Happy reading ~~
Satu minggu sudah berlalu, Austin dan Bella menikmati hari-hari mereka dengan bahagia selama di Rusia. Hubungan mereka semakin romantis dan tidak ada lagi kecanggungan di antara mereka. Bella menikmati hari-harinya menjadi seorang anak. Dimana dia baru mendapatkan kasih sayang dari seorang Ibu dan Ayah. Sedangkan Austin banyak memetik pelajaran hidup dari Vladimir dan Arthur. Vladimir dan Arthur tidak ragu memberikan ilmu mereka dalam memimpin sebuah keluarga bangsawan. Dimana juga Austin dan Bella bisa menikmati kebersamaan mereka yang jauh dari hiruk pikuk serta pekerjaan yang menumpuk. Austin begitu gemas melihat sikap istrinya akhir-akhir ini. Ibu satu anak itu menjadi begitu manja kepada Laras dan Arthur. Setiap hari mereka lewati penuh dengan tawa dan canda. Tingkah Arion yang begitu menggemaskan tidak habis membuat seluruh isi rumah tertawa. Arthur dan Laras juga begitu menyayangi Arion, seperti cucu kandung mereka sendiri. Seperti pagi ini, begitu Arion mandi dan berpakai
Keesokan harinya, pagi di rusia di guyur dengan hujan deras. Arion yang sudah di ambil oleh Laras atas perintah sang suami. Arthur yang tidak pernah bisa lepas dari cucu menggemaskan nya itu. Sedangkan Austin masih berada di dalam kamar mandi, Bella menganmbi pakaian ganti suaminya. Lutut Austin juga sembuh dan tidak ada lagi rasa sakit. Semua itu terbukti dengan brutal dan luar biasanya Austi memakannya tadi malam. "Brrr..." mengingat kejadian semalam membuat Bella bergidik dan tersenyum.RIngg... ringgg. ringgg...Ponsel Austin berbunyi, Bella mengambil ponsel suaminya yang berada di atas nakas. Dan betapa terkejutnya melihat nama yang ada di layar ponsel, "Monika ?" gumamnya pelan. Dengan dada berdebar, Bella mengusap layar dan menjawab panggilan telepon tersebut. "Halo," "..." tidak ada sahutan dari seberang sana. "Halo ??" "Iya ha.. halo... Apa Austin ada ?" tanya Monica gugup. Dia tidak menyangka kalau yang akan mengangkat telepon tersebut adalah Bella. Karena Monica tidak
Keesokan paginya di Rusia, tepatnya di beranda lantai dua kediaman keluarga Vladislav. Terlihat seorang wanita cantik yang sedang duduk dengan raut wajah yang terlihat begitu gelisah dan risau.Ibu jarinya terus ia mainkan jika wanita cantik itu merasa gugup dan khawatir. Dia pun sesekali menarik nafas dalam memikirkan keputusan yang telah dia ambil.Bella terus menunduk menatap Ibu jarinya, perasaannya pagi ini sangat tidak menentu. Maka dari itu ia memilih untuk duduk menyendiri di halaman belakang ini. Dirinya terus berpikir tentang apa yang akan terjadi hari ini. "Bella... ?" Laras yang sedari tadi memperhatikan putrinya dari jauh memutuskan untuk menghampiri Bella. Bella menoleh dengan tersenyum tipis, "Iya Ibu ??" "Ada apa sayang ? Kamu terlihat begitu murung," Laras duduk di samping Bella. "Apa kamu menyesal dengan keputusan yang kamu ambil ?" tebak Laras kemudian. Bella menghela nafasnya pelan, "Aku takut salah dengan keputusan yang sudah aku ambil Ibu. Di mana kalau aku me
Beberapa jam pun berlalu, acara sekolah pun selesai. Begitu berada di luar gerbang sekolah. Pria itu tetap berjalan ke arah parkiran mobilnya. Begitu tiba di depan mobil, pria itu melepaskan tautan tangannya. Lalu dengan hati hati dia menurunkan Chelsea yang sudah mulai mengantuk di kursi belakang. "Tunggu... Kendaraanku ada di sana," ucap Monica pelan. Brak ! Pria iu menutup pintu mobil dengan pelan. Lalu membuka pintu penumpang bagian depan untuk Monica, "Tidak masalah, nanti akan aku pinta orang untuk membawanya pulang." "Jadi, silahkan masuk dan aku akan mengantar kamu dan Chelsea untuk pulang," ucapnya lembut dengan tatapan mata indahnya. "Hmm, baiklah." Monica masuk ke dalam mobil. Pria itu pun mulai melajukan kendaraannya. Monica terus melirik dan menatap pria yang tengah serius mengendarai kendaraan itu. Rasa penasarannya sungguh luar biasa dengan sosok yang menemaninya seharian ini. "Kamu melihatku terus menerus, apa kamu menyukai ku ?" suara berat pria itu membuat Monic
"Apa tidak masalah kak ?""Aku rasa semua akan baik-baik saja. Aku tidak mau melakukan hal yang sama untuk ke dua kalinya, Brice." Austin menghela nafasnya pelan."Jadi bagaimana dengan Ibunya Chelsea ?" tanya Brice menggoda Austin dengan kedua alisnya naik turun."Sialan kau Brice !! Sudah aku bilang, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Ibu nya Chelsea !" seru Austin dengan kesal."Hahhahaa... Aku hanya bercanda kak ! Lalu sampai kapan kamu di Rusia?""Hmm, belum tahu. Di sini benar benar sangat menenangkan... Lalu kau sampai kapan di Amsterdam ?""Sepertinya aku masih betah di Amsterdam kak !" seru Brice sambil mengarahkan kamera ponsel ke pemandangan di sekitar, "Dan lihatlah wanita-wanita di sini!! Ughhh!""Sialan kau !!! Singkirkan kamera kamu !! Istriku sedang menuju kesini !!""Hahahahahah !!!! Di sini wanitanya sangat seksi Kak !!” sambung Brice menggoda Austin tetapi pandangan hanya tertuju ke satu titik."Brice sialan kauuu !!!" panik Austin melihat sang istri yang semakin
Tiga minggu pun berlalu begitu cepat. Austin dan Bella benar-benar menikmati keseharian mereka dengan Vladimir, Arthur dan Laras. Arion yang berubah menjadi sangat manja dengan pehatian yang di berikan oleh Arthur dan Vladimir."Hahahhaa.... Daddy pasti akan kewalahan melihat sikap Arion yang sekarang." Austin tertawa melihat putranya yang semakin jahil dan sangat manja. Sikapnya yang pintar merajuk membuat wajah Arion semakin menggemaskan."Hahh... Kalau tua bangka itu tidak bisa menjaga cucuku, bawa dia kembali kesini !!" seru Arthur yang membuat Austin, Bella, dan Laras tertawa."Ck ! Itu sih maunya kamu sayang." celutuk Laras menggoda suaminya."Hufft.... Iya...!!" hela nafas Arthur lalu mengangkat Arion. "Kapten Arion disini saja sama kakek Arthur jaga markas, Oke !!??" tanya Arthur dengan gagahnya.Arion melihat kakeknya dan ikut memainkan peran, "Yes Sir !!!""Hahhahaha hahhahaha... hahahha !!" tawa mereka pecah mendengar jawaban Arion.Tap tap tap"Maaf Tuan Austin," sela Max
***Sedangkan di malam hari, tepat jam 9.30 malam. Monica tengah memperhatikan seorang pria yang telah menemaninya hari-harinya selama tiga minggu ini. Dia terlihat begitu sedih karena sudah di beritahukan kalau pria itu sudah harus kembali malam ini. Mereka akan berpisah yang entah kapan lagi mereka akan bisa bertemu.Monica memegang dadanya yang sesak. Dia tidak ingin jika hal ini cepat berlalu. Segala perhatian dan kasih sayang yang di berikan pria ini membuat dirinya sempurna.Wanita cantik ini juga sudah diberitahukan tentang status pria ini. Bahwa dirinya adalah seseorang yang di perintahkan oleh keluarga Harold untuk menemaninya. Jadi Monica menebak kalau Austin lah yang mengirim pria itu untuk menemani dirinya dan Chelsea.Dan tidak bisa dia pungkiri, kalau dirinya sudah jatuh hati dengan pria ini. Moment kebersamaannya bersama pria ini membuat Monica merasakan yang namanya jatuh cinta. Pria ini terus berada di sisinya dan Chelsea. Membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah. Tia
Austin menatap wajah cantik istrinya yang berada sedikit jauh di depannya. Namun tiba-tiba saja ada dua orang pria berada di belakang Bella tanpa istrinya itu sadari dan masih tersenyum kepadanya."Sa... sayang !!!!"Dorr !! Dorr !!!Terdengar suara letupan senjata menembus tepat di dada istrinya. Bella seketika tergeletak sebelum sempat dia cegah. Austin berlari dengan cepat dan dua pria itu sudah pergi tanpa jejak.Austin berlutut dan menopang istrinya yang sudah berlumuran darah. Wanita nya itu terlihat begitu lemah. Darah segar terus mengalir dari luka tembak yang ada di dada dan perut istrinya."Sayang.. !! Love bertahanlah !! Bertahanlah sayang !!" lirih Austin dengan berlinang air mata. Wajahnya pucat melihat sang istri seperti ini.Bella dengan lemah mengangkat satu tangannya, memegang wajah suaminya dan tersenyum tipis. "Hubby... aku mencin—" tangan Bella langsung terjatuh begitu saja. Matanya tertutup rapat."Love ?? Sayang ?? Bella ?? No ! No !! Noo ! Love !!!"Haaaaapppppp
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p