"AUSTIN?!" Bella yang hendak menoleh dan di saat bersamaan, jemari di dalam intinya tiba-tiba di keluarkan.
Lalu dengan cepat, jemari Austin kembali masuk, "Ahhhh!! Tidak! Kita harus berhenti!" batin Bella yang begitu terangsang, karena jemari tersebut masuk semakin dalam dan dalam terus keluar masuk di bagian inti kewanitaannya.
"Tunggu! Tubuhku! Ahhh!!" desah Bella menggigit tangannya sendiri menahan desahannya.
Tubuhnya terasa begitu menggila akibat permainan jari Austin. Sekujur tubuhnya begitu geli menggelitik, desiran darahnya semakin memuncak. Bella merasa ada sesuatu di bawah sana yang akan tumpah.
"Kalau dia seperti ini, aku bisa muncrat !" batin Bella menahan getaran tubuhnya dan mulai mengunci tubuhnya menanti puncaknya yang sedikit lagi tercapai.
Tapi, tanpa di duga Austin mengeluarkan jemarinya dan bangkit dari sisi Bella, pria itu menjauh darinya dan kembali ke sofa untuk beristirahat.
"Apa maksudnya ini! Kenapa dia berhenti!! Apa yang harus aku lakukan sekarang ?!"
"Astaga! Apa yang aku pikirkan barusan ?!" sesal Bella yang mulai kalut dan terbawa dengan suasana.
Dengan tubuh gemetar, ia bangun dari tidur dan mendekat ke arah suaminya yang masih tertidur.
"Sayang...! Sayang..." Bella berusaha membangunkan Steve yang masih terlelap.
"Hmm...?" jawab Steve dan mulai membuka mata.
"Jam berapa sekarang ??" tanya Steve.
"Sudah jam empat sayang, lebih baik kita pulang sekarang...!" ujar Bella.
"Ehh ? Ini masih terlalu pagi sayang, lebih baik kita istirahat saja.." balas Steve.
"Taapiii.. aku kurangnyaman di sini... Aku ingin beristirahat di rumah..." Bella berusaha menenangkan diri.
"Hmmm, baiklah sayang... Ayo kita pulang !" Steve mengalah. Dia lupa kalau semua teman-temannya saat ini adalah laki-laki, pasti istrinya itu tidaknyaman.
Bella dan Steve pun keluar dari rumah Austin tanpa berpamitan.
Bella dengan perasaan gundah berbalik sedikit dan melihat Austin yang saat ini tengah berbaring di atas sofa.
*****
Kurang lebih dua puluh menit akhirnya mereka tiba.
Bip bip bip
Ceklek
Steve membuka pintu, dan merasa begitu kelelahan. Di bukanya jaket kulit yang di pakainya dan merenggangkan otot lehernya dengan memutar ke kiri dan kanan.
"Ughh ! Hari ini benar-benar melelahkan !" gumam Steve sambil merenggangkan ototnya.
Bella terus hanyut dalam pikirannya. Di bagian kewanitaannya terus bergejolak mengingat sentuhan dari Austin.
Berjalan perlahan dan...
Greep
Bella memeluk Steve dari belakang, "Sayang..." suara syahdu Bella.
Steve yang paham maksud Bella sedikit menghembuskan nafasnya. "Bella, aku benar-benar kelelahan hari ini… hmm..?!"
Bella tidak dapat mendengar ucapan Steve, karena pikiran Bella saat ini hanya terus memutar kejadian di rumah Austin. Sentuhan Austin di daerah intinya masih sangat terasa dan tidak dapat dia hapus.
"Tidak ! Aku harus menghapus perasaan ini!" batin Bella dan meraih tangan Steve, di arahkannya di balik roknya dan memasukkan tangan Steve ke dalam kewanitaannya.
"Ada apa Bella ? Kenapa tiba-tiba seperti ini ?!" tanya Steve bingung, melihat istrinya lebih agresif dari pada beberapa hari kemarin.
Bella mendorong tubuh Steve ke atas ranjang. Dengan cepat Bella melucuti stocking dan kain segitiga tipisnya.
"Bella!" kaget Steve di dorong tiba-tiba seperti itu dan wajah shock melihat adegan di depannya.
Miliknya terlihat sudah sangat basah karena di terpa gairah secara tiba-tiba.
Bella melepaskan blazernya dan atasan kaosnya.
Kemudian, Bella berlutut di tepi ranjang dan membuka celana Steve dan meraih milik suaminya itu bi balik boxer yang dia kenakan.
Bella naik ke atas kasur dengan gaya sensual. Berjalan menggunakan lututnya dan tangannya mulai meraih kejantanan Steve. Di belainya dengan lembut kejantanan yang sudah berdiri kokoh.
"Bella, tunggu !" seru Steve menahan istrinya.
Tidak Bella hiraukan. Dipikirannya hanya harus menghapus tiap rasa sentuhan dari Austin yang begitu membekas.
Bella terus mengusap lembut milik suaminya. "Kau sudah seperti ini, Steve..."
"Apa kau masih tidak mau ?" sendu Bella dengan wajah yang begitu imut dan memerah.
"Ahh sayang...!" gumam Steve, karena Bella mulai merangkak naik dan siap membenamkan miliknya.
Bella yang sudah sangat basah, langsung saja mengarahkan intinya tepat di atas kejantanan suaminya. Dan..
Bleshh
Diiringi lenguhan panjang Bella. Akhirnya dirinya bisa menyatu bersama Steve setelah sekian lama.
"Aahhh!"
Bella terus bergoyang dengan liar di atas suaminya.
"Uggh Bell!" desah Steve merasakan denyut di kejantanannya.
"Ahhh... ini sangat menyenangkan sayang!" racau Bella dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"Aku harus menghapus rasa itu!" batin Bella. Namun bayangnya masih terasa begitu lekat di intinya. Ketika jemari Austin bermain dengan begitu baik di dalam sana.
Bella terus bergerak naik turun dan maju mundur. Kedua tangannya bertumpu di perut sixpack suaminya. Berusaha menggantikan sentuhan dari Austin dengan milik Steve.
Desahan demi desahan terus keluar dari bibir indah Bella.
"Ughh!! Bella ! Tunggu !" seru Steve menahan gerakan Bella dan melepaskan penyatuan mereka.
Di angkatnya tubuh Bella dan merebahkan di tengah-tengah ranjang.
Steve membuka baju kaosnya dan melemparkan sembarangan di lantai. Steve meraih pengait bra milik Bella dan membukanya. Sehingga dapat dia lihat dua buah melon yang begitu kenyal dan harum. Serta buah strawberry di bagian puncaknya yang begitu ranum siap untuk di santap.
Dengan tatapan yang penuh gairah, Steve memagut bibir Bella dengan begitu basah.
"Uhmmm Steve..." gumam Bella bahagia dan membalas ciuman Steve dengan tidak kalah liarnya.
Hasrat yang sudah terpendam begitu lama.
Steve melepas pagutannya dan menatap Bella.
"Ahhh! Tatapan itu ! Sudah lama aku tidak melihatnya!" batin Bella.
"Aku mulai sayang !" bisik Steve dengan suara beratnya. Bella hanya mengangguk dengan tatapan sayu.
"Ahhhhh!!!" teriak mereka berdua memenuhi ruangan.
Steve dengan kasar mengoyak kewanitaan Bella menggunakan kejantanannya.
"Uhmmm! Steve! Harder please !" racauan Bella menggigit bibirnya.
"Kau sangat seksi Bella!!" serak Steve dan meremas kedua melon Bella dengan kuat lalu melumat serta menjilati tiap bagian di daerah strawberrynya. Lidahnya di mainkan dengan begitu lembut dan Steve memberikan gigitan kecil di bagian puncaknya.
Gerakan tubuh Bella mulai tidak dapat di kontrol, hantaman demi hantaman yang diberikan Steve serasa deru ombak yang membuat darahnya berdesir.
"Ah ahh...!!" desahan demi desahan saling berbalas.
Tubuh yang mulai di basahi oleh peluh mereka berdua. Membuat pergumulan mereka semakin liar dan intens.
"Sayang!" seru Bella yang merasakan dirinya sebentar lagi mencapai puncaknya.
"Berikan lagi dan lagi sayang!! Faster!!" racau Bella sambil mengulum telunjuk Steve.
Steve mengikuti kemauan istrinya, karena dia pun sudah hampir di ambang batasnya.
Dan... Saat Bella hendak mencapai puncaknya, sedikit lagi. Ia mendengar suara erangan keras dari Steve, bersama dengan sesuatu yang hangat memenuhi perutnya. “Arrgghh!"
Steve merobohkan dirinya di samping Bella dan memeluk istrinya dari belakang. Pria itu mendapatkan puncak kenikmatan lebih dahulu sebelum ia mendapatkan hal itu.
"Akhirnya sayang, kita berdua memiliki waktu yang begitu bagus…Terima kasih Bella !" ucap Steve lembut dan mengecup bahu Bella.
Bella yang tadinya tertegun dan merasa kosong, akhirnya mengulas tersenyum, "Iya sayang..." balas Bella singkat. Tidak masalah untuk malam ini. Setidaknya ia dan Steve sudah kembali melewati malam panas bersama.
Bella menutup matanya, "Apa yang harus aku lakukan...!! Perasaan tadi tidak dapat hilang...!" batin Bella dengan sejuta perasaannya.
Steve terlihat begitu segar hari ini, semua staff yang menyapa sang CEO, Pasti di balas dengan senyuman yang merekah."Pagi Pak Steve..." sapa salah satu karyawan wanita."Pagi..." balas Steve santai dan tersenyum."Heii..!!" Austin merangkul bahu Steve."Yoo..!!" balas Steve tidak kalah semangat.Dan Austin bisa menangkap perubahan ekspresi Steve yang sangat berbeda dari beberapa hari ini."Kenapa semalam kau langsung pulang ?! Tanpa pamit! Michael, Ron, dan Gerry mencarimu dan Bella..!!" terang Austin."Ahh… Sorry Bro! Semalam Bella merasa sedikit kurangnyaman!" jujur Steve."Benarkah ? Apa Bella baik-baik saja ? Dia minum terlalu banyak kemarin malam.." tanya Austin dengan senyuman tipis.CeklekSteve masuk ke dalam ruangannya, di susul Austin.Steve duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Austin duduk di sofa dengan santai."Hmm… sebenarnya… malam itu, ketika kami pulang, Bella terlihat begitu bergairah. Dan memintaku untuk langsung melakukannya dengan agresif..!!" Steve mulai berc
Austin yang tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Bella. Berusaha untuk melihat kejujuran di mata Bella.Apa yang ada di pikirannya saat ini.Apa yang di ucapkan Bella berbeda dengan bahasa tubuhnya.Dengan gerakan cepat, Austin mendekap tubuh Bella dari belakang ketika Bella hendak berdiri.Tangannya langsung dia posisikan di payudara Bella begitu menggoda dan ranum. Sedangkan tangan yang satunya sudah menyentuh inti tubuh Bella."Austin..!!!" sekali lagi Bella berteriak. Meronta ingin melepaskan tubuhnya dari dekapan Austin yang sudah menyentuh titik sensitifnya."Apa yang ka-u laku-kan Austin..." seru Bella yang sudah tertutup dengan desahan."Ahhhh!!!" lenguh Bella, ketika jemari Austin sudah masuk dari bawah dress panjang Bella, dan menyusup masuk ke inti tubuh Bella. Seperti setruman dahsyat mengalir di sekujur tubuhnya.Dengan cepat Austin mengangkat tubuh Bella dan memindahkannya tepat di depannya."Austin..!! Stop! Ahhh... Uhmm!" teriak dan rintih Bella bersamaan."Euhh..
Steve terpesona dalam satu menit memandangi keseksian dan lekukan tubuh Giselle di balut kaos pendek dan rok mininya. Ketika Giselle berbicara dan mengeluh kepadanya."Mau pindah meja, Steve?" usul Giselle sambil melihat ke meja yang berada di bagian sudut.Sejenak berpikir, "Hmm, Why not..!?" balas Steve."Good!" senyum manis mengembang di wajah seksi Giselle.Pelayan membantu Steve dan Giselle untuk memindahkan minuman mereka."Ck!! Aku benar-benar tidak menyangka ketika Bella mengatakan, kalau dia akan menikah dengan pria yang dia kencani pertama kali… hehhehe..!" kekeh Giselle dengan wajah takjub."Dan, kami semua sahabatnya mencoba untuk menghentikannya menikah..!!" jujur Giselle."Hahhaha... Begitukah ?? Memangnya kenapa..?" tawa kecil Steve, yang baru mengetahui kenyataan itu."Tidak ada, hanya merasa sangat aneh, Bella hanya berkencan dengan satu pria dan memutuskan untuk menikah...!!" tukas Giselle sambil menyesap minumannya."Hahahha..." tawa Steve sambil menggeleng kecil kep
Rumah yang terbilang cukup mewah, yang dihuni oleh sepasang pengantin yang harmonis, sedang terdengar suara saling mendesah dan si pria terus memberikan pujian kepasangan wanitanya .Tapi sayangnya, suara tersebut berasal dari sang wanita pemilik rumah dan pria yang merupakan sahabat sang suami wanita tersebut.Bella terlihat masih mengurut kejantan Austin dengan gerakan naik dan turun."Ahh... Ini sangat luar biasa dan nikmat Bella...!" gumam Austin.Tersenyum penuh kemenangan, melihat Bella dari atas, "Bella, kau sangat hebat dalam hal ini..!!" sambungnya.Sambil meremas erat payudara Bella dan memainkan putingnya yang kini berada di sampingnya."Apa yang harus aku lakukan, ini adalah pertama kali aku memegang milik pria lain selain Steve..!" batin Bella berkecamuk."Tapii… Dibandingkan dengan milik Steve, ini sangat berbeda… Terlihat lebih besar dan tebal dari pada milik Steve...""Bagaimana rasaya jika itu masuk kedalam tubuhku..." pikir Bella sambil terus menatap dan melakukan pi
Setelah memperlihatkan pose yang begitu menggoda untuk menaikkan libi-do Austin.Joy semakin lebar membuka rok mini ketatnya sehingga kain rok tersebut semakin naik keatas."Fucking sh*it! Kau benar-benar ja*lang se-ksi Joy!!" Seru Austin puas.Mendengar kata-katas kasar dari Austin, bukannya sakit hati. Malah membuat Joy semakin liar membuat gerakan er-otis untuk memuaskan mata Bosnya itu.Joy meremas salah satu payu-daranya yang masih terbungkus dengan kain tipis renda berwarna ungu, dan tangan satunya sudah turun ke bagian tubuh tengahnya mengusap lembut miliknya sendiri."Fuc-k..!! Fu-ck..!!! Wanita bi-nal..!!!" Austin terus saja memaki, dan menonton pertunjukkan liar dari wanita di depannya."Ahhh..." desahan Joy ketika dia memasukkan jarinya ke dalam inti tubuhnya dan memainkannya sendiri.Desahan Joy semakin menjadi, ketika jemarinya keluar masuk dengan cepat hingga lenguhan panjang dari dirinya.Joy melakukan mas-tu-rbasi di depan Austin, cairannya yang lengket di tangannya di
Tiga hari telah berlalu begitu saja. Kini Steve sedang berada di atas ranjang sambil melihat pekerjaannya yang ada di ipad miliknya.Bella baru saja membersihkan diri, dan memakai gaun tidurnya yang transparant. Terlihat begitu jelas kedua payudaranya dan segitiga tipis berwarna senada."Sayang, kamu belum beristirahat ?" ujar Bella yang ikut berbaring di sisi Steve."Aku kira kamu akan kelelahan dan langsung istirahat. Kamu baru saja kembali dari perjalanan. Apa masih ada pekerjaan tambahan sayang ?? " lanjut Bella.Steve tersenyum,"Hmm.. tidak sayang... Aku hanya sedang lihat-lihat berita d internet..""Ohh… hehhehe..." senyum Bella dan bersandar di lengan suaminya."Uhhmm Sayang...!" seru Steve serius."Ada apa sayang ?" kaget Bella."Aku ingin mengajakmu makan siang di luar... Sepertinya sudah lama kita tidak makan berdua di Restaurant yang romantis..." ujar Steve memandangi istrinya penuh cinta.Bella tersenyum bahagia, "Makan siang ?""Iya, ayo kita pergi kencan sayang… Sudah la
Dan di sinilah sekarang Bella dan Austin. Berada dalam satu lift."Kita ke lantai satu dulu..." seru Austin setelah memencet tombol."Ah iya...." gugup Bella yang terus meremas tangannya."Kenapa aku jadi gugup seperti ini..." batin Bella.Tingg!"Ayo..." lagi-lagi seruan Austin, membuyarkan lamunan Bella."Ah iyaa..." jawabnya dan ikut keluar dari lift."Ini adalah ruang untuk pengolahan bahan mentah dan produksi... lalu di sudut sana bagian pengiriman barang..." terang Austin.Sambil berjalan beriringan, Austin tersenyum dan menjelaskan secara detail isi perusahaan, "Sama dengan lantai dua dan tiga... Semua di fokuskan untuk produksi, design, dan pengiriman, tergantung pembagian. Seperti di lantai satu ini menangani bagian elektronik, sedangkan lantai dua menangani bagian kosmetik, sedangkan lantai tiga menangani bagian design dan promosi..."Bella berbinar-binar dan begitu antusias mendengar penjelasan dari Austin. Dia tidak menyangka perusahaan yang didirikan oleh suaminya dan Aus
Permainan lidah Austin di dalam liang kenikmatan Bella semakin liar dengan posisi seperti ini.Austin memasukkan jari telunjuknya di dalam inti tubuh Bella."Ah! Uhm!" erangan Bella setiap Austin mengeluar masukkan jarinya dengan cepat dan kasar. Dimana lidah terus bermain di klitorisnya."Oh my Austin… ah!" lenguhan Bella semakin tidak dapat dia kontrol.Tepat di saat bersamaan.CeklekKriettSuara pintu terdengar dan derap langkah.Austin dengan cepat membawa tubuh Bella untuk menunduk mengikuti dirinya.Untung saja, posisi mereka terhalang oleh rak besi tanaman.Bella berlutut, membelakangi Austin. Dengan perasaan berdebar takut ketahuan."Siapa yang datang...?" pikir Austin.Dengan sedikit keberanian. Austin melihat sedikit dari celah."Shit! Untuk apa dia masuk ke sini !!" maki Austin, melihat Nick yang masih menoleh kiri kanan."Hmm… dimana aku menjatuhkan pulpen ku...?" gumam Nick, sambil mencari-cari sesuatu di lantai.GlekAustin sungguh tidak dapat lagi menahan gairah yang s