Oh my Bella...
Deg !Max terdiam. Dia tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun."Ohh Tuan Austin, apa yang harus aku lakukan saat ini !" teriak Max frustasi dalam hati."Baiklah Nyonya, setidaknya biarkan saya yang mengantar anda,""Tidak perlu, aku sudah memesan taksi." tolak Bella dengan tegas."Dan ingat !! Jangan mengikutiku !" tambah Bella. Kemudian wanita cantik itu menarik kopernya begitu melihat sebuah mobil hitam masuk ke pelataran halamannya.Sopir yang membawa mobil dengan sigap membantu menaruh koper Bella ke dalam bagasi.Max yang tidak ingin kehilangan jejak langsung membuntuti kendaraan yang membawa Bella dan Arion. Dan tangannya tiada henti menghubungi Austin untuk memberitahu kabar saat ini.Tapi hasil tetap saja sama. Ponsel Austin sama sekali tidak dapat di hubungi. "Oh my Tuan !!! Kamu di mana !!""Bukannya ini jalan menuju bandara ?" gumam Max melihat jalur yang ia lalui saat ini.Dan benar saja, mereka masuk ke dalam bandara. Max mengikuti langkah Bella dari jarak jauh. Dan tib
Agatha menghampiri putranya, "Kakek katakan kalau cuaca di Rusia sedang sangat dingin. Dan setiap malam akan di guyur hujan. Kamu pakai syal ini, kondisi tubuhmu juga sedang tidak baik. Dan kemungkinan kamu akan tiba malam di Rusia," ucapnya pelan sambil mengalungkan syal tebal berwarna navy di leher putranya."Terima kasih Mom,”Edelmiro menepuk pelan bahu Austin. "Ini akan menjadi perjuanganmu yang jauh lebih berat, Daddy harap kamu bisa menyelesaikannya,"Mata Agatha berkaca-kaca, "Mommy akan menunggu kamu membawa pulang putriku dan cucuku."Austin hanya bisa mengangguk. Dia pun berharap demikian. Tapi dia tahu kesalahan yang dia lakukan sudah sangat fatal dan menyakiti istrinya.Edelmiro melihat ke arah Max, "Max aku titip Austin padamu.""Siap Tuan Besar."Austin dengan mengenakan coat panjang berwarna hitam, lengkap dengan kacamata hitam, dan syal berwarna navy naik ke atas mobil.Dan begitu Max melajukan kendaraan, Austin kembali terisak dan air mata kembali lolos membasahi pipi
"Bella, tenanglah, Nak!" ucap Vladimir memegang kedua bahu Bella.Deg!"Kakek?" gumamnya lirih, matanya berkaca-kaca."Bella apa benar kamu yakin berpisah dengan suamimu?" tanya Vladimir menatap manik mata Bella."...." Bella terdiam. Dari apa yang tadi di katakan Vladimir tentang status keluarga Monica yang merupakan seorang bangsawan membuat dirinya semakin yakin untuk melepaskan suaminya. Dia tidak ingin membuat mertuanya mengalami kesulitan jika harus konflik dengan keluarga Monica."Dan sekarang yang ingin Kakek tanyakan, apa kamu cemburu dengan Chelsea?"Bella menggeleng, "Tidak Kakek.""Apa kamu cemburu dengan Monica?"Bella mengangguk, "Tentu saja Kakek, aku cemburu. Memikirkannya saja, Austin bersama wanita itu dadaku terasa begitu sakit."Vladimir pun tertawa kecil, dan mengusap lembut puncak kepala Bella. "Untuk apa kamu cemburu kepada Monica? Sedangkan Austin berada di sana hanya untuk Chelsea... Tidak ada Chelsea, Austin tidak akan mungkin ke sana."Bella tertegun."Lalu a
"Biar kakek katakan padamu. Kakek yang sudah hidup lebih lama dari kalian semua. Semasa hidup Kakek, kakek tidak pernah menemukan seseorang yang sempurna. Kakek tidak pernah menemukan seorang pun yang tidak memiliki kelemahan.""Dan inilah kelemahan Austin. Dia tidak sanggup menghadapi masalah ini. Karena rasa tanggung jawab yang besar. Austin berada dalam fase bingung dan bimbang. Di satu sisi dia tiba-tiba mengetahui kalau dia memiliki seorang putri dari perbuatannya yang betul-betul tercela. Di mana seorang Monica membesarkan putrinya seorang diri, tidak menuntut apapun dan menanggung semuanya sendirian. Jika Austin tidak bertemu dengan Chelsea secara kebetulan, mungkin masalah ini tidak akan pernah terjadi.""Sedangkan di sisi lainnya, Austin tidak bisa jujur kepada kamu. Karena dia takut kamu terluka, dia terlalu takut kehilanganmu. Dia takut membuatmu bersedih. Dan lagi-lagi semua tindakan Austin mempertimbangkan dirimu. Kamu mungkin bisa mengatakan kalau kamu akan memaafkan saat
"Tu-tuan ! Di luar hujan deras !" seru Max panik melihat Austin mulai membuka coat panjang, syal serta kacamatanya. Austin menyerahkan segalanya kepada Max."Tu-tuan, biar aku mengantar anda sampai ke dalam. Mansion Tuan Vladimir masih sangat jauh," seru Max panik. Karena dia sangat tahu kondisi Bos nya itu saat ini.Austin mengulung lengan kemeja warna putih yang ia kenakan. Dan tersenyum tipis kepada Max. "Tidak Max," ucapnya kemudian melihat mansion mewah milih Vladimir.Austin langsung berlutut yang membuat Max terkejut, "Tu-tuan, apa yang anda lakukan,""Ini adalah bukti permintaan maafku kepada istriku,""Ta-tapi Tuan, belum tentu Nyonya Bella melihat anda dari dalam sana !" ujar Max."Ini bukan hanya sebagai permintaan maafku pada Bella. Melainkan hukuman dan pengingatku bahwa ini adalah harga yang harus aku bayar jika aku melukai istriku," ucapnya lirih."Tu-tuan...""Max... Tolong ! Lebih baik masuklah ke dalam mobil. Biar aku lanjutkan perjalananku dari sini," ucap Austin dan
Hingga mata Bella membelalak begitu melihat suaminya terjatuh, "AUSTINNN !!!!"Teriak Bella keras dan langsung berlari tanpa memikirkan apa-apa lagi. Vladimir pun tidak lagi menahan Bella, pria sepuh itu terlihat tersenyum bahagia. Karena sudah mengetahui apa yang menjadi keputusan Bella.Bella menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Bella terus berlari sambil bergumam memanggil nama suaminya, "No... no.... Hubby... Austin... Austin... sayang !!!"Dengan bertelanjang kaki Bella berlari membuka pintu besar dan langsung menerjang hujan yang begitu deras.Austin terus menyeretkan lututnya yang sudah semakin sulit dia angkat. Dengan merangkak. Pandangannya pun sudah semakin kabur. Tubuhnya semakin melemah, "Tolong bertahanlah sedikit lagi," gumamnya pada dirinya sendiri.Hingga Brak!Tubuhnya terjatuh. Dan kali ini dia kesulitan untuk mengangkat tubuhnya sendiri. "Hayolah BODOH !!!! Kenapa kau jadi selemah ini!" Austin terus mengumpat dirinya. Dia terus berusaha mengangkat tubuhnya. Dan
Dia yang sudah begitu lama menjadi tangan kanan Austin. Sosok pria yang begitu luar biasa dan terkenal begitu menjaga harga dirinya, berjalan berlutut demi menebus kesalahannya kepada wanita yang begitu ia cintai."Max... masuklah, ikuti pelayan yang di sana. Nanti dia yang akan menunjukkan kamarmu," ujar Laras yang sudah ada di depan mereka. Wanita paruh baya nan cantik itu menunjuk salah seorang pelayan di dalam rumah."Terima kasih Nyonya, Tuan Arthur. Saya masuk dulu, lalu koper milik Tuan Austin saya letakkan di mana?" ujar Max yang lalu memberikan sebuah koper besar berwarna biru."Iya... Kasih saja ke pelayan itu," sahut Laras.Max pun berjalan masuk.Laras menghampiri suaminya dan memeluk lengannya. "Sayang...." gumamnya pelan."Iya, ada apa sayang ?" balas Arthur lembut kepada sang istri."Hmm, seandainya ada kejadian seperti ini kepada kita. Apa kamu juga akan melakukan hal yang sama seperti Austin ?"Arthur terdiam, menoleh ke arah halaman yang terbentang luas. Lalu pandang
"Thank you love," ucap Austin lembut dan memberikan cangkirnya kembali pada Bella yang di sambut senyuman manis istrinya.Bella menaruh kembali baki yang sudah kosong itu. Bella memaksa suaminya untuk memakan sandwich yang tadi di bawa oleh Laras. Wanita cantik itu membersihkan sudut bibir suaminya dengan tissue. Suasana masih terasa begitu canggung bagi Bella.Grep !Austin merangkul pinggang istrinya yang berdiri di depannya. "Sayang?""Hmm?"Pria tampan itu memeluk erat istrinya. "Maafkan aku sayang, maafkan aku....""Iya sayang," Bella membalas pelukan suaminya, dan dengan satu kali hentakan, tubuh Bella sudah berada di atas tempat tidur, dan Austin sudah tidur menyamping memeluk istrinya. Bersandar di headboard. Austin merebahkan kepala istrinya di dada bidangnya.Di usapnya dengan lembut puncak kepala istrinya dengan penuh kasih sayang. Austin mengecup puncak kepala Bella berkali-kali. Hanya dengan berbalut bathrobe mereka saling merasakan kehangatan hati yang begitu saling meri
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p