Share

45. Tidur Bersama

Penulis: Asia July
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-25 12:35:51

“Dari mana kita harus memulai?” Albert mengulang pertanyaan Sophia tadi. “Dari sini,” lanjutnya.

Lalu entah siapa yang pertama kali melakukan, wajah keduanya saling mendekat, napas mereka beradu tajam. Saat jarak semakin menipis, Sophia memejamkan mata. Albert menatap bibir wanita itu yang tampak begitu mengundang, sebelum akhirnya dia menutupnya dengan bibirnya sendiri.

Suara kesiap Sophia tertelan begitu saja saat bibir mereka menyatu, rasa menyengat seperti aliran listrik menggelitik setiap syarafnya. Tidak ada perasaan yang lebih baik dari ini, pikir Sophia.

Albert terus melumat bibir Sophia, mengulumnya keras, sampai suara kenikmatan lolos dari bibir wanita itu. Albert begitu senang mendengarnya dan dia menggunakan momen itu untuk menjulurkan lidah, menyatukan bibir mereka lebih panas, dengan lidah yang saling berdansa. Saliva mengalir dari sudut bibir, turun ke dagu. Albert tersenyum, kemudian mengusapnya dan memperdalam ciuman mereka.

Sophia mengeluarkan suara itu lagi, yang se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Terpendam Suamiku   46. Sisi Menggemaskan

    Ketika pintu Albert buka, Dana berdiri di hadapannya dengan membawa nampan berisi segelas susu berwarna merah muda dan sepiring biskuit rasa cokelat. Mata Dana memicing menatap Albert curiga. Albert menaikkan sebelah alisnya. “Ng… aku tidak butuh cemilan malam i—”Belum sempat Albert selesai berkata, Dana memotong, “Sophia tidak ada di kamarnya, dia belum kembali.” Suara Dana terdengar tajam, seperti seseorang yang tengah mengomeli anak lelakinya.Albert tidak tahu harus menjawab apa. Dia tidak mungkin berkata jujur bahwa Sophia sekarang ada di kamarnya, masih menenangkan diri setelah ciuman panas mereka.“Albert, kau tahu Sophia tidak suka saat kau membawa wanita pulang ke rumah,” cerca Dana.Albert butuh beberapa saat untuk mengerti maksud ucapan Dana itu. “Aku—”“Dan kau melakukannya! Bayangkan bagaimana perasaan istrimu kalau dia sampai tahu. Kupikir hubungan kalian akhir-akhir ini sudah membaik. Dan aku tadinya tidak mau ikut campur. Tapi apa yang kau lakukan ini salah, Albert.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   47. Permainan Pertanyaan

    Sophia sudah mengganti pakaian, bahkan juga sempat berendam dan membersihkan diri. Lalu setelah itu dia duduk di pinggir ranjang dengan perasaan gugup. Handuk masih menggantung di leher, ujung rambutnya masih basah dan dia belum bersisir.Pakaian yang dikenakannya adalah baju tidur paling tertutup yang dia punya. Sophia tidak mau Albert berpikir bahwa dia tengah menggoda lelaki itu jika menggunakan baju tidurnya yang biasa, yang jauh lebih terbuka dari yang sekarang dikenakannya.Sophia tidak tahu apa yang akan terjadi malam ini. Semuanya tidak pernah berjalan seperti yang dia inginkan kalau itu menyangkut Albert. Tapi yang terpenting, sekarang Sophia lega karena dia sudah mengutarakan keinginannya. Dia sudah berani melakukannya dan hal itu adalah sebuah rekor yang sangat besar karena selama ini Sophia lebih sering menutup diri dan merasa insecure dengan dirinya.Tangan Sophia kemudian tanpa sadar menyentuh bahunya, turun ke payudara dan berhenti di pinggang. Albert belum melihat ‘bag

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   48. Rencana Makan Malam

    Sophia membelalak. Apa yang baru saja Albert katakan? “Be-beri aku jawaban, bukan pertanyaan ulang.”“Ya, aku yakin karenamu aku jadi tidak masuk kerja hari ini.”“Kenapa karena aku?”“Kau membuatku mabuk kemarin malam.”Cara Albert mengatakannya… terdengar seperti lelaki itu tengah menyalahkannya. Sedangkan Sophia tadi berpikiran berbeda, sekarang dia malu dengan pikirannya sendiri.“Apa aku pernah memaksa sampanye itu masuk ke tenggorokanmu?!”“Wow, kasar sekali.” Albert menyengir, menyembunyikan rasa gelinya.“Kau sendiri yang menerima bergelas-gelas sampanye dari wanita itu! Kenapa aku? Kau bersikap seolah kau tidak terbiasa mabuk saja. Dan seharusnya aku juga menyalahkanmu, pagi ini aku tidak mungkin bangun dengan sakit di kepala kalau kau tidak mengajakku ke pertemuan bisnis yang konyol itu.”“Hm, kau sekarang terdengar benar-benar kesal,” gumam Albert pada dirinya sendiri. Ada nada geli yang terdengar di sana dan membuat Sophia berang.“Aku memang kesal!” Sophia lantas berbalik

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   49. Bekas Luka (1)

    Sophia melepaskan diri dari pelukan Albert dan lelaki itu sama sekali tidak menahannya, lalu Sophia bangun dan duduk membelakangi Albert. Albert juga melakukan hal yang sama, menatap punggung Sophia penuh penasaran.Sementara itu, Sophia merasa sangat gugup dan takut. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan, memantapkan diri. Mereka memang sudah berbicara, tapi hubungan mereka belum terlalu jauh.Albert harus tahu sekarang, karena masih ada waktu untuk mundur.Sophia pun meyakinkan diri, membuka sisa kancing baju tidurnya secara perlahan. Dia tidak sadar jemarinya bergetar ketika melakukan itu.“Sophie…?” panggil Albert dengan mata membelalak lebar, menyadari apa yang hendak Sophia lakukan.Setelah semua kancing dibuka, Sophia menurunkan pakaian tidurnya. Kain lembut itu menuruni bahu Sophia, memperlihatkan garis-garis tidak beraturan dari bekas lukanya, lalu turun semakin ke bawah sampai Sophia yakin semua yang dia punya telah terlihat.Selama melakukan itu, Sophia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   50. Bekas Luka (2)

    “Apa kau berpikir bahwa aku akan lari karena jijik?”“Hm.”“Tapi aku tidak melakukannya. Itu hanya apa yang kau pikirkan saja, Sophie. Kalau kau berpikir bekas luka itu akan merubah pikiranku, kau salah besar. Kau salah besar karena telah menilaiku serendah itu. Aku berhak marah karena itulah tepatnya yang kau pikirkan.”“Albert…, jujur saja. Belum terlambat kalau kau mau memutus semuanya.”“Pikiranmu terlalu pendek. Kau wanita cerdas, jangan bersikap bodoh!”Sophia menghembuskan napas lelah. “Albert… tolong.”“Sophie, apa masih kurang jelas? Aku tidak jijik seperti yang kau tuduhkan. Dan aku juga tidak akan lari ke manapun. Kau lah satu-satunya orang yang tampak sudah siap untuk kabur. Kalau saja aku tidak langsung memegangmu, kau mungkin sudah meloncat turun dan lari pergi seolah kau lah yang jijik padaku.”“Bukan begitu. A-aku—”“Apa aku menyakitimu?”Sophia menggeleng. Tidak, Albert tidak benar-benar menyakitinya. Rasa sakit yang Sophia rasakan di dadanya sekarang hanyalah rasa ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Hasrat Terpendam Suamiku   51. Godaan

    Sophia tertidur di dalam pelukan Albert.Namun ketika pagi menyingsing, dia tidak menemukan lelaki itu di kamarnya lagi.Satu hari berlalu, Sophia pikir Albert akan lembur di kantor karena sehari sebelumnya dia mengambil cuti.Namun, hari itu berganti menjadi minggu. Pemikiran negatif di kepala Sophia mulai bermunculan.Albert tiba-tiba menghilang seperti ini. Tepat setelah Sophia menunjukkan kekurangannya malam itu. Walau Albert sudah berulang kali meyakinkannya bahwa hubungan mereka tidak akan berubah. Tapi Sophia yakin, pandangan Albert padanya sekarang pasti berubah.‘Rasa kasihan, kah?’ renung Sophia sendiri saat duduk di dekat jendela pada sore yang dibasahi hujan deras. Ada buku tebal yang terbuka di pangkuannya, dan laptop menyala di meja kecil di depannya.“Kalau tahu begini…,” lirih Sophia pelan, matanya mulai berkaca-kaca. Dia sudah menahannya selama berhari-hari, sudah sekuat tenaga meyakinkan pada dirinya sendiri bahwa kepergian Albert tidak ada sangkut pautnya dengan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Hasrat Terpendam Suamiku   52. Tamu Tak Terduga

    Albert tanpa sadar membayangkan wanita yang ada di hadapannya saat ini adalah Sophia. Mengenakan handuk pendek yang melilit di tengah dadanya, mempertontonkan gundukan kenyal menggoda itu di mata lelaki yang akan menatapnya lapar.Namun Albert menyadari bahwa Sophia yang dia kenal tidak akan melakukan ini. Malam itu, saat melihat Sophia menangis mencoba untuk menutupi diri dari pandangannya, Albert merasa begitu terpukul. Rasa sakit yang terpancar jelas di mata wanita itu… membuat Albert marah. Marah pada siapapun yang telah membuat Sophia menjadi seperti itu.Tapi bukankah dia adalah kandidat pertama pelakunya?Albert begitu hilang dalam pikirannya memikirkan Sophia sehingga dia nyaris lupa pada wanita di hadapannya. Yang saat ini telah melepas handuk yang melilit di tubuhnya sehingga dia tanpa sehelai benang pun, merosot turun dan berlutut di bawah Albert.Ekspresi di wajah Albert masih sama seperti sebelumnya. Gairah yang beberapa detik lalu sempat bangkit sekarang telah lenyap.Al

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Hasrat Terpendam Suamiku   53. Merindukanmu Juga (1)

    Sophia tidak bisa mengerti bagaimana semua ini benar-benar terjadi.Albert, yang sudah pergi selama hampir dua minggu, tiba-tiba saja pulang membawa serta kedua orang tuanya. Urusan di antara mereka berdua bahkan belum selesai, dan kini Sophia harus berhadapan dengan mertuanya.Apakah ini cara Albert untuk menebus kesalahannya yang tiba-tiba menghilang? Menjadikan orang tuanya sebagai temeng?Tapi untuk apa? Karena Sophia akan semakin marah dan tidak akan memaafkannya.“Dari mana saja kau?” desis Sophia pelan, bertanya pada Albert yang tengah membuat minuman di dapur, untuk dua orang yang tengah menunggu mereka di ruang tamu.Albert menoleh pada Sophia.Ada lingkaran hitam samar di mata lelaki itu, janggut dan kumisnya tumbuh sedikit panjang seolah dia tidak bercukur selama berhari-hari. Sophia sedikit terkejut melihat penampilannya yang tidak biasa.“Albert…”Air yang tengah ia tuang ke dalam gelas terhenti. Albert menaruh kembali botol air es itu ke tempatnya kemudian mendekati Soph

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26

Bab terbaru

  • Hasrat Terpendam Suamiku   141. Lebih Berpengalaman

    Albert mengamati wajah sang istri yang tengah mencomoti tomat di keranjang sayur yang Dana bawa. Kemudian Albert tersadar, bahwa sudah lama rasanya dia tidak melihat raut wajah ceria dan tatapan berbinar di mata wanita itu.Apa yang telah para Abraham itu lakukan padanya? batin Albert. Karena tidak pernah sekalipun Albert melihat Sophia yang seperti ini saat berada di kediaman keluarganya. Dan Albert senang, karena hanya dengan berada di rumah mereka saja Sophia bisa menjadi dirinya sendiri seperti ini.“Jefrey? Dia baik-baik saja. Dan oh! Kebetulan dia tengah ada di tamanmu sekarang. Katanya karena hari ini kau akan pulang, dia harus memberi perhatian lebih pada tanaman-tanaman itu,” jawab Dana sembari terkekeh geli pada kelakuan putranya itu.Sedangkan Sophia yang mendengarnya membelalakkan mata lebar penuh semangat. Dia lantas melangkah setengah berlari menuju ke luar.“Sophie!” panggil Albert, mencoba mencegahnya, tapi Sophia bahkan tidak mendengar “Apa dia tidak merasakan jet lag

  • Hasrat Terpendam Suamiku   140. Pulang

    “Sophie, kau yakin baik-baik saja?” tanya Albert, entah untuk ke berapa kian kali dia bertanya demikian.Dan dalam setiap pertanyaannya, Sophia hanya mengangguk dan mengubah ekspresinya menjadi sedingin mungkin. Saat dia tahu dirinya tidak akan bisa tenang, di situlah es mulai muncul membentuk dinding penghalang untuk apa yang dia rasakan di dalam.Pikiran Sophia cukup kacau saat itu, sampai yang hanya ingin dia lakukan adalah tidur dan melupakan segalanya sejenak, kemudian bangun dengan perasaan yang lebih baik dan pikiran yang lebih jernih.Sophia sudah begitu muak berada di rumah ini, dia ingin cepat-cepat pergi dan kembali ke kamarnya yang sangat dia rindukan di kediaman suaminya. Berada terlalu lama di rumah ini bersama Paula dan keluarganya yang lain akan membuat pikiran Sophia semakin gila. Karena itulah kemudian Sophia bergerak dengan sangat tergesa-gesa merapikan barang-barangnya.Sementara itu, Albert memperhatikan sang istri dari belakang dengan tatapan rumit. Dia ingin ber

  • Hasrat Terpendam Suamiku   139. Perasaan Yang Dipaksakan

    Kejadiannya di Miami. Saat Albert tengah dalam urusan bisnis dan Paula tengah pergi berlibur dengan teman-temannya. Mereka kemudian tidak sengaja bertemu di sebuah bar yang terletak di dekat pantai. Saat itu barnya sangat ramai, tapi Albert duduk seorang diri dan itu bukanlah hal yang biasa.Paula mencoba mendekatinya, tapi Albert secara terang-terangan menolak karena dia tengah ingin sendiri saja. Itu adalah momen yang sangat memalukan bagi Paula karena teman-temannya saat itu menonton apa yang tengah dia lakukan. Lalu mereka pun membuat taruhan, kalau Paula berhasil tidur dengan Albert Raymond, maka dia akan mendapat hadiah liburan ke Bahamas saat akhir pekan selanjutnya.Bukan masalah hadiah, tapi juga gengsi dan harga diri. Paula pun menyanggupi taruhan itu, tapi dengan cara yang curang.Dia menjebak Albert untuk tidur dengannya, menggunakan minuman keras dan obat terlarang yang akan membuat pria manapun yang mengkonsumsinya akan merasa bergairah. Paula mendapatkan obat itu dari s

  • Hasrat Terpendam Suamiku   138. Aku Tahu Rasanya

    “Kau tidak boleh melakukannya!” sahut Sophia tegas.“Kenapa? Bekerja dengannya tidak akan membuatmu nyaman dan hal itu mungkin akan berpengaruh pada kesepakatan yang akan kalian ambil. Sebaiknya kau ganti editor saja.”Sophia menoleh ke belakang, menatap suaminya itu geli. “Tapi kau baik-baik saja bekerja sama dengan Luke, Daniel, juga Alexander. Apa diam-diam kau sebenarnya nyaman dengan mereka?” tanya Alicia, matanya sengaja menyipit menatap sang suami curiga.Ekspresi Albert berubah kesal.Sophia terkekeh, lalu menyentuh lengan Albert untuk menenangkannya. “Jangan khawatir. Lina bekerja menjadi editor mungkin memang karena dia ahli di dalamnya. Aku pernah mengobrol dengan dia dan aku akui, dia teman ngobrol yang cukup asik dalam bidang sastra,” kata Sophia. Dan dia berencana untuk bertemu dengan Lina Huang sekali lagi untuk melihat bagaimana wanita itu akan bersikap setelah apa yang terjadi pada mereka.Menggoda suami kliennya sendiri, itu benar-benar tidak beretika, tapi Sophia ti

  • Hasrat Terpendam Suamiku   137. Mengganti

    Kulit Sophia merona merah saat dia ke luar dari dalam bak mandi. Asap tipis sedikit menghalangi pandangnya, juga membuat cermin yang ada di hadapan dia sekarang berembun. Sophia mengusapnya dengan tangan lalu menatap pantulan dirinya di sana.Kedua netra coklat itu melebar menatap wajah yang tampak sedikit berbeda di dalam cermin. Sophia menyentuh dahinya, tidak ada kerutan di sana dan dia tampak… rileks? Bahagia? Sophia tidak tahu bagaimana harus menyebutnya.Saat dia sedang sibuk berpikir, tiba-tiba saja seseorang datang dari belakang dan menyampirkan handuk ke tubuhnya.“Apa yang kau pikirkan?” tanya Albert sembari mengelap tubuh bagian belakang istrinya.“Aku bisa sendiri!” kata Sophia panik, buru-buru berbalik.Tapi Albert menahan protesnya dan dengan tenang juga ekspresi datar, dia mengelap tubuh sang istri dengan lihai.Wajah Sophia memerah padam. Mereka pada akhirnya tadi memang mandi bersama, lalu Albert menyuruhnya menunggu selagi dia mengambil handuk baru untuk dikenakan. D

  • Hasrat Terpendam Suamiku   136. Sunset in Your Room (mature)

    “Bangun!” bisik Albert di belakang telinga istrinya. “Bangun, Sayang, kita belum selesai,” rayu pria itu lagi, dengan suaranya yang rendah dan memikat.Masih dengan mata terpejam rapat, Sophia menggumam pelan. “Jam berapa ini?” tanyanya dengan suara serak yang terdengar aneh. Apa karena dia terlalu banyak berteriak tadi? pikir Sophia yang membuat pipinya merona merah.“Baru pukul tiga sore. Dan kau baru saja tidur selama tiga puluh menit. Ayo bangun!” kata Albert.“Nghm…! Baru tiga puluh menit. Kau tidak lelah?” sahut Sophia rendah.Albert terkekeh, mengecup punggung istrinya itu dengan mesra. “Apa kau lelah?” tanya Albert balik sembari tangannya meraba dan mencari dada istrinya.“Hm,” jawab Sophia. Matanya terpejam rapat, bibirnya kemudian sedikit membuka. Napasnya yang telah normal tadi berangsur kembali cepat. “Sedikit… lelah,” lanjut Sophia.Kekahan di belakangnya terdengar semakin keras. “Aku tahu,” kata Albert, mengecup belekang leher Sophia dan merapatkan tubuh mereka. Keduanya

  • Hasrat Terpendam Suamiku   135. Toward Each Other (mature)

    Albert menghembuskan napas kasar sebelum menjatuhkan tubuhnya menindih tubuh Sophia yang lembut, kemudian menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher istrinya itu.“Aku hanya tidak ingin orang lain melihatmu mengenakan pakaian jahannam ini. Apa kau tahu seberapa cantik dirimu saat melangkah mendekatiku tadi? Dengan tatapan penuh percaya diri bercampur amarah itu… Kau tampak begitu provokatif. Sialan!” Albert lalu mengecup dan menyesap keras leher Sophia yang membuat istrinya itu melenguh pelan.“Tapi kenapa kau begitu marah?” sahut Sophia di sela napasnya yang terpotong.Albert terkekeh rendah. “Kau pikir kenapa? Masih tidak mengerti juga?” dengusnya pendek.Sophia mengerti. Tapi dirinya menolak perasaan yang datang dengan mudah itu. Namun kecupan Albert membuatnya semakin sulit untuk berkonsentrasi. Tidak ada gunanya juga menahan hasrat di antara mereka yang sejak awal sudah ada di sana.Sophia pun menerima semua perlakuan suaminya itu tanpa penolakan sedikitpun. Bahkan ketika tangan Al

  • Hasrat Terpendam Suamiku   134. Kau Tak Paham

    Albert mendorong tubuh wanita asing yang dia bahkan tidak tahu namanya itu. Wanita itu tiba-tiba saja mendatangi dirinya dan melemparkan tubuhnya pada Albert seperti ini. Albert awalnya tidak ingin bersikap kasar. Dia sudah menyuruh wanita itu menjauh, tapi wanita itu justru malah mengoceh.Dan apa katanya tadi? Memesannya di Hotel Singapura? Albert berpikir sejenak, sembari menatap wajah wanita itu tajam. Saat itulah kemudian Albert ingat bahwa wanita di hadapannya ini adalah ‘hadiah’ yang diberikan oleh Mr. Harris, rekan kerja Albert di Singapura beberapa saat lalu.Albert hendak berucap, mengatakan hal telak pada wanita itu untuk menolaknya dan agar dia berhenti mengganggu lagi. Kalau perlu, Albert akan memberikannya uang yang lebih banyak dari yang diberikan oleh Mr. Harris untuk membayarnya pada malam itu. Namun, belum sempat Albert mengucapkan apapun, telinganya lebih dulu mendengar suara isakan yang terdengar samar di belakangnya.Albert pun menoleh dan terkejut mendapati istri

  • Hasrat Terpendam Suamiku   133. Momen Memalukan

    Dalam balutan bikini berwarna kuning itu, kulitnya yang pucat tampak semakin terang. Dengan bagian dada yang rendah dan celana dalam bertali tipis, Sophia menjelma menjadi wanita cantik musim panas dengan tubuhnya yang menggoda.Namun, sekalipun begitu, Sophia merasa jauh dari kata percaya diri. Dia hampir menangis melihat seberapa buruk dan menggelikannya bayangan dirinya di dalam cermin itu.Sekali lagi Sophia bertanya, harus kah dia melakukan ini?Bagaimana tanggapan Albert nanti?Sophia seharusnya bisa pulang hari ini bersama Albert, dia tidak perlu menunda-nunda waktu lagi. Tapi Billie dan Paula memutuskan untuk mengadakan pool party di kolam berenang belakang rumah mereka.Mereka seharusnya melakukan ini di musim panas, kenapa sekarang saat udara mulai mendingin begini? Tapi pesta tetaplah pesta, kapan pun waktunya, mereka hanya mencari-cari alasan untuk bersenang-senang.Albert sudah pergi lebih dulu. Sejak semalam, Sophia tidak banyak berbicara dengan suaminya itu. Albert men

DMCA.com Protection Status