Share

Hilang Wibawa

Penulis: Cancer Girl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Satu jam kemudian, Jhulie pulang, dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Byur ....!

Suara gebyuran air terdengar hingga ke telinga Rochman yang masih berdiri di depan cermin di dalam kamar.

"Apakah Jhulie, yang mandi? Tapi, malam-malam begini," batin Rochman seraya berjalan keluar kamar.

Beberapa saat kemudian, Jhulie selesai mandi. Setelah berpakaian, Jhulie itu masuk ke dalam kamar tamu, kemudian menutupnya.

Klek ....

Terdengar jelas kalau pintu dikunci dari dalam. Rochman mengerutkan keningnya. Pria itupun masuk ke dalam kamarnya, dan merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran king size.

Rochman menatap langit-langit kamar, 'kenapa dia tidak tidur di kamar ini? Ada apa dengan istriku? Bukankah dia yang berulah. Dia yang selingkuh, harusnya dia minta maaf dan janji tidak mengulangi lagi. Tapi, justru dia yang memusuhiku,' batinnya.

Tanpa sadar, Rochman akhirnya memejamkan matanya.

Keesokan hari ....

Hari itu adalah hari minggu, dan restoran tempat Rochman mengais rejeki pun tutup. Rochman bangun, dan menyiapkan sarapan pagi. Sedangkan di dalam kamar tamu, Jhulie masih terlihat pulas dalam dengkurannya.

Kriiing ....

Terdengar suara ponsel Jhulie berbunyi. Membuat kelopak mata wanita bertubuh padat itu, terbuka perlahan.

"Siapa sih, yang telpon pagi-pagi begini? Tidak tahu orang capek," gerutunya.

Suara deringan ponsel terus berbunyi, akhirnya Jhulie meraih ponselnya yang terletak di samping bantal.

"Mama? Ada apa, ya?" gumam Jhulie sambil menatap ke arah layar ponsel.

"Halo, ada apa, Ma?" Panggilan pun tersambung ....

[Jhul, kamu mandi dan siap-siap. Pakailah baju yang bagus. Papa sama Mama diundang ke acara pernikahan rekan bisnis kami.] Terdengar suara Ibunda Jhulie.

"Aku tidak ikut, Ma. Mama sama Papa saja, ya ... hari ini aku sibuk, ada acara sama Mas Rochman," dalih Jhulie menolak ajakan Ibundanya.

[Ya ampun, Jhul, tolong disempatkan dong. Acara ini kan hanya satu kali dalam seumur hidup. Lagian Mama sekalian mau mengenalkan kamu dan suami kamu ke rekan kami, ayo cepat bangun.]

Dengan malas Jhulie menjawab, "iya-iya, hem ...."

[Jangan lupa, ajak juga suami kamu. Ya sudah sekarang kalian berdua bersiaplah, kami akan segera ke tempat kalian.]

Tut ....

Ibunda Jhulie memutuskan sambungan telpon secara sepihak.

Jhulie mendadak lemas. "Sial, aku pikir Mama akan mengajakku saja, ternyata sama Mas Richman juga," lirihnya.

Dengan gontai, Jhulie menyeret langkahnya. Dia berjalan menuju kamar mandi. Pada saat melewati dapur, Jhulie melihat Rochman sedang menata masakan di atas meja. Jhulie pun menghampiri suaminya itu.

"Hei, sedang apa kamu?" tanya Jhulie kepada Rochman.

Rochman menoleh. "Ini, Jhul, aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita berdua."

"Kamu tidak perlu sok romantis, sekarang kamu mandi dan pakai baju yang bagus. Orang tuaku akan mengajak kita kondangan. Dan ingat pesanku, jangan bikin malu," ujar Jhulie dengan nada ketus.

"Huh? Terus, makanan ini mau diapakan?" heran Rochman.

"Terserah, mau kamu apakan. Mau kamu buang, atau dimakan kamu semua, silahkan. Yang penting sekarang, kamu mandi dan bersiaplah. Sebentar lagi, orang tuaku akan kesini," kata Jhulie kemudian segera berlalu dari hadapan Rochman.

Rochman pun pasrah, dia berjalan menuju kamarnya, dan melaksanakan ritual mandi.

Tak lama, pasangan suami istri yang kurang harmonis itu, pun telah siap dengan penampilannya masing-masing.

Beberapa saat kemudian, kedua orang tua Jhulie datang. Jhulie segera menyambutnya.

Selang beberapa menit, Rochman keluar dari kamar, dan datang menghampiri kedua mertuanya itu.

"Kalian sudah siap?" tanya Ibunda Jhulie menatap ke arah anak dan menantunya.

"Sudah, Ma," angguk Jhulie acuh.

Ibunda Jhulie menatap heran ke arah Jhulie. "Jhul, Mama perhatikan, kamu seperti ada masalah?"

Jhulie pun gelagapan, "eh, tidak ada kok, Ma," dalihnya.

"Ya sudah, ayo kita berangkat," sambung ayah Jhulie.

****

Tak lama, ketiga insan itu sampai di sebuah gedung mewah.

"Ayo turun," titah ayah Jhulie yang telah turun lebih dulu, setelah memarkirkan mobilnya.

Mereka berempat pun berjalan beriringan, memasuki gedung tersebut. Di dalam gedung, telah ramai oleh para tamu undangan.

Mereka disambut oleh tuan rumah, dan diajak mengobrol hingga tahap prasmanan.

Sementara Jhulie merasa gelisah, dia tidak tenang. Dia ingin acara itu cepat berakhir.

"Ada tamu istimewa rupanya ...."

Sebuah suara yang tidak asing di telinga Richman, berhasil membuat pria itu menoleh. Begitupun dengan Jhulie.

"Oh iya, saya sampai lupa. Ini keponakan saya, Antonio. Kebetulan dia menginap di sini dari kemarin, karna ingin membantu persiapan acara kami," ucap Tuan rumah.

Kedua bola mata Rochman membulat seketika, saat mengetahui siapa pria yang dimaksud.

'Nio? Rupanya dia di sini juga,' batinnya.

"Nio, kenalkan, ini rekan bisnis paman." Tuan rumah memperkenalkan keluarga Jhulie kepada Antonio.

Antonio pun menyalami mereka satu persatu. "Halo, selamat datang di acara kami."

Saat bersalaman dengan Rochman, Antonio merasa enggan, begitupun dengan Rochman. Namun mereka tetap bersalaman, supaya tidak mengundang kecurigaan tuan rumah dan juga mertua Jhulie.

Kini, giliran Antonio bersalaman dengan Jhulie. Sebenarnya, Jhulie pun tampak nervous, karena dia tidak menyangka sebelumnya, bahwa akan bertemu dengan Antonio di tempat tersebut. Namun Jhulie berusaha untuk tetap tenang.

'Jadi, teman mama dan papaku ini, pamannya Nio. Wah, ternyata Nio masih ada hubungan keluarga dengan Tuan rumah ini. Itu artinya, Nio dari keluarga kaya juga,' batin Jhulie memuji pria selingkuhannya itu.

Antonio pun tersenyum, kemudian segera berlalu dari hadapan mereka. Sementara Rochman memperhatikan gerak-gerik Antonio. Dan seketika, pria berahang tegas itu membandingkan dirinya dengan selingkuhan istrinya.

'sepertinya dia biasa saja, tapi kenapa Jhulie bisa selingkuh dengannya? Atau Jhulie memang benar-benar haus belaianku?' batin Rochman membandingkan dirinya dengan pria yang dimaksud.

Acara pun terus berlangsung. Sepanjang waktu Rochman hanya duduk berdiam diri.

Tak terasa hari sudah sore, acara pun selesai. Dan keluarga Jhulie berpamitan untuk pulang

****

Kini Rochman dan Jhulie sudah berada di rumah mereka, sedangkan kedua orang tua Jhulie telah pulang ke rumahnya.

Rochman merasa heran, karena dia melihat istrinya sudah berganti pakaian, dan berpenampilan rapi. Wanita itu sepertinya akan pergi lagi.

"Kamu mau kemana, Jhul?" tanya Rochman.

"Bukan urusan kamu!" ketus Jhulie.

Tapi, aku suami kamu, Jhul." Rochman tak mau kalah.

"Siapa bilang? Kita ini hanya nikah atas kesepakatan kedua orang tua kita masing-masing. Dan kamu hanya suami sementara. Ingat, tidak lama lagi aku akan menceraikan kamu." Jhulie segera berlalu dari hadapan suaminya.

Rochman hanya pasrah, netranya basah. Pria itu berjalan menuju ke kamar. Setelah mengganti pakaian, Rochman berdiri di depan cermin sambil memandang pantulan dirinya.

"Di mana wibawaku sebagai seorang suami? Kenapa Jhulie sekarang jadi berubah total? Apa karna pria itu, yang sudah membutakan hatinya?" Rochman bermonolog pada dirinya sendiri, dia terisak lirih tidak sanggup menahan kesedihannya lagi.

Bab terkait

  • Hasrat sang PEBINOR   Sirnanya Harga Diri

    Rochman pun merebahkan tubuhnya di atas kasur. Netranya menerawang langit-langit kamar ...."Mungkinkah Jhulie bukan jodohku? Apakah aku siap, bercerai dengannya?" Tanpa disadari wajahnya telah banjir oleh air mata.Pria itu tidak tahu, harus bagaimana. Dia tidak menyesal menikahi Jhulie, namun dia sangat heran kenapa sikap istrinya justru jadi berubah sembilan puluh sembilan persen.Padahal dulu di mata Rochman, Jhulie merupakan sosok pendiam dan patuh. Kalau pun wanita itu merasa tidak puas dengan nafkah batin, dia dapat membicarakan baik-baik dengan Rochman, dan bukan mengambil jalan pintas dengan berselingkuh. Terlebih dengan tetangganya sendiri."Gara-gara pindah ke rumah ini, istriku jadi berbuat nekat. Dan ini semua, gara-gara pria brengsek itu," umpat Rochman.****Di tempat lain ....Di sebuah diskotik, Jhulie dan Antonio duduk berhadapan menikmati minuman yang membuat mereka melayang. Antonio menghisap rokok perlahan, dan terus berulang.Apa kamu yakin, akan bercerai dengan

  • Hasrat sang PEBINOR   Sungguh tak Disangka

    Kini Jhulie sampai di rumah Antonio. Dan tanpa ragu, Jhulie membuka pintu rumah yang rupanya tidak dikunci. Antonio terkesiap, melihat gadis pujaannya datang tiba-tiba.Antonio yang sudah tak dapat lagi menahan hasratnya, pun segera menghampiri Jhulie dan langsung mengecup bibir ranum Jhulie."Sayang, kamu datang kok tidak mengabariku dulu. Suami kamu gimana? Apa dia tidak kepo?" ujar Antonio ramah."Sudah, jangan bahas dia, aku malas dengarnya," tampik Jhulie."Okelah ... aku kangen, sayang," bisik Antonio di telinga Jhulie."Sama, sayang," sahut Jhulie.Mereka berdua pun melakukan adegan panas, namun kali ini sangat panas, dan kali ini Jhulie begitu menikmati permainan Antonio, karena gadis itupun sudah tak dapat menahan hasratnya lagi. Mereka bermain di atas sofa, dengan gaya begitu menantang.Akhirnya permainan selesai, dan kedua insan tersebut terkulai lemas dengan peluh membanjiri seluruh tubuh, hingga akhirnya mereka terlelap dalam tidurnya di atas sofa.Tak lama, Jhulie terban

  • Hasrat sang PEBINOR   Habislah Kesabaran

    Rochman pun menyuruh Jhulie turun dari mobilnya, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jhulie yang masih berdiri di depan klinik. Kesabaran pria itu serasa habis."Silahkan pergi, dan tunggulah surat cerai dariku," gumam Jhulie lirih.Akhirnya Jhulie menyetop taxi yang kebetulan melintas, dan masuk ke dalam. Sampai di depan rumah Antonio, Jhulie turun dan langsung masuk ke dalam tanpa mengucap salam, atau menekan bel rumah. Dan kebetulan pintu rumah tidak dikunci."Aku hamil, Sayang. Dan usia kandungan ku baru satu minggu," kata Jhulie spontan dengan raut wajah memancarkan keceriaan. Kedua bola mata Antonio membulat seketika. "Kamu hamil?" ulangnya.Jhulie mengangguk antusias.Antonio terdiam untuk beberapa saat. Pria itu kembali mengingat sebuah perjanjian dengan ayahnya. Kalau dia segera menikah dan mempunyai keturunan, dia akan mendapatkan seluruh harta kekayaan ayahnya.Antonio selama ini memang tidak bekerja, dia hanya membantu ayahnya menjual saham dari perusahaan ke perusaha

  • Hasrat sang PEBINOR   Bercerai

    "Aku akan ke pengadilan, dan mengurus surat perceraian kita, tapi tidak dalam waktu dekat ini," tegas Jhulie tanpa menatap ke arah Rochman."Maksud kamu apa?" tanya Rochman menatap heran kepada Jhulie."Kamu tidak paham maksudku?" selidik Jhulie."Lho, bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau kamu akan menceraikan ku? Kenapa sekarang lain lagi ucapan mu?"Jhulie pun mengesah, dia menggaruk kepalanya yang tak gatal itu."Benar, aku memang akan menceraikan mu. Tapi semua butuh proses," tegas Jhulie."Apa lagi yang kamu tunggu? Kamu mau bikin aku tambah menderita lebih parah lagi, baru kamu akan mencampakkan ku, begitu?" bantah Rochman sambil berkacak pinggang."Sudah, aku tidak mau berdebat dengan mu, pokoknya aku akan menceraikan kamu, tapi tidak dalam waktu dekat ini. Kalau kamu masih membantah, tahu sendiri akibatnya," umpat Jhulie kemudian berlalu meninggalkan Rochman, wanita itu masuk ke dalam kamar tamu.'Dasar perempuan pengecut. Apa sih yang dia tunggu? Katanya mau menceraikan k

  • Hasrat sang PEBINOR   Orang Baru

    Jika saja waktu bisa diputar, mungkin bagi pria yang masih saja merasakan sakit hati lantaran diceraikan istrinya itu, lebih memilih terluka fisik daripada hatinya yang terluka.****Suatu pagi, Rochman baru saja datang di restoran tempat dia mengais rejeki."Kamu sudah datang?" sambut pemilik restoran yang merupakan atasan Rochman bernama Jakcson"Eh, sudah, Mister," angguk Rochman ramah."Saya minta tolong, kamu antarkan istri saya ke kantor, karna dia belum begitu mahir bawa mobil. Kebetulan saya akan mengikuti tender di luar kota, dan tidak bisa ditolak, jam sepuluh harus sudah sampai sana. Jadi saya tidak sempat antar istri saya," titah Jackson.Jackson dan istrinya, Sidney adalah orang asing yang menetap di Indonesia. Mereka memiliki sebuah perusahaan yang dikelola bersama. Mereka merintis usaha tersebut dari awal pernikahan mereka, hingga kini menjadi sebuah perusahaan besar.Pasangan suami istri tersebut pun mendirikan sebuah restoran sebagai usaha sampingan, dan dipasrahkan ke

  • Hasrat sang PEBINOR   Pendekatan

    Tiba-tiba dari arah belakang, Sidney memeluk Rochman. Hal itu sontak membuat Rochman terkesiap.Deg ....Jantung Rochman berdetak kencang, iramanya tak beraturan.Cukup lama kedua insan itu diam tak bergeming. Perlahan, Rochman membalikkan tubuhnya hingga posisinya kini saling berhadapan dengan Sidney.Rochman menatap intens ke arah Sidney. Dia pun salah tingkah."Maaf, kalau saya lancang," kata Sidney menurunkan pandangannya."Eh, em ... tidak apa-apa, santai saja," gugup Rochman."Boleh minta nomer telpon mu?" kata Sidney."Boleh saja," sahut Rochman.Kemudian mereka bertukar nomor ponsel."Apa nanti malam kamu ada acara?" tanya Sidney."Tidak ada," jawab Rochman singkat."Saya ingin ngobrol denganmu," kata Sidney."Huh?" Rochman mengerutkan keningnya. "Mengobrol denganku? Memangnya, Tuan Jackson tidak marah?""Suami saya keluar kota selama tiga hari, jadi dia tidak akan tahu," ujar Sidney santai.Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba, Rochman seolah mendapat kesempatan dalam kesempitan.

  • Hasrat sang PEBINOR   Ketahuan

    "Boleh," angguk Sidney tanpa sadar.Rochman pun memesan kamar hotel yang berada di lantai atas di dalam bar tersebut. Kini mereka berdua telah berada di dalam kamar. Mereka duduk di bibir ranjang.Rochman mengambil kesempatan untuk mendekati Sidney lebih jauh."Kenapa Miss mau menuruti ajakan saya?" tanya Rochman kepada Sidney."Sebenarnya, saya haus belaian walaupun saya punya suami," jawab Sidney."Haus belaian? Maksud Miss?" ujar Rochman yang masih belum mengerti dengan ucapan wanita di sebelahnya itu."Suami saya ...." Sidney menghentikan ucapannya."Miss, kalau anda punya uneg-uneg, cerita saja tidak apa-apa, mungkin bisa membuat anda lebih lega," kata Rochman.Sidney tersenyum dipaksa. "Suami saya impoten ...."Rochman terdiam seketika mendengar ucapan Sidney barusan. Dia pun mengesah pelan."Jadi selama ini, Miss tidak pernah berhubungan dengan suami Miss di ranjang?" tanya Rochman akhirnya.Sidney hanya menggeleng lemah."Terus, kenapa Miss mau menikah dengan dia?" heran Rochm

  • Hasrat sang PEBINOR   Pertemuan tak Terduga

    "Saya tahu, Tuan. Saya sudah lancang mengganggu istri Tuan," jawab Rochman tanpa ragu."Kenapa kamu tega melakukan itu?" Jackson mengerutkan keningnya.Rochman menurunkan pandangannya, dia tidak mungkin bercerita, kalau Sidney pun berusaha menggoda dirinya. Karena Rochman yakin, bahwa Jackson tidak akan percaya."Hei, saya sedang bertanya denganmu, tolong dijawab," ketus Jackson."Saya tidak menyangka, ternyata kamu ini seorang PEBINOR pemuas tante-tante. Kamu dapat uang berapa miliar, dari istri saya? Kalau kamu memang butuh uang banyak, jangan sungkan bilang ke saya. Tidak begini caranya," ujar Jackson lantang.Netra Rochman mulai memerah, dan tangannya mengepal. Ucapan Jackson membuatnya sangat terpukul, pria itu merasa harga dirinya mulai diinjak-injak."Maaf, Tuan, saya tahu saya salah, kalau saya harus diberhentikan dari kerjaan saya, saya siap," kata Rochman yang sudah malas berdebat."Kamu tidak akan saya berhentikan, tapi kamu akan saya pindahkan ke restoran cabang, di Kota B

Bab terbaru

  • Hasrat sang PEBINOR   Akhirnya... (End)

    Hari demi hari, Rochman mendampingi Puput menjalani kehamilan pertamanya dengan bahagia. Ibunda Rochman dan orang-orang di sekeliling menghujaninya dengan berbagai macam perhatian.Bahkan Rochman kini sudah tak berani menyentuh Puput setiap malam, meskipun dokter memperbolehkan hal itu, di masa kehamilan tua.Dan hari yang dinantikan pun tiba ... suatu malam, Puput merasakan dorongan yang kuat dari dalam perutnya. 'Duh, sakit sekali,' batinnya.Puput bahkan tak sanggup untuk berjalan lagi. Dia hanya membungkukkan badannya, bertumpu pada ranjang sambil meringis menikmati rasanya kontraksi.Rochman yang mengetahui hal itu benar-benar panik, tak henti-hentinya dia mengusap punggung istrinya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya."Sepertinya, kamu sudah mau melahirkan, sayang," kata Rochman."Iya nih, Mas, sakit sekali, tidak kuat aku." keluh Puput.Rochman bertambah panik, dia menemui sang ibu di dalam kamarnya, dan menceritakan apa yang dirasakan oleh istrinya."Kalau begitu, ayo

  • Hasrat sang PEBINOR   Sesuatu yang Tumbuh

    Satu minggu kemudian, Rochman mengajak sang ibu ke rumah Puput untuk melamar wanita tersebut."Put, apa kamu mau menerima Rochman di hati kamu?"Puput tersipu, dia menatap lekat ke arah Ibunda Rochman. "I-iya, Bu, saya mau."Ibunda Rochman tersenyum ramah, "terimakasih, ibu titip anak ibu ya, semoga kalian selalu diberikan kemudahan dalam segala hal, setelah menikah nanti.""Amin," lirih Puput.Kemudian Ibunda Rochman memakaikan cincin di jari manis Puput. Seketika Puput terharu, netranya tampak berkabut. Kemudian Puput memeluk Ibunda Rochman penuh haru."Jadi, satu minggu lagi kalian akan menikah?" tanya Ibunda Rochman kepada Rochman, wanita itu kembali memastikan rencana anaknya."Iya, Ma, dan aku sudah mantap," sahut Rochman antusias."Ibu pesan, jaga Puput baik-baik," kata Ibunda Rochman."Pasti, Bu," angguk Puput.Lama mereka berbincang, Rochman dan ibunya pun pamit undur diri. Mereka akan kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.Kini Ibunda Rochman berada di rum

  • Hasrat sang PEBINOR   Kemesraan Dua Insan

    Rochman menghirup aroma wangi dari tubuh Puput, membuat bagian bawah Rochman menegang. Perlahan Puput menjauhkan kembali wajahnya. Niat hati ingin menggoda Puput, namun justru dia sendiri yang terpancing.Rochman pun berjalan ke arah kulkas, dia membuka lemari pendingin itu, kemudian kembali mengambil air mineral dan berjalan lagi melewati Puput. "Pokoknya kamu jangan pulang dulu."Kemudian Rochman berjalan masuk ke dalam kamarnya, dia ingin menetralkan hati dan sesuatu yang menggelora itu.Sementara Puput bernapas lega, dia pun memegangi dadanya, merasakan detak jantungnya semakin kencang. 'Duh, kenapa aku seperti ini?' batinnya. Wanita itu benar-benar tak habis pikir mengenai tubuhnya.Tak lama Rochman keluar lagi menghampiri Puput. Tanpa aba-aba, pria itu langsung mendaratkan sebuah kecupan pada bibir Puput membuat wanita berstatus janda itu terbelalak.Namun Puput tak kuasa melawan Rochman, dan terjadilah pagut memagut dari kedua bibir itu. Lama mereka berdua berpagutan, akhirnya P

  • Hasrat sang PEBINOR   Cerita Cinta

    Kedua insan itu, kini saling meluapkan rasa cinta pada diri mereka masing-masing. Kini, tak ada lagi rasa ragu dan malu pada diri Puput, dia justru merasa nyaman dalam dekapan Rochman.Perlahan, Rochman melepaskan pelukannya kemudian kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Puput. Manik mata Rochman menelisik wajah Puput. Perlahan bibir Rochman mendekat.Namun seketika itu juga, Puput segera menjauhkan wajahnya. "Mas, ini di luar rumah, tidak enak kalau ada yang lihat."Rochman pun segera melepaskan tangan yang melekat pada wajah Puput."Ya sudah aku pulang dulu. Sudah malam," pamit Puput."Tunggu sebentar, jadi kamu mau menerima lamaranku?" harap Rochman.Puput pun membalikkan badan, dan berjalan menjauhi Rochman sambil bergumam ...."Tidak dalam waktu dekat ini, tadi itu aku hanya bilang, kalau aku cinta sama kamu."Rochman menepuk keningnya, kemudian menggelengkan kepala, merasa konyol dengan tingkah Puput. "Dia habis mimpi apa, sih?"****Keesokan hari, Puput bangun lebih awal.

  • Hasrat sang PEBINOR   Cinta tapi Malu

    "Hehe, ya sudah ayo." Rochman dan Puput pun segera kembali ke kantor.****Malam hari tiba, Rochman saat itu masih menonton televisi di ruang tengah. Saat itu dia tengah berada di rumah ibunya."Kamu belum tidur?" tanya Ibunda Rochman menghampiri anaknya dan duduk di sebelahnya."Belum ngantuk, Ma," ujar Rochman."Jangan tidur terlalu larut, tidak baik untuk kesehatan," pesan Ibunda Rochman."Iya, Ma." Rochman mengangguk."Oh ya, Ma, Loli sekarang dipenjara," kata Rochman.Ibunda Rochman terkesiap mendengar penuturan anaknya. "Jadi dia sudah ketangkap?""Sudah," jawab Rochman singkat."Ya sudah tidak perlu diungkit lagi, biarkan dia menerima balasan yang setimpal," kata Ibunda Rochman."Iya, Ma." Lagi-lagi Rochman hanya mengangguk."Terus, gimana hubungan kamu dengan Puput?" tanya Ibunda Rochman lagi"Aku belum bisa cerita sekarang, Ma. Mama doakan saja semoga bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius," tutur Rochman. Dia tidan ingin berbicara lebih detail mengenai Puput yang belum sah

  • Hasrat sang PEBINOR   Mengunjungi Musuh

    Puput terkesiap, dia segera beranjak dari tempat duduknya, dan bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, wanita itu telah berpenampilan rapi.Rochman tersenyum melihat Puput, "sekarang, giliran saya mandi," ujarnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.Selesai mandi, Rochman mengajak Puput ke suatu tempat. Dia mengendarai mobilnya."Kita mau ke mana, Mas?" tanya Puput heran."Kita cari makan," sahut Rochman berdalih."Tapi, kita kan baru saja makan." Puput mengerutkan keningnya."Iya, tapi saya lapar lagi. Tidak tahu kenapa, saya lihat kamu bawaannya lapar terus, hehe." Rochman pun terkekeh.Puput menggelengkan kepalanya, merasa konyol dengan tingkah Rochman.Kini mereka sampai sebuah tempat, seketika Puput merasa aneh mengapa Rochman membawanya ke sebuah penjara."Lho, ini kan penjara, Mas?""Yang bilang toilet umum siapa?" kelakar Rochman kemudian mengajak Puput turun.Mereka berdua masuk ke dalam, dan disambut oleh seorang polisi. Rochm

  • Hasrat sang PEBINOR   Sofa Panas

    Keesokan hari, Puput kembali bekerja seperti biasa. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Rochman masuk ke ruangan Puput."Mau makan siang di mana, Sayang?" tanya Rochman."Di mana saja deh, memang Mas mau makan di mana?" Puput balik bertanya."Saya mau makan di foodcourt bawah saja hari ini," jawab Rochman."Owh ...." Puput hanya mengangguk."Kamu mau ikut?" tanya Rochman lagi."Skip dulu deh, saya sedang malas kemana-mana. Mau delivery order saja sepertinya," ujar Puput.Rochman menatap Puput dengan sepasang alis terangkat. "Tumben, biasanya selalu mau kalau saya ajak makan," katanya."Hehe, lagi ingin pesan sesuatu saja dari sini." Puput menunjukkan ponselnya yang menampilkan salah satu aplikasi pesan makanan online di sana."Oh ya sudah, saya pesankan sekalian ya. Saya juga malas cari makan, kalau tidak sama kamu," tutur Rochman dijawab dengan anggukan kepala Puput.Setengah jam kemudiaan, Puput turun ke lobi untuk mengambil makan siang yang telah dia pesan dari

  • Hasrat sang PEBINOR   Liburan

    Keesokan harinya, Rochman mendatangi rumah Puput.Puput yang sudah rapi dan wangi menyambut Rochman."Saya sudah siap, Mas," kata Puput yang mengira Rochman akan menjemputnya untuk ke kantor bersama."Hari ini saya libur, jadi mau jalan-jalan ke Bali," ucap Rochman antusias.Puput mengerutkan keningnya, "bukannya ini bukan hari libur, ya? Tidak tanggal merah juga," gumamnya sambil menatap Rochman dengan tatapan meminta penjelasan."Em, begini, Put, saya kan ada meeting mendadak sama klien tapi di Bali. Jadi, saya mau ajak kamu ikut sekalian sama saya, dan urusan kantor sudah saya pasrahkan sama si Lexa."Rochman terpaksa berbohong, supaya Puput mau ikut bersamanya, karena tak dipungkiri pria itu memang ingin mendekatkan dirinya kepada Puput lebih intens lagi."Gitu ya? Terus, apa saya harus bawa baju ganti?" ujar Puput."Tidak perlu, nanti beli saja di sana, lagian cuma dua hari kok," tutur Rochman.Puput mengangguk dan mereka berdua pun pergi ke Bali sesuai jadwal yang telah direncan

  • Hasrat sang PEBINOR   Pesona Puput

    Tak lama Rochman tiba di rumah. Dia langsung mengajak Puput masuk. Saat itu Ibunda Rochman duduk di ruang depan."Lho, ada tamu rupanya," kata Ibunda Rochman.Rochman tersenyum dan duduk bergabung bersama ibunya."Cie, ada yang lagi happy nih," ledek Ibunda Rochman saat melihat sosok Puput. Wanita itu dapat menyimpulkan kalau Puput adalah pacar baru anak laki-lakinya."Ma, kenalkan ini Puput calon istriku," kata Rochman kepada sang ibunda."Wah, cantik. Kapan kalian nikah?" ujar Ibunda Rochman."Mama ini, langsung bahas nikah terus," kelakar Rochman."Maksud mama kamu kan sudah berumur, jadi langsung saja nikah, daripada pacaran terus nanti ujungnya bubar seperti yang sudah-sudah," tutur Ibunda Rochman."Iya, Ma. Tapi Puput ini janda." Rochman pun menceritakan perihal mengenai Puput, latar belakang juga musibah yang menimpa wanita itu, membuat Ibunda Rochman merasa iba."Nak, kamu boleh menganggap ibu seperti ibu kamu sendiri. Ibu juga merestui hubungan kalian," kata Ibunda Rochman me

DMCA.com Protection Status