Intan dan Resti saling tersenyum dan berkata pada Hazel, "Terima kasih, Nona Hazel. Saya akan bekerja keras dan nggak akan mengecewakan Nona.""Aku masih belum mengenal perusahaan ini dengan baik, bagaimana kalau kita keliling sebentar?"Bagaimanapun juga, ini adalah hari pertama Hazel mengambil alih perusahaan. Membiasakan diri dengan lingkungan adalah prioritas utama.Mendengar itu, Intan menjawab sambil tersenyum, "Baik. Nona Hazel, silakan ikut dengan saya."Hazel berdiri dan mengikuti Intan keluar dari ruang kerja presdir.Intan memperkenalkan situasi perusahaan kepada Hazel sambil berjalan, mengunjungi setiap departemen yang dilewatinya.Kemunculan Hazel langsung menarik perhatian semua orang.Namun, para karyawan hanya berani melihat diam-diam dari samping, tidak berani bernapas keras-keras.Meskipun Hazel terlihat masih sangat muda, dia tetaplah atasan mereka.Jika mereka tidak berhati-hati dan melakukan kesalahan, mereka akan berada dalam masalah besar!Begitu Hazel pergi, ker
Hazel memiringkan kepalanya untuk menatap Intan, sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman yang tidak menyenangkan. "Aku nggak marah, tapi kalau aku nggak ke sini, aku nggak akan tahu kalau ini adalah penilaian yang ada di dalam benak para pegawaiku."Senyum di sudut bibir Intan menegang. Dia berdiri di tempatnya dengan canggung, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Dia awalnya mengira kalau Hazel adalah orang yang mudah untuk dikendalikan karena dia masih muda dan tidak memiliki pengalaman dalam mengelola perusahaan. Namun, dia tidak menyangka kalau dia bisa melihat temperamen yang dingin dan tegas dari Hazel, layaknya seorang pimpinan.Terutama sepasang mata tegasnya itu. Dia tersenyum, tetapi terkesan sangat dingin, membuat siapa pun yang melihatnya bergidik ngeri.Intan adalah orang yang punya banyak pengalaman, tetapi dia tetap dibuat ngeri oleh senyum dan tatapan Hazel.Dia terbatuk ringan, mengetuk pintu dengan sengaja dan berteriak ke dalam, "Kalian yang bicara sembarangan d
Berita tentang Hazel yang menjadi presdir JY Group yang baru dengan cepat menyebar ke seluruh Kota Palapa.Untuk sementara waktu, Hazel menjadi pusat perhatian di pusat kota.Beberapa orang berpikir kalau Hazel bukan orang sembarangan karena bisa duduk di posisi presdir JY Group di usia yang masih sangat muda. Mungkin setelah ini kondisi JY Group akan segera membaik.Namun, sebagian besar orang tidak optimis dan merasa kalau Hazel yang hanya seorang wanita tidak akan mampu menjalankan perusahaan.Mana mungkin ada gadis baik-baik yang memiliki keberanian menjebloskan ayahnya sendiri ke dalam penjara?Segala macam berita mengalir dan keesokan paginya Darra melihat berita tersebut.Justin sangat marah padanya setelah pulang dari Grand Permata tadi malam.Irma juga menyalahkannya atas semua kekurangannya, bahkan bersikap ketus dan galak kepadanya. Dia juga mengatakan kalau Darra tidak pantas menjadi menantu Keluarga Hardwin dan tidak pantas bersanding dengan Justin.Darra sangat marah saat
"Ibu, jangan panik dulu. Kita belum tahu apakah ayah benar-benar melakukan kejahatan atau nggak. Mungkin Hazel sengaja menjebaknya!"Dania tidak menjawab karena dia lebih tahu kebenarannya dibandingkan Darra.Selama ini, apa yang dilakukan Krisna lebih dari sekadar penggelapan pajak.Dania mencengkeram tangan Darra erat-erat dan menyarankan, "Darra, kenapa kamu nggak memohon sama Justin? Dia itu tuan muda Keluarga Hardwin, pasti punya solusinya."Darra tertegun dan matanya memerah saat dia mengingat sikap dingin Justin terhadapnya."Bu, bukannya aku nggak mau membantu, Kak Justin bahkan nggak mau bicara padaku sekarang. Aku merasa dia menjadi orang yang berbeda sejak kami menikah."Wajah Dania berubah muram dan dia langsung mencibir, "Ternyata benar, semua pria sama saja. Mereka nggak bisa menghargai apa yang sudah mereka dapatkan."Darra berhambur ke dalam pelukan Dania dan terisak pelan "Ibu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Ayah nggak ada di sini dan perusahaan sudah diambil sa
Keduanya bergandengan tangan dan tampak serasi.Ditambah lagi, fitur wajah mereka sangat memesona. Bahkan di tengah kerumunan orang, mereka langsung bisa dikenali.Pegawai toko sudah menunggu lama, tetapi Darra tidak kunjung menyelesaikan pembayaran. Dia pun menjadi tidak sabar.Pada saat ini, melihat pakaian bagus dan temperamen yang luar biasa dari Sergio dan Hazel, mereka langsung menyambut mereka dengan hangat."Selamat datang. Tuan dan Nyonya bisa masuk dan melihat-lihat dulu. Toko kami penuh dengan model pakaian terbaru dan temperamen kalian berdua sangat cocok dengan gaya pakaian di toko kami."Sergio menoleh dan menatap Hazel dengan penuh kelembutan. "Mau lihat-lihat?""Ya."Setelah seharian tidak bertemu satu sama lain, satu-satunya hal yang ingin Hazel lakukan adalah menghabiskan waktu dengan Sergio.Hanya berada di sisinya, apa pun yang dia lakukan tidak masalah.Sergio menggandeng tangannya dan membawanya ke bagian pakaian wanita. Di sana, Sergio tertarik pada sebuah gaun b
Setelah mengatakan itu, Darra merapikan rambutnya dengan gerakan pelan. Matanya berbinar cerah saat melirik ke arah Sergio.Hal yang paling dibanggakan Darra adalah wajahnya.Meskipun tidak tergolong sangat cantik, sepasang matanya terlahir dengan penuh cinta. Ketika dia menatap orang lain dengan binar di matanya, rasanya seperti ada perasaan yang begitu dalam yang dia pancarkan.Setiap pria normal yang dipandang seperti itu pasti akan tergerak olehnya.Namun, reaksi Sergio benar-benar di luar dugaannya.Melihat godaannya ini, Sergio bukan hanya tidak bereaksi, dia malah mengerutkan kening, tidak setuju dengan apa yang dikatakan Darra barusan. "Kamu salah, bisa menikahi istri sebaik Hazel adalah berkah terbesarku."Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan berjalan ke arah ruang ganti."Hazel, sudah dicoba belum?"Suaranya rendah dan lembut, menyalurkan sedikit daya tarik seksi yang tak terlukiskan."Sebentar lagi!"Suara Hazel terdengar dari dalam, diikuti dengan pintu kamar pas yang d
Hazel mendengar perkataan Darra tepat pada saat dia keluar dari ruang ganti.Matanya membelalak tak percaya.Bagaimana Darra bisa berani mengucapkan kata-kata itu?Dulu, saat dia masih belum membatalkan pertunangannya dengan Justin, Justin selalu menggunakan kartu milik Sergio untuk membelikan hadiah untuk Darra seperti orang gila.Sudah menjadi pengampunan terbesar bagi mereka kalau Sergio dan Hazel tidak meminta uang itu kembali.Hazel tidak percaya Darra masih berani meminjam uang kepada Sergio.Hazel dengan cepat berjalan mendekat dan menghadang di depan Sergio. "Kalau mau pinjam uang, kamu harus bicara padaku. Dia terserah padaku."Melihat Hazel keluar, hati Darra menjadi tidak enak. Wajahnya terasa panas karena malu. Rasanya, dia ingin mencari celah di tanah untuk bersembunyi."Kak, aku benar-benar nggak tahu lagi harus gimana, karena itulah aku pinjam uang. Kalau aku sudah punya uang, pasti akan aku ganti."Hazel mencibir, "Kalau begitu, tunggu saja sampai kamu membayar utangmu
Hazel mendongak dan memberikan ciuman lembut di sudut bibir Sergio. "Apa itu cukup?"Mata cantik Hazel begitu jernih dan jelas, diselimuti oleh kabut tipis yang mampu membangkitkan hasrat dalam hati seseorang.Simpul tenggorokan Sergio yang seksi bergulir naik turun, garis pandangnya bergeser ke bawah, mendarat di bibir merah dan lembut milik Hazel. Dia menunduk dan mencium bibir Hazel.Untuk membuat Hazel lebih nyaman, tangan Sergio menahan pinggang ramping Hazel, membuat Hazel duduk di atas kakinya.Hazel melingkarkan tangannya di leher Sergio dan menerima ciumannya.Gerakannya tidak dianggap lembut, tetapi mampu menggelitik ujung hatinya.Hingga akhirnya, Hazel merasa seperti akan kehabisan napas.Sergio melepaskan pagutan bibirnya dan berganti posisi, bergabung dengannya di tempat tidur.Hazel dan Sergio saling berpelukan. Keduanya bisa merasakan dengan jelas detak jantung satu sama lain. Napas keduanya terengah-engah dan saling beradu.Karena rasa malu, pipi Hazel mulai memerah, s