"Tuan, ini ada beberapa dokumen yang harus di tanda tangani untuk kegiatan amal dari Harold Tower," ujar Ethan sambil memberikan map lainnya di atas meja Austin."Hmm, ok ! Lalu bagaimana kegiatan amal yang kemarin ?""Sudah selesai Tuan, Max sementara perjalanan pulang dari Wismar," sebut Ethan. Wismar merupakan salah satu kota yang terletak di pesisir laut Baltik, bagian utara Jerman.Austin pun mengangguk paham, bersyukur semua pekerjaan selalu bisa dia atasi dengan baik.Dua assistent kepercayaannya juga selalu sedia membantu dirinya dengan tanggap. Dahulu Max yang hanya menjadi bayangannya. Kini ikut mengemban pekerjaan yang ada di perusahaan. Karena perusahaan Edelmiro sejak dahulu melakukan kegiatan amal dengan rutin di beberapa kota kecil. Baik di sekitar Jerman maupun di beberapa negara lainnya. Seperti Afrika, palestina, dan masih banyak lagi. Jadi dirinya dan Max yang sering bergantian untuk menghadiri acara amal tersebut."Majukan meeting hari ini, dan selesai sebelum jam 1
"AKKKKKKK !!!!!!" Teriak keras Bella dan Della bersamaan begitu pintu di dobrak dengan keras dan mendengar makian yang menggema di seisi ruangan."Hubby ?" Bella terkejut melihat suaminya berada di depannya."Ethan ??" seru Della yang juga melihat suaminya berada di belakang Austin.Austin segera menghampiri istrinya, "Siapa yang menyakitimu sayang ?!" tanyanya dengan wajah serius.Della langsung menyingkir dari sisi atasannya dan menghampiri suaminya yang masih ada di depan pintu masuk."Ya ??" tanya Bella bingung.Pria itu langsung memeriksa seluruh tubuh istrinya. "Kamu tidak apa-apa ?" tanyanya lagi dengan raut wajah cemas.Di putarnya tubuh Bella dan kembali menatap lekat istrinya."Iya aku tidak apa-apa hubby," jawab Bella kebingungan."Bagaimana Tuan ??? Apa pelakunya tertangkap ?" seru para pengawal yang baru saja tiba. Lebih dari sepuluh orang berada di luar ruangan."Semuanya aman, kalian kembali ke posi
"Hmm, boleh sayang. Lalu Arion bagaimana ?" balas Bella yang kini sudah merangkul lengan Austin.Austin berpikir sejenak, "Ayo lihat jagoanku sebentar dan kita pergi berdua saja seperti biasa."Bella mengangguk setuju, "Ok Hubby!"Mereka berdua pun keluar dan melewati pintu yang sudah rusak itu."Hehhehe, pasti tim ruang 18 terkejut melihat pintu barunya, pffft," tawa kecil Bella.Bella kembali menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa suaminya itu mendobrak pintu sampai membuat pintu tersebut hancur di bagian kusengnya."Sayang, kamu benar-benar luar biasa kuat. Bagaimana bisa pintu itu rusak di depannya?”Austin mengangkut bahu,"Entahlah sayang, kalau seperti itu masih tidak ada apa-apanya." jawabnya dengan nada angkuh."Yeeey... Tadi aja panik," goda Bella mencubit pinggang keras suaminya."Sudah aku bilang berkali-kali. Apapun tidak lagi aku pikirkan jika tentang kamu sayang," balas Austin lembut dan di balas sen
"Bukannya di kantor sangat banyak pekerjaan ??" sambung pria tersebut.Bella meremas tangan suaminya.Austin tersenyum, "Iya—""Lalu bagaimana kontrak dengan salah satu perusahaan G, kamu saja yang hadiri ! Aku tidak bisa tinggalkan pekerjaan yang ada di kantor saat ini," sambungnya kemudian dengan wajah serius.Austin menghela nafas pelan, "Kontrak semuanya aman Steve, kamu bisa fokus bekerja di sini,""Oke !! Aku harap semua terkendali. Dan apa ini ? Apa ini kekasih baru mu lagi ??" sambung Steve menatap Bella yang tengah berdiri."Bukan, dia istriku," Austin tidak ingin berbohong untuk satu hal ini. Yang lainnya bisa. Namun untuk tidak mengakui istrinya sebagai orang lain itu tidak mungkin. Tidak peduli apapun yang terjadi."Wahhh ! Sejak kapan kamu menikah ! Dasar berengsek kau ! Pokoknya selamat ! Dia sangat cantik !" balas Steve dengan wajah terlihat kesal lalu tersenyum."Terima kasih Steve," balas Austin singkat."Sama-sama !" Kemudian Steve mengulurkan tangannya kepada Bella.
Richard tersenyum, "Aku akan terus memberikan hipnoterapi, dan yang terpenting cukup bersabar sampai Steve sendiri yang membuka hati dan menerima kenyataan untuk dirinya saat ini," jawabnya."Lalu bagaimana dengan Nick?" tanya Austin lagi."Kalau Nick sudah jauh lebih baik dan tetap masih dalam pengawasan, sudah dua minggu ini dia banyak membantu pekerjaan para perawat, aku rasa dia memiliki mental yang cukup kuat. Tapi ini tetap akan sangat berbahaya, karena orang seperti inilah yang sulit di tebak apa yang ada di isi hati terdalamnya," jelas Richard.Austin mengangguk mengerti, "Kamu tenang saja, keamanan Rumah Sakit ini juga sudah di bawah pengawasan pengawalku."Richard tersenyum paham, "Iya, terima kasih, Jadi kalian berdua tidak perlu terlalu memikirkan hal ini. Proses penyembuhan memang akan memakan waktu yang sangat panjang."Austin dan Bella mengangguk paham, "Hmm, baiklah. Kalau begitu aku percayakan Steve dan Nick padamu, mungkin bulan depan baru aku mampir ke sini lagi.""I
Setiba di kantor istrinya, Austin langsung mengantar wanita kesayangannya itu masuk ke dalam ruangannya."Kamu mau langsung kembali hubby??" Bella merangkul suaminya dengan manja.Austin tersenyum kemudian memeluk pinggang Bella dengan mesra dan mengusap lembut rambut istrinya. Dia sangat senang apabila istrinya itu bermanja-manja seperti ini."Ada apa sayang? Mau aku tinggal temanin kamu di sini?" tanya Austin dengan lembut.Bella memeluk suaminya dan menyandarkan pipinya ke dada bidang suaminya."Ck... Tidak sayang, kamu juga harus bekerja," ucap Bella pelan dan tertawa kecil."Aku tidak masalah kalau istriku ini meminta suaminya untuk menemaninya di sini," balas Austin dengan tertawa menggoda dan meremas salah satu bongkahan bawahnya dengan jahil.Tap!Bella menepuk pelan dada suaminya, "Ishh.. Hubby.." kemudian melepaskan pelukannya."Dasar mesum," sambung Bella dengan wajah cemberut."Hehhehe... Tunggu saja h
Austin menunggu para bawahannya untuk mencari informasi tentang wanita bernama Jennifer Reese itu.Untung saja, tadi pada saat dia bersama Bella di dalam ruangannya. Austin sempat melihat dokumen-dokumen yang ada di atas meja kerja Bella. Dan pada saat dia melihat daftar nama perusahaan pakaian yang akan ikut berpartisi dalam acara yang di selenggarakan istrinya. Dia melihat nama Jennifer Reese ada di dalam daftar tersebut.Sedangkan Fin dan Ken tengah membedah hasil rekaman cctv satu minggu dari Bel's Factory.Suara ketikan keyboard dan mouse terus terdengar. Dua bawahannya itu tengah terlihat sibuk."Max, atur pengamanan untuk besok. Aku ingin membawa Bella dan Arion ke Villa," ujar Austin."Villa yang mana Tuan?""Yang di tepi pantai," sahut Austin."Baik Tuan," jawab Max kemudian izin pamit untuk menghubungi beberapa bawahannya.Tap tap tap"Tuan ini semua adalah informasi yang kami dapatkan untuk wanita bernama Jenn
"Sore Nona Bella," balas wanita tersebut.Bella mengulurkan tangannya dan di balas oleh Jennifer.Setelah saling menyapa, Bella yang sudah bertemu dengan Jennifer dua kali tidak lagi merasa canggung."Jadi berapa banyak pakaian yang akan anda tampilkan, Nona Jennifer?" tanya Bella."Hmm, mungkin sekitar tujuh sampai sepuluh model, apa tidak masalah ?" tanya Jennifer.Bella melihat ke arah Della. Bukan apa, untuk tamu maksimal hanya bisa memasukkan maksimal lima desain pakaian mereka. Tetapi sekarang ada yang meminta tujuh sampai sepuluh model. Bahkan klien lama mereka tidak pernah meminta lebih dari jatah mereka.Della menggeleng kepala pelan kepada Bella. Membuat wanita itu paham."Maaf Nona Jennifer, bukannya kami ingin menolak. Tetapi sudah ada ketentuan khusus untuk para tamu undangan hanya mendapatkan slot promo sebanyak lima model," jelas Bella berusaha dengan bahasa yang halus untuk menolak permintaan tidak wajar dari kliennya