Home / Romansa / Heart Stealing (Mencuri Hati) / Bab 5. Akan Selalu Mengganggumu

Share

Bab 5. Akan Selalu Mengganggumu

last update Last Updated: 2024-03-27 19:23:18

Jamuan makan malam rekanan dari keluarga Spencer begitu penuh dengan tamu undangan, dari kalangan atas. Pembisnis sukses berada di sana. Dakota yang datang dengan gaun berwarna gold transparan dengan model kemben membuat Dakota tampil sangat cantik dan elegan.

Tadi sore, Dakota memilih satu dari sepuluh gaun yang sudah dia beli. Pilihannya jatuh pada dress berwarna gold yang dia kenakan malam ini. Ya, pilihan Dakota ini membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang.

Beberapa tamu undangan bersalaman dan berbincang dengan Dakota. Seperti biasa Helen terus menerus mempromosikan Dakota masih single. Oh God! Cara Helen membuat Dakota sangat malu. Namun, di sisi lain apa boleh buat? Hobby ibunya memang suka sekali mempromosikan dirinya—seolah dirinya tidak bisa mendapatkan kekasih.

“Maaf permisi, aku ingin ke toilet.” Dakota berpamitan menyingkir dari kerumunan para tamu undangan, serta kedua orang tuanya. Tujuan Dakota adalah menghindar agar terbebas dari perjodohan gila.

“Dakota, tunggu—” Helen bermaksud ingin mencegah Dakota, karena ingin memperkenalkan putrinya dengan yang lain. Namun, sayangnya Dakota sudah berlari kecil menuju toilet.

“Hah! Sial sekali nasibku.” Dakota mengembuskan napas kasar, di kala sudah tiba di dalam toilet. Dia jengah terus dikenali oleh rekan bisnis kedua orang tuanya. Banyak pria tampan di sini, tapi tidak ada yang menarik di hati Dakota.

Dakota menatap cermin di wastafel, dia mencuci tangannya. Rasanya Dakota ingin berlama-lama di dalam toilet, agar tidak dijodoh-joohkan lagi oleh ibunya. Ah! Sial sekali. Dakota merasa hidupnya benar-benar ketimpa sial.

“Harusnya aku tidak datang malam ini,” gerutu Dakota kesal.

“Jika kau tidak datang malam ini, aku tidak akan melihat bidadari cantik,” ucap suara berat seorang pria yang sontak membuat Dakota terloncat terkejut.

“D-Dylan?” Betapa terkejutnya Dakota melihat yang ada di hadapannya adalah Dylan Caldwell. “K-kenapa kau di sini? I-ini kan toilet wanita!”

Dylan menutup pintu toilet, dan menguncinya. “Toilet ini bukan hanya toilet wanita, tapi toilet untukmu dan aku.”

Dakota berdecak kesal. “Kau sudah gila, ya?! Apa maumu, Dylan?!”

Dylan mendekat. Refleks Dakota mundur hingga bokongnya terbentur ke wastafel. Tubuh Dakota diangkat, duduk ke wastafel. Sontak Dakota memekik terkejut, di kala tubuhnya diangkat oleh Dylan.

Dylan menarik dagu Dakota, mencium tanpa permisi. “You’re so fucking beautiful.”

“Berengsek!” Dakota hendak menampar Dylan, tapi pria tampan itu langsung menahan tangan Dakota. Dylan kembali melumat bibir Dakota. Kali ini ciumannya jauh lebih liar, hingga membuat Dakota kesulitan bernapas.

Dylan menarik tengkuk leher Dakota, mencium dan melumat lembut bibir wanita itu. Lidah mendesak masuk ke dalam rongga mulut Dakota. Dakota berusaha mendorong sekuat tenaga dada bidang Dylan, tapi tenaganya bagaikan kapas, hingga tidak bisa melepaskan tautan bibir itu.

“Kau cemburu tadi sore aku jalan dengan wanita lain, hm?” bisik Dylan seraya melepaskan pagutannya.

Dakota berdecih sinis. “Siapa yang cemburu! Jangan terlalu percaya diri!”

Dylan sedikit menjauh dan memasukan tangannya ke saku celananya. “Aku tahu kau cemburu, Nona Spencer. Kau jangan berbohong.”

Dakota turun dari wastafel sambil bertolak pinggang. “Enyah kau dari hidupku, Caldwell! Kau terlalu banyak percaya diri!”

“Dakota? Apa kau di dalam?” seru Helen dari arah luar.

Dakota terperanjat terkejut mendengar suara ibunya. Buru-buru, dia mendorong Dylan yang menghalanginya. “Minggir! Ibuku ada di depan!”

Dylan menahan tangan Dakota. “Nanti malam aku akan ke penthouse-mu.”

“Untuk apa kau ke penthouse-ku?” Dakota mendelik tajam.

“Aku akan menginap di tempatmu.”

“Sinting!”

“Jika kau tidak mengizinkan, maka aku akan menahanmu. Biar saja pintu toilet didobrak demi mencarimu.”

“Dylan Caldwell, kau jangan gila.”

“Izinkan aku menginap di penthouse-mu.”

“Dylan—”

“Dakota, apa yang aku katakan sangat serius.”

Dakota mengembuskan napas kasar. Sialnya, dia benar-benar terjebak. Jika dia menolak, maka pasti Dylan tidak akan membebaskannya. Ibunya ada di luar. Jika dia tak kunjung keluar pintu pasti akan didobrak. Ah, sial! Dakota merutuki nasib sialnya.

Fine! Kau boleh menginap di penthouse-ku. Sekarang lepaskan aku!” seru Dakota meminta Dylan melepaskan tangannya.

Dylan menyeringai di kala Dakota mengizinkannya. Pria tampan itu melepaskan tangannya yang memegang Dakota. Tepat di kala Dakota sudah terlepas—wanita itu buru-buru keluar dari toilet.

“Dakota, kau lama sekali?” tegur Helen.

“Ah, perutku sakit, Mom,” dusta Dakota. Tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya pada ibunya tentang Dylan yang mengganggunya. Bisa-bisa ibunya berpikir macam-macam.

Helen mendesah pelan. “Sekarang kau sudah membaik, kan?”

Dakota mengangguk. “Sudah, Mom.”

Helen menggenggam tangan Dakota. “Ayo cepat ikut Mommy. Mommy ingin kenalkan kau dengan anak dari teman bisnis Daddy.”

Dakota mendesah pasrah mendengar apa yang dikatakan ibunya. Dia melangkah mengikuti ibunya—menuju ke kerumunan rekan bisnis ayahnya. Dakota sudah muak, tapi dia tidak bisa untuk membantah kedua orang tuanya.

***

Pukul sebelas malam Dakota tiba di penthouse-nya. Dia segera menuju kamar, dan menghidupkan lampu kamar. Namun seketika betapa terkejutnya Dakota melihat Dylan duduk di sofa kamarnya.

“Dylan! Apa yang kau lakukan di sini?!” seru Dakota.

Dylan bangkit berdiri, mengambil wine di botol wine, dan menuangkan ke gelas kosong di depannya. “Kau tidak lupa ingatan, kan? Aku tadi bilang padamu akan menginap di penthouse-mu. Ah, ya, aku tahu password-mu dari orangku.”

Dakota mendecakkan lidahnya mengingat ucapannya. Dia tidak akan mungkin lupa akan permintaan Dylan, yang memintanya untuk menginap di penthouse-nya. Lebih tepatnya Dylan memaksa dirinya. 

“Apa sebenarnya maumu, Caldwell?!” seru Dakota dengan nada emosi.

Dylan menyesap wine di tangannya. “Dirimu. Aku ingin dirimu. Simple, kan?”

Mata Dakota melebar tak percaya mendengar ucapan gila Dylan. “Kau jangan seperti orang tidak waras, Dylan!”

Dylan tersenyum. “Kita dua orang yang sama. Pernah terluka. Tidak ada salahnya kita mencoba.”

Dakota berdecih. “Sama-sama terluka? Terluka dari mana? Adanya kau playboy yang menyakiti banyak hati wanita!”

Dylan kembali tersenyum. “Kau tidak mengenalku, Dakota.”

Dakota melepaskan heels dan meletakan tasnya ke walk-in closet. “Kau Dylan Caldwell, pengusaha asal Inggris yang terkenal playboy. Kau sahabat baik suami dari sepupuku. Dulu sahabatmu juga berengsek melukai sepupuku. Sekarang saja dia sudah sadar. Tapi kalau untukmu aku tidak jamin kau bisa sadar. Kau jalan dengan banyak wanita. Benar-benar menjijikkan!” Dakota menumpahkan kekesalannya. Bukan cemburu, tapi lebih tepatnya dia jijik Dylan berganti-ganti wanita.

“Aku akan meninggalkan mereka semua, jika kau menerimaku menjadi kekasihmu,” jawab Dylan santai, enteng, tanpa dosa.

Dakota menganggap ucapan Dylan hanyalah omong kosong belaka. Dia tidak mau percaya diri. “Kau bicara saja dengan dinding! Jangan mimpi!”

Ah, really? Padahal aku tahu kau sangat cemburu.”

“Dylan!”

Yes, Dakota?”

Dakota menatap tajam Dylan. “Enyah kau dari hidupku!”

Dylan menyunggingkan senyumannya. “Aku tidak mau. Aku suka mengganggu hidupmu, Nona Spencer.”

Related chapters

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 6. Kegilaan Dylan

    *Terima kasih sudah mengizinkanku menginap di penthose-mu. Aku ada meeting pagi ini. Sampai bertemu lagi, Nona Spencer—Dylan. C.* Sebuah notes dibaca oleh Dakota di kala Dakota baru saja terbangun. Jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi. Rupanya Dylan sudah berangkat lebih awal. Baguslah. Paling tidak dia tidak harus sarapan bersama pria aneh itu. Detik selanjutnya, dia memutuskan untuk segera membersihkan tubuhnya. Berendam adalah jalan terbaik melepaskan penat.Tiga puluh menit berlalu, Dakota sudah selesai berendam. Hari ini dia tidak berangkat ke kantor. Dia meminta libur dan bersantai sejenak. Biar saja adik laki-lakinya yang mengurus perusahaan. Dia sedang ingin bermalas-malasan. Suara bell berbunyi. Dakota yang sedang makan sandwich mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dalam hati dia menduga pasti Dylan yang datang. Ah! Jika benar pria itu ingin sekali dia tending. Dia mengikat asal rambutnya, melangkah menuju pintu—dan membukanya.“Dylan, apa yang—” Seketika ucapan Da

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 7. Kesialan Bertubi-tubi

    Dakota tertimpa masalah baru akibat ulah Dylan. Bayangkan saja pesan singkat yang ditulis oleh Dylan, membuat malapetaka. Dakota sampai tidak berani menjawab telepon dari ibunya. Oh, God! Rasanya Dakota ingin menceburkan dirinya ke dalam jurang. Tindakan gila yang dilakukan Dylan membuat Dakota sakit kepala.Suara dering ponsel Dakota tidak henti berbunyi. Shit! Dakota langsung mengumpat dalam hati. Ibunya sudah berkali-kali menghubunginya, tapi dia tidak berani menjawab. Bayangkan saja jika menjawab apa yang harus dia katakan?Dylan berdeham sambil menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. “Nona Spencer, apakah Anda tidak ingin menjawab telepon?” tanyanya sedikit memberikan sindiran.Mata Dakota mendelik. “Ini karenamu, Sialan!”“Wanita cantik jangan mengumpat, nanti kau malah terkena sial.” Dylan menjawab enteng.Dakota memijat pelipisnya di kala rasa pusing melanda. “Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Wanita cantik itu mondar-mandir tidak jelas, akibat dilanda kebingungan.Dyla

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 8. Pemandangan yang Tak Nyaman

    Dylan Caldwell bagaikan penguntit yang selalu ada di mana-mana. Di klub malam, Dakota bertemu dengan Dylan. Di butik Dakota juga bertemu dengan Dylan. Terakhir di kala mobil mogok, Dakota bertemu dengan Dylan. Sungguh! Benar-benar menyebalkan. Akan tetapi, Dakota harus bersyukur bertemu dengan Dylan di kala mobilnya mogok. Jika saja tidak, maka meeting hari ini dengan client penting akan tertunda—dan berujung pada Dakota dianggap tidak bisa professional.Dakota Spencer adalah anak pertama di keluarga Spencer. Spencer Group bisa dikatakan berada di bawah tangan Dakota. Dizon, adik Dakota memegang cabang bukanlah pusat. Dakota membantu Darren, ayahnya dalam memimpin perusahaan.Audrey, sepupu kandung Dakota, anak dari adik perempuan ayahnya tidak pernah terlibat di perusahaan. Audrey lebih fokus pada Russel Group—perusahaan ayah kandung Audrey. Hal itu yang menyebabkan Spencer Group berada di tangan Dakota.Usia sudah di atas 30 tahun kerap membuat Dakota pusing luar biasa. Ibunya pali

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 9. Kekasih Pura-Pura

    Dakota terkejut melihat apa yang ada di hadapannya. Dia sedikit menunduk, tapi dalam hati dia mengumpati Dylan yang berengsek. Bisa-bisanya pria sialan itu mempersilakan dirinya masuk, tapi sedang make out dengan wanita lain. Sungguh! Dylan Caldwell benar-benar bajingan. Dakota tidak henti mengumpati Dylan.“Kau siapa?!” Wanita berambut pirang itu, menatap Dakota sinis.“Pergilah. Dia tamuku.” Dylan meminta wanita berambut pirang itu untuk pergi.“Dylan, tapi—”“Aku akan mengirimkan uang padamu untukmu belanja. Pergilah berbelanja. Aku masih memiliki urusan di kantor.” Dylan membelai pipi wanita berambut pirang itu.Wanita berambut pirang itu senang karena Dylan akan mengirimkan uang untuknya berbelanja. Detik itu juga wanita berambut pirang itu bangkit dari pangkuan Dylan, mengecup rahangnya—dan dengan sengaja berjalan menyenggol keras bahu Dakota.“Bitch!” umpat Dakota kesal.“Kau terlalu sering mengumpat, Nona Spencer.” Dylan bangkit berdiri, melangkah menghampiri Dakota.Dakota me

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 10. Rencana Perjalanan Bisnis  

    Maksud hati Dakota, setelah kembali dari kantor Dylan, dia akan ke kantornya. Namun, di pertengahan jalan dia berubah pikiran. Dia meminta Dylan mengantarnya ke penthouse-nya. Dakota merasa lelah dan tenaganya terkuras habis, karena bicara dengan Dylan. Itu yang membuatnya memutuskan untuk pulang. Akan tetapi, kesialan terus melingkupinya. Di kala Dakota pulang, malah Dylan ingin duduk bersantai di penthouse-nya. Dakota tidak bisa mengusir, karena posisinya sekarang Dylan adalah kekasih pura-puranya. “Aku sangat lelah. Aku ingin tidur. Kau tidak mau pulang?” tanya Dakota tersirat mengusir Dylan.Dylan membuka jasnya, menggulung kemejanya, dan meminum wine. “Jika kau ingin tidur, tidurlah. Aku masih ingin di sini.”‘Keras kepala sekali pria ini,’ batin Dakota seraya mengembuskan napas kesal. “Ya sudah terserah kau. Aku ingin istirahat. Tubuhku sangat lelah.” Dakota berbaring di ranjang, dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Sebelumnya, dia sudah mengganti pakaiannya dengan piyama

    Last Updated : 2024-05-06
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 11. Sarapan di Kafe Baru

    “Jadi benar kau dan Dylan menjalin hubungan?” Audrey datang pagi-pagi ke penthouse Dakota, untuk menanyakan kepastian tentang kabar Dakota menjalin hubungan dengan Dylan.Dakota meminum susu kaca yang dibuatkan pelayan. “Pasti ibuku sudah cerita pada Bibi Miranda tentang aku dan Dylan. Iya, kan?” tanyanya menduga.Dakota yakin pasti ibunya sudah heboh pada ibu Audrey, menceritakan tentang dirinya yang bilang sedang menjalin hubungan dengan Dylan. Ah! Benar-benar sangat menyebalkan.Audrey duduk di depan Dakota dengan tatapan serius. “Ya, Bibi Helen cerita begitu semangat pada ibuku. Dan ibuku bertanya padaku.”“Lalu kau jawab apa?”“Hm, aku jawab, aku harus mengonfirmasi dulu padamu. Aku tidak tahu. Kau belum bercerita apa pun padaku.”Dakota menghela napas panjang. “Fine, aku akan cerita padamu, tapi aku mohon jangan cerita pada siapa pun. Ini rahasia antara kita berdua. Janji?”Audrey terdiam sejenak berusaha berpikir. “Rahasia apa, Dakota?”“Janji dulu, Audrey.”“Oke-oke. Aku janji

    Last Updated : 2024-05-07
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 12. Bertemu Mantan

    Pelafalan nama sangat jelas, memanggil nama ‘Dakota’. Sang pemilik nama mengalihkan pandangannya pada sumber suara. Tampak seketika tubuh Dakota membeku melihat sosok pria tampan dan gagah yang sangat dia kenali mendekat ke arahnya. Pandangan itu dulunya pernah menjadi kesukaan Dakota, tapi sekarang telah berubah menjadi asing dan benci.“Dakota, aku senang sekali melihatmu,” ucap pria tampan itu pada Dakota.Dylan tampak menunjukkan ketidaksukaannya pada pria yang menatap Dakota, dengan tatapan dalam dan penuh rasa kagum serta suka. Dylan memeluk pinggang Dakota dengan sangat possessive. Dia menunjukkan bahwa Dakota hanya miliknya.“Ryan?” Dakota menyebut nama pria itu.Ryan tersenyum, tapi senyumannya memudar melihat cara Dylan memeluk pinggang Dakota. “D-Dakota, senang bisa melihatmu. Pria di sampingmu kekasihmu?”Mendengar pertanyaan Ryan membuat Dakota langsung menoleh, menatap Dylan. “Ya, ini Dylan Caldwell, kekasihku.”Ryan mengangguk di balik senyuman getir. Dia terpaksa mengu

    Last Updated : 2024-05-07
  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 13. Pertengkaran

    Menemani Dylan ke Singapore? Wtf! Dakota mengumpati kecurangan Dylan, agar dirinya bisa ikut dalam perjalanan bisnis pria itu. Sungguh! Hal tergila yang dilakukan Dylan Caldwell adalah menghubungi ayah Dakota untuk meminta izin. Rasanya Dakota ingin memaki Dylan yang menggunakan cara licik, tapi semua percuma ayahnya sudah terlanjur percaya pada Dylan.Dakota menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Memejamkan mata singkat seraya meloloskan umpatan kasar. Minggu depan jadwalnya sangat padat, tapi terpaksa harus libur karena paksaan dari pria sialan itu.Suara dering ponsel berbunyi. Dakota mengambil ponselnya melirik nomor sang sekretaris yang menghubunginya. Embusan napas panjang lolos di bibirnya. Dia sedang malas bicara, tapi malah sekretarisnya menghubunginya. Dia ingin menolak panggilan telepon itu, tapi dia khawatir ada hal penting yang dibahas oleh sekretarisnya. Akhirnya, Dakota memutuskan untuk menjawab panggilan telepon itu.“Ada apa?” tanya Dakota kala panggilan terhubung.“Selam

    Last Updated : 2024-05-07

Latest chapter

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 100. Ending Scene (TAMAT)

    Usia Diana sudah memasuki enam bulan. Bayi perempuan cantik itu tumbuh dengan sangat luar biasa. Parasnya yang cantik perpaduan sempurna antara Dylan dan Dakota. Bisa dikatakan Diana selalu menjadi pusat perhatian setiap kali Dakota membawa putri kecilnya berpergian keluar.Delmer, putra sulung Dylan dan Dakota tak kalah menarik perhatian. Balita kecil itu sangat overprotective pada adik perempuannya. Bayangkan saja setiap kali ada yang ingin menyentuh Diana, pasti Delmer tak sembarang untuk memberikan izin.Delmer meski masih kecil, tapi sudah menunjukkan cinta yang luar biasa pada adik perempuannya. Hal ini yang Dylan dan Dakota yakinkan bahwa kelak di masa depan Delmer akan menjaga Diana dengan sangat baik. Bukan hanya sekadar menjaga, tapi juga memberikan cinta yang amat besar. Lebih dari dua tahun menikah, Dylan dan Dakota merasa sangat bahagia, karena pada akhirnya dipersatukan. Mereka selalu bersyukur setiap detik apalagi kehadiran Delmer dan Diana, membuat ikatan cinta merek

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 99. Extra Part II  

    “Sayang, kau sudah pulang?” Dakota menyambut kepulangan sang suami, memberikan pelukan, ciuman, dan membantu sang suami meletakan jas ke keranjang kusus pakaian kotor.Dylan mengecup kening Dakota. “Aku selalu ingin pulang cepat, karena aku tahu istriku menungguku di rumah.”Dakota tersenyum hangat merespon ucapan sang suami tercinta. “Delmer dibawa orang tuaku, kan?” tanya Dylan sambil membelai pipi Dakota.Dakota mengangguk. “Iya, Sayang. Delmer dibawa orang tuamu.”Dylan memeluk pinggang Dakota. “Bagus, satu pengganggu kecil sudah diamankan.”Dakota mendelik, seraya memukul pelan lengan kekar Dylan. “Bisa-bisanya kau menyebut putra kesayanganku sebagai pengganggu kecil?”Dylan terkekeh melihat kemarahan di wajah Dakota, dia menarik dagu sang istri, mencium dan memberikan lumatan lembut di bibir istri tercintanya itu. “Delmer juga putra kesayanganku, tapi bocah kecil itu sering mengganggu keromantisan kita, Sayang.”Dakota mendengkus sambil mencebikkan bibirnya jengkel. Ya, dia tah

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 98. Extra Part

    Dua tahun berlalu … Suara tangis bayi membuat Dakota yang terlelap langsung terbangun dari tidurnya. Wanita cantik itu langsung melangkah menuju box bayi, menggendong bayi kecilnya yang menangis, dan memberikan susu.“Diana bangun?” Dylan menyibak selimut, menghampiri istrinya yang meberikan susu untuk bayi perempuannya.“Iya, Sayang. Sepertinya Diana haus,” jawab Dakota lembut seraya menatap hangat putri kecilya itu.Dylan membelai kepala Diana. “Kau pintar sekali minum susu, seperti Daddy,” bisiknya ke telinga putri kecilnya itu, tapi tetap terdengar di telinga Dakota.Dakota mendelik tajam menatap Dylan. “Dylan! Kenapa kau bicara seperti itu pada Diana?”Dylan terkekeh rendah. “Sayang, apa yang aku katakan benar, kan? Setelah kau menyusui putri kita, kau pasti menyusuiku.”Dakota mencibir. “Kau saja yang tidak mau kalah dari anakmu.”Dylan mengecup bibir Dakota. “Aku tidak akan mau kalah, kan seluruh tubuhmu adalah milikku, Sayang.”Pipi Dakota tersipu malu, dia tersenyum mendenga

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 97. Perfect Ending 

    Balutan gaun pengantin indah membuat penampilan Dakota sangat menawan. Konsep garden party yang dipilih Dakota, sangat cocok dengan gaun pengantin yang sekarang dikenakan oleh Dakota. Meski sederhana, tapi tetap sangat cantik dan elegan.Konsep pernikahan garden party adalah konsep pernikahan yang diinginkan Dylan. Awalnya konsep pernikahan yang diinginkan Dakota adalah konsep pernikahan seperti seorang putri dari Kerajaan. Yang pasti harus mewah dan berkelas. Namun, seiringnya badai menerpa konsep pernikahan itu berubah. Dakota menginginkan menikah dengan cara sederhana, tapi tetap elegan.Dylan sempat menolak konsep pernikahan garden party, karena pria tampan itu sangat tahu bahwa Dakota menginginkan konsep pernikahan mewah. Akan tetapi, setelah Dakota menjelaskan akhirnya Dylan mengerti. Bahwa memang sejatinya pernikahan yang paling penting adalah penyatuan dua orang mencintai, menjadi satu. “Oh, My God! Dakota Spencer, kau cantik sekali,” seru Audrey pada Dakota, dengan tatapan

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 96. Cinta Tak Akan Pernah Salah

    Persiapan pernikahan Dylan dan Dakota sudah ada di depan mata. Segala hal yang dibutuhkan oleh Dakota telah terpenuhi. Kali ini, Dakota menuruti keinginan Dylan yang ingin konsep pernikahannya jauh lebih sederhana. Dulu Dakota ingin konsep pernikahan mewah, wanita itu malah sekarang mengikuti Dylan yang ingin konsep pernikahan garden party.Alasan kuat Dakota ingin menikah lebih sederhana, karena dia merasa bahwa kebahagiaan bukan lagi tentang kemewahan. Menurutnya hal yang paling penting adalah kebersamaannya dengan Dylan dan Delmer. Itu adalah kebahagiaan yang tak terkira. Pusat kehidupannya sekarang adalah Dylan dan Delmer.Konsep pernikahan garden party dibantu oleh Ivory. Pun tak lepas oleh Audrey turut membantu. Ibu Dakota dan ibu Dylan membantu mengingatkan banyak hal. Namun, jika sudah berurusan dengan orang tua biasanya Dakota kerap kena marah, karena Dakota menginginkan yang sederhana.“Nona Dakota, ini laporan mengenai kebutuhan pernikahan Anda,” ucap Cali seraya memberikan

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 95. Takdir Dylan Bukan Ivory

    Bibir Dylan melumat lembut bibir Dakota. Dua insan saling mencintai itu berciuman dengan penuh kelembutan. Desahan merdu lolos di bibir Dakota di kala ciuman yang diciptakan Dylan begitu menggelora. Saliva mereka tertukar, membangkitkan hasrat mereka. Tangan lentik Dakota melingkar di leher Dylan, ciuman itu semakin panas—membuat keduanya sama-sama terlena.“Aku mencintaimu,” bisik Dakota kala Dylan melepaskan pagutannya.“Aku jauh lebih mencintaimu,” jawab Dylan seraya membelai pipi Dakota lembut.Dakota tersenyum hangat. “Aku bahagia Ivory menemukan belahan jiwanya. Lama tidak melihatnya, ternyata dia merajut kehidupannya. Dylan, sejak awal aku sudah menduga bahwa Ivory bukan wanita jahat. Hanya saja takdir selalu memberikan misteri pada semua manusia.”Dylan duduk di tepi ranjang, seraya menarik tubuh Dakota, duduk di pangkuannya. “Aku bukan pria yang baik untuk Ivory, dia pantas mendapatkan yang terbaik.”Dakota menangkup kedua pipi Dylan. “Kau memang bukan yang terbaik untuk Ivor

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 94. Mari Lupakan Masa Lalu  

    Kebahagiaan menyelimuti Dylan dan Dakota. Mereka telah mengantongi restu dari Darren. Pun kedua orang tua Dylan sudah diberi tahu tentang Darren yang telah memberikan restu. Tentu kedua orang tua Dylan menyambut dengan sangat bahagia. Sebab ini yang dinantikan banyak orang yaitu Dylan dan Dakota kembali bersatu. Saat ini Dylan dan Dakota sudah pulang dari rumah sakit. Delmer dinyatakan sembuh, dan dokter mengizinkan Delmer untuk pulang. Seakan semesta memang mendukung hubungan Dylan dan Dakota—segala hal diperlancar termasuk Delmer yang sempat kritis dinyatakan sembuh. Pulang dari rumah sakit, Dylan langsung membawa Dakota dan Delmer ke penthouse-nya. Pria tampan itu langsung mengambil tindakan membawa Dakota dan Delmer ke penthouse-nya. Tentu setelah mengantongi izin, membuat Dylan jauh lebih bebas dalam bertindak.“Delmer sudah tidur?” tanya Dylan kala Dakota memasuki kamar mereka.Dakota duduk di samping Dylan, menyandarkan kepalanya di dada bidang pria yang dicintainya itu. “S

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 93. Restu Kembali Ada di Tangan Dylan

    Kondisi Delmer sudah berangsur-angsur membaik. Bayi laki-laki tampan itu sudah melewati masa kritisnya. Setiap detik Dakota dan Dylan selalu mengucap syukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan pada putra mereka untuk tetap ada di dunia ini.Siang itu ruang rawat Dakota dipenuhi dengan Xander datang bersama dengan Audrey. Pun kebetulan Dizon juga datang menjenguk. Tampak Dakota sudah bisa tersenyum menyambut keluarganya yang datang menjenguk Delmer.“Aku senang mendengar Delmer sudah membaik. Aku sangat khawatir, saat mendengar Delmer masuk rumah sakit.” Audrey menyentuh tangan Dakota.Dakota tersenyum lembut menatap Audrey. “Terima kasih, Audrey. Aku juga bersyukur Delmer baik-baik saja. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupanku jika sampai hal buruk menimpa Delmer.”Xander menepuk bahu Dylan, memberikan semangat pada sahabatnya itu.Dylan tersenyum samar.Dizon yang ada di sana memilih berdiri di dekat Delmer. Pria tampan itu membelai lembut pipi keponakannya. Tampak jel

  • Heart Stealing (Mencuri Hati)    Bab 92. Delmer Kritis!

    Pagi menyapa, Dakota sudah terbangun dari tidurnya. Yang pertama kali dia lihat adalah Dylan yang menghampirinya membawakan makanan. Pria tampan itu membawa sandwich dan aneka buah serta susu untuk Dakota. “Kau harus makan. Tadi malam kau sudah tidak makan,” ucap Dylan lembut, sambil menghidankan makanan di depan Dakota. Delmer dirawat di rumah sakit, dan tentu Dakota ditemani Dylan menginap di ruang rawat putra mereka. Dylan memilih kamar VVIP yang terbaik di rumah sakit. Hal itu yang membuat Dakota dan Dylan bisa tidur cukup nyaman menemani putra mereka.“Aku tidak lapar, Dylan,” kata Dakota pelan.Dylan mengecup kening Dakota. “Kau selalu mengatakan tidak lapar. Ini bukan tentang kau lapar atau tidak, tapi ini tentang kesehatanmu. Aku tidak ingin kau sakit. Delmer sekarang sakit, jika sampai kau sakit, aku bagaimana?”Dakota terdiam mendengar apa yang dikatakan Dylan. Tak menampik bahwa apa yang dikatakan pria itu adalah benar. Jika sampai dia tak menjaga kesehatannya, dan tumban

DMCA.com Protection Status