Home / Pernikahan / Hati Wanita yang Tersakiti / Part 73; Ancaman Nyata

Share

Part 73; Ancaman Nyata

Author: Thearraaa
last update Last Updated: 2024-10-14 23:24:00

Tiga hari telah berlalu dan Levana belum juga terbiasa saat bangun dan hendak tidur melihat Rave yang berada di sampingnya. Hubungan antara dirinya, Rave dan kedua orang tuanya juga tampak baik dan harmonis.

Sering kali saat sedang terlibat percakapan seru antara Rave dan kedua orang tuanya, Levana berdoa untuk tidak terbawa suasana. Akan sangat membahayakan perasaan serta keadaannya jika dirinya merasa nyaman dengan keberadaan Rave saat ini.

“Kau benar-benar tidak ingin ikut dengan kedua orang tuamu? Aku bisa menemanimu nantinya jika kau merasa lelah dengan kegiatan di sana,” tawar Rave saat mereka berdua tengah mengantar orang tuanya pergi.

Ayah Levana mendadak ada wawancara bersama dengan ahli botani di Minggu pagi. Karena sang ibu menyukai segala jenis tanaman, ibunya menawarkan diri untuk menemani sang ayah.

Kedua orang tuanya sudah menawarkan untuk mengajak Levana ikut serta, tetapi dirinya dengan cepat menolak. Itu sebabnya Rave menawarkan diri untuk menemaninya walau tetap saj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 74; Denyut Penolakan

    Baik Levana maupun Rave kini duduk berdua saja di ruang keluarga dengan kotak hadiah berwarna merah muda di hadapan keduanya. Tidak ada yang membuka obrolan karena keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.Levana memperhatikan raut wajah Rave yang terlihat begitu khawatir, marah, hingga kesal jadi satu. Dirinya paham dengan apa yang sang suami rasakan karena begitu terkejut menyaksikan sendiri hadiah yang dikirimkan pengancam.“Sejak kapan sebenarnya dia mengancammu?” tanya Rave yang membuka suara, tetapi matanya masih fokus pada barang pemberian si pengancam.Bukannya menjawab pertanyaan sang suami, Levana lebih memilih memasukkan boneka bayi yang bagian tubuhnya sengaja diberi pewarna merah menyerupai darah. Segera disimpannya kembali barang kiriman pengancam ke dalam kotak dan meminta Damian untuk segera membuangnya.Embusan napas Levana terdengar begitu kuat saat duduk kembali berhadapan dengan sang suami. Diletakkan ponsel miliknya di atas meja dan mendorongnya ke arah

    Last Updated : 2024-10-15
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 75; Mimpi Buruk

    Otak dan pikiran Levana sangat bertolak belakang menanggapi reaksi dari ucapan Rave barusan. Hatinya merasa begitu sakit saat mendengar ucapan suaminya itu, sedangkan pikirannya menyuruh dirinya untuk bersikap biasa saja.Yang bisa dilakukan oleh Levana adalah mengikuti apa yang ada di pikirannya. Ia hanya tersenyum getir merespon ucapan sang suami dan menganggukkan kepalanya pelan, pada akhirnya ia bangkit berdiri dan hendak meninggalkan Rave seorang diri di ruang keluarganya.“Levana,” panggil Rave yang berusaha mengikuti Levana dari belakang. “Kau yang memintaku untuk menjawab pertanyaanmu, tetapi kenapa kau justru pergi meninggalkanku begitu saja!”Levana tahu betul apa yang ada di pikiran sang suami. Ia tahu jika Rave merasa kesal dengan tindakannya, tetapi dirinya tidak bisa menahan rasa kesal dan sakit yang disebabkannya seorang diri.Langkah Levana terhenti dan memilih untuk membalikkan badannya menghadap ke arah sang suami. “Tindakan yang memang bagus, Rave. Yang jadi masalah

    Last Updated : 2024-10-16
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 76; Diskusi Pekerjaan

    “Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Levana yang menegur sang suami yang duduk diam di depan meja kerjanya.Menyadari teguran dari Levana, kepala Rave pun terangkat dan menatap ke arah sang istri yang berdiri tepat di depan meja kerja. Levana sendiri tidak memedulikan tatapan sang suami yang terlihat begitu terkejut. Dirinya sibuk dengan urusannya sendiri.“Ke mana kau akan pergi?” Bukannya menjawab pertanyaan sang istri, Rave justru berbalik tanya yang mana refleks membuat Levana mendesah pelan.“Bukannya aku sudah memberitahumu jika aku akan bertemu Kieran hari ini?” ujar Levana yang kini diam memperhatikan sang suami.“Ah, aku lupa,” sahut Rave yang langsung bangkit berdiri. “Tunggu sebentar, aku akan siap-siap dulu.”Tangan Levana dengan cepat mencegat lengan sang suami. “Mau ke mana?”“Tentu saja mengantarmu. Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya jika aku akan selalu ikut saat kalian bertemu,” jelas Rave yang mana mendapat gelengan kepala dari Levana.“Tak perlu, Damian bisa me

    Last Updated : 2024-10-17
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 77; Tantangan Baru

    “Kau baik-baik saja?” tanya Levana pada Rave saat Kieran tengah mengangkat telepon.Sejak tadi suaminya itu hanya diam dan memandanginya dengan tatapan malas. Dirinya tidak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Rave, itu sebabnya ia memutuskan untuk bertanya.Sayangnya, pertanyaan Levana barusan bukannya mendapat jawaban dari diamnya sang suami, tetapi justru mendapat embusan napas kasar dari suaminya itu. Levana yang melihat semakin kebingungan karena tidak tahu apa yang sebenarnya tengah dipikirkan sang suami.“Masih lama?” Suara Rave terdengar yang mana bukan menjawab pertanyaan Levana, justru berbalik tanya padanya.“Kau lelah? Kau bisa menunggu di dalam mobil, atau kau ingin diantarkan pulang oleh Damian?” tanya Levana sembari tangannya menyentuh lengan Rave. Dirinya terbiasa melakukan itu. “Jika kau ingin pulang, aku tidak ada masalah. Suruh saja Damian menjemputku kembali nantinya.”Embusan napas berat kembali terdengar keluar dari mulut Rave. “Aku hanya bertanya padamu, Levana,

    Last Updated : 2024-10-18
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 78; Perasaan Tertekan

    Sikap yang ditunjukkan Rave pada Levana beberapa jam yang lalu masih teringat jelas di pikirannya. Levana tidak mampu menyembunyikan perasaan sedihnya begitu menyaksikan sikap Rave yang terlihat begitu menyayangi anak di kandungan Levana.Tangisan Levana bukan tanpa alasan, dan bukan juga karena dirinya ingin mengacaukan momen kebersamaan mereka. Bukan begitu, karena Levana mendadak terpikirkan jika dirinya suatu hari nanti akan kehilangan kebahagiaan yang baru saja bisa dirasakannya.“Sebenarnya apa yang tengah kau pikirkan?”Jika tadi pagi Levana yang menanyakan itu kepada Rave, yang barusan terjadi adalah Rave yang menanyakan pertanyaan tersebut pada dirinya.Levana yang semula hanya diam memandangi wajah Rave yang terpejam pun kini mengembuskan napas beratnya. Ia pikir suaminya itu masih terlelap, tetapi ternyata Rave menyadari jika dirinya sejak tadi terus memandangi wajah sang suami.Tubuh Levana seketika ditarik semakin merapat ke dalam pelukan Rave. Kini wajah mereka berdua sa

    Last Updated : 2024-10-19
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 79; Tuduhan Terbantah

    “Levana!”Tubuh Rave langsung bereaksi begitu dirinya melihat Levana yang mendadak goyah ketika bangkit dari duduknya. Tangan Levana tak sengaja menyenggol cangkir teh yang kini pecah berantakan di lantai. Beruntung Rave berhasil menangkap tubuh Levana dalam pelukannya hingga tidak membuat Levana jatuh terkena pecahan kaca.“Oh, Nyonya, apa yang terjadi?” tanya Eva yang tiba-tiba datang bersama dengan Damian di belakangnya.“Aku tidak apa-apa. Maaf telah membangunkan kalian berdua, Eva, Damian,” ujar Levana yang suaranya terdengar begitu lemah.“Tolong segera dibersihkan dan jangan sampai meninggalkan serpihan kacanya,” perintah Rave, baik pada Eva maupun pada Damian.“Tak perlu, aku bisa jalan sendiri,” tolak Levana begitu Rave hendak menggendongnya.Akan tetapi, ucapan Levana tidak didengarkan oleh Rave yang mana tetap memilih untuk menggendong Levana dan membawanya kembali ke kamar.“Kau merasa pusing?” tanya Rave begitu selesai membaringkan tubuh Levana di atas ranjang. Tangannya

    Last Updated : 2024-10-20
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 80; Waktu Berharga

    Semenjak pertengkaran saat sarapan tadi pagi, Levana hanya memilih diam. Begitu juga dengan Rave yang mana seolah tidak menganggap keberadaan Levana.Dirinya bahkan sempat terkejut jika Rave kembali pulang ke rumahnya setelah mereka bertengkar tadi pagi. Namun, melihat kedatangan Rave dirinya kembali merasa jika ia tengah dimanfaatkan oleh suaminya itu.Sudah hampir satu jam Levana duduk di meja kerjanya. Sewaktu Rave masuk ke dalam kamarnya, suaminya itu sempat melirik ke arah Levana yang tengah fokus membaca diagnosis pasiennya. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Levana pura-pura sibuk karena terpikirkan hal lain.Ponsel yang ia pegang berulang kali diketukkannya di meja, sedangkan mata Levana terus melirik ke arah Rave yang tengah sibuk dengan tablet miliknya sembari bersandar di atas ranjang. Tiba-tiba ia merasa dehaman Rave terdengar dan matanya tiba-tiba menangkap tatapan mata Levana.“Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?” tegur Rave yang membuat Levana terlonjak kaget dan

    Last Updated : 2024-10-21
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 81; Dekapan Hangat

    Levana tidak tahu apa yang terjadi pada sang suami hari ini. Yang pasti, setelah keduanya pulang sehabis kontrol ke dokter kandungan, Rave terlihat begitu bahagia dan tak hentinya menggenggam erat tangan Levana. Saat mereka tiba di rumah, Levana langsung membersihkan dirinya dan Rave sibuk menelepon. Entah siapa yang tengah dihubungi oleh suaminya itu, tetapi dari ekspresinya yang terlihat begitu bahagia, sepertinya ada kabar baik yang tengah diterimanya. “Oh, kau sudah selesai?” sapa Rave begitu melihat Levana yang keluar dari kamar mandi. “Ya,” balas Levana singkat. “Kau ingin makan malam di rumah? Kalau ya, biar aku minta Eva memasakkan sesuatu untuk kita nanti malam.” Ucapan Levana barusan langsung ditolak oleh Rave dengan menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu. Kita akan makan malam bersama di luar. Kedua orang tuaku dan kedua orang tuamu juga akan ikut,” ujar Rave tiba-tiba yang berhasil membuat Levana begitu terkejut mendengarnya. “Ada apa? Kenapa tiba-tiba sekali?” tanya L

    Last Updated : 2024-10-23

Latest chapter

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 132; Terseret Gosip

    Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 131; Kabar Mengejutkan

    Tiga hari setelah Freeya datang menemuinya, Levana merasakan kebahagiaan tersendiri. Dirinya seolah terlahir kembali dan semuanya berjalan dengan begitu lancarnya.Pagi ini dirinya hendak berangkat ke kampus, kebetulan ia memiliki jadwal untuk mendampingi para mahasiswa baru dalam meneliti hewan peliharaan. Namun, berita terhangat yang muncul di televisi membuat dirinya tidak bisa meninggalkan rumahnya barang sedikit pun, mengingat para wartawan kini memblokir jalanan menuju ke rumahnya.“Apa yang terjadi?”Tubuh Levana terasa begitu lemas ketika nama dirinya kembali terseret dalam berita terhangat pagi ini. Kedua orang tuanya langsung berusaha menenangkannya mengingat dirinya tengah hamil kembali.“Untuk beberapa hari ke depan, kau tidak boleh keluar dari rumah dahulu, Levana. Akan sangat berbahaya jika kau pergi keluar,” ujar sang ayah yang kini meminta ibunya mengantarkan Levana kembali ke kamar.“Dengar, Levana. Semua berita yang kau dengar pagi ini tidak ada hubungannya denganmu.

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 130; Melepas Rindu

    Sebuah pelukan hangat langsung didapatkan oleh Levana begitu dirinya bertemu kembali dengan Freeya. Bukannya sengaja menghindarinya, Levana memang tidak memiliki alasan untuk bertemu dan bicara dengan sang sahabat.“Tidakkah kau merindukanku?” sapa Freeya sembari memegang erat kedua tangan Levana.“Tentu saja aku merindukanmu! Asal kau tahu Freeya, aku sangat merindukanmu,” sahut Levana yang membuat Freeya membuang muka.“Jika kau merindukanku, seharusnya kau menghubungiku, Levana. Setelah aku memberi informasi yang seharusnya tidak kau ketahui, kau langsung menghilang begitu saja tanpa kabar,” ujar Freeya yang berhasil membuat Levana merasa bersalah.“Tunggu sebentar.”Levana pun beralih kecil ke arah parkiran di mana Marcel tengah menunggunya. Ia memberikan pesan kepada Marcel untuk pulang sendiri, tetapi ditolak oleh sang sopir.“Pergilah, Nyonya, tetapi jangan menyruhku untuk pulang. Aku bisa mengikutimu dari belakang, jadi nantinya kau tak perlu meminta temanmu mengantarkan pulan

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 129; Keseharian Hidup

    “Kau baik-baik saja, Ms. Sullivan?” tanya salah seorang mahasiswa yang sedang meneliti, menyadarkan Levana dari lamunannya.“Oh, ya, aku baik-baik saja. Jika kalian membutuhkan bantuanku, bisa panggil aku di dalam ruang kerjaku,” ujar Levana yang kini masuk ke dalam ruang pribadinya.Ia menyandarkan punggungnya di punggung kursi, sedangkan matanya fokus membaca berita yang tengah beredar. Saat ini namanya menjadi topik pencarian paling atas, membuat para dosen dan mahasiswa di kampus bertanya-tanya akan apa yang menimpa dirinya.[Selama setahun pernikahannya, Levana Sullivan mendapat ancaman dari kekasih gelap Lilian Flynn tanpa sepengetahuan Rave Maverick sama sekali.] Tawa pahit terlihat jelas di wajah Levana saat membaca berita yang lewat. Ia hanya menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu.“Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan? Membawa serta namaku dan bersikap seolah tidak tahu jika Toby Duggan mengancamku selama ini?”Levana meringi

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 128; Rahasia Baru

    Seminggu telah berlalu dan Levana tidak pernah merasa tenang saat malam datang. Dirinya selalu merasa gelisah entah apa yang membuat malamnya selalu tidak nyaman.Hubungan Levana dan sang ayah perlahan juga mulai membaik ketika dirinya memaksa untuk bicara empat mata dengan sang ayah. Dirinya baru menyadari jika ayahnya itu juga menyimpan rahasia besar seorang diri.“Maafkan ayahmu ini, Levana. Aku tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan Flynn Group juga berdampak besar untuk hidup kita,” ujar sang ayah saat Levana memaksa untuk bicara.“Kumohon jelaskan semuanya dengan perlahan karena aku tidak paham apa maksud ucapanmu itu, Dad.” Levana memprotes ayahnya sendiri.Terdengar embusan napas kasar keluar dari mulut sang ayah. Matanya terpejam sejenak dan saat terbuka, sang ayah menatapnya dengan tatapan sedih dan merasa bersalah.“Sebagai mantan reporter, aku memiliki banyak kenalan yang menjual berita para orang kaya, Levana. Aku bekerja sama dengan seorang paparazzi yang mana tidak

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 127; Puncak pengkhianatan

    “Oh, Levana! Mum tidak tahu jika kau sudah pulang,” sahut sang ibu yang kini melangkah mendekat ke arahnya.“Aku tidak ada hubungannya dengan mereka, Dad. Sungguh!” ucap Levana yang mengabaikan sang ibu dan mendekati ayahnya sendiri.Sang ayah terlihat frustasi sendiri saat ini dan memilih untuk duduk membelakangi Levana. “Ya, aku tahu itu. Aku tahu jika kau tidak ada hubungannya dengan masalah ini, Levana. Aku hanya marah, marah pada semuanya yang selalu mengaitkanmu dan marah pada diriku sendiri.”Sejujurnya Levana tidak tahu apa yang tengah ayahnya bicarakan, tetapi jika ia mengaitkan dengan berita yang beredar, dirinya bisa paham dan mengerti apa yang membuat sang ayah terlihat begitu marah.Ibu Levana pun melangkah mendekati sang suami dan memeluknya erat dari belakang. “Sama seperti sebelumnya, kita juga bisa melewati ini semua bersama-sama.”Yang bisa Levana lakukan hanya diam saja di tempatnya berdiri. Rasa lelah yang semula menghampirinya kini seakan lenyap begitu saja.“Tuan

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 126; Pemutusan Sepihak

    Merasa bodoh dan kesal pada dirinya sendiri, Levana memilih bangkit dan berendam di dalam bath tub. Ia mencoba menghilangkan pikirannya tentang Rave dengan sebegitu kerasnya.“Bodoh. Lagi pula bisa-bisanya kau memikirkan pria yang tidak mungkin memikirkanmu?” keluh Levana yang kini memejamkan matanya.Dirinya berjanji akan memulai hidupnya yang baru dan melupakan semua masalah yang pernah menghampirinya. Ia akan hidup kembali menjadi Levana Sullivan, toh dari awal namanya tidak pernah berubah karena negara tidak pernah memberi restu pada pernikahannya.Keesokan harinya, Levana sudah mulai bekerja di laboratorium salah satu universitas di daerahnya. Saat itu proses belajar mengajar sudah selesai, tetapi para mahasiswa yang melakukan penelitian tetap meneliti di dalam lab, dan sudah menjadi tugas Levana untuk membantu mereka.“Ms. Sullivan, aku dengar Anda pernah bekerja di konservasi hewan milik Newall Group. Apa benar begitu?” tanya seorang mahasiswa yang sedang meneliti di dalam lab.

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 125; Kehidupan Baru

    Terakhir kali saat Levana bertemu dengan ayah mertuanya—Francis Maverick, dirinya sudah menekankan jika ia tidak ingin diganggu oleh Rave. Levana juga meminta jika Francis membantunya agar Rave mau menceraikan dirinya.Sebenarnya pernikahan Levana dan Rave tidak terikat hukum apa pun, pernikahan keduanya dianggap tidak sah di mata hukum karena memang peraturan negara yang tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu pasangan di saat yang bersamaan. Perceraian yang diinginkan Levana tidak lain hanya agar Rave melepaskan dirinya. Terkait masalah urusan di media, ia tidak peduli.“Anda bisa langsung bekerja mulai besok, Nona,” ujar seorang wanita yang kini mengantar Levana berkeliling.Pandangan Levana mulai memandangi area sekitar laboratorium yang mana tampak asri dan nyaman. Dirinya berharap dengan pekerjaan barunya ini, ia bisa memulai hidupnya kembali dan melupakan semua masa lalunya yang buruk.“Ngomong-ngomong, Nona, kenapa Anda berhenti bekerja dengan Newall Group? Bagi para lulu

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 124; Akhir Kebersamaan

    Tidak ada pembicaraan di antara Levana dan Rave hingga keesokan paginya. Levana hanya meminta Rave memeluknya erat di pagi hari sebelum mereka terbang ke London.Begitu tiba di bandar udara Kota London, Levana dan Rave bagaikan orang yang tidak saling mengenal. Levana sudah meminta jika dirinya akan pulang sendiri dijemput oleh sopir pribadi ayahnya.Tidak ada kecurigaan apa pun di pikiran Rave tentang Levana, pria itu justru sibuk sendiri karena begitu melihat berita, dirinya pertama kali menemukan gosip tentangnya dan juga Levana. Berita lain yang membuatnya terkejut adalah kabar tentang Toby Duggan yang sudah dilaporkan dengan berbagai tindak pidana, salah satunya kasus suap yang dilakukan agar dirinya bisa menjadi model internasional.“Terima kasih untuk waktunya, aku harap kau sehat selalu,” bisik Levana sebelum kedua berpisah.“Aku akan menghubungimu nanti,” pesan Rave yang langsung masuk ke mobil lain bersama dengan Max.“Kita pulang sekarang, Nyonya?” tegur sopir pribadi kelua

DMCA.com Protection Status