanya sama-sama terlena.“Aku mencintaimu,” bisik Dakota kala Dylan melepaskan pagutannya.“Aku jauh lebih mencintaimu,” jawab Dylan seraya membelai pipi Dakota lembut.Dakota tersenyum hangat. “Aku bahagia Ivory menemukan belahan jiwanya. Lama tidak melihatnya, ternyata dia merajut kehidupannya. Dylan, sejak awal aku sudah menduga bahwa Ivory bukan wanita jahat. Hanya saja takdir selalu memberikan misteri pada semua manusia.”Dylan duduk di tepi ranjang, seraya menarik tubuh Dakota, duduk di pangkuannya. “Aku bukan pria yang baik untuk Ivory, dia pantas mendapatkan yang terbaik.”Dakota menangkup kedua pipi Dylan. “Kau memang bukan yang terbaik untuk Ivor

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 94. Mari Lupakan Masa Lalu  

    Kebahagiaan menyelimuti Dylan dan Dakota. Mereka telah mengantongi restu dari Darren. Pun kedua orang tua Dylan sudah diberi tahu tentang Darren yang telah memberikan restu. Tentu kedua orang tua Dylan menyambut dengan sangat bahagia. Sebab ini yang dinantikan banyak orang yaitu Dylan dan Dakota kembali bersatu. Saat ini Dylan dan Dakota sudah pulang dari rumah sakit. Delmer dinyatakan sembuh, dan dokter mengizinkan Delmer untuk pulang. Seakan semesta memang mendukung hubungan Dylan dan Dakota—segala hal diperlancar termasuk Delmer yang sempat kritis dinyatakan sembuh. Pulang dari rumah sakit, Dylan langsung membawa Dakota dan Delmer ke penthouse-nya. Pria tampan itu langsung mengambil tindakan membawa Dakota dan Delmer ke penthouse-nya. Tentu setelah mengantongi izin, membuat Dylan jauh lebih bebas dalam bertindak.“Delmer sudah tidur?” tanya Dylan kala Dakota memasuki kamar mereka.Dakota duduk di samping Dylan, menyandarkan kepalanya di dada bidang pria yang dicintainya itu. “S

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 93. Restu Kembali Ada di Tangan Dylan

    Kondisi Delmer sudah berangsur-angsur membaik. Bayi laki-laki tampan itu sudah melewati masa kritisnya. Setiap detik Dakota dan Dylan selalu mengucap syukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan pada putra mereka untuk tetap ada di dunia ini.Siang itu ruang rawat Dakota dipenuhi dengan Xander datang bersama dengan Audrey. Pun kebetulan Dizon juga datang menjenguk. Tampak Dakota sudah bisa tersenyum menyambut keluarganya yang datang menjenguk Delmer.“Aku senang mendengar Delmer sudah membaik. Aku sangat khawatir, saat mendengar Delmer masuk rumah sakit.” Audrey menyentuh tangan Dakota.Dakota tersenyum lembut menatap Audrey. “Terima kasih, Audrey. Aku juga bersyukur Delmer baik-baik saja. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupanku jika sampai hal buruk menimpa Delmer.”Xander menepuk bahu Dylan, memberikan semangat pada sahabatnya itu.Dylan tersenyum samar.Dizon yang ada di sana memilih berdiri di dekat Delmer. Pria tampan itu membelai lembut pipi keponakannya. Tampak jel

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 92. Delmer Kritis!

    Pagi menyapa, Dakota sudah terbangun dari tidurnya. Yang pertama kali dia lihat adalah Dylan yang menghampirinya membawakan makanan. Pria tampan itu membawa sandwich dan aneka buah serta susu untuk Dakota. “Kau harus makan. Tadi malam kau sudah tidak makan,” ucap Dylan lembut, sambil menghidankan makanan di depan Dakota. Delmer dirawat di rumah sakit, dan tentu Dakota ditemani Dylan menginap di ruang rawat putra mereka. Dylan memilih kamar VVIP yang terbaik di rumah sakit. Hal itu yang membuat Dakota dan Dylan bisa tidur cukup nyaman menemani putra mereka.“Aku tidak lapar, Dylan,” kata Dakota pelan.Dylan mengecup kening Dakota. “Kau selalu mengatakan tidak lapar. Ini bukan tentang kau lapar atau tidak, tapi ini tentang kesehatanmu. Aku tidak ingin kau sakit. Delmer sekarang sakit, jika sampai kau sakit, aku bagaimana?”Dakota terdiam mendengar apa yang dikatakan Dylan. Tak menampik bahwa apa yang dikatakan pria itu adalah benar. Jika sampai dia tak menjaga kesehatannya, dan tumban

DMCA.com Protection Status