ahhh... kok jadi mewek gini sih :(
Dia yang sudah begitu lama menjadi tangan kanan Austin. Sosok pria yang begitu luar biasa dan terkenal begitu menjaga harga dirinya, berjalan berlutut demi menebus kesalahannya kepada wanita yang begitu ia cintai."Max... masuklah, ikuti pelayan yang di sana. Nanti dia yang akan menunjukkan kamarmu," ujar Laras yang sudah ada di depan mereka. Wanita paruh baya nan cantik itu menunjuk salah seorang pelayan di dalam rumah."Terima kasih Nyonya, Tuan Arthur. Saya masuk dulu, lalu koper milik Tuan Austin saya letakkan di mana?" ujar Max yang lalu memberikan sebuah koper besar berwarna biru."Iya... Kasih saja ke pelayan itu," sahut Laras.Max pun berjalan masuk.Laras menghampiri suaminya dan memeluk lengannya. "Sayang...." gumamnya pelan."Iya, ada apa sayang ?" balas Arthur lembut kepada sang istri."Hmm, seandainya ada kejadian seperti ini kepada kita. Apa kamu juga akan melakukan hal yang sama seperti Austin ?"Arthur terdiam, menoleh ke arah halaman yang terbentang luas. Lalu pandang
"Thank you love," ucap Austin lembut dan memberikan cangkirnya kembali pada Bella yang di sambut senyuman manis istrinya.Bella menaruh kembali baki yang sudah kosong itu. Bella memaksa suaminya untuk memakan sandwich yang tadi di bawa oleh Laras. Wanita cantik itu membersihkan sudut bibir suaminya dengan tissue. Suasana masih terasa begitu canggung bagi Bella.Grep !Austin merangkul pinggang istrinya yang berdiri di depannya. "Sayang?""Hmm?"Pria tampan itu memeluk erat istrinya. "Maafkan aku sayang, maafkan aku....""Iya sayang," Bella membalas pelukan suaminya, dan dengan satu kali hentakan, tubuh Bella sudah berada di atas tempat tidur, dan Austin sudah tidur menyamping memeluk istrinya. Bersandar di headboard. Austin merebahkan kepala istrinya di dada bidangnya.Di usapnya dengan lembut puncak kepala istrinya dengan penuh kasih sayang. Austin mengecup puncak kepala Bella berkali-kali. Hanya dengan berbalut bathrobe mereka saling merasakan kehangatan hati yang begitu saling meri
"Maafkan aku yang tidak jujur sejak awal padamu. Aku berpikir aku bisa mengatasinya. Dan setelah semua selesai apa yang aku lakukan untuk Chelsea, di saat itu pula aku berpikir akan mengatakannya padamu sayang. Tapi ternyata semua yang aku pikirkan tidak berjalan sesuai rencanaku.""Maafkan aku sayang...." lirih Austin."Hubby, aku pikir kamulah yang mengatakan untuk saling terbuka dan jujur satu sama lain. Tidak ada yang di tutupi meski apapun itu. Dan... seharusnya kamu yang paling tahu aku. Apakah aku pernah meragukanmu sekali saja? Jawabannya tidak. Aku percaya padamu sayang. Selalu."Grep !Austin menarik tubuh istrinya. Memeluknya dengan mesra. "Terima kasih sayang... terima kasih my love..." gumamnya lalu memegang dagu istrinya. Menyentuh dengan lembut bibir ranum yang begitu ia rindukan. Austin meraup bibir istrinya. "Euhmmm... Uhmm... sayang...""Sayang, aku sangat mencintaimu..." ucap Austin di sela- sela ciumannya. Bella menutup matanya dan tangan kanannya naik menyentuh waj
"I really want you so bad !!" suara berat yang terdengar begitu seksi dan dalam membuat sekujur tubuh Bella ikut meremang ketika nafas hangat yang berhembus di wajahnya.Wanita cantik itu tersenyum dengan begitu indahnya. “Me too, love… I miss you so bad sa –” Austin tidak lagi membiarkan istrinya untuk melanjutkan perkataannya. Austin kembali menekan kepala istrinya dan memberikan ciuman yang semakin dalam. Lidahnya sudah menyesap masuk ke dalam rongga mulut Bella, melilit lidah istrinya, menyesapnya.“Aku sangat mencintaimu sayang…” suara Austin yang semakin gelap. Tatapan matanya semakin berkabut.Bella mengimbangi sesapan suaminya yang begitu liar. Terasa sangat luar biasa. “Aku … aku juga sangat mencintaimu, love…” balas Bella di sela ciuman mereka, Austin melepaskan ciumannya dan menatap sendu sang istri. “Maafkan aku love.. maafkan aku yang terlalu takut kehilanganmu, membuatku tidak bisa berpikir jernih.”“Aku.. aku.. sangat menyesal… Aku sangat bodoh… maafkan aku…“ lirih Aust
Bella di buat kelonjotan. Tidak kuat, Bella langsung mengulum milik suaminya dan menyedot kejantanan suaminya dengan kuat, hingga suaminya mengeluarkan cairan bening dan di jilatnya, di telannya begitu saja.Bella mulai meracau merasakan miliknya segera mencapai puncak.Austin memasukkan lidahnya jauh lebih dalam, bergerak semakin liar, mengabsen setiap sudut di dalam liang nikmat tersebut, sambil sesekali menyedot cairannya yang terus keluar. Sedangkan ibu jarinya bermain di bagian klits istrinyaTubuh Bella mengejang sempurna, seperti tersengat listrik sampai Bella melepaskan kulumannya dan terus menjerit.Austin semakin mempercepat tempo permainannya, hingga dia dapat merasakan cairan istrinya memenuhi mulutnya bersamaan dengan lengkingan kuat menggema di dalam kamar. “Eung…”Austin tidak berhenti meskipun istrinya sudah mendapatkan orgasmenya. Di saat istrinya masih sangat begitu sensitive, Austin memasukkan jarinya dan bergerak keluar masuk, sedangkan lidahnya bermain di kacang is
Sinar pagi mulai masuk di antara celah jendela. Austin membuka matanya dan meraba tempat tidur. Mencari sosok sang istri. “Love ?? Sayang…??!” panggilnya dengan panik.Begitu ia membuka mata dia tidak mendapati istrinya di atas tempat tidur. “Love ??!” serunya keras.“Iya sayang ??” Sahut Bella dari dalam kamar mandi dan bergegas menghampiri suaminya yang kini sudah duduk di atas tempat tidur."Ada ap- "Grep !Austin langsung menarik istrinya. “Hah…. Aku benar-benar takut kalau semalam hanya halusinasiku sayang.” Ucapnya menarik nafas penuh rasa syukur.Di dekapnya tubuh Bella dengan mesra membuat wanita cantik itu tersenyum begitu manis. “Aku di sini hubby. Aku tidak kemana mana” gumam Bella sambil mengusap lembut belakang suaminya."Mau aku bantu ke kamar mandi dan bercukur... ?" tanya Bella sambil mengusap rambut-rambut yang ada di wajah suaminya. Entah sudah berapa lama suaminya itu tidak bercukur. Padahal itu adalah aktifitas rutinnya tiap pagi.Bella mengurai pelukan Austin da
"Sayang... Jangan berkata seperti itu. Kamu adalah wanita sempurna yang begitu berharga. Jangan pernah berpikir seperti itu." Austin berdiri, lalu mengusap lembut wajah istrinya. Mengusap lembut anak rambut yang ada di kening dan pipi Bella."Kamu adalah wanita yang berharga untuk aku, Arion, daddy, mommy, kakek dan begitu banyak yang menyayangimu sayang....""Semua menyayangi kamu dan kamu begitu berharga bagi mereka." sambung Austin syahdu. Membuat wanita cantik itu menitikkan air mata."I love you, we love you Bella Sophie... Hmm ? Jadi, jangan pernah berpikir seperti itu ya sayang ?" ucap pria itu begitu lembut. Membuat perasaan Bella menjadi begitu hangat. Bella mengangguk pelan.Cup !Austin melumat bibir istrinya dengan penuh cinta. Dan Bella mengalungkan tangannya di belakang leher suaminya, memperdalam ciuman mereka. Setelah mengatakan apa yang ada di dalam hati mereka, seakan tidak ada lagi yang menjadi beban.Austin merasa sangat bahagia karena sang istri menerima keadaanny
"Austin, Bella kemarilah..." ujar Vladimir dan diangguki oleh Austin dan Bella. "Iya Kakek." jawab mereka berdua."Kakek, terima kasih..." ucap Austin pertama kali."Terima kasih karena sudah menjaga Bella dan Arion," sambungnya.Vladimir tersenyum, "Tentu saja kakek akan melindungi cucu perempuan kakek dan cicitku..." sahutnya dengan tertawa kecil.Austin dan Bella pun ikut tertawa."Oh iya Kakek. Aku mau mengembalikkan cincin ini," ucap Bella dan mengeluarkan cincin dari saku dressnya."Simpan cincin itu untuk Arion,"Perkataan Vladimir membuat Austin dan Bella saling melirik."Tapi kakek...?""Dengan cincin itu, Kakek sudah memutuskan untuk memberikan hak untuk Arion sebagai penerus keluarga Vladislav.""Kakek ??" gumam Bella dengan sungkan. Bagaimana bisa ia menerima hal luar biasa seperti ini.Austin hanya menyimak dan tidak membantah apa yang diutarakan oleh Vladimir."Kamu tidak perlu merasa sungkan kepada Kakek. Kamu ingat Calvin, cicit angkat Kakek yang ada di Indonesia kan ?"
Elle keluar dari kamarnya setelah berpakaian dan menyusul Ludwig yang ada di dapur.“Mau makan apa? Pizza, Burger, Spaghetti, atau Steak?” tanya Ludwig sambil tersenyum.Wanita berhazel itu seketika terbengong, “Apa semuanya ada di sini?” gumamnya dalam hati.“Tapi karena kamu pertama kali ke desa ini, aku akan perkenalkan kamu dengan makanan yang ada di sini.” Sambung Ludwig sambil mengeluarkan dua piring sayur lengkap dengan ubi rebus sebagai asupan karbohidrat mereka sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya, menggoda Elle.Elle akhirnya sadar kalau saat ini Ludwig sedang menggodanya, Kemudian wanita cantik itu berdiri dan meninggalkan Ludwig begitu saja.Ludwig dapat mendengar suara ribut – ribut dari dalam kamar Elle. Dan tidak lama kemudian Elle keluar dengan membawa beberapa kotak makanan yang cukup besar.Wanita cantik itu menatanya di atas meja dengan rapi. Elle mengeluarkan empat macam lauk yang membuat Ludwig terkejut.Elle duduk dan tersenyum, “Malam ini kita makan in
Elle sontak menoleh ke asal suara dan blush… Wajahnya kembali memerah karena tepat di depannya ada Ludwig dengan senyuman manisnya tengah melihatnya. Jarak wajah mereka begitu dekat.“Ludwig? Kamu sudah selesai?”“Iya, dan kenapa kamu ada di sini bukannya beristirahat?” balas Ludwig lalu berdiri terlebih dahulu, sambil membantu Elle untuk berdiri dengan mengulurkan tangannya.Elle menerima bantuan Ludwig dan meraih tangan pria tampan di depannya.“Terima kasih,” Elle berdiri. Dengan sigap Ludwid mengambil lukisan yang ada di tangan Elle.“Aku kesini karena aku sempat berpikir kenapa orang yang mengatakan suka padaku tidak kunjung datang setelah aku ada di sini padahal sudah lebih 3 jam sejak dia meninggalkan aku.”“Hmm, aku jadi ragu kalau dia sungguh menyukaiku,” sambung Elle menggoda Ludwig.Ludwig seketika panik, “Bu… bukan begitu… Maaf… bukan mak – ““Hahahhaa…” Elle tertawa melihat wajah panik Ludwig.“Kamu menggodaku?”Wanita cantik berhazel biru itu mengangkat bahunya, “Hmm…”“
Ludwig langsung menghampiri Elle begitu melihat wanita pujaannya itu. Pria itu benar – benar di buat shock tapi juga bahagia.“Kamu di sini Elle?” tanya pria itu masih tidak percaya.Elle tersenyum dan mengangguk.Kepala desa bingung melihat Pak Dokter terlihat akrab dengan tamunya.“Ehm, Pak Dokter.” Imbuh Kepala Desa.“Ah iya Pak. Maaf. Lalu bagaimana Pak?” tanya Ludwig begitu sadar. Membuat Elle tertawa kecil.“Begini Pak, saya mau menjelaskan rumah tinggal untuk Nona Elle, beliau akan tinggal di rumah yang – ““Tidak perlu Pak, Nona Elle akan tinggal bersamaku.” Potong Ludwig dengan cepat.Tentu saja Elle terkejut, begitu juga dengan Kepala Desa.“Ludwig? Kenapa aku tinggal denganmu?” seru Elle.“Iya, aku sangat sibuk setiap harinya. Setidaknya kalau kamu di rumah singgahku. Aku akan merasa jauh lebih tenang menjagamu dari para kawanan serigala seperti mereka.” Jelas Ludwig sambil menunjuk ke arah tiga pria yang tengah melihat mereka dengan wajah penuh tawa.Elle menoleh ke arah
Begitu Elle tiba di rumah Cath. Wanita cantik itu mulai mengurus dokumen – dokumen yang ia perlukan untuk bisa berkeliling dengan bebas di Afrika. Setidaknya butuh waktu seminggu baru ia bisa mulai beraktifitas. Selama satu minggu ini pula Elle terlihat akrab dengan anak – anak di sekitar lingkungan tempat tinggal Cath.Elle setiap hari duduk di depan rumah dan melukis suasana yang ada di depan matanya. Baik tawa polos anak – anak yang tidak paham dengan kondisi mereka saat ini dan raut muram dari beberapa anak yang merasa kelaparan.Hal inilah yang membuat dada Elle merasa miris akan kemiskinan di negara yang ia pijak sekarang.“Huftt seandainya semua orang kaya di dunia ini menyisihkan kekayaan mereka untuk berinvestasi atau memperbaiki system kehidupan di negara ini, aku pikir mereka semua bisa berkembang.” Gumam Elle menghela nafas di suatu sore. Tapi entahlah. Apa memang ini adalah solusinya atau memang tidak ada solusi sama sekali.“Hei Elle, kamu di luar?”“Hai Cath, iya nih la
Niat awal ingin mengerjai Ludwig. Elle malah ketiduran di dada bidang Ludwig. Hawa tubuh hangat Ludwig tanpa sadar membuat wanita cantik itu merasa nyaman.Di kala ngantuk menyerang, Elle memejamkan matanya dan merngakul lengan Ludwig. Sedangkan Ludwig yang mulai bisa mengendalikan dirinya memegang perlahan kepala Elle, dan memperbaiki posisi tidur Elle agar jauh lebih nyaman.Ludwig memindahkan kepala Elle dengan hati – hati agar tidak membangunkan wanita cantik itu.Kini kepala Elle sudah bersandar nyaman di dadanya dan Ludwig merangkul Elle. Sedangkan pria itu memilih untuk memejamkan matanya dan bersandar di sandaran kursi.Ludwig dengan lembut merangkul Elle dengan kedua tangannya.”Goodnight,” ucap Ludwig pelan.Beberapa jam pun berlalu. Elle terkejut dengan posisi mereka berdua saat ini. Seutas senyum hadir di wajah Elle.Wanita cantik itu bangun dan duduk tegap. Melihat Ludwig yang masih terlelap. Begitu juga dengan para penumpang yang lain.“Thank you,” ucap Elle menatap waja
Mobil bus yang membawa mereka beberapa kali berhenti di beberapa titik pemberhentian untuk beristirahat.Perjalanan panjang mereka membuat Elle menjadi semakin akrab dengan Ludwig, bahkan Elle yang sedikit pemalu mulai bisa membaur dengan ketiga sahabat dekat pria itu, Hans, Bruno dan Stefan.Tingkah kocak ke empat pria yang baru dia temui selalu saja berhasil membuatnya tertawa, tak ada rasa takut yang Elle rasakan ketika berinteraksi dengan mereka. Dia malah merasa aman karena di jaga oleh empat bodyguard dadakan berparas tampan, dan tentunya dia tidak merasa bosan selama menempuh perjalanan berkat tingkat lucu ke empat pria itu.Seperti sore ini, mereka berlima menyantap hidangan dengan penuh canda tawa.“Hahahha…” suara tawa Elle terdengar begitu lepas.Suasana hatinya yang berantakan karena masalah keluarganya seketika bisa dia lupakan.Julian dan gengnya juga sudah tidak bertingkah lagi. Sekarang setiap berpas – pas dengan Ludwig dan teman – temannya. Pria itu langung membungkuk
Elle yang awalnya irit bicara, mulai terbiasa dengan celotehan Ludwig. Seolah pria ini tidak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol.Sudah dua jam perjalanan, kini bus berhenti di tempat persinggahan, seperti rumah makan.“Yuk, turun makan.” Ajak Ludwig.“Iya,” jawab Elle singkat.Ludwig dan Elle turun bersama.Hanz, Bruno dan Stefan berjalan menghampiri Ludwig.“Ehem…ehem… Ada yang baru lupain yang lama nih….” Seloroh Bruno.Ludwig mengusir rekan – rekan nya yang terkenal jahil itu. “Bro, tukar tempat yuk!” celutuk Stefan.“Sial!! Kau mau aku hajar di sini!!” seru Ludwig yang langsung mengulurkan kepalan tangannya ke Stefan.“Hahhahahah!” tawa Hanz, Stefan dan Bruno.“Permisi nona cantik, kami titip Ludwig yang jomblo dari orok ini ya, semoga kalian sampai di pelaminan…” ujar Hanz.“AMIIIINNNN!” sahut Stefan, Bruno dan juga Ludwig.Wajah Elle kembali nge – blush. “Apakah mereka memang seiseng ini?” gumam Elle dalam hati.Begitu Hanz, Bruno dan Stefan pergi. Ludwig pun berkata, “Amiin
Mereka bertiga pun duduk di kursi mereka masing – masing.Sedangkan Ludwig begitu tiba di kursi kosong miliknya langsung menaruh barang di bagasi atas dan duduk di samping wanita pujaan hatinya itu.Tapi sepertinya wanita cantik ini tidak menyadari kehadiran Ludwig yang sudah ada di sampingnya karena terlalu serius menggambar.Ludwig yang penasaran pun menyandarkan punggungnya dan melihat apa yang di lukis oleh wanita cantik di sampingnya.Seketika terbersit senyuman cerah di wajah Ludwig, pria tampan itu memutuskan untuk diam dan menikmati setiap goresan pensil dari wanita cantik itu.Beberapa menit sebelumnya, Elle yang merasa bosan, membuka tasnya lalu mengambil buku sketsa dan pensil. Dua alat yang selalu ada di dalam tasnya.Elle menerawang menatap keluar jendela, memikirkan sesuatu. “Hmm, apa yang aku lukis ya?” gumamnya pelan.Tiba – tiba dia mengingat pria yang menabraknya tadi. Pria aneh dan unik. Elle tertawa kecil dan mencoba mengingat garis wajah pria tampan tersebut.Elle
Begitu turun dari bus yang mengantarnya ke terminal, Elle duduk di salah satu kursi tunggu setelah membeli tiket bus yang akan mengantarnya ke Afrika.Sembari menunggu bus, Elle menutup matanya. Wanita cantik ini mengingat moment di mana dia mengambil keputusan tiba – tiba untuk pergi ke Afrika hari ini juga setelah bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Di mana kedua orang tua Elle menunjuk dirinya sebagai CEO sebuah perusahaan milik Ayahnya. Sedangkan dia sendiri tidak ingin berkutat di bidang bisnis, karena jiwanya ada di seni.Wanita cantik berhazel biru dan rambut blonde itu berasal dari Swedia, yang terletak di Eropa Utara. Di mana Elle memiliki orang tua yang merupakan seorang pengusaha ternama di Swedia, Elle juga di bangun seperti itu sejak kecil. Mulai dari segi pendidikan yang begitu tinggi hingga tinggal di lingkungan social elit. Berharap jika saat Elle dewasa nanti melanjutkan usaha mereka. Elle sendiri adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Sedangkan dua kakak l