Keduanya berbincang lama di telepon, mulai dari masalah pekerjaan hingga ke mana harus pergi berbelanja nanti, juga di mana ada restoran baru di suatu tempat yang ingin mereka datangi untuk makan bersama.Mereka berdua membicarakan semuanya.Hazel benar-benar mengabaikan Sergio, yang merupakan suami sahnya.Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit, wajah Sergio menjadi makin muram. Suasana di kantor juga menjadi makin mencekam.Perasaan menjadi tertekan, seolah badai akan datang.Namun, pelaku utama yang menbabkan semua ini tidak menyadarinya. Dia masih dengan senang hati berbagi hal-hal menarik yang ditemuinya di perusahaan kepada sahabatnya.Baru setelah terdengar suara batuk-batuk kecil, yang menyiratkan rasa kesal yang begitu kuat, Hazel pun akhirnya mau memalingkan wajahnya untuk sementara waktu dan menatap Sergio dengan ragu.Sergio merasa kesal selama beberapa saat dan benar-benar ingin menegur si kecil yang tidak punya perasaan ini.Namun, ketika menatap mata almon Hazel
Setelah berkata seperti itu, Hazel meraih tangan Sergio dan meninggalkan perusahaan.Intan berdiri di sana. Dia menatap kosong pada sosok Hazel untuk waktu yang lama. Tatapan matanya terlihat rumit.Namun, emosi tersebut datang dan pergi secepat kilat. Dalam sekejap, Intan sudah kembali terlihat biasa....Setelah selesai pertemuan pada sore berikutnya, Hazel membawa Intan ke Hotel Santoria untuk bertemu klien.Sejak masa jabatannya, ini pertama kalinya Hazel keluar menemui klien.Klien yang hendak mereka temui adalah para pemasok yang sudah bekerja sama dengan JY Group selama lebih dari sepuluh tahun. Mereka sudah memasok kain untuk JY Group selama bertahun-tahun.Sebelumnya, Krisna sudah membuat JY Group berantakan. Para pemasok sudah lama mengeluh dan satu per satu dari mereka ingin membatalkan kontrak.Namun, baru-baru ini, entah dari mana para pemasok itu mendengar kabar, tiba-tiba saja mereka mulai kembali menghubungi JY Group dan ingin memperbarui kontrak.Alasan kenapa Hazel be
Hazel memasuki ruangan. Dia mencari tempat duduk dan duduk di depan bos-bos tersebut. Kemudian, Hazel menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri.Bos-bos itu saling berpandangan dan tidak tahu apa maksudnya."Semuanya silakan duduk. Secara logika, aku ini yang lebih muda. Nggak ada alasan bagi kalian untuk berdiri, sementara aku sedang duduk."Hazel tersenyum tipis. Jari-jarinya yang putih dan ramping itu memegang gelas anggur, lalu menggoyang-goyangkannya dengan lembut. Gerakannya begitu santai dan elegan, hingga tidak bisa membuat orang mengalihkan pandangan mereka.Tatapan mata para pria di ruangan itu tiba-tiba menunjukkan nafsu yang serakah.Pak Sergio pasti merasa senang. Wanita dengan kecantikan yang luar biasa ini jarang sekali ada.Hanya saja, tidak diketahui seberapa hebat dia di atas ranjang ....Semua orang mulai menyusun rencananya sendiri-sendiri di dalam hati.Mereka sudah mencari informasi terlebih dahulu sebelum datang. Ternyata, JY Group belum menentukan pemasok
Hazel mencibir, "Siapa yang mau menghasilkan uang bersama kalian? Apa kalian nggak mendengar berita tadi? Barusan pagi tadi, JY Group sudah menandatangani kontrak dengan pemasok baru."Beberapa dari mereka tercengang dan langsung menyadari jika mereka sebenarnya sudah ditipu."Apa maksudmu, Hazel? Kalau kamu nggak berniat menandatangani kontrak, kenapa kamu bersedia untuk datang dan makan malam bersama kami?"Semua ini benar-benar tidak adil bagi Hazel. Dia tidak pernah bermaksud untuk mempermainkan orang.Alasan kenapa Hazel bersedia untuk datang untuk memenuhi undangan mereka adalah karena mereka sudah bekerja sama dengan JY Group selama lebih dari sepuluh tahun. Hazel ingin menghormati mereka karena sama-sama berada di industri yang sama.Namun, tanpa diduga, begitu sampai di tempat ini, Hazel malah mendengar mereka bicara kasar mengenai dirinya di belakang.Hazel mengerucutkan bibirnya. Dia kembali mengambil segelas anggur dan menggoyang-goyangkannya dengan pelan."Sebenarnya, aku
Pada titik ini, tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut terbuka dari luar.Sergio bergegas masuk dengan wajah tegang. Dia berjalan menghampiri Hazel dan bertanya dengan cemas, "Bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka? Apa ada yang mengganggumu?"Rafael dan Vexal mengikuti di belakang. Mereka juga masuk dengan wajah cemas.Mereka langsung tercengang saat melihat dengan jelas apa yang terjadi di ruangan tersebut.Sekelompok pria meringkuk di sudut. Mereka berpelukan satu sama lain sambil gemetar ketakutan.Salah seorang pria mengenakan celana basah dan memegangi lengannya dengan ekspresi kesakitan di wajahnya. Jelas dia sudah mendapat pelajaran.Hazel bertubuh mungil dan terlihat begitu ringkih. Wajahnya yang cantik dan lembut penuh dengan kepolosan. Namun, dia malah memegang pecahan gelas anggur di tangannya.Tidak sulit untuk membayangkan apa yang baru saja terjadi di tempat ini.Rafael dan Vexal saling berpandangan dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat alis mereka. Ternyata,
Perusahaan Hardwin juga berkecimpung di industri pakaian. Jadi, Ervan juga sudah pernah bertemu dengan mereka.Namun, dengan ukuran perusahaan mereka, mereka tidak memenuhi syarat untuk bekerja sama dengan Perusahaan Hardwin.Ekspresi wajah beberapa bos itu tiba-tiba berubah. Mereka dengan cepat-cepat memohon belas kasihan, "Pak Sergio, kami sudah menyadari kalau kami salah. Tolong maafkan kami kali ini. Jangan bunuh kami semua!""Lantaran kalian tahu kalau Hazel adalah istriku, seharusnya kalian tahu kalau aku bukanlah orang yang bisa dianggap enteng."Sergio mengibaskan Pak Tanu dengan mata dingin dan menarik Hazel pergi tanpa menoleh ke belakang. Dia meninggalkan sekelompok orang yang memohon dengan getir itu di belakangnya.Sergio membawa Hazel ke ruangan lainnya.Sergio memegang tangan Hazel dan duduk. Dia meminta handuk panas kepada pelayan dan menyeka tangan Hazel dengan hati-hati.Hazel kemudian duduk dengan patuh. Matanya menatap alis Sergio yang indah itu tanpa berkedip."Pam
Setelah Vexal dan Rafael pergi, hanya Hazel dan Sergio yang tersisa di dalam ruangan tersebut.Hazel dengan hati-hati mengulurkan tangannya, mengaitkan jarinya yang putih dan ramping itu ke jari kelingking Sergio, lalu menggoyangkannya sebanyak beberapa kali dengan lembut."Paman, jangan marah. Marah-marah nggak baik untuk kesehatan.""Kamu sendiri juga tahu kalau kamu sudah membuatku marah?" Sergio meliriknya sekilas dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mendengus dingin saat dia bertanya, "Apa lain kali kamu berani mengulanginya lagi?"Hazel buru-buru menunjukkan senyum penuh sanjungan dan menggelengkan kepalanya dengan patuh. "Aku nggak berani lagi!"Urusan selanjutnya urusan nanti. Yang paling penting sekarang adalah menenangkan paman.Bagaimanapun, paman tidak akan selalu berada di sisinya setiap kali Hazel mengalami kecelakaan. Itu sebabnya, Hazel harus selalu belajar untuk menangani semuanya sendiri. Jika tidak, dia tidak akan pernah menjadi dewasa.Namun, Hazel hanya berani m
Rasa sakit di hati Sergio langsung terobati usai mendengar kata-kata ini.Istrinya langsung teringat dengannya begitu dia diintimidasi.Hazel mengatakan kalau dia merindukannya.Senyum tipis langsung muncul di wajah tampan Sergio yang semula begitu dingin dan serius.Sudut mulutnya juga terangkat naik membentuk senyuman.Senyum di wajahnya benar-benar tidak bisa dikendalikan lagi.Hazel berinisiatif untuk merangkul Sergio, menekan kepalanya ke lengan pria itu dengan penuh kekuatan. Lalu, dia berkata sambil tersenyum, "Ya, posisi Om di hatiku sangat penting."Lengkungan mulut Sergio terkembang makin dalam. Dia mulai mengambilkan makanan untuk Hazel. "Makan yang banyak, setelah itu kita pulang.""Ya."Hazel dengan senang hati menerima makanan yang diambilkan Sergio untuknya. Dia juga beberapa kali menyuapi Sergio makanan kesukaannya.Keduanya menikmati makan kali ini dengan penuh kepuasan.Usai sampai di rumah, Hazel langsung melepas sepatu hak tingginya dan dengan santai melemparkan lua