Sergio sedang berada di tengah-tengah rapat. Ervan tiba-tiba masuk dan membisikkan sesuatu di telinganya, "Tuan, Nyonya menjadi sasaran hujatan semua orang karena ada orang yang membuat artikel tentangnya jadi berita panas."Begitu mendengar penuturan Ervan, wajah Sergio langsung berubah muram.Dia mengangkat tangannya untuk menyela bawahannya yang sedang melaporkan hasil kerja mereka dan berkata kepada semua orang, "Kita sudahi rapat hari ini. Susun salinan notulen dan letakkan di mejaku."Setelah mengatakan hal itu, dia meninggalkan ruang rapat tanpa menoleh ke belakang.Ervan mengikuti di belakangnya dan berkata sambil berjalan, "Saya menemukan kalau pencarian panas itu dibeli oleh orang-orang Krisna. Artikel itu menuliskan kalau karya kelulusan Nyonya menjiplak milik Darra. Masih belum diketahui bagaimana keadaan di kampus saat ini."Wajah tampan Sergio seketika tertutup lapisan es dingin. Dia pun mencibir, "Yang bisa dilakukan Krisna mungkin hanya sebatas ini saja. Atur agar artik
Ada satu akun Twitter yang mengirimkan video wawancara tersebut.Dalam video tersebut, Krisna terlihat sedih saat berbicara. "Hazel memang sudah terlalu dimanjakan oleh kita. Sejak kecil, dia sudah merasa pintar dan sering mengambil sesuatu. Kami terlalu sibuk, jadi nggak sempat menjaganya. Ini semua salah kami!"Dania juga menambahkan, "Banyak yang bilang nggak mudah jadi ibu tiri. Aku juga nggak berani menghukumnya. Nggak disangka dia tumbuh jadi gadis yang nggak bisa diatur. Dulu, dia sering mengganggu adiknya di rumah. Aku nggak menyangka dia akan mencuri desain milik adiknya sendiri!"Saat berbicara, mata Dania memerah dan air matanya menetes.Sungguh pemandangan yang memilukan.Opini publik di internet hampir semuanya menyalahkan Hazel tanpa alasan."Sungguh keji! Aku nggak sangka gadis secantik itu ternyata seorang pencuri!""Dia nggak pantas disebut kembang kampus! Hatinya saja sudah busuk!""Apa gunanya punya wajah cantik? Mungkin dia cantik karena operasi.""Sampah masyarakat
Mata Hazel berbinar saat melihat mobil Sergio. Dia pun langsung berlari dan menghampiri Sergio.Sergio kebetulan keluar dari mobilnya dan merentangkan tangannya, membawa Hazel ke dalam pelukannya.Meskipun ada banyak pejalan kaki yang berlalu lalang, Sergio seakan tidak menganggap keberadaan mereka dan hanya memeluk Hazel dengan erat.Menyadari suasana hati Sergio yang sedang tidak baik, Hazel mendongak dan menatapnya lekat. "Om kenapa?""Hazel, kamu masih punya aku."Jadi, jangan merasa sedih karena Krisna.Hazel terkejut, tetapi bisa memahami maksud perkataan Sergio. Hatinya kembali menghangat karena tindakan suaminya ini.Dia menggenggam tangan Sergio dan menautkan jari-jarinya dengan jari Sergio, lalu berkata sambil tersenyum, "Om, aku nggak sedih, kok. Ada Om yang begitu menyayangiku, ada Ibu juga. Kalian lah keluargaku sesungguhnya."Hazel memang sudah tidak menaruh harapan apa pun lagi pada Krisna.Tanpa harapan yang tersimpan, tidak akan ada kekecewaan yang akan didapatkan.Ser
Ciuman itu berlangsung lama, begitu lama hingga Hazel merasa udara di dalam tubuhnya terkuras habis, membuatnya hampir tidak bisa bernapas.Dia mengulurkan tangan dan mendorong dada Sergio. Sergio yang mengerti pun melepaskannya dengan tergesa-gesa.Hanya saja, dia tidak langsung menjauh. Tangannya yang berada di pinggang ramping Hazel masih tidak bergerak.Dahinya bersandar pada dahi Hazel, ujung hidung keduanya bersentuhan dengan napas yang saling beradu."Hazel, ingat apa yang aku katakan sebelumnya? Jangan menatapku seperti itu saat aku mengemudi. Kalau nggak, aku nggak akan bisa menahan diri dan ingin ...."Sergio bergumam dengan suara rendah dan serak, menyalurkan kesan seksi yang tak terlukiskan.Pipi Hazel memerah, lalu mencubit pinggang Sergio. "Jangan bicara sembarangan!"Sergio menahan tawa, mengusap bagian atas rambut Hazel, lalu duduk kembali dan menyalakan mobil untuk melanjutkan perjalanan.Setelah "pelajaran" sebelumnya, Hazel tidak berani menatap Sergio. Dia hanya bisa
Sergio tidak menyangka Hazel akan menjawab seperti itu.Tiba-tiba dia tertawa pelan, sorot matanya yang gelap dan dalam dipenuhi kelembutan.Dia mengulurkan tangannya dan mengusap lembut rambut hitam Hazel, lalu menjawab sambil tersenyum, "Benarkah? Aku juga senang mendengarnya."Tidak ada yang tahu berapa lama Sergio menunggu kata-kata itu.Pada saat ini, Sergio merasa kalau semua yang telah dia lakukan tidak sia-sia.Untuk Hazel, dia rela memberikan semua yang dia miliki.Mendapat tatapan panas dari Sergio, Hazel merasa malu. Bulu matanya yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali, lalu dia langsung menunduk."Om, ayo makan. Nanti makanannya dingin."Melihat Hazel menghindar, Sergio juga tidak menggodanya lagi dan menarik kembali pandangannya darinya.Namun dari awal hingga akhir, sorot matanya tidak pernah lepas dari tubuh Hazel.Di luar ruang makan, Adam merasa senang saat melihat pemandangan harmonis di depannya.Sikap keduanya yang sedang jatuh cinta benar-benar ... sangat me
Makin heboh opini mereka, tingkat pencarian panas pun akan makin tinggi.Demi merusak reputasi Hazel, Krisna sampai mengeluarkan beberapa miliar untuk membayar buzzer.Dia harus membuat pengeluarannya ini tidak sia-sia.Jika tidak, akan sia-sia saja uang yang telah dia keluarkan untuk membeli pencarian panas.Hazel yang mendengar itu hanya bisa menghela napas dalam hati.Sergio memang layak menjadi presiden Perusahaan Hardwin, mampu berdiri teguh di dunia bisnis. Cara yang dia lakukan pun tidak sederhana.Sebelumnya, Hazel hanya pernah mendengar betapa kuatnya Sergio dari mulut orang lain. Namun hari ini, dia bisa melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.Hazel menatap Sergio, menatap sosok tegas pria itu. Alisnya pria itu membawa kesan dingin dan tegas, menyalurkan semacam perasaan gengsi yang luar biasa.Namun, Hazel tidak merasa takut sedikit pun. Sebaliknya, dia merasa kalau sosok Sergio begitu bersinar, membuat siapa pun tidak bisa mengalihkan pandangan mereka darinya.Melihat Haz
Sergio menjelaskan, "Bukan mengacaukan, tapi membuat Krisna mundur secara sukarela."Dalam sekejap, Hazel tiba-tiba mengerti. "Maksudmu, ini terkait rapat pemegang saham yang diadakan lusa?"Melihat ekspresi serius dan fokus Hazel, Sergio menyunggingkan senyum tipis.Dia mengulurkan tangan, mengusap lembut bagian atas rambut Hazel yang sedikit berantakan, lalu memujinya, "Wah, Hazel benar-benar pintar."Hazel agak malu dipuji seperti ini olehnya. Dia menggaruk kepalanya, lalu menjawab, "Kamu saja kasih jawaban sejelas itu. Kalau aku masih nggak bisa nebak, bukankah aku akan mengecewakanmu?"Sergio memang tidak mengatakannya, tetapi Hazel tahu lebih baik dari siapa pun kalau Sergio melakukan semua ini demi dirinya.Hazel dan Krisna memutuskan hubungan ayah dan anak, lalu kinerja JY Group menurun. Krisna tidak mampu memimpin perusahaan dan membawanya ke jalur yang benar, tetapi masih bersikeras untuk tetap mempertahankan posisinya sebagai presdir.Beberapa hari lagi akan diadakan rapat p
Orang-orang di luar sana mengatakan kalau Sergio berhati dingin dan tidak mudah didekati. Taktik dan cara yang dia lakukan ketika berbisnis begitu kejam dan telak.Namun di hadapan Hazel, Sergio selalu bersikap lembut dan manis.Kalau dipikir-pikir, sepertinya Sergio tidak pernah kehilangan kesabaran di depan Hazel. Sebaliknya, dia membimbing Hazel selangkah demi selangkah, mengeluarkannya dari rasa rendah diri dan kegugupan yang selama ini membelenggu Hazel.Sergio yang mendengar itu langsung menyentil pelan kening Hazel."Bodoh, di antara kita nggak perlu ada yang namanya terima kasih."Hazel mengangkat satu alisnya dan menjawab, "Bukannya aku mau menarik jarak denganmu, aku hanya sudah terbiasa."Sergio tersenyum tipis, lalu menjawab dengan penuh arti, "Kalau kamu memang ingin berterima kasih, kamu bisa melakukannya dengan cara lain."Hazel tertegun sejenak sebelum menyadari maksud dari perkataan Sergio.Pipinya memerah. Dia langsung mendorong Sergio menjauh, membungkus tubuhnya rap