Hazel awalnya tidak ingin mengatakan semua ini. Namun, Darra terus saja memojokkannya dan tidak melepaskannya.Selain itu, dia tidak ingin Sergio salah paham.Ketika kata-kata itu keluar, baik Justin maupun Darra terkejut dan langsung terdiam.Sebelumnya, Justin sering secara sengaja atau tidak sengaja menyombongkan diri di depan para tuan muda kaya yang lain, mengatakan kalau dia bukan hanya menemukan cinta sejatinya, tetapi juga menemukan tunangan yang mencintainya mati-matian.Darra juga bangga karena telah merebut tunangan Hazel.Namun pada saat ini, Hazel mengatakan kepada mereka kalau dia tidak pernah benar-benar mencintai Justin.Jika seperti ini, semua hal yang dulu mereka banggakan berubah menjadi lelucon.Justin langsung linglung dan terus menggelengkan kepalanya sambil bergumam, "Nggak, aku nggak percaya. Nggak mungkin seperti itu. Hazel, kamu mencintaiku. Kamu bilang begini pasti karena lagi marah saja, 'kan?"Hazel mengaitkan bibirnya dan mengejek, "Bukannya dulu kamu sang
Hazel tidak menyangka Sergio akan begitu sulit dihadapi hari ini, bersikeras untuk mendapatkan jawabannya.Dia tidak bisa menahan rasa malu di hatinya, jantungnya bahkan berdebar kencang dan tidak terkendali.Hazel memalingkan wajahnya, menekan lonjakan dalam hatinya dan berbicara dengan suara pelan, "Kamu."Jelas hanya sebuah kalimat sederhana, tetapi membutuhkan seluruh keberanian untuk diucapkan. Setelah mengatakan itu, dia bahkan tidak berani menatap mata Sergio lagi.Meskipun tidak melihat wajah Sergio, Hazel masih bisa merasakan betapa panas dan bergulirnya tatapan Sergio saat dia mengucapkan kata itu.Mendapat jawaban yang ingin didengarnya, hati Sergio terasa seperti dipenuhi sesuatu.Dia memeluk Hazel dengan erat, jari-jari rampingnya mengangkat dagu Hazel, lalu mencium bibirnya.Pada saat itu, tidak peduli berapa banyak kata yang diucapkan, semua itu tidak cukup untuk mengungkapkan kegembiraan di dalam hatinya.Hazel mungkin tidak tahu sudah berapa tahun dia menunggu kata-kat
Sergio tersadar dan langsung membuka matanya. Dia menatap Hazel dengan senyuman terkembang manis di wajahnya."Selamat pagi, istriku.""Ini sudah jam sembilan, mana bisa masih disebut pagi? Ini salahmu kalau aku terlambat." Hazel memelototinya tidak senang.Senyum di sudut bibir Sergio makin mengembang. Dia mengulurkan tangannya dan menarik Hazel ke dalam pelukannya. "Karena sudah terlambat, jadi tidur sebentar lagi saja. Kemarin kamu pasti capek, 'kan? Aku akan memijatmu."Hazel merasa jengkel dan mencubit pinggangnya dengan keras. "Sergio, apa kamu ingin merasakan bagaimana rasanya tidur di ruang kerja?"Apakah ini waktu yang tepat untuk tidur?Sergio yang mendengar itu langsung membuka mata dan mengangkat kedua tangannya di atas kepala, menunjukkan tanda menyerah. "Sayang, jangan. Maksudku, kamu nggak perlu terburu-buru. Ini saat yang tepat untuk menyulitkan para orang tua itu."Hazel menatapnya dengan tatapan terkejut. "Apa maksudnya?""Cium dulu baru aku kasih tahu."Sergio langsu
Begitu Hazel memasuki gedung JY Group, dia mendapatkan tatapan dari banyak orang di sekitar.Mereka semua mengamati Hazel dengan penasaran, presdir baru JY Group. Apa yang terjadi di ruang rapat kemarin pun langsung menjadi perbincangan panas di grup perusahaan.Semua orang tidak percaya kalau presdir mereka sebelumnya, Krisna Vandana benar-benar dibawa pergi oleh polisi begitu saja.Yang melaporkannya adalah putri Krisna sendiri, Hazel.Saat melihat wajah Hazel, banyak orang yang terpana.Bukankah dia terlalu cantik?Jauh lebih cantik daripada yang ada di video. Sebelumnya, mereka mengira kalau putri bungsu Krisna sudah terbilang cantik. Namun, mereka tidak menyangka kalau putri sulung Krisna ternyata jauh lebih cantik.Pasti gennya memang cukup kuat, bukan?Hazel menyambut tatapan orang-orang ini dan berjalan menuju lift eksklusif presdir, lalu pergi ke ruang rapat.Di ruang rapat.Para direktur JY Group memandang direktur proyek Perusahaan Hardwin dan mereka saling memandang satu sa
Hazel mengangguk puas. "Kalau begitu mari kita resmikan pertemuan ini. Selanjutnya ...."Rapat berjalan dengan sangat lancar. Di tengah proses rapat, ada beberapa direktur dengan paksa menyela perkataan Hazel, mencoba mempersulitnya.Namun, Hazel tidak panik sedikit pun. Sebaliknya, dia menjawab semuanya hingga mereka tidak bisa menimpali perkataannya lagi.Pada akhirnya, tidak ada yang berani berbicara lagi.Setelah rapat, Hazel pergi ke bagian personalia dan meminta seseorang untuk mengemasi semua barang Krisna sesegera mungkin karena dia berniat menggunakan ruangan itu.Kepala departemen personalia, Resti Indriani yang mendengar itu pun menunjukkan keraguan. "Nona, kalau seperti ini rasanya kurang etis. Bagaimanapun juga, Tuan Krisna masih belum dinyatakan bersalah. Bagaimana kalau ini hanya kesalahpahaman?""Kenapa? Aku bahkan nggak bisa pakai ruang kantor itu?"Hazel bersedekap dan menatapnya dengan tatapan samar.Ketika Resti melihat tatapan Hazel, jantungnya berdebar kencang dan
Intan dan Resti saling tersenyum dan berkata pada Hazel, "Terima kasih, Nona Hazel. Saya akan bekerja keras dan nggak akan mengecewakan Nona.""Aku masih belum mengenal perusahaan ini dengan baik, bagaimana kalau kita keliling sebentar?"Bagaimanapun juga, ini adalah hari pertama Hazel mengambil alih perusahaan. Membiasakan diri dengan lingkungan adalah prioritas utama.Mendengar itu, Intan menjawab sambil tersenyum, "Baik. Nona Hazel, silakan ikut dengan saya."Hazel berdiri dan mengikuti Intan keluar dari ruang kerja presdir.Intan memperkenalkan situasi perusahaan kepada Hazel sambil berjalan, mengunjungi setiap departemen yang dilewatinya.Kemunculan Hazel langsung menarik perhatian semua orang.Namun, para karyawan hanya berani melihat diam-diam dari samping, tidak berani bernapas keras-keras.Meskipun Hazel terlihat masih sangat muda, dia tetaplah atasan mereka.Jika mereka tidak berhati-hati dan melakukan kesalahan, mereka akan berada dalam masalah besar!Begitu Hazel pergi, ker
Hazel memiringkan kepalanya untuk menatap Intan, sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman yang tidak menyenangkan. "Aku nggak marah, tapi kalau aku nggak ke sini, aku nggak akan tahu kalau ini adalah penilaian yang ada di dalam benak para pegawaiku."Senyum di sudut bibir Intan menegang. Dia berdiri di tempatnya dengan canggung, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Dia awalnya mengira kalau Hazel adalah orang yang mudah untuk dikendalikan karena dia masih muda dan tidak memiliki pengalaman dalam mengelola perusahaan. Namun, dia tidak menyangka kalau dia bisa melihat temperamen yang dingin dan tegas dari Hazel, layaknya seorang pimpinan.Terutama sepasang mata tegasnya itu. Dia tersenyum, tetapi terkesan sangat dingin, membuat siapa pun yang melihatnya bergidik ngeri.Intan adalah orang yang punya banyak pengalaman, tetapi dia tetap dibuat ngeri oleh senyum dan tatapan Hazel.Dia terbatuk ringan, mengetuk pintu dengan sengaja dan berteriak ke dalam, "Kalian yang bicara sembarangan d
Berita tentang Hazel yang menjadi presdir JY Group yang baru dengan cepat menyebar ke seluruh Kota Palapa.Untuk sementara waktu, Hazel menjadi pusat perhatian di pusat kota.Beberapa orang berpikir kalau Hazel bukan orang sembarangan karena bisa duduk di posisi presdir JY Group di usia yang masih sangat muda. Mungkin setelah ini kondisi JY Group akan segera membaik.Namun, sebagian besar orang tidak optimis dan merasa kalau Hazel yang hanya seorang wanita tidak akan mampu menjalankan perusahaan.Mana mungkin ada gadis baik-baik yang memiliki keberanian menjebloskan ayahnya sendiri ke dalam penjara?Segala macam berita mengalir dan keesokan paginya Darra melihat berita tersebut.Justin sangat marah padanya setelah pulang dari Grand Permata tadi malam.Irma juga menyalahkannya atas semua kekurangannya, bahkan bersikap ketus dan galak kepadanya. Dia juga mengatakan kalau Darra tidak pantas menjadi menantu Keluarga Hardwin dan tidak pantas bersanding dengan Justin.Darra sangat marah saat
Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,
Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan
Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga
Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri
Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus
Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze
Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar
Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging
Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya