Melihat sikap Sergio, Ervan langsung ciut dan mundur dua langkah.Dia sudah bersama Sergio selama bertahun-tahun, jadi tahu lebih baik dari siapa pun kalau saat ini Sergio tengah berada di ambang kemarahan.Pada saat ini, dia lebih baik bersembunyi sejauh mungkin.Sayangnya, Justin tidak sadar situasi dan terus berceloteh, "Setelah aku kasih uangnya, hubunganku dan Hazel akan benar-benar berakhir. Om, aku suka sama Darra dan ingin menikah dengannya.""Boleh," kata Sergio.Awalnya, Justin mengira kalau keinginannya ini akan ditentang oleh Sergio. Tidak disangka, Sergio akan menyetujuinya tanpa ragu.Cengkeraman tangannya pada ponsel langsung mengencang. Lidahnya bahkan terasa kelu karena terlalu bersemangat."Om, aku tahu kalau Om memang yang terbaik!"Penegasan Sergio merupakan kejutan yang tak terduga baginya.Namun, dia terlalu cepat berpuas diri.Sergio melanjutkan. "Aku belum selesai ngomong. Kalau mau nikah sama Darra, kamu bisa memutuskan hubunganmu dengan Keluarga Hardwin."Seny
Justin menutup pintu kamar Liana dan melangkah ke sisi ranjang. Dia sempat ragu bagaimana harus membuka pembicaraan.Sikapnya terlalu terburu-buru. Kesehatan Liana juga tidak baik, bagaimana kalau kondisinya sampai drop karena dibuat marah olehnya?Tepat ketika Justin ragu untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak, Liana berbicara lebih dulu, "Aku sudah tahu kalau kamu mau memutuskan pertunangan dengan Hazel. Apa ada hal lain?"Melihat tatapan ragu-ragunya, apa lagi yang tidak dipahami Liana?Dia tahu dengan jelas seperti apa tabiat cucunya.Jika beberapa hari yang lalu Hazel tidak datang menemuinya, dia pasti tidak akan setuju dengan pembatalan pertunangan.Bagaimanapun, masalah ini diputuskan oleh dia dan Kirana secara langsung. Namun, Kirana sudah meninggal dan ayah Hazel tidak memperlakukan Hazel dengan baik. Tanpa perlindungan Keluarga Hardwin, entah seberapa besar ketidakadilan yang akan diderita Hazel.Namun, sekarang dia sudah bisa memahami keinginan Hazel dan tidak akan mema
Justin mengabaikan kalimat terakhir Liana. Dia hanya mendengar kalau Liana sudah setuju dengan pembatalan pernikahannya dengan Hazel.Dia mendongak dengan penuh semangat, menggenggam tangan Liana dan bertanya, "Benarkah? Nenek, aku tahu kalau Nenek sangat menyayangiku!"Melihat sikap Justin yang menggebu-gebu seperti itu, Liana perlahan menggelengkan kepalanya.Dia berkata, "Beberapa hari yang lalu Hazel datang ke rumah, dia bilang mau membatalkan pertunangan. Saat itu aku setuju dan nomormu nggak bisa dihubungi."Ada kilatan keterkejutan di mata Justin. Ternyata Hazel berinisiatif memutuskan pertunangan?Ternyata Hazel tidak menipunya. Dialah yang sudah salah paham dengan Hazel.Justin selalu merasa kalau Hazel menolak memutuskan pertunangan karena Hazel tidak bisa melepaskannya.Tanpa diduga, bahkan tanpa sepengetahuannya, Hazel berinisiatif untuk memutuskan pertunangan.Memikirkan saat dia mengucapkan kata-kata yang mempermalukan dan merendahkan Hazel, Justin merasakan sakit yang me
Justin tidak ingin Liana salah paham dengan Darra, jadi dia menanggung semua tanggung jawab ini.Liana melambaikan tangannya dan berkata, "Kamu nggak perlu menjelaskan apa pun. Aku terlalu malas untuk mendengarkan. Apa ada hal lain lagi? Kalau nggak, pergilah. Aku butuh istirahat."Melihat ekspresi lelah Liana, Justin menelan kata-kata pembelaannya dan langsung diam."Nenek, aku suka sama Darra. Aku sangat menyukainya dan ingin menikahinya. Aku harap Nenek bisa merestui hubungan kami."Liana meliriknya sekilas, lalu bertanya, "Apa harus dia orangnya?"Justin mengangguk kuat-kuat. "Ya. Bagiku dia sangat penting."Liana terdiam dan terdiam cukup lama.Justin memohon, "Nenek, aku jarang meminta sesuatu sama Nenek sejak masih kecil. Jadi, aku mohon pada Nenek kali ini saja.""Jangan pernah bahas masalah ini lagi. Aku nggak akan setuju," kata Liana tegas.Justin membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu yang lain. Namun setelah melihat ekspresi Liana yang dingin dan acuh, dia langsung menu
Justin menggelengkan kepalanya, sorot matanya dipenuhi rasa tidak percaya."Nggak! Ini nggak mungkin!"Hazel itu tunangannya, kenapa tiba-tiba menikah dengan Sergio?Kenapa bisa seperti ini?Suasana hati Justin sangat rumit, entah apa yang tengah dia rasakan saat ini.Rasanya sudut hatinya tiba-tiba terasa kosong.Namun, dia belum menyadarinya dan hanya menganggap itu semua karena terlalu terkejut.Sebelumnya, Hazel dan Sergio tidak pernah saling berhubungan, pasti ada hal yang tidak benar.Melihat Justin tidak percaya, tiba-tiba Liana tersenyum. "Apanya yang nggak mungkin? Hazel berhak memilih kebahagiaannya sendiri. Kalau kamu nggak bisa kasih kebahagiaan itu kepadanya, orang lain pasti bisa kasih.""Tapi ... kenapa harus sama Om Sergio? Jelas-jelas mereka nggak pernah saling berhubungan sebelumnya."Justin menunduk dan bergumam pada dirinya sendiri.Setelah beberapa saat, Justin tiba-tiba menemukan jawabannya.Mustahil sekali orang yang dingin dan berwibawa seperti Sergio suka sama
Ada semacam kelembutan yang terpancar dari mata Sergio saat ini.Liana merasa senang melihat perubahan Sergio yang begitu besar dalam waktu sesingkat ini.Setelah Sergio diculik, karakternya makin tertutup.Seorang psikiater bahkan sampai mengatakan kalau Sergio kekurangan emosi. Sergio bisa mengendalikan emosinya pada tingkat tertentu, jadi tidak ada perubahan emosi berarti yang bisa dilihat di wajahnya ketika dia mengalami situasi apa pun.Bisa dikatakan tidak ada reaksi berarti yang bisa dia tunjukkan.Harus terjadi sesuatu secara khusus sebelum Sergio menunjukkan ekspresi tertentu.Bahkan seorang psikiater pun tidak bisa memahami isi hatinya.Jadi, tidak ada yang tahu apa yang bisa membuat gejolak dalam suasana hatinya.Kini, sepertinya Hazel punya pengaruh besar terhadap emosi Sergio.Ini mungkin hal yang baik untuk Sergio.Jadi, Liana sangat berterima kasih kepada Hazel yang sangat dekat dan menyayangi Sergio, yang sangat berbeda dengan sikapnya terhadap Justin.Justin yang melih
Tekanan dalam diri Sergio sedikit berkurang. Dia berkata dengan tenang, "Begitu rupanya. Kalau begitu, mulai sekarang kamu harus lebih hati-hati dalam menjaga ponselmu."Justin merasa ada makna tersembunyi dalam perkataan Sergio. Namun, dia tidak tahu apa yang salah, jadi hanya mengangguk dalam diam."Ya, aku akan menjaganya dengan baik."Sergio melanjutkan. "Beberapa waktu lalu, Hazel cari kamu buat memutuskan pertunangan kalian dan kamu nggak di rumah. Kebetulan hari ini kamu ada di rumah, jadi kita perjelas saja semuanya."Mendengar ini, Hazel menoleh dan menatap Sergio, menyadari kalau Sergio juga tengah menatapnya.Sergio tersenyum dan meyakinkannya, lalu membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa.Hazel tiba-tiba teringat apa yang dikatakan Sergio padanya sebelumnya.Dia berkata, "Aku bawa kamu ke kediaman lama buat lihat pertunjukan bagus."Awalnya Hazel tidak mengerti maksud perkataan Sergio. Namun, sekarang dia mengerti.Ternyata Sergio sudah tahu kalau Justin kembali ke kedia
Meski bertemu secara tidak sengaja, Hazel dan Sergio tidak pernah bertukar kata.Bahkan karena kepribadian Sergio yang terlalu dingin, Hazel pernah berbisik di telinganya dan bertanya apakah Sergio tidak menyukainya.Saat itu, hati dan pikiran Justin hanya tertuju pada Darra, jadi dia tidak peduli apakah Hazel tertindas atau tidak.Jadi, dia berkata dengan acuh, "Mana mungkin! Kalau Om nggak suka sama orang, orang itu pasti akan menderita. Kamu 'kan juga nggak buat masalah sama Om."Sekarang setelah dipikirkan baik-baik, semuanya memang sudah ada tanda-tandanya.Tepat ketika Justin sedang berpikir liar, Sergio tiba-tiba menoleh ke arahnya."Justin, semuanya sudah jelas, jadi kamu harus sopan sama Hazel. Sekarang Hazel itu tantemu, jadi kamu harus panggil dia tante."Kata-kata ini seperti sambaran petir yang tiba-tiba membelah otak dan kepala Justin.Justin tidak pernah membayangkan kalau mantan tunangannya akan menjadi orang yang harus dia hormati dalam keluarga.Dia membuka mulutnya,