Share

Bab 192

Penulis: Hijau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Pada akhirnya, Hazel tidak jadi pergi.

Itu karena Sergio terus menempel dan memeluknya, menolak untuk melepaskannya.

Ke mana pun Hazel pergi, Sergio terus mengikutinya, seolah takut Hazel akan pergi jika dia tidak mengikutinya.

Ini pertama kalinya Hazel melihat Sergio bersikap seperti ini. Menurutnya, itu hal baru dan sedikit lucu.

Begitu Hazel mengatakan akan menemani Liana, Sergio akan mengerucutkan bibirnya tanpa ragu.

Bahkan Hazel sempat membuka mulutnya beberapa kali, tetapi bibirnya tertutup rapat sebelum dia bisa berbicara.

Setelah mendapatkan hukuman beberapa kali, bibir Hazel bengkak karena ciuman dan dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun lagi.

Sergio mengerutkan bibir puas, mengambil pengering rambut di tangan Hazel dan berinisiatif mengeringkan rambutnya.

Hazel agak malu dan ingin mengambil kembali pengering rambut itu. "Om, aku bisa melakukannya sendiri."

Sergio langsung mengelak dan bersikeras, "Aku saja. Mulai sekarang, aku yang akan mengeringkan rambutmu."

Rafael
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 193

    Saat dalam keadaan sehat, Liana mungkin tidak menyadarinya. Setelah jatuh sakit, dia menyadari betapa bahagianya memiliki kerabat muda yang selalu berada di sisinya.Dia menjadi makin yakin bahwa dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan menyetujui pemutusan pertunangan Justin dan Hazel, lalu membiarkan Hazel menikah dengan Sergio.Setelah Hazel menetap di kediaman lama, setiap hari Sergio pulang kerja tepat waktu.Hal ini belum pernah terjadi sejak Sergio pindah dari kediaman lama.Semua orang di kediaman lama tahu kalau Sergio pindah karena sifat licik Irma.Irma adalah orang yang tamak. Saat Sergio diculik dan terluka parah, dia bahkan punya pemikiran untuk menguasai Perusahaan Hardwin.Belakangan, Perusahaan Hardwin diambil alih oleh Sergio. Dia merasa tidak terima dan terus melakukan banyak hal buruk.Dia terus menggerutu dan mengeluh di depan Liana, menuduh Sergio terlalu kejam dan merusak nama baik Keluarga Hardwin.Katanya, dia melakukan ini demi kebaikan Perusahaan Hardw

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 194

    Setelah mendapat izin dari Liana, Irma mengadakan pesta besar.Dia secara khusus memesan dua lantai Lumina Hotel untuk bisa mengundang banyak keluarga kaya dan selebriti dari semua lapisan masyarakat di Kota Palapa.Karena padatnya jadwal, Irma benar-benar tidak punya waktu untuk istirahat. Meski sangat lelah, senyuman selalu tersungging di wajahnya.Dia sudah menjadi menantu Keluarga Hardwin selama bertahun-tahun dan ini pertama kalinya dia mengadakan pesta ulang tahun yang begitu megah.Meski sebelumnya pernah mengadakan pesta, semuanya ditangani oleh pelayan.Hal ini memang tidak merepotkan, tetapi dia merasa tidak tenang. Dia merasa bahwa pelayan tidak menganggap penting pesta ulang tahunnya dan sengaja mengincarnya.Jika pelayan tahu apa yang dia pikirkan, dia pasti akan menyebut Irma bicara omong kosong.Orang-orang di Keluarga Hardwin sangat rendah hati kecuali Tuan Remon.Meski Liana berulang tahun, pesta hanya sekedar mengundang teman dekat ke rumah sebagai tamu, makan dan men

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 195

    Sergio tidak menganggapnya serius. Dia duduk di tepi tempat tidur dan meraih tangan putih dan ramping Hazel, meletakkannya di telapak tangannya, memainkannya pelan.Dia berkata dengan santai, "Yang harus dipelajari sudah kamu kuasai. Buang-buang waktu saja kalau harus masuk kelas."Hazel memandangnya dengan alis berkerut dan berkata, "Om, jika mantan dosenmu dengar apa yang kamu katakan, dia pasti bakal marah setengah mati."Namun, Hazel juga merasa sudah mempelajari semua mata kuliah profesional, jadi tidak perlu mempelajarinya lagi.Sergio mengangkat alisnya dan berkata, "Nggak mungkin. Dosenku nggak peduli denganku karena saat itu aku sudah mengambil alih perusahaan. Aku hanya muncul di upacara wisuda satu kali dalam seluruh semester."Bagi banyak orang, tujuan kuliah adalah mencari pekerjaan.Sergio sudah menjadi presdir dari perusahaan terkemuka, jadi dia mau datang kuliah atau tidak, semua itu tidak penting.Melihat sikapnya yang begitu percaya diri, Hazel langsung menggertakkan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 196

    Di hari pesta ulang tahun Irma, Sergio pulang kerja lebih awal, disusul Ervan dan penata rias.Begitu Ervan melihat Hazel, dia segera menyerahkan kotak di tangannya. "Nyonya, ini gaun malam yang dibuat khusus untuk Nyonya oleh desainer papan atas internasional."Hazel menatap Sergio dengan heran. "Kamu yang pesan ini untukku?"Sergio mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel. Dia tersenyum dan mengangguk. "Ya. Cobalah, cocok nggak."Hazel mengangguk dan naik ke atas sambil memegang kotak hadiah di tangannya.Gaun malam yang disiapkan Sergio berwarna hitam dan kainnya dihiasi payet emas halus. Desain di bagian dada cukup tertutup, tetapi bagian pinggang dirancang untuk menggambarkan lekuk tubuh dengan sangat baik.Ada celah dalam desain gaun, membuat kaki Hazel yang cantik dan ramping terlihat menonjol saat berjalan, menarik imajinasi mereka yang melihatnya.Hazel tidak menyangka Sergio akan memilih gaun seperti itu.Hazel biasanya tidak tampil mencolok dan hanya memakai pakaian kasu

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 197

    Saat pertama kali melihat gaun ini, dia menduga gaun itu cocok untuk Hazel.Namun, dia tidak menyangka Hazel akan terlihat begitu memukau saat memakainya.Saat Hazel makin dekat, mata Sergio tertuju pada kakinya yang ramping dan lurus. Seketika, pandangannya berubah muram.Melihat Sergio menatapnya dengan tatapan tajam, pipi Hazel langsung memerah.Dia berdiri di depan Sergio dan memanggilnya, "Om, bagus nggak?"Sergio meraih pergelangan tangan putih Hazel, mengambil satu langkah ke depan dan melingkarkan lengannya di pinggang ramping Hazel. Dia mengiakan dengan suara rendah.Cantik.Bahkan lebih cantik dari yang dia bayangkan.Melihat Hazel mengenakan pakaian pilihannya sendiri, Sergio merasakan kepuasan yang tak terlukiskan.Dia seakan tengah kembali ke masa kecilnya. Saat Hazel lahir, hampir semua pakaian Hazel dipilih olehnya.Namun, sepertinya ada sesuatu yang berbeda.Saat itu, dia sedang mengurus adik perempuannya. Sekarang, dia mengurus istrinya, yang merupakan dua pengalaman y

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 198

    Hazel kembali bercermin dan mendapati semua lipstik yang sudah dioleskan di bibirnya habis dilumat oleh Sergio.Dia menatap Sergio dengan tajam, mengeluarkan lipstik dan memakainya lagi.Sergio tiba-tiba memegang tangannya dan mengembalikan lipstik itu. "Jangan pakai lagi, bagus begini.""Bagaimana bisa? Pakaian ini cukup seksi. Kalau nggak pakai lipstik, nanti riasanku kelihatan kusam."Sergio tidak mengerti riasan, baginya tidak ada bedanya apakah Hazel memakai lipstik atau tidak.Dia berpikir begitu, jadi dia berkata begitu. Namun, dia malah mendapatkan tatapan sinis dari istrinya."Laki-laki sepertimu pasti nggak tahu."Sergio menyentuh ujung hidungnya dengan genit dan tetap bersikeras, "Kasih kamu pakai gaun ini saja sudah jadi batasan terbesarku. Kamu nggak boleh pakai lipstik."Hazel menghentikan tangannya sebentar dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Kenapa aku nggak boleh pakai lipstik?"Sergio menjawab, "Pakai saja kalau kamu mau malam ini kita nggak jadi keluar."Sergio tak

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 199

    Hazel awalnya hanya ingin Sergio tenang, tetapi dia tidak menyangka kalau Sergio akan benar-benar mengalah dan meminta maaf kepadanya.Dia tiba-tiba merasa bersalah, mengedipkan bulu matanya yang panjang dengan ringan, lalu berkata, "Perhatikan lagi untuk lain kali."Setelah mengatakan itu, dia melepaskan diri dari pelukan Sergio dengan lincah, lalu berjalan menuju pintu.Sergio tidak menyadarinya senyuman tipis di bibir Hazel. Sepertinya suasana hatinya sedang baik.Sergio menggelengkan kepalanya tak berdaya, mengangkat kakinya dan berjalan mengikuti.Ervan sedang duduk di dalam mobil. Ketika melihat Hazel sudah berganti pakaian dan berjalan keluar vila, kilatan kejutan tiba-tiba muncul di matanya.Gaun ini dirancang oleh desainer internasional paling terkenal. Dialah yang secara pribadi menghubungi desainer tersebut.Jadi, dia melihat gambar desain dan produk jadinya lebih awal dari Sergio.Saat itu, dia menganggap gaun itu indah. Sekarang dia makin meyakini penilaiannya itu.Hazel m

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 200

    Setelah menebak apa yang dipikirkan Hazel, Sergio tidak bisa menahan tawa. Dia mencondongkan tubuh dan berkata dengan lembut, "Ya, kita itu suami istri, jadi hati kita saling terhubung. Sekali lihat saja aku bisa menebak apa yang kamu pikirkan."Hazel tidak mempercayai kebohongannya. "Terus kenapa aku nggak bisa menebak apa yang kamu pikirkan?"Sergio meraih tangan Hazel yang ramping dan meletakkannya di jantungnya. Lalu, dia menjawab pelan, "Mungkin karena ini perlu dirasakan dengan hati? Hazel, kalau ingin menebak pikiranku, kamu harus merasakannya dengan hati yang tulus."Melihat Sergio yang mengejeknya dengan raut serius, Hazel merasa tak berdaya sekaligus geli.Siapa yang akan menyangka sosok presdir yang keren, mendominasi dan dingin ini akan bersikap seperti ini?Jika para pengagum Sergio melihatnya, bukankah rahang mereka akan ternganga?Melihat Hazel akhirnya tersenyum, sorot mata Sergio terlihat melembut."Apa sekarang sudah bisa bilang, apa yang kamu khawatirkan?"Hazel meng

Bab terbaru

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 444

    Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 443

    Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 442

    Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 441

    Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 440

    Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 439

    Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 438

    Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 437

    Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 436

    Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya

DMCA.com Protection Status