Share

37. Kerinduan

Penulis: Asia July
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-25 12:28:19

“Albert! Apa yang kau pikir baru saja kau lakukan, hah?” Sophia membentak, sambil mencoba untuk menarik tangannya dari genggaman Albert yang sangat kencang.

“Diam!” sahut pria itu tegas. Langkah kakinya lebar dan dia berjalan semakin cepat, menyeret Sophia bersamanya.

Mereka turun ke parkiran di basement dan masuk ke dalam mobil.

“Kau mengganggu kesenanganku!” Sophia menyeru sambil mengelusi tangannya yang memerah.

“Kesenangan? Merendahkan dirimu sendiri hanya untuk menyinggungku seperti itu kau sebut sebuah kesenangan?!”

Sophia menyorot marah padanya. “Jangan terlalu percaya diri. Aku melakukannya karena aku suka.”

“Karena kau suka, ya?” Albert tersenyum mengejek.

Sophia semakin jengkel dibuatnya. “Ya, Alexander adalan pencium yang… hmmphh!”

Albert memotong ucapan Sophia itu dengan mencium bibirnya.

Sophia meronta, mendorong dada Albert dengan kuat. Albert pun menjauh.

Sophia berdecih. “Eewww… kau menjijikkan! Bibirmu baru saja kau gunakan mencium jalang itu!”

Kilatan amarah dan gair
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hasrat Terpendam Suamiku   38. Pertengkaran

    Saat pagi menyingsing, Sophia turun untuk sarapan dan bertemu dengan Albert yang telah duduk lebih dulu di meja makan. Tumben sekali lelaki itu belum berangkat ke kantor pada jam segini, batin Sophia.Saat Sophia menghampirinya, Albert mengalihkan pandang dari gadget di tangannya pada Sophia. Pandangan lelaki itu membuat Sophia menahan napas karena mengingat apa yang mereka lakukan kemarin malam dan apa yang Albert lakukan padanya setelah itu.Wajah Sophia memanas, dia mencoba menyembunyikannya dengan berbelok ke arah dapur menghampiri Dana.Namun terlambat, karena Albert sudah terlanjur melihat rona merah di pipi istrinya itu.“Sophia, apa kau baik-baik saja, Dear? Albert bilang semalam kau habis minum-minum?” tanya Dana sesaat setelah dia menyadari kehadiran Sophia di dapurnya.“Ya, aku baik-baik saja,” jawab Sophia. Terima kasih untuk seseorang, dia merasa jauh lebih baik saat bangun tidur tadi, terlebih setelah meminum obat painkiller yang orang itu beri.“Syukurlah. Aku akan buat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   39. Di Taman

    Mereka tadi menolak, tapi kenyatannya kini keduanya tengah berada di kebun anggur yang Dana bicarakan. Luasnya tidak seberapa, terletak di belakang rumah, setelah taman. Pohon-pohon anggur tumbuh dengan subur, merambat mengikuti kerangka kubah setengah lingkaran.Ada suami Dana di sana, Joe Florence, Sophia biasa memanggilnya dengan panggilan formal. Sekalipun sudah beberapa kali Sir Florence menyarankannya untuk memanggil Joe saja, tapi Sophia belum terbiasa.Joe bekerja sebagai penjaga kebun, dia dan istrinya tinggal tidak jauh dari sini, dan mengelola beberapa petak tanah milik Albert adalah hal yang telah lama mereka lakukan, bahkan sebelum Albert membeli rumah itu.“Nyonya Raymond, kau di sini!” sapa Joe saat mereka mendekat.“Hai, Sir Florence,” sahut Sophia, tersenyum ramah.“Dan Tuan, maaf aku tidak melihatmu lebih dulu,” Joe beralih pada Albert dan menunduk sedikit meminta maaf.“Hm,” sahut Albert tampak acuh. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar, melihat kebun anggur yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   40. Di Jalan Pulang

    Albert telah mengisi keranjang terakhir berisi anggur merah yang segar-segar. Keringat membasahi sekujur tubuhnya, wajahnya sedikit memerah karena panas, hari memang sudah semakin siang. Tapi Sophia dan Dana masih belum juga kembali. Joe bilang Dana pergi untuk memetik sayuran di dalam rumah tumbuhan. Karena itulah Albert berniat untuk menyusul mereka ke sana sekarang.Sementara itu, di dalam rumah tumbuhan, Sophia tengah duduk di bangku kayu dengan kaki kanan terangkat dan bertumpu di atas paha kiri, tangannya memijat perlahan pergelangan kakinya yang terlihat memerah.Itu terjadi karena tadi, ketika Sophia tengah berjongkok memetik cabai, dia tidak sadar ada siput yang berjalan perlahan naik ke punggung kakinya. Kemudian, saat dia sadar akan kehadiran hewan tanah itu, Sophia langsung menjerit dan refleks mengibaskan kakinya membabi buta, berlari menjauh dari sana. Karena sikap sembrono itu, dia tidak melihat ada gundukan tanah di depannya kemudian kakinya tersandung.Dana sangat ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   41. Hadiah Dari Pria Lain

    Albert membawa Sophia ke dokter dan telah diperiksa. Pergelangan kaki Sophia kini telah dibalut perban berwarna putih. Beruntung klinik tempat Sophia diperiksa terletak di sudut kota yang sepi dan tengah sepi pengunjung pula, jadi tidak akan ada yang melihatnya digendong seperti koala di punggung Albert, itu hal paling memalukan yang akan terjadi.“Karena alasan apa hari ini kau cuti?” tanya Sophia setelah mereka sampai di rumah dan kini tengah duduk di pantri dapur menikmati makan siang yang dibuat Dana.“Aku tidak perlu alasan,” jawab Albert singkat.Sophia sebenarnya bertanya karena semenjak pagi Albert selalu memegang tabletnya—kecuali ketika mereka pergi ke kebun tadi, membuat Sophia berpikir bahwa lelaki itu sibuk mengerjakan pekerjaannya di kantor bahkan sekalipun dia mengambil hari libur.Albert yang awalnya terdiam menoleh pada Sophia. “Aku hanya mengecek pekerjaan Maurice,” katanya.“Ah ya, aku jarang melihat Maurice. Dia bahkan tidak pernah datang ke sini.”“Dia sibuk. Untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   42. Rooftop

    Jauh dari jenis makan malam yang dikatakan Albert saat di rumah tadi, acara makan malam yang Daniel adakan ternyata sebuah perayaan pembukaan restoran barunya yang terletak di lantai paling atas sebuah mall mewah. Sophia datang mengenakan gaun berwarna darksoft purple, membalut cantik tubuhnya yang ramping, berlengan panjang dengan leher tinggi.Banyak tamu undangan yang datang, dan tidak heran bagi Sophia Albert mengenali beberapa wajah, sehingga mereka berdua harus berhenti beberapa kali untuk menyapa. Sebelum akhirnya mereka sampai pada Daniel yang merupakan tuan rumah dari pesta makan malam mewah itu.Saat melihat Sophia dan Albert mendekat, senyum Daniel melebar. “Sophie!” serunya.Sebenarnya Sophia merasa sedikit tidak nyaman dengan panggilan akrab itu, hanya Albert atau beberapa orang terdekat saja yang memanggilnya demikian. Tapi Sophia tidak memprotes panggilan Daniel yang sok akrab itu.“Daniel, pesta yang sangat mengagumkan,” sapa Sophia, mengulurkan tangan hendak menyalami

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   43. Dari Mana Kita Memulai

    “Aku ingin bicara.”Ya, inilah saatnya, pikir Sophia. Sekalipun mereka tengah berada di tengah-tengah pesta, Sophia merasa suasana di antara dirinya dengan Albert cukup tepat, dan kapan lagi Sophia akan memiliki keberanian seperti ini?“Apa?” Albert menyahut, menatap Sophia dengan ekspresi tenang. Berbanding terbalik dengan ekspresi Sophia sendiri. Dan Albert menyadarinya, apapun yang hendak Sophia katakan pasti sesuatu penting yang telah lama mengganggu pikiran wanita itu. “Ada apa?” tanya Albert lagi.“Ngh…” Sophia tidak sempat selesai mengucapkan perkataannya karena setelah itu, suara letusan terdengar di langit, atensi mereka semua teralihkan ke sana—ke percikan kembang api berwarna-warni yang menghias langit gelap.Sophia menggumam, “Cantik.”Letusan-letusan itu terus meluncur. Kembang api meledak dengan indah. Semua orang menatapnya dengan kagum, terhipnotis dalam momen itu untuk beberapa saat.Namun Albert justru menatap ke arah Sophia, memandang rambut hitam panjang yang tert

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   44. Tidur Bersama (1)

    “Bagaimana kalau malam ini? Kau tidur di kamarku?”Sophia menatap Albert seolah lelaki itu telah kehilangan akal sehatnya. “Kau gila?!”Senyum Albert melebar, lalu dia menggeleng. “Kau sendiri yang menawarkan kompromi ini, kau tidak berhak untuk berkata tidak.” Albert kemudian bangkit berdiri.Mata Sophia bergetar. Membayangkan dirinya berada di satu ruangan yang sama dengan Albert, di atas ranjang, bergelung selimut, itu terlalu… melelahkan. Melelahkan untuk jantungnya.Tidak peduli dengan status mereka yang sudah sah, tetap saja ini adalah hal yang baru.Tapi seperti kata Albert, apakah Sophia berhak untuk mundur sekarang? Sepertinya jawabannya adalah tidak. Sophia pun ikut berdiri dan mendongak menatap suaminya itu.“Baik. Karena pembicaraan kita juga belum selesai, mungkin sebaiknya kita bicarakan di tempat tidur.” Ekspresi di wajah Sophia saat mengatakannya sangat datar.Albert menahan senyum. “Memang… pembicaraan di atas ranjang itu selalu berbobot, ayo kita lakukan.”***Butuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   45. Tidur Bersama

    “Dari mana kita harus memulai?” Albert mengulang pertanyaan Sophia tadi. “Dari sini,” lanjutnya.Lalu entah siapa yang pertama kali melakukan, wajah keduanya saling mendekat, napas mereka beradu tajam. Saat jarak semakin menipis, Sophia memejamkan mata. Albert menatap bibir wanita itu yang tampak begitu mengundang, sebelum akhirnya dia menutupnya dengan bibirnya sendiri.Suara kesiap Sophia tertelan begitu saja saat bibir mereka menyatu, rasa menyengat seperti aliran listrik menggelitik setiap syarafnya. Tidak ada perasaan yang lebih baik dari ini, pikir Sophia.Albert terus melumat bibir Sophia, mengulumnya keras, sampai suara kenikmatan lolos dari bibir wanita itu. Albert begitu senang mendengarnya dan dia menggunakan momen itu untuk menjulurkan lidah, menyatukan bibir mereka lebih panas, dengan lidah yang saling berdansa. Saliva mengalir dari sudut bibir, turun ke dagu. Albert tersenyum, kemudian mengusapnya dan memperdalam ciuman mereka.Sophia mengeluarkan suara itu lagi, yang se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25

Bab terbaru

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Bab 6 - Family ( END)

    Matahari pagi menerpa wajahnya, memberikan ilusi seolah sinar suci keluar dari pori-porinya. Dan semua anak rambutnya yang berantakan di kepala dan sekitar wajah nya, berwarna keemasan alih-alih cokelat gelap.Albert tersenyum, menatap Sophia dengan mata teduh. Kebiasaan yang sudah dimilikinya sejak lama; bangun pagi-pagi supaya bisa menyisihkan waktu setidaknya setengah jam untuk berpuas diri menatap wajah istrinya itu.Anak pertama mereka sudah lahir, putra bermahkota yang membawa pesan baik; Istvanzino Raymond.Perhatian keduanya jadi terbagi antara satu sama lain dengan anak mereka yang baru berusia satu tahun. Tidak banyak waktu yang Albert habiskan bersama Sophia, begitu pun sebaliknya. Tapi itu tidak apa, karena dia menyayangi putranya lebih dari apapun, dia akan mengorbankan segalanya. Dan Albert tidak ragu bahwa Sophia juga pasti akan melakukan hal yang sama.Hanya pada waktu pagi hari, beberapa saat sebelum Istvanzino terbangun, Albert memiliki

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 5 - Something Very Valuable

    “Albert.”Albert yang tengah memusatkan tatapannya pada layar laptop menoleh pada Sophia yang berdiri di hadapannya sembari berkacak pinggang. Perutnya yang telah membesar mengintip keluar dari kaus polos yang dia kenakan, dan pemandangan itu benar-benar menggemaskan, sukses mengalihkan fokus Albert seketika.“Ada apa, Sophie?”Kening wanita itu berkerut-kerut dalam. Albert mengernyit, kemudian bertanya dengan nada cemas. “Kenapa? Apa perutmu sakit?”Sophia menggeleng.“Lalu?”“Apa kau ingat dengan kalung yang … dulu aku berikan padamu?”“Kalung yang mana?”Tatapan mata Sophia tampak gelisah. Dia mencoba untuk menjelaskan sesuatu yang tampaknya sulit untuk dia jelaskan.“Kalung … yang dulu sering aku kenakan,” ucapnya.Albert mencoba untuk mengingat-ingat, tidak butuh lama dia pun langsung teringat. Tapi keberadaan benda tersebut memang benar-benar telah Albert lupakan.“Ya, kenapa dengan kalung itu?” tanya

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 4 - In a Sunny Day

    Bulan-bulan berlalu begitu saja.Musim dingin telah berganti menjadi musim semi, kemudian matahari terasa semakin tinggi dan musim panas pun datang. Usia kandungan Sophia sudah menginjak minggu ke dua puluh enam, atau sekitar tujuh bulan.Semuanya masih terasa sama, kecuali tubuhnya yang membesar dan keposesifan suaminya yang semakin menjadi. Selain perut yang membuncit, Sophia tidak mengalami perubahan signifikan pada area tubuhnya yang lain, tapi justru Albert yang mengalami perubahan-perubahan itu.Selama tiga minggu terakhir, Albert merutinkan olahraga untuk menjaga kondisi tubuhnya dalam bentuk yang ideal. Dia telah memakan makanan yang seharusnya Sophia makan, dia melakukan hal-hal yang seharusnya Sophia ingin lakukan. Dia juga masih sangat sensitif pada aroma dan masing sering muntah-muntah.Sophia tidak mengerti kenapa justru Albert yang mengalami semua itu. Bukankah seharusnya dirinya sebagai ibu yang mengandung? Tapi Dokter mengatakan bahwa itu

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 3 - Sweet Honey (19)

    Siang yang mendung ini Sophia bangun dengan perasaan ringan di dadanya. Dia menggeliat sekaligus menguap untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku. Saat melirik pada jendela yang gordennya telah terbuka, salju turun dari langit dan semuanya nyaris tampak berwarna putih.Sophia pun bangkit duduk sembari menahan selimut untuk menutupi dadanya. Dia mengusap leher ketika mengingat aktivitasnya semalam dengan sang suami, Sophia nyaris merasa bahwa sentuhan pria itu masih tertinggal di kulitnya.Saat menoleh ke samping, dia tidak menemukan Albert di sana, dan seprai terasa dingin yang artinya Albert sudah bangun cukup lama. Sophia lantas bangkit, lalu dilepasnya selimut yang tadi menutupi tubuhnya, kemudian berjalan tanpa sehelai benang pun menuju tempat lilin aroma terapi masih menyala, Sophia meniupnya.Dia membutuhkan benda itu, karena ada begitu banyak lukisan di kamarnya ini sekarang. Aroma cat minyak masih tercium dari lukisan-lukisan yang belum sepenuhnya kering,

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 2 - Unexpected Encounter

    Suara deburan ombak memecah kesunyian malam. Semilir angin kencang bertiup, membawa aroma laut yang khas, menerbangkan embun air asin ke bibir pantai. Paula yakin kalau dia berdiri lebih lama di sana dia mungkin akan kembali ke kamar hotelnya dengan pakaian basah.Di akhir tahun yang terasa dingin di Inggris, membuat Paula memutuskan untuk berlibur ke Miami. Dia tidak pernah menyukai musim dingin. Baginya fashion di musim dingin itu terlalu membosankan, dia punya segudang pakaian untuk dipadupadankan di lemarinya.Namun jauh di dalam, alasan mengapa Paula pergi adalah bukan karena itu. Melainkan sesuatu yang mengganggu sikap rasionalnya akhir-akhir ini.Alexander Harrison. Pria yang dia pikir akan benar-benar memberinya cincin pertunangan, pergi meninggalkannya, sama seperti pria-pria sebelumnya.Melihat bagaimana Sophia, adik bungsunya yang kaku itu, bahagia dengan curahan cinta dari seorang pria, membuat Paula iri. Terlebih, pria itu adalah Albert Raymo

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 1 - Apologize

    Rasanya dingin.Sekujur tubuh dan ulu hatinya seolah membeku. Jalanan yang ramai tidak berhasil menepis rasa kesepian dan keputusasaan yang dia rasakan di dalam. Ucapan wanita itu terus terngiang dalam benaknya.Sophia Raymond.Apakah ini karma? pikir Cecilia.Sekarang, setelah dia tahu bahwa anak di dalam perutnya bukanlah anaknya bersama Albert, rasanya sedikit menyakitkan dan sulit dipercaya. Tapi kalau bukan Albert, siapa? Cecilia tahu bahwa dia telah bersikap seperti wanita murahan ketika memutuskan untuk mendekati Albert Raymond, namun pesona pria itu tidak bisa dia bantah, dan ayahnya saat itu begitu bangga ketika tahu Cecilia memiliki hubungan dekat dengan seorang seperti Albert.Cecilia merasa bahwa dia tidak bisa kehilangan lelaki itu, apapun alasannya, karena itu artinya dia akan kehilangan perhatian keluarganya juga. Sebab hanya dengan bersama Albert, dia akan dianggap berguna oleh ayahnya yang serakah.Namun kini, saat Cecilia s

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 5

    Setelah menceritakannya pada Sophia, Albert bertanya, “Kenapa kau tidak mengangkat teleponku atau membaca pesanku?”Sophia menatap Albert dengan pelototan tajam dan juga balas bertanya, “Kenapa kau mematikan ponselmu?”“Baterainya habis.”Sophia lantas mengangguk paham. “Ponselku tertinggal di mobil Daniel saat tadi aku mencoba menghubungimu berulang kali. Mom jatuh sakit lagi jadi Daniel ingin aku datang menemaninya sementara dia memiliki urusan penting di kantor yang harus diurus. Aku mengobrol dengan Mom dan baru selesai satu jam lalu. Kemudian aku bangun karena pemanas di kamarku tidak berfungsi dengan baik.”Helaan napas lega menyahut penjelasannya.Tersenyum tenang, Albert menidurkan kepalanya lagi dan membawa Sophia bersamanya.Dia melirik setelan pakaian kerjanya yang teronggok di atas karpet. “Seharusnya kau melepas milikmu juga,” ucapnya berbisik.Sophia menggumam.

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 4

    Sophia menarik selimut semakin rapat menutupi tubuhnya. Kamar ini memiliki penghangat ruangan yang buruk, mungkin karena sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Sophia bersumpah bahwa dia akan berbicara pada Daniel mengenai hal ini besok. Dan oleh rasa dingin itulah Sophia terbangun dari tidurnya.Langsung diliriknya jam di atas nakas, ternyata dia baru terlelap selama satu jam. Setelah menemani ibunya di kamar sampai wanita itu terlelap, Sophia langsung ke kamarnya sendiri dan berbaring, tidak berniat untuk tidur, tapi kemudian jatuh tertidur.Sophia pun bangkit berdiri, dia butuh air hangat atau sesuatu yang mampu menepis rasa dingin itu. Sophia bangkit dan mencari ponselnya, lalu kemudian tersadar bahwa benda itu tertinggal di mobil Daniel.Dia belum memberi tahu Albert. Jadi Sophia memakai jubah tidurnya dan pergi ke luar kamar dengan tergesa, untuk pergi ke telepon rumah dan segera menghubungi suaminya itu. Albert pasti khawatir saat pulang ke apartemen dan t

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 3

    Kemudian, sebuah deringan membuyarkan lamunan Sophia. Wanita itu sejenak mengedarkan pandang dan sadar bahwa dirinya tengah duduk di sofa, di dalam apartemen yang sepi, seorang diri. Kejadian tadi pagi masih begitu lekat dalam ingatannya.Sophia pun menghela napas.Pagi tadi, Albert hanya memberikannya satu pelepasan dengan permainan jarinya, bersikeras bahwa mereka harus menemui dokter terlebih dahulu untuk melakukan lebih dari itu. Kemudian Albert melesat ke kamar mandi, berada di sana cukup lama dan berangkat kerja setelahnya.Sophia menatap langit yang kini sudah gelap, lalu mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering dan melihat nama Daniel tertera di sana. Sophia mengangkatnya.“Daniel.”“Sophie, kau di mana?”“Aku masih di apartemen Albert,” jawab Sophia. Dia sudah memberi tahu Daniel dan Luke beberapa hari lalu mengenai akhir dari permasalahan rumah tangganya. Mereka terdengar lega, tapi sekalig

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status