Sudut pandang Valerie:Aku langsung melirik Marcel dan Marcel memandang Liana seraya mengernyit. Liana membenci Marcel! Kenapa Liana ada di sini saat aku masih terjebak dengan Marcel?Jantungku berdegup kencang. Aku berbalik dengan perlahan.Aurel menghampiriku, lalu memeriksa keadaanku dan berujar, "Val, apa kamu baik-baik saja? Maaf, aku ada masalah. Kenapa rambutmu bau? Astaga, kamu terluka!"Aku terkekeh saat melihat Aurel yang panik. Aku tiba-tiba merasa seperti kembali ke masa lalu. Ketika Gerry menindasku, Aurel akan memperhatikanku dan Liana ....Aku melirik Liana dan dia menatapku dengan dingin. Liana juga menatapku seperti itu saat meninggalkan acara pernikahanku dengan Marcel. Aku segera menunduk dan tidak berani melihat Liana lagi.Aura Liana sangat mengintimidasi. Kakaknya yang merupakan polisi mengajarkannya banyak hal dan dia sangat berwibawa."Liana sayang, kenapa kamu datang ke sini?" seru Gerry. Suaranya mencairkan suasana yang tegang.Liana berdecak, lalu melirik Ger
Sudut pandang Marcel:Valerie pergi bersama temannya. Aku tidak pernah melihat Valerie segembira ini. Valerie tidak pernah tertawa padaku, dia hanya tersenyum padaku.Terakhir kali Valerie tersenyum padaku beberapa bulan yang lalu. Hanya saja, ekspresinya terlihat lebih santai saat bersama teman-temannya. Senyum Valerie padaku tampak kaku, seperti takut terluka. Dia juga selalu berusaha menyanjungku.Aku tahu jelas Valerie tidak bahagia hidup bersamaku. Aku pikir aku tidak mencintai Valerie. Itulah sebabnya aku tidak peduli jika aku menyakitinya. Dia memaksaku dan aku memanfaatkan hal itu untuk membenarkan semua perbuatanku.Bagiku, tiga hari ini sangat sulit dijalani. Aku terus memikirkan Valerie yang menyalahkanku karena menyiksanya. Aku merasa mual setiap teringat kata "bank darah".Aku terus mencari alasan untuk membenarkan perbuatanku. Mungkin Valerie pantas merasakan akibatnya, mungkin dia yang mencari masalah sendiri, mungkin semuanya bisa berubah. Namun, tidak ada alasan yang b
Sudut pandang Marcel:Aku merebut ponsel Gerry dan berujar, "Gerry, aku pikir kamu ingin Val pergi. Alisa ingin Val meninggalkan kota ini."Gerry berusaha mengambil ponselnya dariku dan menegaskan, "Aku mau dia tinggalkan kamu, bukan kota ini! Bagaimana kalau Alisa membutuhkan Valerie lagi?"Aku bergidik. Apa ini Gerry yang kukenal? Apa dia itu murid populer dan kakak baik yang selalu dipamerkan Alisa? Apa dia itu teman yang selalu mendukungku?Sekarang Gerry malah menganggap Valerie sebagai bank darah untuk Alisa. Aku menyerahkan ponsel pada Gerry, lalu berkata dengan dingin, "Tenang, itu kejadian 3 hari yang lalu dan itu memang penyebab masalahnya.""Ha?" sahut Gerry. Dia menenangkan dirinya dan mengerjap. Dia tampak terkejut saat melanjutkan, "Alisa memberitahuku itu karena ibuku ...."Aveline memang memancing Valerie untuk kembali. Gerry berucap, "Valerie nggak pernah mengungkit untuk meninggalkan kota lagi sejak ...."Gerry melirikku. Aku langsung tahu Gerry berniat mengatakan Val
Sudut pandang Marcel:Adrian sangat menyebalkan. Dia bukan hanya mewarisi perusahaan media cetak terbesar di kota ini dari ayahnya, tetapi juga pandangan kelam ayahnya tentang dunia.Adrian tidak memercayai hukum. Dia hanya memercayai kekuasaan. Adrian tidak memedulikan keadilan dan hanya mementingkan narasi.Adrian bisa menyakiti siapa pun tanpa ragu meski mereka tidak bersalah. Namun, dia akan melindungi orang yang penting baginya tanpa syarat. Aku selalu bertentangan dengan Adrian sehingga dia selalu menargetkanku."Bagaimana, Mar?" tanya Adrian sembari tersenyum sinis. Sepertinya luka di wajahnya sama sekali tidak sakit.Aku tidak suka mendengar Adrian memanggilku seperti itu. Gerry maju dan menegur Adrian dengan aura mengintimidasi, "Adrian, pergi dari sini."Tinggi badan Adrian sama denganku, tetapi tinggi badan Gerry sekitar 195 sentimeter. Mungkin itu alasannya dia dianggap suka menindas orang. Padahal dia tidak pernah menindas siapa pun.Adrian tetap bergeming. Dia berkata pad
Sudut pandang Valerie:Aurel berseru, "Ew, itu kebenarannya? Kamu tidur dengannya? Serius?"Setelah bertemu dengan Gerry di Nolanza, kami pun meninggalkan tempat itu. Kemudian, kami pergi ke bar kecil yang lebih tenang. Bar ini lebih cocok untuk mengobrol.Liana yang putus asa memejamkan matanya. Dia tidak berani menatap Aurel lagi. Liana menegaskan, "Itu nggak disengaja!"Ternyata ini kebenarannya. Dulu Liana yang membereskan sebagian besar "kode merah" dariku. Aku tidak percaya Liana dan Gerry yang merupakan musuh bebuyutan bisa saling jatuh cinta. Namun, sepertinya Gerry jatuh cinta pada Liana.Aurel menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya, lalu berujar, "Tapi, itu Gerry!"Liana juga terlihat frustrasi. Aku bertanya, "Kapan hal itu terjadi?"Jika hal itu baru terjadi, kami harus membeli alat tes kehamilan lagi. Kami tidak ingin melihat ada anak lain yang lahir tanpa cinta orang tua yang utuh.Liana melirikku sekilas sebelum melihat gelasnya. Aku dan Aurel bertatapan deng
Sudut pandang Valerie:Setelah mendengar ucapan Liana, aku berhenti menangis karena kaget. Aku berujar, "Apa?"Liana bertanya, "Kamu tahu waktu itu Dylan bertugas di area vila, 'kan?"Aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas. Liana meneruskan, "Saat itu, Damon dipanggil ke kediaman Keluarga Tanzil. Sepertinya tetangga yang memanggilnya. Pokoknya Wanita Baja mengamuk dan Alisa itu penyebab masalahnya.""Apa?" sahutku sembari mengerjap. Aku masih kebingungan.Wanita Baja adalah nenek Marcel. Dia yang membesarkan Marcel setelah orang tua Marcel meninggal karena kecelakaan. Nenek Marcel yang melindungi bisnis keluarga dari orang-orang yang berniat jahat. Itulah sebabnya dia dijuluki Wanita Baja.Aurel menepuk punggungku. Dia lebih tenang daripada Liana. Aurel yang melanjutkan, "Biar aku saja. Saat itu, Marcel membawa Alisa untuk menemui neneknya karena dia ingin menikahi Alisa. Marcel ingin meminta persetujuan neneknya."Marcel bisa menyakiti siapa pun demi Alisa, kecuali neneknya. Marcel
Sudut pandang Valerie:Mereka tahu aku punya sesuatu yang diinginkan Marcel sehingga aku bisa memaksanya. Aku memberi tahu Aurel kebenarannya karena masalah keluargaku tidak bisa ditutupi lagi.Aku mencegah Aurel menceritakannya pada Liana. Aku ragu. Aurel mencebik.Aku tidak ingin terlalu banyak orang tahu masalah transfusi darah karena tidak ingin dianggap sebagai korban. Itu adalah keahlian Alisa. Selain itu, Liana yang emosional pasti akan marah setelah tahu tentang kesepakatan Joshua.Liana melihat aku dan Aurel, lalu bertanya, "Kenapa? Apa aku nggak boleh tahu?"Seketika aku paham alasan Liana ragu-ragu memberitahuku rahasia itu. Terkadang kita menyembunyikan sesuatu dari orang-orang yang kita cintai untuk melindungi mereka."Val, seharusnya kamu beri tahu kami sejak awal," kata Aurel dengan lembut. Dia yang paling sensitif dan dewasa di antara kami bertiga. Aurel meneruskan, "Aku memahami kekhawatiranmu, tapi kami ini sahabatmu. Kami pasti mengerti."Seharusnya aku memberi tahu
Sudut pandang Valerie:Aku tersedak, lalu batuk-batuk sampai mengeluarkan air mata. Liana dan Aurel terus memberikan tisu kepadaku. Mereka juga memelototiku.Setelah menenangkan diri, aku menjelaskan, "Maksudku .... Sudah kubilang, ini pengobatan yang belum pernah digunakan sebelumnya. Dokter baru memikirkan teorinya saat kami mulai, jadi ....""Sebenarnya berapa kali kamu donor sumsum tulang belakangmu?" tanya Aurel dengan galak."Lima kali," jawabku dengan gugup. Entah kenapa aku merasa bersalah.Setiap kali gagal, aku terus meyakinkan diriku ini adalah yang terakhir kalinya. Sebelum Alisa benar-benar sembuh, Marcel sudah mencium Alisa seolah-olah tidak membutuhkanku lagi. Kondisiku waktu itu benar-benar menyedihkan.Aku menambahkan, "Semuanya dilakukan dalam periode waktu yang aman."Namun, Liana dan Aurel tidak ingin mendengar ucapanku lagi. Aurel kehilangan kendali dan memberi tahu Liana semua perbuatan jahat Keluarga Salim. Liana mengabaikan aku yang berusaha menjelaskan dan teru
"Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran
Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o
Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set
Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se
Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa
Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru
Itulah frasa yang tidak pernah bisa dipahami Val, rasa ingin tahu yang kelam.Sambil melihat sekeliling, Val perlahan menggeleng, matanya dipenuhi rasa jijik saat melihat penghinaan di mata para penonton yang ingin tahu. Apa yang mereka tunggu? Agar dia menangis karena dipermalukan oleh seorang wanita tua yang bahkan tidak mengenalnya?Agar dia merasa malu karena seseorang yang menyebutnya "saudari" justru secara terbuka menunjukkan cara untuk mempermalukannya, sambil berpura-pura bersikap baik dengan akting canggungnya?Dia bukan orang yang seharusnya merasa malu di sini."Terima kasih atas undangannya, Nyonya Wibowo," Val menunduk ringan, nadanya tenang dan sopan.Nyonya Wibowo akhirnya menatap Val, seolah melihatnya untuk pertama kali. Dia mengamati Val selama beberapa detik yang terasa lama dan kerutan di wajahnya semakin dalam. Pada titik ini, Val cukup terkejut. Apa yang bisa Alisa katakan sampai membuat Nyonya Wibowo langsung membencinya terlebih hanya dengan melihatnya?"Hmph."
Val sempat kehilangan fokus sejenak.Apa yang barusan Marcel katakan?Selama ini, Val mengira Joshua ada hubungannya dengan kematian ibunya. Setidaknya, dia menyaksikannya dan tidak menolong, hanya melihat Erin meregang nyawa lalu membawa Val pulang. Val sudah menyelidiki kecelakaan mobil itu dengan memanfaatkan sumber daya Nico dalam waktu yang cukup lama. Belum lagi, sumber daya itu sangat besar.Hasilnya? Tidak ada.Val tidak menemukan satu pun bukti yang menunjukkan keberadaan Joshua di dekat lokasi kecelakaan dan dia berpikir mungkin semua jejaknya telah dihapus. Lagi pula, Joshua pasti telah berusaha menutupi jejaknya juga.Namun, jika yang dikatakan Marcel benar ...."Gimana kamu bisa tahu? Kamu punya bukti? Sudah berapa lama kamu mengetahuinya dan menyembunyikannya dariku hanya untuk ...?" Val meledak dengan rentetan pertanyaan seperti senapan mesin.Ting, ting, ting!Suara dentingan gelas yang tajam memecah keheningan, membuat Val langsung berhenti. Bahkan sebelum dia bisa men
"Aku baru sadar, kamu terlihat menggemaskan saat marah."Saat itu, Val benar-benar ingin menghantam kepala pria konyol itu dan langsung pergi. Namun, seluruh lobi sudah sunyi dan semua mata tertuju pada orang-orang di tengah. Jika dia berani bertindak sekarang, dia akan menjadi pusat perhatian. Jadi itu alasan Marcel begitu berani sekarang?"Kalau kamu sudah nggak peduli lagi dengan ular kecilmu itu ...." Val menggertakkan giginya, tetapi dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Marcel menyeringai percaya diri dan menyelanya dengan santai ...."Kamu bahkan belum mendengar tawaranku."Val berbalik untuk pergi, tetapi Marcel sudah lebih dulu membaca gerakannya dan menarik pinggangnya sebelum dia bisa menghindar. Walaupun dia gagal membuat keributan dan hanya menarik perhatian segelintir orang di sekitar mereka, dia kini berada dalam pelukan Marcel, dengan erat."Kamu ...!"Val nyaris berteriak. Nyaris.Val tidak pernah suka berdandan, tidak seperti sekarang. Dia belajar merias di