"Love? Kamu kenapa?" panik Austin melihat Bella menangis begitu saja.
Bella menggelengkan kepala dan meraih kepala Austin lalu memeluk dengan erat.
"Aku... A-ku... Aku sangat mencintaimu hubby, hiks... hikss..." Bella terisak dalam ucapannya.
Austin tersenyum dan tidak dapat lagi membendung air matanya. Mereka berdua berpelukan dalam rasa haru mereka. Rasa bahagia yang begitu membuncah. Tidak ada lagi sepatah kata yang dapat menggambarkan apa yang mereka rasakan saat ini.
"Aku akan mengatakan aku mencintaimu sepanjang hari love, aku akan menjadi suami dan daddy yang mencintai kalian seumur hidupku, berusaha memberikan kebahagiaan tiada hentinya kepada kalian," bisik Austin lembut dan memberikan jarak. Dengan lembut Austin mengusap wajah basah istrinya dan mengecup ke dua mata istrinya.
Dan turun kembali melumat bibir basah itu dengan begitu panas. Austin menyesapkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Bella, mengabsennya tiap sudut. Lidah istrinya
Bella dengan sigap berpindah tempat dan kini posisi mereka telah berubah. Austin berbaring di kasur dan Bella sudah di bawah sana.Tangan Bella mulai mengusap, lidah menjulur dan menjilati kulit batang suaminya dengan begitu menggoda dan seksi."Ughhh Love!! Uhmm... Nikmat sekali sayang," gumam Austin memuji service yang di berikan istrinya.Bella semakin luar biasa memanjakan miliknya di dalam mulut. Lidahnya dia julurkan dan memasukkan milik suaminya hingga penuh ke dalam tenggorokannya. Di keluarkan masuknya dengan gerakan cepat dan lambat. Lidahnya tidak berhenti menari di dalam sana.Suara erangan dan gumamam serak Austin terus terdengar, "Oughhh... Sayang... Mulutmu luar biasa... Akhhh... Ughh!! Love... Akhh... Sangat nikmat sayang, kamu sungguh luar biasa sayang,"Bella menghisap beberapa kali membuat cairan bening keluar sedikit dari lubang kecilnya. Dengan sigap Bella menjilati dan menelannya."Ughh! Love, kamu sangat nakal sayang,"
Lain pula ceritanya dengan keadaan di basecamp. Giselle terlihat begitu kesal, begitu tiba di basecamp ini dia diperlakukan benar-benar tidak seperti perkataan terakhir para penjaga pintu itu."Hey! Kenapa aku harus di dalam ruangan ini!! Apa kalian tidak tahu kalau aku adalah tamu dari Tuan kalian!" teriak Giselle penuh amarah.Dirinya di suruh duduk di dalam sebuah ruangan yang hanya ada satu kursi. Namun yang tidak di ketahui Giselle kalau di ruangan tersebut sudah ada mic yang terhubung dengan speaker di ruangan yang lainnya.Deg!"Aku sepertinya mengenal suara wanita ini!!" gumam Steve kaget mendengar suara wanita yang keluar dari speaker di dalam ruangannya."Kenapa dia juga ada disini?! "Tiba-tiba di layar proyektor yang tadinya acara besar pernikahan Austin dan Bella terganti dengan layar gelap lalu menampilkan seorang wanita bergaun merah."Gi-giselle?" Steve membelalakkan matanya. Terlihat Giselle sangat cantik dengan gaun merahnya yang seksi."Tunggu! Kenapa bisa dia ada di
Giselle membelalakkan matanya seketika melihat pria yang terlihat begitu mengenaskan di layar lebar itu."Steve?" gumamnya lagi.Gerald tersenyum, "Betul, dia adalah Steve! Bagaimana menurutmu?" ujarnya dengan suara yang begitu dingin."Ge-gerald, apa yang kamu lakukan ?" suara gemetar Giselle."Hahhh !!" Gerald menghela nafas kasar dan menghempaskan wajah Giselle saat melepaskan cengkramannya."Akhhh!" jerit Giselle kesakitan ketika tubuhnya terhempas ke lantai.Kemudian Gerald kembali mendatangi Giselle, dirinya berjongkok dan menatap tajam. "Menurutmu apa yang harus aku lakukan kepada pria yang begitu berengsek ingin memperkosa seorang wanita?""Memperkosa?" shock Giselle.“Dan yang buat aku penasaran, seandainya aku menerimamu berada di sisiku, apa kau mau ?"Deg !Giselle seolah melihat oasis di padang gurun mendengar perkataan Gerald, dirinya seketika melupakan Steve yang saat ini sedang terlihat begitu mengenaskan."Benarkah Gerald?" gumam Giselle dengan sorot mata penuh harap.
"Love...??" gumam Austin yang baru saja terbangun tapi tidak merasakan kelembutan tubuh istrinya dalam pelukannya.Tap tap tap"Iya hubby ?? Aku di sini," sahut Bella di depan cermin melihat penampilannya setelah mengganti pakaian. Terlihat Bella sudah mengenakan gaun tidurnya berwarna putih dengan rambut yang dia ikat asal tapi terlihat begitu menawan.Austin tidur menyamping dan menumpu kepala dengan tangannya, menikmati keindahan yang ada di depannya.Bella menghadap ke suaminya, "Pas gak sayang ?" tanyanya memperlihatkan pakaian yang dia kenakan."Cantik..." gumamnya dengan senyum yang merekah.BlushPipi Bella kembali merona, wanita cantik itu berjalan mendekati suaminya dan naik ke atas ranjang. Duduk tepat di samping suaminya."Sejak kapan kamu siapkan semua ini?" tanya Bella menoleh ke Austin.Pria tampan itu langsung duduk dan meraih istrinya untuk masuk ke dalam pelukannya. Tubuh kekar Austin merengkuh tubuh Bella dengan manja dari belakang.Bella tersenyum bahagia mendapatka
"Gerald ! Biarkan aku yang menghabisinya," seru seorang pria yang baru saja membuka pintu itu.Gerald seketika menoleh, "Hmm, Ok!!" sahut Gerald dan berdiri.Pria itu berjalan dengan tangan mengepal kuat.Bugh! Bugh! Bugh!Tiga hantaman keras mendarat di wajah Steve. "BERENGSEK!!"Serunya dengan keras, mencengkram kerah baju Steve dan mengangkatnya. Lalu pria itu kembali memukul ke bagian perut Steve dengan keras."UGGHHHHKKKKKK!!!" rintihan kesakitan Steve yang terdengar."Kemarin aku berusaha menahan diri untuk tidak membunuhmu di depan Della!" ujarnya dengan dingin. Tapi kemudian tersenyum yang mengerikan tercetak di wajah Ethan."Tapi sepertinya aku berubah pikiran! Aku tidak akan membunuhmu, karena kematian adalah hukuman yang terlalu ringan untukmu!" seringai Ethan.Gerald yang baru pertama kali melihat Ethan seperti ini ikut bergidik ngeri.Meskipun saat kuliah dulu mereka sudah beberapa kali membunuh orang karena masalah bisnis. Tetapi Ethan sangat di kenali dengan pembunuh ber
Bip bip bipCeklekEthan berjalan pelan masuk ke dalam apartmentnya karena waktu sudah menunjuk pukul dua belas malam. Dia tidak ingin mengganggu seseorang yang tengah beristirahat di dalam kamarnya.Tap tap tapDeg!"Oh my!" gumamnya pelan melihat wanita cantik tengah tertidur di atas sofanya dengan begitu lelap.Ethan berjalan dengan hati-hati dengan senyuman di wajahnya yang terukir. Kemudian dia sedikit berjongkok untuk menatap sesaat wajah cantik itu."Cantik..." gumamnya pelan kemudian mengangkat tubuh wanita cantik itu ke dalam pelukannya ala bridal."Euhmm," gumam pelan si wanita dan secara refleks mengalungkan tangannya di leher Ethan.Membuat jantung Ethan berdegup cepat.Dengan pelan dan ringan, Ethan membawa wanita cantik itu masuk ke dalam kamarnya.CeklekEthan berjalan menuju ranjangnya yang luas, kamarnya yang sebelumnya berantakan terlihat sudah rapi, serta kain sprei yang tadi malam sudah tergantikan dengan yang baru."Apa dia yang membersihkannya?" tanyanya dalam hat
"Uhm Iya, tapi apa kamu tidak punya baju lain?" tanya Della dengan wajah merona.Deg!Ethan benar-benar terpesona dengan penampilan Della saat ini. Kemeja putih miliknya yang kebesaran terlihat begitu seksi digunakan oleh Della. Kemeja tersebut benar-benar hanya menutupi tubuh bagian atas dan sedikit pahanya."Iya, maaf tidak ada pilihan lain, karena bajumu yang tadi benar-benar sudah rusak dan tidak layak pakai," jawab Ethan sambil berjalan menghampiri Della."Hmm baiklah," jawab Della dengan wajah merona.Ethan tersenyum, "Mulai sekarang tolong jangan bertindak gegabah tanpa diriku, hmm?" ucapnya pelan sambil meraih tangan Della dan mengecupnya.BlushDella mengangguk mengerti.Ethan merengkuh Della dan memasukkannya ke dalam pelukannya. Diusapnya dengan lembut kepala Della."Dan tetaplah berada di sisiku, aku akan buktikan padamu kalau aku akan memberikanmu kebahagiaan. Aku mencintaimu Della," bisiknya mesra.Della tersenyum, "Iya sayang," jawabnya sambil tersenyum bahagia mendengar
Della mengangguk malu, "Hmm... Iya... Jadi awas saja kalau kamu mengkhianatiku! Aku akan mengejarmu seumur hidupku!" balasnya dengan wajah yang begitu menggemaskan.Cup ! Cup ! Cup !Ethan mencumbu wajah Della berkali-kali, "Hmm... Aku bersedia dikejar oleh wanita cantik sepertimu setiap hari," balas Ethan menggoda kekasihnya itu."Sayang!! Ka—Eumphhhh..." Ethan langsung saja kembali melumat bibir Della dengan dalam."Aku tidak akan pernah melepaskanmu sayang, aku sangat mencintaimu," bisiknya mesra tepat di atas bibir Della.Dan kembali mendaratkan ciuman yang begitu dalam, memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulut Della. Della menjulurkan lidahnya, membuat mereka saling melilit dan menjilati satu sama lain.Tangan kanan Ethan perlahan naik dan mengusap lembut perut Della. Karena dengan posisi tidur seperti ini. Kemeja yang di kenakan Della benar-benar nyaris memperlihatkan bagian bawah tubuhnya."Euhm... Sayang," gumam Della merasakan sesuatu yang begitu menggelitik di tubuhnya. Sent