Seru Edelmiro dengan raut wajah begitu khawatir. Dia tidak menyangka jika Austin akan pulang bersama istri dan anaknya."Kamu bisa serahkan ini kepada Daddy !!" ujar Edelmiro memijit keningnya yang sakit.Austin mendekati Edelmiro dan membungkuk, "Daddy, masalah ini timbul karena aku. Jadi biarkan aku bertanggung jawab untuk menghadapi masalah ini.""Aku tidak akan mungkin membiarkan Daddy menghadapi mereka sendirian." sambung Austin. Dan tepat saat itu. Para bawahan di bawah kepemimpinan Max, Finley dan Ken memasuki halaman rumah.Dan saat itu pula Edelmiro tersenyum, paham akan maksud Austin, putra satu-satunya itu.Bella langsung menghampiri Agatha dan berdiri tepat di depan kedua mertuanya. "Daddy, Mommy... Maafkan aku ..." ucapnya lembut dengan mata sembab.Agatha langsung memeluk Bella, "Tidak sayang, kamu tidak salah apa-apa. Dan... Terima kasih sudah kembali."Air mata Bella langsung luruh mengalir mendengar ucapan Ibu mertuanya."Dan sekarang di mana jagoan Grandpa ?" seru Ed
Di sekolah Chelsea, Monica mengantar putrinya itu seperti biasa. Chelsea sempat menanyakan keberadaan sang Ayah yang tidak mengantarnya pagi ini. Monica dengan sabar dan lembut mengatakan kalau Ayah sedang ada pekerjaan. Bersyukur Chelsea mengerti dan pergi bersekolah dengan senyuman yang ceria.Di saat Monica menunggu putrinya. Tiba-tiba beberapa mobil mewah berdatangan, memarkir di depan gedung sekolah. Yang tentu saja sontak menjadi pusat perhatian orang orang di sekitar.Monica yang juga ada di pelataran sekolah untuk menunggu Chelsea cukup terkejut dengan mobil mobil yang sudah terparkir itu. Monica mengernyit melihat emblem yang ada di bagian depan mobil. Logo keluarga bangsawan Teodorko terlihat jelas, terukir dengan warna silver yang begitu mewah.Jantung Monica berdegup kencang. Selama enam tahun dia keluar dari rumah, tidak pernah sekali pun ada kejadian seperti ini. Apalagi selama ini dia hidup dengan menutupi identitasnya.Wanita cantik itu semakin panik ketika seorang pri
Monica menutup matanya, hatinya terasa sangat lelah saat ini. Semua ini yang membuat dirinya bertindak keluar dan hidup mandiri dari lingkungan bangsawan yang selalu mencekiknya. Dengan setengah hati dia berdiri dan berjalan menuju kamar yang di tunjuk oleh Earnest. CeklekMonica dapat melihat gaun panjang selutut berwarna hijau emerald yang begitu elegant dan indah. Gaun polos berbahan satin mewah itu tetap bisa memancarkan keindahan gaun tersebut. Tidak lupa ada sekotak perhiasan set di atas meja rias yang berliontinkan berlian berwarna hijau. Di samping kursi meja rias, Monica dapat melihat highheels berwarna silver dengan hiasan batu swaroski."Ini sangat berlebihan..." gumamnya. Monica masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh dirinya. Setelah selesai Monica memakai gaun dan perhiasannya. Karena sebentar lagi pesawat mereka akan mendarat di Jerman. Monica mematut dirinya di depan standing mirror. Sudah lama dia tidak berpenampilan mewah seperti ini. Rasa rasanya dia seperti bu
Dua jam sebelum kedatangan Keluarga Teodorko. Edelmiro dan Austin menyiapkan segala hal.Max, Ethan, Kenan dan Finley pun sudah ada bersama para istri mereka. Max sudah mengatur semua bawahannya untuk siap siaga di beberapa titik. Finley dan Kenan pun seperti itu. Mereka menurunkan semua bawahan yang mereka miliki. Tidak tertinggal dengan Ethan yang langsung menurunkan para bawahannya juga.Austin sampai di buat terperangah atas ketotalitasan mereka dalam mendukungnya. "Kalian seharusnya tidak perlu sampai seperti ini. "Ucap Austin kepada para ke empat bawahannya.Mereka semua tersenyum, "Bawahan kami memang bertugas untuk selalu melindungi Anda Tuan," ucap Max. Dan diangguki oleh Ethan, Fin dan Ken bersamaan.Meskipun ke empat pria ini hanya bawahan Austin. Mereka sebenarnya adalah golongan dari keluarga yang cukup berpengaruh di Jerman. Tetapi karena kekaguman mereka dan ada beberapa hal membuat mereka memilih untuk bekerja di bawah naungan Austin langsung sambil menjalankan perusah
"Aku mohon jangan terbawa emosi seperti ini, please..." bisik Austin pelan. Meskipun saat ini dia ingin sekali memukul wajah pria tua di depannya yang sudah menghina istrinya. Namun kata kata Vladimir mengatakan untuk dirinya diam dan tidak membantah sedikitpun. Karena di sisi ini, Austin adalah pihak yang salah. Karena perbuatannya kepada Monica."Apa kau sialan !!! Aku sudah katakan padamu untuk menyingkirkan wanita itu !!!" Radmond pun terbakar emosi dan ingin membalas Edelmiro yang hampir melayangkan pukulan ke wajahnya. Namun Earnest dengan cepat menahan Ayahnya itu. "Ayah, aku mohon tenanglah !! Jangan seperti ini !"Earnest tidak menyangka kalau Ayahnya akan sefrontal itu menghina wanita yang bernama Bella hingga mata Earnest terpatut ke arah wanita cantik di sudut sana."Hahhh !!!' hela kasar nafas Radmond dan menepis tangan Earnest.Earnest terpesona dengan kecantikan Bella, namun wajah cantik itu terlihat begitu sedih. "Maafkan aku... aku harus menyakiti perasaanmu. Agar Adi
Austin menunduk dan menghela nafas. Edelmiro membungkukkan badannya 90 derajat dan berkata, "Pertama tama saya minta maaf atas kelakuan putraku," Sambil melirik Monica. Semua orang di dalam ruangan terkejut melihat sang kepala keluarga kini sedang membungkukkan dirinya untuk meminta maaf. Austin dan Bella yang melihat itu merasa sangat terluka. Terlebih dengan Bella khususnya. Dia tidak menyangka mertuanya akan seperti itu. Begitu pula dia melihat suaminya yang menunduk meminta maaf. Bella terkejut mendengar ucapan Ayah mertuanya. Dan wanita cantik itu berjalan perlahan mendekati suami dan mertuanya. Dia tidak mampu melihat semuanya saat ini, "Aku mengalah, aku mengalah. Aku tidak mau sampai seperti ini," gumamnya dengan mata sembab. "Tapi jujur saja aku tidak bisa mengabulkan permintaan mu itu. Aku tidak akan mengorbankan anak mantuku untuk masalah ini. Aku rasa akan ada solusi lain yang bisa kita tempuh untuk meyelesaikan masalah ini." Radmond tarik nafas kasar. "Daddy stop !!
Austin mengepalkan tangannya dengan erat. Bella dapar melihat kepalan tinju suaminya sudah memutih. Dia tahusaat ini suaminya sedang berusaha sekuat tenaga menahan dirinya. Bella dengan lembut mengambil tangan suaminya dan menggenggamnya. Dengan menangis berlinang air mata. Hinaan serta cacian yang ia terima rasanya sangat sakit. Vladimir yang masih menyimak, menoleh ke cucu perempuannya itu. Dia melihat Bella yang sedang menangis juga saat ini melihat ke arahnya dengan tatapan sendu. Vladimir tersenyum dan mengangguk menenangkan cucunya itu sesaat. Kemudian dia kembali menatap lurus. "Ehem... Ini masih bisa di bicarakan baik baik. Sebaiknya turunkan senjata kalian. Kita semua tidak menginginkan sampai ada salah satu di antara kita yang menarik pelatuk ! Jadi—" "TUAN VLADIMIR TOLONG DIAM ! Ini bukan urusan Anda." Radmond langsung memotong Vladimir yang masih berbicara. "Keluarga Vladislav dan Keluarga Harold sangatlah dekat. Jadi aku tahu kecendurangan Tuan Vladimir pasti akan ber
"Arthur!" suara Vladimir menegur putranya dengan suara tegas."Iya ayah ," sahut Arthur.Kemudian Arthur kembali menatap Radmond dan berdecak, "Ck ! Kau beruntung karena ada Ayahku ! Kalau tidak sudah kupastikan keluarga Teodorko akan aku ratakan hanya dalam waktu tiga hari!" ancaman Arthur yang bisa saja menjadi kenyataan.Radmond dan Earnest bergidik ngeri. Monica yang melihat perawakan Arthur juga sangat ketakutan.Arthur kembali menoleh saat dia berjalan. "Oh iya! Kau pasti bertanya tanya alasan kenapa aku ada di sini ! Jujur bukan hanya karena kau memotong ucapan Ayahku yang membuatku sakit hati ! Tapi karena kau sudah menghina dan merendahkan putriku " ujarnya.Radmond tersentak kaget, "Putri ??""Iya, wanita yang kau hina sebagai wanita jelata, wanita rendahan. Wanita yang tidak bisa bersanding dengan putrimu ! Adalah Putri angkatku ! Dan sudah diangkat resmi oleh keluargaku, dan yang harus kau tahu, anak laki- lakinya sudah menjadi salah satu penerus keluarga Vladislav yang di
Elle keluar dari kamarnya setelah berpakaian dan menyusul Ludwig yang ada di dapur.“Mau makan apa? Pizza, Burger, Spaghetti, atau Steak?” tanya Ludwig sambil tersenyum.Wanita berhazel itu seketika terbengong, “Apa semuanya ada di sini?” gumamnya dalam hati.“Tapi karena kamu pertama kali ke desa ini, aku akan perkenalkan kamu dengan makanan yang ada di sini.” Sambung Ludwig sambil mengeluarkan dua piring sayur lengkap dengan ubi rebus sebagai asupan karbohidrat mereka sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya, menggoda Elle.Elle akhirnya sadar kalau saat ini Ludwig sedang menggodanya, Kemudian wanita cantik itu berdiri dan meninggalkan Ludwig begitu saja.Ludwig dapat mendengar suara ribut – ribut dari dalam kamar Elle. Dan tidak lama kemudian Elle keluar dengan membawa beberapa kotak makanan yang cukup besar.Wanita cantik itu menatanya di atas meja dengan rapi. Elle mengeluarkan empat macam lauk yang membuat Ludwig terkejut.Elle duduk dan tersenyum, “Malam ini kita makan in
Elle sontak menoleh ke asal suara dan blush… Wajahnya kembali memerah karena tepat di depannya ada Ludwig dengan senyuman manisnya tengah melihatnya. Jarak wajah mereka begitu dekat.“Ludwig? Kamu sudah selesai?”“Iya, dan kenapa kamu ada di sini bukannya beristirahat?” balas Ludwig lalu berdiri terlebih dahulu, sambil membantu Elle untuk berdiri dengan mengulurkan tangannya.Elle menerima bantuan Ludwig dan meraih tangan pria tampan di depannya.“Terima kasih,” Elle berdiri. Dengan sigap Ludwid mengambil lukisan yang ada di tangan Elle.“Aku kesini karena aku sempat berpikir kenapa orang yang mengatakan suka padaku tidak kunjung datang setelah aku ada di sini padahal sudah lebih 3 jam sejak dia meninggalkan aku.”“Hmm, aku jadi ragu kalau dia sungguh menyukaiku,” sambung Elle menggoda Ludwig.Ludwig seketika panik, “Bu… bukan begitu… Maaf… bukan mak – ““Hahahhaa…” Elle tertawa melihat wajah panik Ludwig.“Kamu menggodaku?”Wanita cantik berhazel biru itu mengangkat bahunya, “Hmm…”“
Ludwig langsung menghampiri Elle begitu melihat wanita pujaannya itu. Pria itu benar – benar di buat shock tapi juga bahagia.“Kamu di sini Elle?” tanya pria itu masih tidak percaya.Elle tersenyum dan mengangguk.Kepala desa bingung melihat Pak Dokter terlihat akrab dengan tamunya.“Ehm, Pak Dokter.” Imbuh Kepala Desa.“Ah iya Pak. Maaf. Lalu bagaimana Pak?” tanya Ludwig begitu sadar. Membuat Elle tertawa kecil.“Begini Pak, saya mau menjelaskan rumah tinggal untuk Nona Elle, beliau akan tinggal di rumah yang – ““Tidak perlu Pak, Nona Elle akan tinggal bersamaku.” Potong Ludwig dengan cepat.Tentu saja Elle terkejut, begitu juga dengan Kepala Desa.“Ludwig? Kenapa aku tinggal denganmu?” seru Elle.“Iya, aku sangat sibuk setiap harinya. Setidaknya kalau kamu di rumah singgahku. Aku akan merasa jauh lebih tenang menjagamu dari para kawanan serigala seperti mereka.” Jelas Ludwig sambil menunjuk ke arah tiga pria yang tengah melihat mereka dengan wajah penuh tawa.Elle menoleh ke arah
Begitu Elle tiba di rumah Cath. Wanita cantik itu mulai mengurus dokumen – dokumen yang ia perlukan untuk bisa berkeliling dengan bebas di Afrika. Setidaknya butuh waktu seminggu baru ia bisa mulai beraktifitas. Selama satu minggu ini pula Elle terlihat akrab dengan anak – anak di sekitar lingkungan tempat tinggal Cath.Elle setiap hari duduk di depan rumah dan melukis suasana yang ada di depan matanya. Baik tawa polos anak – anak yang tidak paham dengan kondisi mereka saat ini dan raut muram dari beberapa anak yang merasa kelaparan.Hal inilah yang membuat dada Elle merasa miris akan kemiskinan di negara yang ia pijak sekarang.“Huftt seandainya semua orang kaya di dunia ini menyisihkan kekayaan mereka untuk berinvestasi atau memperbaiki system kehidupan di negara ini, aku pikir mereka semua bisa berkembang.” Gumam Elle menghela nafas di suatu sore. Tapi entahlah. Apa memang ini adalah solusinya atau memang tidak ada solusi sama sekali.“Hei Elle, kamu di luar?”“Hai Cath, iya nih la
Niat awal ingin mengerjai Ludwig. Elle malah ketiduran di dada bidang Ludwig. Hawa tubuh hangat Ludwig tanpa sadar membuat wanita cantik itu merasa nyaman.Di kala ngantuk menyerang, Elle memejamkan matanya dan merngakul lengan Ludwig. Sedangkan Ludwig yang mulai bisa mengendalikan dirinya memegang perlahan kepala Elle, dan memperbaiki posisi tidur Elle agar jauh lebih nyaman.Ludwig memindahkan kepala Elle dengan hati – hati agar tidak membangunkan wanita cantik itu.Kini kepala Elle sudah bersandar nyaman di dadanya dan Ludwig merangkul Elle. Sedangkan pria itu memilih untuk memejamkan matanya dan bersandar di sandaran kursi.Ludwig dengan lembut merangkul Elle dengan kedua tangannya.”Goodnight,” ucap Ludwig pelan.Beberapa jam pun berlalu. Elle terkejut dengan posisi mereka berdua saat ini. Seutas senyum hadir di wajah Elle.Wanita cantik itu bangun dan duduk tegap. Melihat Ludwig yang masih terlelap. Begitu juga dengan para penumpang yang lain.“Thank you,” ucap Elle menatap waja
Mobil bus yang membawa mereka beberapa kali berhenti di beberapa titik pemberhentian untuk beristirahat.Perjalanan panjang mereka membuat Elle menjadi semakin akrab dengan Ludwig, bahkan Elle yang sedikit pemalu mulai bisa membaur dengan ketiga sahabat dekat pria itu, Hans, Bruno dan Stefan.Tingkah kocak ke empat pria yang baru dia temui selalu saja berhasil membuatnya tertawa, tak ada rasa takut yang Elle rasakan ketika berinteraksi dengan mereka. Dia malah merasa aman karena di jaga oleh empat bodyguard dadakan berparas tampan, dan tentunya dia tidak merasa bosan selama menempuh perjalanan berkat tingkat lucu ke empat pria itu.Seperti sore ini, mereka berlima menyantap hidangan dengan penuh canda tawa.“Hahahha…” suara tawa Elle terdengar begitu lepas.Suasana hatinya yang berantakan karena masalah keluarganya seketika bisa dia lupakan.Julian dan gengnya juga sudah tidak bertingkah lagi. Sekarang setiap berpas – pas dengan Ludwig dan teman – temannya. Pria itu langung membungkuk
Elle yang awalnya irit bicara, mulai terbiasa dengan celotehan Ludwig. Seolah pria ini tidak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol.Sudah dua jam perjalanan, kini bus berhenti di tempat persinggahan, seperti rumah makan.“Yuk, turun makan.” Ajak Ludwig.“Iya,” jawab Elle singkat.Ludwig dan Elle turun bersama.Hanz, Bruno dan Stefan berjalan menghampiri Ludwig.“Ehem…ehem… Ada yang baru lupain yang lama nih….” Seloroh Bruno.Ludwig mengusir rekan – rekan nya yang terkenal jahil itu. “Bro, tukar tempat yuk!” celutuk Stefan.“Sial!! Kau mau aku hajar di sini!!” seru Ludwig yang langsung mengulurkan kepalan tangannya ke Stefan.“Hahhahahah!” tawa Hanz, Stefan dan Bruno.“Permisi nona cantik, kami titip Ludwig yang jomblo dari orok ini ya, semoga kalian sampai di pelaminan…” ujar Hanz.“AMIIIINNNN!” sahut Stefan, Bruno dan juga Ludwig.Wajah Elle kembali nge – blush. “Apakah mereka memang seiseng ini?” gumam Elle dalam hati.Begitu Hanz, Bruno dan Stefan pergi. Ludwig pun berkata, “Amiin
Mereka bertiga pun duduk di kursi mereka masing – masing.Sedangkan Ludwig begitu tiba di kursi kosong miliknya langsung menaruh barang di bagasi atas dan duduk di samping wanita pujaan hatinya itu.Tapi sepertinya wanita cantik ini tidak menyadari kehadiran Ludwig yang sudah ada di sampingnya karena terlalu serius menggambar.Ludwig yang penasaran pun menyandarkan punggungnya dan melihat apa yang di lukis oleh wanita cantik di sampingnya.Seketika terbersit senyuman cerah di wajah Ludwig, pria tampan itu memutuskan untuk diam dan menikmati setiap goresan pensil dari wanita cantik itu.Beberapa menit sebelumnya, Elle yang merasa bosan, membuka tasnya lalu mengambil buku sketsa dan pensil. Dua alat yang selalu ada di dalam tasnya.Elle menerawang menatap keluar jendela, memikirkan sesuatu. “Hmm, apa yang aku lukis ya?” gumamnya pelan.Tiba – tiba dia mengingat pria yang menabraknya tadi. Pria aneh dan unik. Elle tertawa kecil dan mencoba mengingat garis wajah pria tampan tersebut.Elle
Begitu turun dari bus yang mengantarnya ke terminal, Elle duduk di salah satu kursi tunggu setelah membeli tiket bus yang akan mengantarnya ke Afrika.Sembari menunggu bus, Elle menutup matanya. Wanita cantik ini mengingat moment di mana dia mengambil keputusan tiba – tiba untuk pergi ke Afrika hari ini juga setelah bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Di mana kedua orang tua Elle menunjuk dirinya sebagai CEO sebuah perusahaan milik Ayahnya. Sedangkan dia sendiri tidak ingin berkutat di bidang bisnis, karena jiwanya ada di seni.Wanita cantik berhazel biru dan rambut blonde itu berasal dari Swedia, yang terletak di Eropa Utara. Di mana Elle memiliki orang tua yang merupakan seorang pengusaha ternama di Swedia, Elle juga di bangun seperti itu sejak kecil. Mulai dari segi pendidikan yang begitu tinggi hingga tinggal di lingkungan social elit. Berharap jika saat Elle dewasa nanti melanjutkan usaha mereka. Elle sendiri adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Sedangkan dua kakak l