Kampus sampai mendapat hujatan, tetapi bukan itu yang paling penting. Yang paling penting adalah status Hazel.Dia adalah istri Sergio, istri seorang presdir Perusahaan Hardwin.Jika pihak kampus tidak menangani hal ini dengan baik, dengan karakter Sergio, dia tidak akan melepaskan mereka begitu saja.Hendra mondar-mandir di kantornya dengan penuh kemarahan, bahkan mulutnya tidak berhenti menggerutu.Dia mencengkeram rambutnya dan mencoba memikirkan penyelesaian dari masalah ini.Beberapa saat kemudian, beberapa anggota dewan kampus lainnya juga menelepon, memintanya untuk segera menyelesaikan masalah ini.Jika tidak, dia tidak akan bisa mempertahankan statusnya sebagai seorang rektor.Hendra menekan rasa tertekan di dalam hatinya dan meyakinkan mereka, "Jangan khawatir, aku akan berusaha memikirkan solusinya. Pihak kampus nggak akan mengorbankan mahasiswa yang nggak bersalah."Setelah menenangkan pihak kampus, Hendra bergegas menuju ke ruang kelas jurusan desain.Sekarang, dia harus b
Seorang wanita berseragam pembantu rumah tangga yang berusia sekitar empat puluhan tengah menangis sambil memohon, "Saya akan katakan! Saya akan mengatakan semuanya. Nyonya Darra mencari saya dan memberi saya sejumlah uang agar saya masuk ke dalam kamar dan mencuri sesuatu di dalam laptop Nyonya Hazel ...."Pembantu itu menggambarkan secara detail ciri-ciri fisik orang yang mendatanginya.Hendra menonton seluruh video dan sangat marah.Bagaimana mungkin ada orang sekejam itu?Apa hanya karena bukan saudara kandung, jadi bisa menindas saudaranya seperti itu?Hendra menatap Hazel dengan sorot mata iba.Dia juga seseorang ayah yang memiliki seorang putri. Membayangkan putrinya sendiri dijebak seperti ini, bahkan hanya dengan memikirkannya saja sudah membuatnya sangat marah.Sungguh, dia tidak tahu bagaimana Hazel bisa melalui semua ini."Hukum! Kamu akan mendapatkan hukuman yang berat! Pihak kampus nggak akan membiarkan seorang mahasiswanya memiliki karakter dan kepribadian kejam seperti
Sergio sedang berada di tengah-tengah rapat. Ervan tiba-tiba masuk dan membisikkan sesuatu di telinganya, "Tuan, Nyonya menjadi sasaran hujatan semua orang karena ada orang yang membuat artikel tentangnya jadi berita panas."Begitu mendengar penuturan Ervan, wajah Sergio langsung berubah muram.Dia mengangkat tangannya untuk menyela bawahannya yang sedang melaporkan hasil kerja mereka dan berkata kepada semua orang, "Kita sudahi rapat hari ini. Susun salinan notulen dan letakkan di mejaku."Setelah mengatakan hal itu, dia meninggalkan ruang rapat tanpa menoleh ke belakang.Ervan mengikuti di belakangnya dan berkata sambil berjalan, "Saya menemukan kalau pencarian panas itu dibeli oleh orang-orang Krisna. Artikel itu menuliskan kalau karya kelulusan Nyonya menjiplak milik Darra. Masih belum diketahui bagaimana keadaan di kampus saat ini."Wajah tampan Sergio seketika tertutup lapisan es dingin. Dia pun mencibir, "Yang bisa dilakukan Krisna mungkin hanya sebatas ini saja. Atur agar artik
Ada satu akun Twitter yang mengirimkan video wawancara tersebut.Dalam video tersebut, Krisna terlihat sedih saat berbicara. "Hazel memang sudah terlalu dimanjakan oleh kita. Sejak kecil, dia sudah merasa pintar dan sering mengambil sesuatu. Kami terlalu sibuk, jadi nggak sempat menjaganya. Ini semua salah kami!"Dania juga menambahkan, "Banyak yang bilang nggak mudah jadi ibu tiri. Aku juga nggak berani menghukumnya. Nggak disangka dia tumbuh jadi gadis yang nggak bisa diatur. Dulu, dia sering mengganggu adiknya di rumah. Aku nggak menyangka dia akan mencuri desain milik adiknya sendiri!"Saat berbicara, mata Dania memerah dan air matanya menetes.Sungguh pemandangan yang memilukan.Opini publik di internet hampir semuanya menyalahkan Hazel tanpa alasan."Sungguh keji! Aku nggak sangka gadis secantik itu ternyata seorang pencuri!""Dia nggak pantas disebut kembang kampus! Hatinya saja sudah busuk!""Apa gunanya punya wajah cantik? Mungkin dia cantik karena operasi.""Sampah masyarakat
Mata Hazel berbinar saat melihat mobil Sergio. Dia pun langsung berlari dan menghampiri Sergio.Sergio kebetulan keluar dari mobilnya dan merentangkan tangannya, membawa Hazel ke dalam pelukannya.Meskipun ada banyak pejalan kaki yang berlalu lalang, Sergio seakan tidak menganggap keberadaan mereka dan hanya memeluk Hazel dengan erat.Menyadari suasana hati Sergio yang sedang tidak baik, Hazel mendongak dan menatapnya lekat. "Om kenapa?""Hazel, kamu masih punya aku."Jadi, jangan merasa sedih karena Krisna.Hazel terkejut, tetapi bisa memahami maksud perkataan Sergio. Hatinya kembali menghangat karena tindakan suaminya ini.Dia menggenggam tangan Sergio dan menautkan jari-jarinya dengan jari Sergio, lalu berkata sambil tersenyum, "Om, aku nggak sedih, kok. Ada Om yang begitu menyayangiku, ada Ibu juga. Kalian lah keluargaku sesungguhnya."Hazel memang sudah tidak menaruh harapan apa pun lagi pada Krisna.Tanpa harapan yang tersimpan, tidak akan ada kekecewaan yang akan didapatkan.Ser
Ciuman itu berlangsung lama, begitu lama hingga Hazel merasa udara di dalam tubuhnya terkuras habis, membuatnya hampir tidak bisa bernapas.Dia mengulurkan tangan dan mendorong dada Sergio. Sergio yang mengerti pun melepaskannya dengan tergesa-gesa.Hanya saja, dia tidak langsung menjauh. Tangannya yang berada di pinggang ramping Hazel masih tidak bergerak.Dahinya bersandar pada dahi Hazel, ujung hidung keduanya bersentuhan dengan napas yang saling beradu."Hazel, ingat apa yang aku katakan sebelumnya? Jangan menatapku seperti itu saat aku mengemudi. Kalau nggak, aku nggak akan bisa menahan diri dan ingin ...."Sergio bergumam dengan suara rendah dan serak, menyalurkan kesan seksi yang tak terlukiskan.Pipi Hazel memerah, lalu mencubit pinggang Sergio. "Jangan bicara sembarangan!"Sergio menahan tawa, mengusap bagian atas rambut Hazel, lalu duduk kembali dan menyalakan mobil untuk melanjutkan perjalanan.Setelah "pelajaran" sebelumnya, Hazel tidak berani menatap Sergio. Dia hanya bisa
Sergio tidak menyangka Hazel akan menjawab seperti itu.Tiba-tiba dia tertawa pelan, sorot matanya yang gelap dan dalam dipenuhi kelembutan.Dia mengulurkan tangannya dan mengusap lembut rambut hitam Hazel, lalu menjawab sambil tersenyum, "Benarkah? Aku juga senang mendengarnya."Tidak ada yang tahu berapa lama Sergio menunggu kata-kata itu.Pada saat ini, Sergio merasa kalau semua yang telah dia lakukan tidak sia-sia.Untuk Hazel, dia rela memberikan semua yang dia miliki.Mendapat tatapan panas dari Sergio, Hazel merasa malu. Bulu matanya yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali, lalu dia langsung menunduk."Om, ayo makan. Nanti makanannya dingin."Melihat Hazel menghindar, Sergio juga tidak menggodanya lagi dan menarik kembali pandangannya darinya.Namun dari awal hingga akhir, sorot matanya tidak pernah lepas dari tubuh Hazel.Di luar ruang makan, Adam merasa senang saat melihat pemandangan harmonis di depannya.Sikap keduanya yang sedang jatuh cinta benar-benar ... sangat me
Makin heboh opini mereka, tingkat pencarian panas pun akan makin tinggi.Demi merusak reputasi Hazel, Krisna sampai mengeluarkan beberapa miliar untuk membayar buzzer.Dia harus membuat pengeluarannya ini tidak sia-sia.Jika tidak, akan sia-sia saja uang yang telah dia keluarkan untuk membeli pencarian panas.Hazel yang mendengar itu hanya bisa menghela napas dalam hati.Sergio memang layak menjadi presiden Perusahaan Hardwin, mampu berdiri teguh di dunia bisnis. Cara yang dia lakukan pun tidak sederhana.Sebelumnya, Hazel hanya pernah mendengar betapa kuatnya Sergio dari mulut orang lain. Namun hari ini, dia bisa melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.Hazel menatap Sergio, menatap sosok tegas pria itu. Alisnya pria itu membawa kesan dingin dan tegas, menyalurkan semacam perasaan gengsi yang luar biasa.Namun, Hazel tidak merasa takut sedikit pun. Sebaliknya, dia merasa kalau sosok Sergio begitu bersinar, membuat siapa pun tidak bisa mengalihkan pandangan mereka darinya.Melihat Haz
Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,
Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan
Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga
Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri
Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus
Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze
Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar
Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging
Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya