Share

50. Bekas Luka (2)

“Apa kau berpikir bahwa aku akan lari karena jijik?”

“Hm.”

“Tapi aku tidak melakukannya. Itu hanya apa yang kau pikirkan saja, Sophie. Kalau kau berpikir bekas luka itu akan merubah pikiranku, kau salah besar. Kau salah besar karena telah menilaiku serendah itu. Aku berhak marah karena itulah tepatnya yang kau pikirkan.”

“Albert…, jujur saja. Belum terlambat kalau kau mau memutus semuanya.”

“Pikiranmu terlalu pendek. Kau wanita cerdas, jangan bersikap bodoh!”

Sophia menghembuskan napas lelah. “Albert… tolong.”

“Sophie, apa masih kurang jelas? Aku tidak jijik seperti yang kau tuduhkan. Dan aku juga tidak akan lari ke manapun. Kau lah satu-satunya orang yang tampak sudah siap untuk kabur. Kalau saja aku tidak langsung memegangmu, kau mungkin sudah meloncat turun dan lari pergi seolah kau lah yang jijik padaku.”

“Bukan begitu. A-aku—”

“Apa aku menyakitimu?”

Sophia menggeleng. Tidak, Albert tidak benar-benar menyakitinya. Rasa sakit yang Sophia rasakan di dadanya sekarang hanyalah rasa ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status