Steve terlihat begitu segar hari ini, semua staff yang menyapa sang CEO, Pasti di balas dengan senyuman yang merekah.
"Pagi Pak Steve..." sapa salah satu karyawan wanita.
"Pagi..." balas Steve santai dan tersenyum.
"Heii..!!" Austin merangkul bahu Steve.
"Yoo..!!" balas Steve tidak kalah semangat.
Dan Austin bisa menangkap perubahan ekspresi Steve yang sangat berbeda dari beberapa hari ini.
"Kenapa semalam kau langsung pulang ?! Tanpa pamit! Michael, Ron, dan Gerry mencarimu dan Bella..!!" terang Austin.
"Ahh… Sorry Bro! Semalam Bella merasa sedikit kurangnyaman!" jujur Steve.
"Benarkah ? Apa Bella baik-baik saja ? Dia minum terlalu banyak kemarin malam.." tanya Austin dengan senyuman tipis.
Ceklek
Steve masuk ke dalam ruangannya, di susul Austin.
Steve duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Austin duduk di sofa dengan santai.
"Hmm… sebenarnya… malam itu, ketika kami pulang, Bella terlihat begitu bergairah. Dan memintaku untuk langsung melakukannya dengan agresif..!!" Steve mulai bercerita, tidak menutupi hal tersebut dari Austin.
Austin terdiam, berpikir dan mencerna apa yang di katakan Steve.
"Dan akhirnya, kemarin malam kami lalui dengan sangat baik. Ternyata wine sangat berpengaruh !" ujar Steve dengan senyuman puas.
"Ah... apa kau yakin karena Wine ?" gumam Austin seperti berbisik dan tersenyum kecut.
"Huhh ?!" tanya Steve yang tidak mendengar perkataan Austin.
"Bukan hal penting bro...! By the way, bagaimana persiapanmu untuk perjalanan bisnis ke Kanada ?" kilah Austin.
"Semuanya sudah siap. Lagi pula hanya tiga hari…" balas Steve santai tidak menaruh curiga.
"Good! Wanita di Kanada semuanya sangat-sangat cantik...! Hhhahahha!" goda Austin ke sahabatnya.
"Ck! Berhentilah berkata seperti itu! Dasar sesat!" balas Steve dan tertawa ringan menanggapi lelucon Austin.
Austin pun hanya menyeringai mendengar ucapan Steve.
***
Tibalah hari keberangkatan Steve.
"Sayang, pesawatmu jam berapa ??" tanya Bella sambil merapikan jas suaminya.
"Sekitar jam 11 pagi sayang," balas Steve.
"Ok ! Jangan lupa telpon ke aku ya sebelum naik pesawat...!" ujar manja Bella dan memeluk suaminya.
"Tentu sayang," balas Steve dan menarik Bella kemudian mengecup bibir dan keningnya.
Bella sangat senang, mereka kembali seperti pengantin baru lagi, meskipun mereka belum melakukannya lagi sejak malam itu.
"Kalau begitu, aku pergi ya sayang, Bye!" tukas Steve sambil tersenyum dan membuka pintu rumah.
"Iya sayang, semoga perjalananmu menyenangkan..." balas Bella dengan wajah bahagianya.
Bella mengunci pintu rumah, dan pergi untuk membersihkan diri. Memenuhi bathtubnya dengan air hangat lalu memberikan aroma bunga lily yang menyegarkan dan menenangkan pikiran.
Kurang lebih sepuluh menit dirinya berendam air hangat. Bella memakai pakaian tidurnya yang tipis. Ingin merebahkan diri dan beristirahat. Kebiasaannya apabila sang suami melakukan perjalanan bisnis.
Dirinya lebih santai karena tidak perlu menyiapkan bekal siang dan makan malam.
Bella merebahkan dirinya di tengah-tengah ranjang, larut dalam pikirannya kembali.
"Kenapa sudah lewat berhari-hari tapi setiap aku menutup mataku, pikiranku langsung ke kejadian malam itu.." kalut Bella.
"Perasaan itu begitu lekat dalam ingatanku dan kulitku..."
Hingga Bella tertidur, di mimpinya kembali terulang kejadian malam itu. Ketika jemari Austin mengoyak miliknya dengan begitu cepat. Memberikan sensasi yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Hingga dirinya akan mencapai yang bernama klimaks.
"Ahhh!" seru Bella dan terbangun dari tidurnya.
"Shit!" maki Bella, mengutuk dirinya yang kembali bermimpi tentang kejadian malam itu.
Nafasnya saling memburu, dapat dia rasakan bagian intinya sangat basah.
Rinngg
Suara deringan ponselnya mengejutkan Bella.
"Sayang.. kamu sudah tiba ?!" tanya Bella senang.
"Bella, maaf sayang... aku melupakan beberapa dokumen yang sangat penting di meja kerja ku...!" panik Steve di balik ponsel.
"Ah.. jadi apa yang harus kita lakukan, Steve ?" tanya Bella bingung.
"Austin akan datang, semua file ada di komputer ku sayang, aku minta tolong ke Austin untuk mengirimkannya ke email, dan Austin akan melakukan beberapa sedikit perubahan di dokumennya.." jelas Steve.
Deg
"Austin ? Ke rumah ?" pikiran Bella sudah tidak tenang.
"Bella ??" panggil Steve tidak mendapatkan sahutan dari Bella.
"Iya, Steve...!" balas Bella mau tidak mau, karena ini urusan pekerjaan.
"Tolong tunjukkan ruang kerja ku ke Austin, Thank you sayang !" tutup Steve.
"Ahhh.. bagaimana ini ? Orang itu akan ke sini..." gumam Bella, perasaan gugup tiba-tiba menerpanya.
Bella dengan cepat mengganti pakaiannya, dengan pakaian yang lebih rapi. Dress rumah yang panjang berwarna merah terang.
Tidak lama kemudian, bell rumah berbunyi.
Bella membuka pintu, dan.. "Hai Bella.." sapa Austin tersenyum.
"Ah iya, Austin..Silahkan masuk ..." balas Bella gugup dan menunduk.
"Apa yang harus aku lakukan! Aku tidak bisa melihat wajahnya..!!" batin Bella, sambil jalan mendahului Austin.
"Bella di mana ruang kerja Steve ??!" seru Austin dengan tergesa-gesa.
"Oh iya, ruang kerja Steve ada di sebelah sana..!" tunjuk Bella sedikit terkejut.
Mengikuti Austin sebentar, melihat dari pintu. Austin terlihat begitu sibuk berbicara dengan Steve lewat ponsel dan mengetik di keyboard secara bersamaan.
Bella meninggalkan Austin, dan menuju dapur untuk membuatkan minuman hangat. Biar bagaimana pun. Tidak sopan kalau dirinya tidak menawari minuman ke tamunya. Apalagi, Austin sudah membantu pekerjaan Steve.
"Fiuhhh!!" keluh Austin merebahkan pantat dan punggung di sofa ruang tamu.
"Akhirnya selesai juga!" gumamnya sendiri.
"Silahkan di minum Austin.." ujar Bell sambil menaruh cangkir teh panas di meja.
"Terima kasih Bella, maaf sudah merepotkanmu... Dan mengganggu waktu istirahatmu.." sahut Austin dan tersenyum.
"Ehhh... Itu tidak masalah Austin...!" balas Bella cepat, karena grogi berdiri di samping Austin.
Tubuhnya bergetar berada di sekitar Austin.
"Oh my...!!" batin Bella.
"Apa kau tidak mau duduk di sini Bella ? Temani aku sebentar sampai teh ini habis.." seru Austin sambil menyesap tehnya.
"Hahh ?" kejut Bella.
"Ah iya..." kemudian duduk di samping Austin dengan jarak yang cukup jauh dan sedikit memiringkan tubuhnya.
"Kenapa kau bertingkah begitu canggung Bella? Kau tidak seperti biasanya." suara Austin seperti pukulan telak untuk Bella.
Deg deg deg
"Tidak Austin, aku hanya sedikit ngantuk.." kilah Bella tapi tetap tidak bisa menutupi wajah panik dan memerahnya.
"Apa karena kejadian malam itu ?" tanya Austin to the point.
"Hahh!" kaget Bella yang tidak menyangka dapat pertanyaan seperti ini dari Austin.
"Ti-dak..! Bukan seperti i-tu..!!" gugup Bella mengepalkan tangannya.
Austin tersenyum, "Aku juga tidak menyangka, kalau kamu menerima jariku dengan sangat baik dan sangaattt lama...!"
"Bukan seperti itu Austin!! Aku pikir itu adalah Steve!!" ketus Bella yang tidak terma dengan tuduhan Austin.
"Benarkah ?? Jadi, kamu tidak akan mau kalau itu bukan Steve ?!" tukas Austin tersenyum miring. Dan menelisik lekuk tubuh Bella. Dress panjang dengan tali tipis sebagai penyangga terlihat begitu pas di tubuhnya.
"Tentu saja!" teriak Bella marah, dan saat ia hendak berdiri. "Kyaaa!! Apa yang kau lakukan!!" teriak Bella karena sudah masuk dalam pelukan Austin.
Austin yang tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Bella. Berusaha untuk melihat kejujuran di mata Bella.Apa yang ada di pikirannya saat ini.Apa yang di ucapkan Bella berbeda dengan bahasa tubuhnya.Dengan gerakan cepat, Austin mendekap tubuh Bella dari belakang ketika Bella hendak berdiri.Tangannya langsung dia posisikan di payudara Bella begitu menggoda dan ranum. Sedangkan tangan yang satunya sudah menyentuh inti tubuh Bella."Austin..!!!" sekali lagi Bella berteriak. Meronta ingin melepaskan tubuhnya dari dekapan Austin yang sudah menyentuh titik sensitifnya."Apa yang ka-u laku-kan Austin..." seru Bella yang sudah tertutup dengan desahan."Ahhhh!!!" lenguh Bella, ketika jemari Austin sudah masuk dari bawah dress panjang Bella, dan menyusup masuk ke inti tubuh Bella. Seperti setruman dahsyat mengalir di sekujur tubuhnya.Dengan cepat Austin mengangkat tubuh Bella dan memindahkannya tepat di depannya."Austin..!! Stop! Ahhh... Uhmm!" teriak dan rintih Bella bersamaan."Euhh..
Steve terpesona dalam satu menit memandangi keseksian dan lekukan tubuh Giselle di balut kaos pendek dan rok mininya. Ketika Giselle berbicara dan mengeluh kepadanya."Mau pindah meja, Steve?" usul Giselle sambil melihat ke meja yang berada di bagian sudut.Sejenak berpikir, "Hmm, Why not..!?" balas Steve."Good!" senyum manis mengembang di wajah seksi Giselle.Pelayan membantu Steve dan Giselle untuk memindahkan minuman mereka."Ck!! Aku benar-benar tidak menyangka ketika Bella mengatakan, kalau dia akan menikah dengan pria yang dia kencani pertama kali… hehhehe..!" kekeh Giselle dengan wajah takjub."Dan, kami semua sahabatnya mencoba untuk menghentikannya menikah..!!" jujur Giselle."Hahhaha... Begitukah ?? Memangnya kenapa..?" tawa kecil Steve, yang baru mengetahui kenyataan itu."Tidak ada, hanya merasa sangat aneh, Bella hanya berkencan dengan satu pria dan memutuskan untuk menikah...!!" tukas Giselle sambil menyesap minumannya."Hahahha..." tawa Steve sambil menggeleng kecil kep
Rumah yang terbilang cukup mewah, yang dihuni oleh sepasang pengantin yang harmonis, sedang terdengar suara saling mendesah dan si pria terus memberikan pujian kepasangan wanitanya .Tapi sayangnya, suara tersebut berasal dari sang wanita pemilik rumah dan pria yang merupakan sahabat sang suami wanita tersebut.Bella terlihat masih mengurut kejantan Austin dengan gerakan naik dan turun."Ahh... Ini sangat luar biasa dan nikmat Bella...!" gumam Austin.Tersenyum penuh kemenangan, melihat Bella dari atas, "Bella, kau sangat hebat dalam hal ini..!!" sambungnya.Sambil meremas erat payudara Bella dan memainkan putingnya yang kini berada di sampingnya."Apa yang harus aku lakukan, ini adalah pertama kali aku memegang milik pria lain selain Steve..!" batin Bella berkecamuk."Tapii… Dibandingkan dengan milik Steve, ini sangat berbeda… Terlihat lebih besar dan tebal dari pada milik Steve...""Bagaimana rasaya jika itu masuk kedalam tubuhku..." pikir Bella sambil terus menatap dan melakukan pi
Setelah memperlihatkan pose yang begitu menggoda untuk menaikkan libi-do Austin.Joy semakin lebar membuka rok mini ketatnya sehingga kain rok tersebut semakin naik keatas."Fucking sh*it! Kau benar-benar ja*lang se-ksi Joy!!" Seru Austin puas.Mendengar kata-katas kasar dari Austin, bukannya sakit hati. Malah membuat Joy semakin liar membuat gerakan er-otis untuk memuaskan mata Bosnya itu.Joy meremas salah satu payu-daranya yang masih terbungkus dengan kain tipis renda berwarna ungu, dan tangan satunya sudah turun ke bagian tubuh tengahnya mengusap lembut miliknya sendiri."Fuc-k..!! Fu-ck..!!! Wanita bi-nal..!!!" Austin terus saja memaki, dan menonton pertunjukkan liar dari wanita di depannya."Ahhh..." desahan Joy ketika dia memasukkan jarinya ke dalam inti tubuhnya dan memainkannya sendiri.Desahan Joy semakin menjadi, ketika jemarinya keluar masuk dengan cepat hingga lenguhan panjang dari dirinya.Joy melakukan mas-tu-rbasi di depan Austin, cairannya yang lengket di tangannya di
Tiga hari telah berlalu begitu saja. Kini Steve sedang berada di atas ranjang sambil melihat pekerjaannya yang ada di ipad miliknya.Bella baru saja membersihkan diri, dan memakai gaun tidurnya yang transparant. Terlihat begitu jelas kedua payudaranya dan segitiga tipis berwarna senada."Sayang, kamu belum beristirahat ?" ujar Bella yang ikut berbaring di sisi Steve."Aku kira kamu akan kelelahan dan langsung istirahat. Kamu baru saja kembali dari perjalanan. Apa masih ada pekerjaan tambahan sayang ?? " lanjut Bella.Steve tersenyum,"Hmm.. tidak sayang... Aku hanya sedang lihat-lihat berita d internet..""Ohh… hehhehe..." senyum Bella dan bersandar di lengan suaminya."Uhhmm Sayang...!" seru Steve serius."Ada apa sayang ?" kaget Bella."Aku ingin mengajakmu makan siang di luar... Sepertinya sudah lama kita tidak makan berdua di Restaurant yang romantis..." ujar Steve memandangi istrinya penuh cinta.Bella tersenyum bahagia, "Makan siang ?""Iya, ayo kita pergi kencan sayang… Sudah la
Dan di sinilah sekarang Bella dan Austin. Berada dalam satu lift."Kita ke lantai satu dulu..." seru Austin setelah memencet tombol."Ah iya...." gugup Bella yang terus meremas tangannya."Kenapa aku jadi gugup seperti ini..." batin Bella.Tingg!"Ayo..." lagi-lagi seruan Austin, membuyarkan lamunan Bella."Ah iyaa..." jawabnya dan ikut keluar dari lift."Ini adalah ruang untuk pengolahan bahan mentah dan produksi... lalu di sudut sana bagian pengiriman barang..." terang Austin.Sambil berjalan beriringan, Austin tersenyum dan menjelaskan secara detail isi perusahaan, "Sama dengan lantai dua dan tiga... Semua di fokuskan untuk produksi, design, dan pengiriman, tergantung pembagian. Seperti di lantai satu ini menangani bagian elektronik, sedangkan lantai dua menangani bagian kosmetik, sedangkan lantai tiga menangani bagian design dan promosi..."Bella berbinar-binar dan begitu antusias mendengar penjelasan dari Austin. Dia tidak menyangka perusahaan yang didirikan oleh suaminya dan Aus
Permainan lidah Austin di dalam liang kenikmatan Bella semakin liar dengan posisi seperti ini.Austin memasukkan jari telunjuknya di dalam inti tubuh Bella."Ah! Uhm!" erangan Bella setiap Austin mengeluar masukkan jarinya dengan cepat dan kasar. Dimana lidah terus bermain di klitorisnya."Oh my Austin… ah!" lenguhan Bella semakin tidak dapat dia kontrol.Tepat di saat bersamaan.CeklekKriettSuara pintu terdengar dan derap langkah.Austin dengan cepat membawa tubuh Bella untuk menunduk mengikuti dirinya.Untung saja, posisi mereka terhalang oleh rak besi tanaman.Bella berlutut, membelakangi Austin. Dengan perasaan berdebar takut ketahuan."Siapa yang datang...?" pikir Austin.Dengan sedikit keberanian. Austin melihat sedikit dari celah."Shit! Untuk apa dia masuk ke sini !!" maki Austin, melihat Nick yang masih menoleh kiri kanan."Hmm… dimana aku menjatuhkan pulpen ku...?" gumam Nick, sambil mencari-cari sesuatu di lantai.GlekAustin sungguh tidak dapat lagi menahan gairah yang s
Deru nafas mereka masih saling berhembus setelah mendapatkan puncak kenikmatan bersama.Bella yang masih menyandarkan kepalanya di dada Austin. Dan Austin masih memeluk punggung Bella.Keduanya hanya diam menikmati sensasi luar biasa yang mereka lewati bersama.Austin merogoh saputangan di kantong celananya, "Biar aku bersihkan untukmu." ucapnya setelah bisa kembali mengendalikan dirinya."Eh?" kaget Bella ketika tangan Austin sudah mengusap cairan yang ada di sekitar paha dan diantara pahanya."Te-terima kasih." gugup Bella, sungguh malu dengan situasi saat ini.Austin tersenyum melihat wajah merona Bella. Dirinya menunduk mengambilkan segitiga pink milik Bella yang tergelatak di lantai.Diangkatnya ke hadapan Bella, "Apa mau sekalian aku pakaikan untukmu ?" godanya."No!" seru Bella yang langsung merampas segitiganya itu dari tangan Austin."Menggemaskan." gumam Austin menatap Bella, dan Bella hanya membuang wajahnya. Kemudian memakai dalamannya."Ayo," ajak Austin setelah memakai j
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p