Home / Urban / Hasrat sang PEBINOR / Habislah Kesabaran

Share

Habislah Kesabaran

Author: Cancer Girl
last update Last Updated: 2023-06-11 00:01:56

Rochman pun menyuruh Jhulie turun dari mobilnya, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jhulie yang masih berdiri di depan klinik. Kesabaran pria itu serasa habis.

"Silahkan pergi, dan tunggulah surat cerai dariku," gumam Jhulie lirih.

Akhirnya Jhulie menyetop taxi yang kebetulan melintas, dan masuk ke dalam. Sampai di depan rumah Antonio, Jhulie turun dan langsung masuk ke dalam tanpa mengucap salam, atau menekan bel rumah. Dan kebetulan pintu rumah tidak dikunci.

"Aku hamil, Sayang. Dan usia kandungan ku baru satu minggu," kata Jhulie spontan dengan raut wajah memancarkan keceriaan.

Kedua bola mata Antonio membulat seketika. "Kamu hamil?" ulangnya.

Jhulie mengangguk antusias.

Antonio terdiam untuk beberapa saat. Pria itu kembali mengingat sebuah perjanjian dengan ayahnya. Kalau dia segera menikah dan mempunyai keturunan, dia akan mendapatkan seluruh harta kekayaan ayahnya.

Antonio selama ini memang tidak bekerja, dia hanya membantu ayahnya menjual saham dari perusahaan ke perusahaan, dan pekerjaan itu pun sangat santai. Dia hanya duduk diam di rumah, jika mendapat telpon barulah dia mendatangi perusahaan yang menelponnya.

'Wah, ini kesempatan emas buatku. Tidak apa-apa deh Jhulie hamil, dengan begitu ayah akan menyerahkan semua harta kekayaannya kepadaku. Dan setelah aset kekayaan ayah jatuh di tanganku, aku akan segera menceraikan Jhulie. Tentu saja aku akan menikah dengan perempuan yang masih berstatus gadis, dan bukan yang sudah bekas orang lain. Selama ini Jhulie hanya aku anggap sebagai selingan saja,' batin Antonio sambil tersenyum smirk.

"Ya ampun, sayang!"

Antonio terkesiap, ketika Jhulie membuyarkan lamunannya.

"Eh, iya, sayang," lirih Antonio seraya meringis.

"Kamu itu banyak melamun," kata Jhulie merasa heran.

"Hehe ... aku sangat senang, sayang. Dan aku sedang membayangkan kalau anakku lahir nanti. Kalau laki-laki pasti tampan seperti aku, karna aku ayahnya," ujar Antonio merasa percaya diri.

"Dan kalau perempuan, pasti cantik juga seperti ibunya ...." Jhulie menimpali.

"Ya sudah, besok aku akan mengenalkan mu kepada orang tuaku, dan kita akan segera menikah. Tapi kamu jangan bilang, kalau kamu sedang hamil. Jadi yang orang tuaku tahu, kamu hamil setelah menikah," ujar Antonio tegas.

"Baiklah," angguk Jhulie di sela senyum bahagianya.

****

Di sisi lain, Rochman sedang mencari makan, dia melewati rumah Antonio. Terbesit dalam benak Rochman, untuk menyelidiki rumah itu.

'pasti Jhulie sekarang berada di rumah itu,' telaah Rochman dalam hati.

Setelah memarkirkan mobilnya, Rochman berjalan mengendap-endap menghampiri rumah yang dimaksud. Dia sangat berhati-hati, supaya aksinya tidak diketahui.

Kini langkah kaki Rochman berhenti tepat di depan pintu rumah. Dia mencoba membuka pintu rumah itu, dan ternyata tidak terkunci. Dengan hati berdebar dan perasaan tak menentu, Rochman pun masuk secara diam-diam. Dia menyeret langkahnya dengan perlahan, khawatir Antonio akan mengetahui keberadaannya.

Rumah Antonio tidak begitu luas, juga tidak begitu sempit. Saat langkah kaki Rochman melewati sebuah kamar, secara tidak sengaja pria itu mendengar sebuah percakapan.

"Sayang, ayo sekali lagi."

"Kamu benar-benar maniak seks, tidak ada puasnya."

"Tidak masalah, aku ini masih normal."

Deg ....

Jantung Rochman mendadak berdetak kencang. Perasaannya tiba-tiba saja menjadi tidak karuan. Bersamaan dengan itu, netranya mengarah pada pintu kamar yang terbuka sedikit.

Dengan hati-hati, Rochman memberanikan diri membuka lagi pintu itu perlahan, supaya dia dapat melihat jelas siapa yang ada di dalam kamar tersebut.

Pintu pun terbuka sedikit, dan kini dapat terlihat dengan jelas di dalam kamar tersebut dua orang berlawanan jenis sedang bermesraan.

Kedua bola mata Rochman membola sempurna. Dia seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

'Jhulie? Sudah kuduga, kamu pasti di sini bersama selingkuhan mu,' batinnya.

Rochman pun menyaksikan adegan panas yang begitu menusuk dada. Pria itu melihat bagaimana Antonio mendaratkan kecupannya dengan hangat, pada bibir bergincu milik Jhulie.

Demikian dengan Jhulie, gadis cantik itu membalas kecupan dan sesapan Antonio dengan penuh gairah. Kedua insan yang tengah dilanda gelora itu tidak menyadari, bahwa di dalam apartemen itu tdiak hanya mereka berdua.

Mereka berdua sama sekali tidak mengira, kalau Rochman pun tengah berada di rumah itu. Adegan-adegan panas yang mereka lakukan, tanpa sengaja terlihat oleh Rochman.

'ya Tuhan, pemandangan apa ini? Tega sekali kamu, Jhul, berkhianat di belakangku. Mungkin, ini yang kamu lakukan setiap aku sedang bekerja banting tulang untuk menafkahi kamu?' batin Rochman yang netranya sudah basah.

Tubuh Rochman mendadak lemas dan gemetar, kepalanya mendadak pusing serta matanya berkunang-kunang. Kakinya pun seolah tidak mampu menahan bobot badannya sendiri. Keringat dingin mulai mengucur pada wajahnya.

Dengan napas tertahan, Rochman kembali melihat adegan tersebut seolah berlanjut. Bagaimana tangan Antonio mulai meraba area sensitif milik Jhulie.

Karena tidak tahan lagi dengan adegan panas yang benar-benar menusuk hati, Rochman memilih untuk pergi dari rumah itu.

"Dasar perempuan brengsek! Aku tidak akan tinggal diam," umpat Rochman lirih.

Rochman hanya mampu menangis dalam hati, namun dia tidak ingin menunjukkan sisi terlemahnya kepada Jhulie.

'tidak masalah kalau pernikahan ini, hanya dijadikan status. Tidak masalah juga kalau Jhulie tidak mencintaiku. Tapi, bukan begini caranya. Bermain gila di belakang ku. Ceraikan saja aku segera, apa lagi yang dia tunggu?' batin Rochman dengan netra basah.

Rochman pun berjalan menjauhi rumah yang penuh dengan kemaksiatan itu. Pria itu masuk ke dalam mobil, dan mulai menggerakkan stang bundarnya.

Hati Rochamn masih terasa perih. Masih terbayang jelas adegan panas yang dia saksikan barusan.

Rochman benar-benar tak menyangka, kalau dirinya akan mengalami hal sekeji itu. 'Ya Tuhan, dosa apakah aku ini, hingga harus dihadapkan dengan takdir sekejam ini,' batinnya.

Kini Rochman telah tiba di rumahnya, dia segera menuju ke dalam kamarnya. Pria itu menumpahkan semua perasaannya dalam sebuah tangisan tanpa suara.

Satu jam kemudian, terdengar suara pintu dibuka. Rochman segera mengusap air matanya, yang terus mengalir. Dia tidak ingin Jhulie tahu, kalau dirinya menangis karena karena perbuatan istrinya itu.

Jhulie melangkah masuk, dan langsung mendudukkan tubuhnya di atas sofa, kemudian dia menyalakan televisi.

Tak lama, Rochman keluar dari kamar dan menghampiri Jhulie.

"Kenapa pulang? Silahkan nginap di rumah selingkuhan kamu itu," kata Rochman dengan nada sedikit ketus.

Jhulie menatap sinis ke arah Rochman, 'apaan sih nih orang? Datang-datang bicara tidak jelas,' batinnya.

"Kenapa diam?" lanjut Rochman.

"Kamu apa-apaan sih, ajak ribut terus," ketus Jhulie.

"Bukan ajak ribut, tapi kamu bilang, kalau kamu akan menceraikan ku, jadi tidak mungkin kalau kamu akan tinggal di sini terus setelah kita bercerai," tegas Rochman.

"Tapi kita belum bercerai," sahut Jhulie.

"Terus, kapan kamu akan menceraikan ku?" tanya Rochman penuh harap.

Related chapters

  • Hasrat sang PEBINOR   Bercerai

    "Aku akan ke pengadilan, dan mengurus surat perceraian kita, tapi tidak dalam waktu dekat ini," tegas Jhulie tanpa menatap ke arah Rochman."Maksud kamu apa?" tanya Rochman menatap heran kepada Jhulie."Kamu tidak paham maksudku?" selidik Jhulie."Lho, bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau kamu akan menceraikan ku? Kenapa sekarang lain lagi ucapan mu?"Jhulie pun mengesah, dia menggaruk kepalanya yang tak gatal itu."Benar, aku memang akan menceraikan mu. Tapi semua butuh proses," tegas Jhulie."Apa lagi yang kamu tunggu? Kamu mau bikin aku tambah menderita lebih parah lagi, baru kamu akan mencampakkan ku, begitu?" bantah Rochman sambil berkacak pinggang."Sudah, aku tidak mau berdebat dengan mu, pokoknya aku akan menceraikan kamu, tapi tidak dalam waktu dekat ini. Kalau kamu masih membantah, tahu sendiri akibatnya," umpat Jhulie kemudian berlalu meninggalkan Rochman, wanita itu masuk ke dalam kamar tamu.'Dasar perempuan pengecut. Apa sih yang dia tunggu? Katanya mau menceraikan k

    Last Updated : 2023-06-12
  • Hasrat sang PEBINOR   Orang Baru

    Jika saja waktu bisa diputar, mungkin bagi pria yang masih saja merasakan sakit hati lantaran diceraikan istrinya itu, lebih memilih terluka fisik daripada hatinya yang terluka.****Suatu pagi, Rochman baru saja datang di restoran tempat dia mengais rejeki."Kamu sudah datang?" sambut pemilik restoran yang merupakan atasan Rochman bernama Jakcson"Eh, sudah, Mister," angguk Rochman ramah."Saya minta tolong, kamu antarkan istri saya ke kantor, karna dia belum begitu mahir bawa mobil. Kebetulan saya akan mengikuti tender di luar kota, dan tidak bisa ditolak, jam sepuluh harus sudah sampai sana. Jadi saya tidak sempat antar istri saya," titah Jackson.Jackson dan istrinya, Sidney adalah orang asing yang menetap di Indonesia. Mereka memiliki sebuah perusahaan yang dikelola bersama. Mereka merintis usaha tersebut dari awal pernikahan mereka, hingga kini menjadi sebuah perusahaan besar.Pasangan suami istri tersebut pun mendirikan sebuah restoran sebagai usaha sampingan, dan dipasrahkan ke

    Last Updated : 2023-06-14
  • Hasrat sang PEBINOR   Pendekatan

    Tiba-tiba dari arah belakang, Sidney memeluk Rochman. Hal itu sontak membuat Rochman terkesiap.Deg ....Jantung Rochman berdetak kencang, iramanya tak beraturan.Cukup lama kedua insan itu diam tak bergeming. Perlahan, Rochman membalikkan tubuhnya hingga posisinya kini saling berhadapan dengan Sidney.Rochman menatap intens ke arah Sidney. Dia pun salah tingkah."Maaf, kalau saya lancang," kata Sidney menurunkan pandangannya."Eh, em ... tidak apa-apa, santai saja," gugup Rochman."Boleh minta nomer telpon mu?" kata Sidney."Boleh saja," sahut Rochman.Kemudian mereka bertukar nomor ponsel."Apa nanti malam kamu ada acara?" tanya Sidney."Tidak ada," jawab Rochman singkat."Saya ingin ngobrol denganmu," kata Sidney."Huh?" Rochman mengerutkan keningnya. "Mengobrol denganku? Memangnya, Tuan Jackson tidak marah?""Suami saya keluar kota selama tiga hari, jadi dia tidak akan tahu," ujar Sidney santai.Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba, Rochman seolah mendapat kesempatan dalam kesempitan.

    Last Updated : 2023-06-17
  • Hasrat sang PEBINOR   Ketahuan

    "Boleh," angguk Sidney tanpa sadar.Rochman pun memesan kamar hotel yang berada di lantai atas di dalam bar tersebut. Kini mereka berdua telah berada di dalam kamar. Mereka duduk di bibir ranjang.Rochman mengambil kesempatan untuk mendekati Sidney lebih jauh."Kenapa Miss mau menuruti ajakan saya?" tanya Rochman kepada Sidney."Sebenarnya, saya haus belaian walaupun saya punya suami," jawab Sidney."Haus belaian? Maksud Miss?" ujar Rochman yang masih belum mengerti dengan ucapan wanita di sebelahnya itu."Suami saya ...." Sidney menghentikan ucapannya."Miss, kalau anda punya uneg-uneg, cerita saja tidak apa-apa, mungkin bisa membuat anda lebih lega," kata Rochman.Sidney tersenyum dipaksa. "Suami saya impoten ...."Rochman terdiam seketika mendengar ucapan Sidney barusan. Dia pun mengesah pelan."Jadi selama ini, Miss tidak pernah berhubungan dengan suami Miss di ranjang?" tanya Rochman akhirnya.Sidney hanya menggeleng lemah."Terus, kenapa Miss mau menikah dengan dia?" heran Rochm

    Last Updated : 2023-06-19
  • Hasrat sang PEBINOR   Pertemuan tak Terduga

    "Saya tahu, Tuan. Saya sudah lancang mengganggu istri Tuan," jawab Rochman tanpa ragu."Kenapa kamu tega melakukan itu?" Jackson mengerutkan keningnya.Rochman menurunkan pandangannya, dia tidak mungkin bercerita, kalau Sidney pun berusaha menggoda dirinya. Karena Rochman yakin, bahwa Jackson tidak akan percaya."Hei, saya sedang bertanya denganmu, tolong dijawab," ketus Jackson."Saya tidak menyangka, ternyata kamu ini seorang PEBINOR pemuas tante-tante. Kamu dapat uang berapa miliar, dari istri saya? Kalau kamu memang butuh uang banyak, jangan sungkan bilang ke saya. Tidak begini caranya," ujar Jackson lantang.Netra Rochman mulai memerah, dan tangannya mengepal. Ucapan Jackson membuatnya sangat terpukul, pria itu merasa harga dirinya mulai diinjak-injak."Maaf, Tuan, saya tahu saya salah, kalau saya harus diberhentikan dari kerjaan saya, saya siap," kata Rochman yang sudah malas berdebat."Kamu tidak akan saya berhentikan, tapi kamu akan saya pindahkan ke restoran cabang, di Kota B

    Last Updated : 2023-06-21
  • Hasrat sang PEBINOR   Tak Ada Tujuan Pasti

    **Kediaman Rumah RochmanTak terasa hari telah menjelang petang. Rochman merasa lapar, dia pun keluar mengendarai mobil berkeliling jalan hingga akhirnya tiba di sebuah restoran mewah.Setelah memarkirkan mobil, pria itu melangkah masuk ke dalam dan langsung duduk di tempat yang telah tersedia.Tak lama seorang pelayan menghampiri. Dia memberikan buku menu kepada Rochman. Pria tersebut pun melihat-lihat menu dalam buku itu.'coba saja ada pembantu di rumah, pasti aku tidak akan repot-repot cari tempat makan. Tinggal bilang saja sama pembantuku, ingin dibuatkan masakan seperti apa,' batin Rochman.'tapi buat apa juga pembantu? Aku sekarang hidup sendiri. Kalau ada anak dan istri, sepertinya cocok pakai pembantu,' lanjut Rochman dalam hati."Maaf, Tuan, apa anda sudah memutuskan, makanan apa yang akan anda pesan?" Ucapan pelayan membuyarkan lamunan Rochman."Maaf, Mbak, saya pesan satu porsi bebek goreng dan coklat panas," kata Rochman akhirnya."Baik, Tuan, mohon ditunggu," angguk sang

    Last Updated : 2023-06-22
  • Hasrat sang PEBINOR   Bertemu Calon Mertua

    Seketika Rochman teringat dengan Santi. "Ah, sebaiknya aku telpon Santi saja," gumamnya.Rochman pun mengambil ponselnya, dan menekan nomor Santi."Halo? Siapa, ya?" Tak lama terdengar jawaban dari seberang sana, namun suara seorang pria.Rochman mengerutkan keningnya, dia cepat-cepat memutuskan panggilan ....'sial, kenapa yang angkat laki-laki? Siapa dia? Apakah suami Santi?' batin Rochman bertanya-tanya.Akhirnya, Rochman memutuskan untuk pulang. Sampai di rumah, dia merebahkan tubuhnya di atas kasur di dalam kamarnya. Tentang pria yang mengangkat telponnya, pun masih menjadi tanda tanya dalam benak Rochman.******Kediaman Rumah Antonio"Sayang, aku pulang dulu, sudah malam," pamit Jhulie."Ya sudah, ayo aku antar," kata Antonio."Tidak perlu, aku kan bawa motor," tolak Jhulie."Tapi motor kamu kan bisa ditaruh sini dulu, ini sudah malam, tidak baik seorang perempuan pergi sendirian," ujar Antonio."Sudahlah, aku tidak apa-apa pulang sendiri, kok." Jhulie bersikeras."Ya sudah kal

    Last Updated : 2023-06-27
  • Hasrat sang PEBINOR   Perkenalan

    "Kapan pun kamu mau, aku dan orang tuaku siap, kok," sahut Jhulie sambil memasukkan sendok berisi nasi ke mulutnya.Antonio tersenyum dan mengangguk kepada kedua orang tuanya. Seketika kedua orang tua Antonio memahami tingkah anaknya itu."Baiklah, nanti aku dan orang tuaku akan mengatur waktu yang tepat, setelah itu aku akan mengabarimu," kata Antonio."Oke," angguk Jhulie sambil terus mengunyah makanannya.Selesai makan, Jhulie mengobrol dengan Antonio dan kedua orang tuanya, di teras depan rumah. Lama-lama Jhulie merasa jenuh. Dan tak terasa, sore hari pun tiba ...."Sayang, aku pulang dulu," pamit Jhulie kepada Antonio."Lho, kok buru-buru sih?" heran Ibunda Antonio."Iya, sayang, main-main saja dulu di sini tidak apa-apa, kan," sambung Antonio."Tapi, ini sudah hampir malam," kata Jhulie."Tidak masalah," kata Antonio santai dijawab dengan anggukan kepala kedua orang tuanya."Baiklah," kata Jhulie pasrah.Malam hari tiba, Antonio mengajak Jhulie keluar. Mereka masuk ke dalam mobi

    Last Updated : 2023-07-02

Latest chapter

  • Hasrat sang PEBINOR   Akhirnya... (End)

    Hari demi hari, Rochman mendampingi Puput menjalani kehamilan pertamanya dengan bahagia. Ibunda Rochman dan orang-orang di sekeliling menghujaninya dengan berbagai macam perhatian.Bahkan Rochman kini sudah tak berani menyentuh Puput setiap malam, meskipun dokter memperbolehkan hal itu, di masa kehamilan tua.Dan hari yang dinantikan pun tiba ... suatu malam, Puput merasakan dorongan yang kuat dari dalam perutnya. 'Duh, sakit sekali,' batinnya.Puput bahkan tak sanggup untuk berjalan lagi. Dia hanya membungkukkan badannya, bertumpu pada ranjang sambil meringis menikmati rasanya kontraksi.Rochman yang mengetahui hal itu benar-benar panik, tak henti-hentinya dia mengusap punggung istrinya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya."Sepertinya, kamu sudah mau melahirkan, sayang," kata Rochman."Iya nih, Mas, sakit sekali, tidak kuat aku." keluh Puput.Rochman bertambah panik, dia menemui sang ibu di dalam kamarnya, dan menceritakan apa yang dirasakan oleh istrinya."Kalau begitu, ayo

  • Hasrat sang PEBINOR   Sesuatu yang Tumbuh

    Satu minggu kemudian, Rochman mengajak sang ibu ke rumah Puput untuk melamar wanita tersebut."Put, apa kamu mau menerima Rochman di hati kamu?"Puput tersipu, dia menatap lekat ke arah Ibunda Rochman. "I-iya, Bu, saya mau."Ibunda Rochman tersenyum ramah, "terimakasih, ibu titip anak ibu ya, semoga kalian selalu diberikan kemudahan dalam segala hal, setelah menikah nanti.""Amin," lirih Puput.Kemudian Ibunda Rochman memakaikan cincin di jari manis Puput. Seketika Puput terharu, netranya tampak berkabut. Kemudian Puput memeluk Ibunda Rochman penuh haru."Jadi, satu minggu lagi kalian akan menikah?" tanya Ibunda Rochman kepada Rochman, wanita itu kembali memastikan rencana anaknya."Iya, Ma, dan aku sudah mantap," sahut Rochman antusias."Ibu pesan, jaga Puput baik-baik," kata Ibunda Rochman."Pasti, Bu," angguk Puput.Lama mereka berbincang, Rochman dan ibunya pun pamit undur diri. Mereka akan kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.Kini Ibunda Rochman berada di rum

  • Hasrat sang PEBINOR   Kemesraan Dua Insan

    Rochman menghirup aroma wangi dari tubuh Puput, membuat bagian bawah Rochman menegang. Perlahan Puput menjauhkan kembali wajahnya. Niat hati ingin menggoda Puput, namun justru dia sendiri yang terpancing.Rochman pun berjalan ke arah kulkas, dia membuka lemari pendingin itu, kemudian kembali mengambil air mineral dan berjalan lagi melewati Puput. "Pokoknya kamu jangan pulang dulu."Kemudian Rochman berjalan masuk ke dalam kamarnya, dia ingin menetralkan hati dan sesuatu yang menggelora itu.Sementara Puput bernapas lega, dia pun memegangi dadanya, merasakan detak jantungnya semakin kencang. 'Duh, kenapa aku seperti ini?' batinnya. Wanita itu benar-benar tak habis pikir mengenai tubuhnya.Tak lama Rochman keluar lagi menghampiri Puput. Tanpa aba-aba, pria itu langsung mendaratkan sebuah kecupan pada bibir Puput membuat wanita berstatus janda itu terbelalak.Namun Puput tak kuasa melawan Rochman, dan terjadilah pagut memagut dari kedua bibir itu. Lama mereka berdua berpagutan, akhirnya P

  • Hasrat sang PEBINOR   Cerita Cinta

    Kedua insan itu, kini saling meluapkan rasa cinta pada diri mereka masing-masing. Kini, tak ada lagi rasa ragu dan malu pada diri Puput, dia justru merasa nyaman dalam dekapan Rochman.Perlahan, Rochman melepaskan pelukannya kemudian kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Puput. Manik mata Rochman menelisik wajah Puput. Perlahan bibir Rochman mendekat.Namun seketika itu juga, Puput segera menjauhkan wajahnya. "Mas, ini di luar rumah, tidak enak kalau ada yang lihat."Rochman pun segera melepaskan tangan yang melekat pada wajah Puput."Ya sudah aku pulang dulu. Sudah malam," pamit Puput."Tunggu sebentar, jadi kamu mau menerima lamaranku?" harap Rochman.Puput pun membalikkan badan, dan berjalan menjauhi Rochman sambil bergumam ...."Tidak dalam waktu dekat ini, tadi itu aku hanya bilang, kalau aku cinta sama kamu."Rochman menepuk keningnya, kemudian menggelengkan kepala, merasa konyol dengan tingkah Puput. "Dia habis mimpi apa, sih?"****Keesokan hari, Puput bangun lebih awal.

  • Hasrat sang PEBINOR   Cinta tapi Malu

    "Hehe, ya sudah ayo." Rochman dan Puput pun segera kembali ke kantor.****Malam hari tiba, Rochman saat itu masih menonton televisi di ruang tengah. Saat itu dia tengah berada di rumah ibunya."Kamu belum tidur?" tanya Ibunda Rochman menghampiri anaknya dan duduk di sebelahnya."Belum ngantuk, Ma," ujar Rochman."Jangan tidur terlalu larut, tidak baik untuk kesehatan," pesan Ibunda Rochman."Iya, Ma." Rochman mengangguk."Oh ya, Ma, Loli sekarang dipenjara," kata Rochman.Ibunda Rochman terkesiap mendengar penuturan anaknya. "Jadi dia sudah ketangkap?""Sudah," jawab Rochman singkat."Ya sudah tidak perlu diungkit lagi, biarkan dia menerima balasan yang setimpal," kata Ibunda Rochman."Iya, Ma." Lagi-lagi Rochman hanya mengangguk."Terus, gimana hubungan kamu dengan Puput?" tanya Ibunda Rochman lagi"Aku belum bisa cerita sekarang, Ma. Mama doakan saja semoga bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius," tutur Rochman. Dia tidan ingin berbicara lebih detail mengenai Puput yang belum sah

  • Hasrat sang PEBINOR   Mengunjungi Musuh

    Puput terkesiap, dia segera beranjak dari tempat duduknya, dan bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, wanita itu telah berpenampilan rapi.Rochman tersenyum melihat Puput, "sekarang, giliran saya mandi," ujarnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.Selesai mandi, Rochman mengajak Puput ke suatu tempat. Dia mengendarai mobilnya."Kita mau ke mana, Mas?" tanya Puput heran."Kita cari makan," sahut Rochman berdalih."Tapi, kita kan baru saja makan." Puput mengerutkan keningnya."Iya, tapi saya lapar lagi. Tidak tahu kenapa, saya lihat kamu bawaannya lapar terus, hehe." Rochman pun terkekeh.Puput menggelengkan kepalanya, merasa konyol dengan tingkah Rochman.Kini mereka sampai sebuah tempat, seketika Puput merasa aneh mengapa Rochman membawanya ke sebuah penjara."Lho, ini kan penjara, Mas?""Yang bilang toilet umum siapa?" kelakar Rochman kemudian mengajak Puput turun.Mereka berdua masuk ke dalam, dan disambut oleh seorang polisi. Rochm

  • Hasrat sang PEBINOR   Sofa Panas

    Keesokan hari, Puput kembali bekerja seperti biasa. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Rochman masuk ke ruangan Puput."Mau makan siang di mana, Sayang?" tanya Rochman."Di mana saja deh, memang Mas mau makan di mana?" Puput balik bertanya."Saya mau makan di foodcourt bawah saja hari ini," jawab Rochman."Owh ...." Puput hanya mengangguk."Kamu mau ikut?" tanya Rochman lagi."Skip dulu deh, saya sedang malas kemana-mana. Mau delivery order saja sepertinya," ujar Puput.Rochman menatap Puput dengan sepasang alis terangkat. "Tumben, biasanya selalu mau kalau saya ajak makan," katanya."Hehe, lagi ingin pesan sesuatu saja dari sini." Puput menunjukkan ponselnya yang menampilkan salah satu aplikasi pesan makanan online di sana."Oh ya sudah, saya pesankan sekalian ya. Saya juga malas cari makan, kalau tidak sama kamu," tutur Rochman dijawab dengan anggukan kepala Puput.Setengah jam kemudiaan, Puput turun ke lobi untuk mengambil makan siang yang telah dia pesan dari

  • Hasrat sang PEBINOR   Liburan

    Keesokan harinya, Rochman mendatangi rumah Puput.Puput yang sudah rapi dan wangi menyambut Rochman."Saya sudah siap, Mas," kata Puput yang mengira Rochman akan menjemputnya untuk ke kantor bersama."Hari ini saya libur, jadi mau jalan-jalan ke Bali," ucap Rochman antusias.Puput mengerutkan keningnya, "bukannya ini bukan hari libur, ya? Tidak tanggal merah juga," gumamnya sambil menatap Rochman dengan tatapan meminta penjelasan."Em, begini, Put, saya kan ada meeting mendadak sama klien tapi di Bali. Jadi, saya mau ajak kamu ikut sekalian sama saya, dan urusan kantor sudah saya pasrahkan sama si Lexa."Rochman terpaksa berbohong, supaya Puput mau ikut bersamanya, karena tak dipungkiri pria itu memang ingin mendekatkan dirinya kepada Puput lebih intens lagi."Gitu ya? Terus, apa saya harus bawa baju ganti?" ujar Puput."Tidak perlu, nanti beli saja di sana, lagian cuma dua hari kok," tutur Rochman.Puput mengangguk dan mereka berdua pun pergi ke Bali sesuai jadwal yang telah direncan

  • Hasrat sang PEBINOR   Pesona Puput

    Tak lama Rochman tiba di rumah. Dia langsung mengajak Puput masuk. Saat itu Ibunda Rochman duduk di ruang depan."Lho, ada tamu rupanya," kata Ibunda Rochman.Rochman tersenyum dan duduk bergabung bersama ibunya."Cie, ada yang lagi happy nih," ledek Ibunda Rochman saat melihat sosok Puput. Wanita itu dapat menyimpulkan kalau Puput adalah pacar baru anak laki-lakinya."Ma, kenalkan ini Puput calon istriku," kata Rochman kepada sang ibunda."Wah, cantik. Kapan kalian nikah?" ujar Ibunda Rochman."Mama ini, langsung bahas nikah terus," kelakar Rochman."Maksud mama kamu kan sudah berumur, jadi langsung saja nikah, daripada pacaran terus nanti ujungnya bubar seperti yang sudah-sudah," tutur Ibunda Rochman."Iya, Ma. Tapi Puput ini janda." Rochman pun menceritakan perihal mengenai Puput, latar belakang juga musibah yang menimpa wanita itu, membuat Ibunda Rochman merasa iba."Nak, kamu boleh menganggap ibu seperti ibu kamu sendiri. Ibu juga merestui hubungan kalian," kata Ibunda Rochman me

DMCA.com Protection Status