Nah... bingungkan sekarang kamu Austin?
Masuk ke dalam mansion mewah, mansion yang dia bangun untuk istri tercintanya. Namun, saat ini mansion ini terasa begitu dingin tanpa sang pemilik. Austin mengambil langkah menuju lantai dua, di mana kamar utama berada.Pria tampan bermanik emerald itu memegang handle pintu. Diam. Menunduk. Menatap kosong tangannya yang memegang handle pintu, tidak sanggup melihat apa yang akan menyambutnya di dalam sana. "Aku berharap kamu dan Arion berada di dalam sana, sayang. Please…"Di tekannya handle pintu tersebut, mendorongnya pelan. Begitu pintu terbuka, semerbak aroma khas dari Arion langsung menerpa penciumannya. Air matanya kembali jatuh. Dengan langkah berat, memberanikan dirinya masuk. Aroma bayi itu semakin kental bersama dengan aroma parfum istrinya yang tidak pernah ia ganti karena aroma tersebut adalah pilihan suaminya.Dadanya terasa begitu sakit. Dia baru saja sadar kalau sudah satu minggu dia mengabaikan istri dan anaknya. Dirinya kembali terjatuh, berlutut di lantai, tangannya di
"Sudah berapa lama dia seperti itu ?" tanya Edelmiro."Semenjak tiba, begitu masuk ke dalam kamar dan sampai detik ini Tuan Austin tidak berhenti menangis seperti itu."Helaan nafas kembali terdengar, "Sudah lebih dari lima jam," kemudian Edelmiro membuka pintu perlahan. Grandpa dari Arion ini cukup lama menenangkan diri di rumah dan baru satu jam yang lalu tiba di kediaman ini. Memilih duduk di ruang tamu begitu dirinya tiba saat mendengar raungan lirih dari sang putra.Lagi - lagi Edelmiro kembali menarik nafasnya dalam, melihat Austin tengah berlutut dengan menangkup wajahnya ke bawah. Terus bergumam memanggil istri dan putranya."Austin ?"Austin mengangkat wajahnya, "Dad..." suara seraknya terdengar begitu putus asa."Hmm, apa sekarang kamu bisa katakan pada Daddy? Apa yang sudah terjadi? Apa yang kamu tutupi di sana?"Lidah Austin terasa begitu kelu, sangat sulit untuk mengatakan yang sebenarnya. "Dad..""Hmm, katakan. Apapun itu!" ucap Edelmiro, menunduk menatap lurus manik mata
"Sayang, bagaimana keadaan Austin ?" Agatha menghampiri suaminya yang baru masuk ke dalam rumah. Dengan telaten membantu sang suami melepaskan coat panjang yang ia kenakan.Edelmiro menghela nafas pelan, "Sangat menyedihkan. Dia tidak berhenti menangis memikirkan istri dan putranya.""Hahh... Sebenarnya apa yang sudah dia lakukan ?""Kemarilah," Edelmiro merangkul Agatha, pasangan suami istri ini menuju sofa ruang keluarga.Edelmiro menatap penuh cinta kepada istrinya. Meskipun usia mereka tidak muda lagi. Gejolak cinta dan kasih sayang mereka semakin dalam. Edelmiro menarik nafas dalam, "Sayang, aku harap kamu tidak terkejut dengan apa yang akan aku sampaikan." ucapnya lembut sambil memegang kedua tangan istrinya.Agatha tidak memalingkan pandangannya menunggu jawaban Edelmiro, "Austin memiliki seorang putri berusia 6 tahun lebih."Deg !"Bagaimana bisa sayang ?" gumam Agatha menutup mulutnya, terkejut mendengar fakta yang tidak pernah ia bayangkan.Edelmiro mengangguk, mengusap pung
"Semoga Brice memberikan kabar baik secepatnya," harap Max kepada Austin setelah mendengar percakapan antara kakak dan adik sepupu itu."Yeah, aku sangat berharap...."Dan tujuan mereka hari ini adalah menuju gedung tinggi Orion Corporation. Karena Austin harus bertemu dengan salah satu klien penting yang mengharuskan dirinya untuk hadir tanpa perwakilan.Finley dan Kenan juga sudah tiba terlebih dahulu. Bersama Ethan mereka menyambut Austin.Begitu Austin membuka pintu mobil, Ethan yang sudah 2 minggu lebih tidak bertemu Bos nya itu sangat terkejut mendapati kondisi Austin saat ini. "Wajahnya terlihat sangat tirus !" gumamnya.Selama ini dia hanya mendengarkan cerita dari Max, Finley dan Kenan tentang keadaan Austin saat ini. Sebenarnya dia tidak ingin memanggil Austin hari ini. Tetapi karena keadaan, membuat tidak bisa mereka abaikan begitu saja.Austin tidak pernah melepaskan kacamata hitam pekat nya itu selama berada di luar."Tuan," sambut Ethan. Begitu juga Fin dan Ken."Hai Etha
Begitu mendengarkan ucapan Edelmiro. Austin segera berdiri, melupakan rasa sakit yang ada di tubuh dan kepalanya. Dengan langkah cepat Austin berhasil masuk ke dapur. Di lihatnya sang Mommy dan Daddy nya tengah tertawa kecil."Dad ! Mom !" panggilnya, membuat Edelmiro dan Agatha menoleh ke belakang."Ada apa sayang ?" tanya Agatha sambil mengaduk cangkir transparant yang sudah terisi air madu lemon hangat.Edelmiro terlihat tersenyum sumringah. Sangat berbeda dari beberapa hari kemarin. Begitu juga Agatha yang terlihat jauh sangat tenang dan wajah cantik Mommynya terlihat begitu berseri-seri. Austin hanya bisa menyimpulkan satu hal, "Apa Bella dan Arion ada di Kakek Vladimir ??"Agatha dan Edelmiro mengangguk dan tersenyum. "Iya, Bella dan Arion ada di sana,"Duggg!Austin langsung jatuh terduduk begitu mengetahui keberadaan istrinya. Kedua kakinya seperti kehilangan kekuatan. Agatha dengan panik menghampiri putranya, "Kamu kenapa ??!" tanyanya panik."Mommy... Hahhh... Hahhh... Aku...
"Hahhhh ! Dasar Arthur bodoh !!!" Keluh kesal Vladimir yang masih ingin menyembunyikan keberadaan Bella dan Arion. Dia ingin memberikan pelajaran kepada Austin."Arthurrrrr! Kenapa kau begitu bodoh !!" seru Vladimir memarahi sang putra."Eh ? Aku kenapa Ayah ?!" tanya Arthur dengan polosnya sambil tertawa bersama Arion."Aku lagi menerima telpon dari Edelmiro !""Ohh !!! Sorry !! Sampaikan salamku padanya ! Aku saat ini sangat sibuk bermain dengan cucu laki-lakiku yang begitu menggemaskan !!!' teriak Arthur yang sengaja memperdengarkan kepada Edelmiro.Dan tentu saja, Edelmiro bisa mendengar perdebatan antara Vladimir dan Arthur, sampai apa yang di katakan Arthur barusan."Hahh !! Kau !" hela nafas Vladimir menyerah dengan sikap tengil putranya itu."Jadi kau sudah tahu kan kalau Bella dan Arion ada di sini !" sambung Vladimir yang kini terdengar serius.Edelmiro tidak dapat menyembunyikan senyuman di wajahnya. "Iya Paman !!! Terima kasih !""Katakan pada Austin untuk segera menyelesai
POV BELLALima hari sebelum keberangkatan..."Bu ? Kamu baik - baik saja? Wajah anda terlihat sedikit pucat." Della khawatir melihat keadaan atasannya itu."Hanya kurang tidur Del, semalam Arion gelisah. Dikit-dikit bangun dan rewel," jawab Bella sambil mengusap wajah Arion yang tengah tertidur di atas pangkuannya."Lebih baik anda beristirahat. Biar saya yang handle urusan di kantor.""Gak perlu, lagi pula masih ada beberapa dokumen yang masih harus aku tandatangani."Della tersenyum lembut, "Tidak masalah bu, aku akan menemui anda di rumah kalau ada dokumen yang membutuhkan tanda tangan anda.""Iya betul Nyonya, lebih baik anda beristirahat saja." imbuh Ethan menambahkan."Hmm, baiklah... Thank you Della, Ethan." ucap Bella tulus."Sama-sama Bu,"Kemudian Ethan memutar balik, "Apa mau saya kabari Tuan Austin?""Hmm, jangan. Biarkan dia fokus menyelesaikan pekerjaannya." cegah Bella."Hehhehe, Tuan Austin pasti akan langsung terbang jika mendengar kondisi anda yang seperti ini," celut
Bella mengangkat tangannya."Nyonya, ada apa dengan Tuan muda?" tanya Max khawatir."Hmm, bukan masalah, pulanglah." balas Bella yang tidak dapat lagi menahan diri. Dan saat ini suhu tubuh Arion semakin tinggi. Dia harus segera menghubungi Dokter."Tapi Nyonya, tolong katakan jika anda memerlukan bantuan. Tuan Austin memintaku untuk selalu menjaga anda."Bella tersenyum tipis, "Austin memintamu untuk menjagaku? Benarkah? Hmm, artinya saat ini dia benar-benar bukan suamiku saat mengatakan itu.""Nyonya bukan seperti itu, Tuan Austin sangat mengkhawatirkan anda dan Tuan muda.""Sudah Max, cukup! Aku seperti tidak mengenali suamiku beberapa hari ini," Bella kemudian menutup pintu rumah dan berjalan ke dapur segera mengambil alat kompres di kulkas.Dan tidak sengaja pada saat Bella berbalik. Dia menyenggol cangkir yang ada di atas meja.Prangggg !Deg !Bella tertegun. Di saat bersamaan dadanya sakit, seperti tersayat pisau. Rasanya terlalu sakit dan ngilu."Apa ini !!! Ughhh !!!" Bella me
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p