Nah... Gimana Giselle? Udah paham apa belum?
Giselle membelalakkan matanya seketika melihat pria yang terlihat begitu mengenaskan di layar lebar itu."Steve?" gumamnya lagi.Gerald tersenyum, "Betul, dia adalah Steve! Bagaimana menurutmu?" ujarnya dengan suara yang begitu dingin."Ge-gerald, apa yang kamu lakukan ?" suara gemetar Giselle."Hahhh !!" Gerald menghela nafas kasar dan menghempaskan wajah Giselle saat melepaskan cengkramannya."Akhhh!" jerit Giselle kesakitan ketika tubuhnya terhempas ke lantai.Kemudian Gerald kembali mendatangi Giselle, dirinya berjongkok dan menatap tajam. "Menurutmu apa yang harus aku lakukan kepada pria yang begitu berengsek ingin memperkosa seorang wanita?""Memperkosa?" shock Giselle.“Dan yang buat aku penasaran, seandainya aku menerimamu berada di sisiku, apa kau mau ?"Deg !Giselle seolah melihat oasis di padang gurun mendengar perkataan Gerald, dirinya seketika melupakan Steve yang saat ini sedang terlihat begitu mengenaskan."Benarkah Gerald?" gumam Giselle dengan sorot mata penuh harap.
"Love...??" gumam Austin yang baru saja terbangun tapi tidak merasakan kelembutan tubuh istrinya dalam pelukannya.Tap tap tap"Iya hubby ?? Aku di sini," sahut Bella di depan cermin melihat penampilannya setelah mengganti pakaian. Terlihat Bella sudah mengenakan gaun tidurnya berwarna putih dengan rambut yang dia ikat asal tapi terlihat begitu menawan.Austin tidur menyamping dan menumpu kepala dengan tangannya, menikmati keindahan yang ada di depannya.Bella menghadap ke suaminya, "Pas gak sayang ?" tanyanya memperlihatkan pakaian yang dia kenakan."Cantik..." gumamnya dengan senyum yang merekah.BlushPipi Bella kembali merona, wanita cantik itu berjalan mendekati suaminya dan naik ke atas ranjang. Duduk tepat di samping suaminya."Sejak kapan kamu siapkan semua ini?" tanya Bella menoleh ke Austin.Pria tampan itu langsung duduk dan meraih istrinya untuk masuk ke dalam pelukannya. Tubuh kekar Austin merengkuh tubuh Bella dengan manja dari belakang.Bella tersenyum bahagia mendapatka
"Gerald ! Biarkan aku yang menghabisinya," seru seorang pria yang baru saja membuka pintu itu.Gerald seketika menoleh, "Hmm, Ok!!" sahut Gerald dan berdiri.Pria itu berjalan dengan tangan mengepal kuat.Bugh! Bugh! Bugh!Tiga hantaman keras mendarat di wajah Steve. "BERENGSEK!!"Serunya dengan keras, mencengkram kerah baju Steve dan mengangkatnya. Lalu pria itu kembali memukul ke bagian perut Steve dengan keras."UGGHHHHKKKKKK!!!" rintihan kesakitan Steve yang terdengar."Kemarin aku berusaha menahan diri untuk tidak membunuhmu di depan Della!" ujarnya dengan dingin. Tapi kemudian tersenyum yang mengerikan tercetak di wajah Ethan."Tapi sepertinya aku berubah pikiran! Aku tidak akan membunuhmu, karena kematian adalah hukuman yang terlalu ringan untukmu!" seringai Ethan.Gerald yang baru pertama kali melihat Ethan seperti ini ikut bergidik ngeri.Meskipun saat kuliah dulu mereka sudah beberapa kali membunuh orang karena masalah bisnis. Tetapi Ethan sangat di kenali dengan pembunuh ber
Bip bip bipCeklekEthan berjalan pelan masuk ke dalam apartmentnya karena waktu sudah menunjuk pukul dua belas malam. Dia tidak ingin mengganggu seseorang yang tengah beristirahat di dalam kamarnya.Tap tap tapDeg!"Oh my!" gumamnya pelan melihat wanita cantik tengah tertidur di atas sofanya dengan begitu lelap.Ethan berjalan dengan hati-hati dengan senyuman di wajahnya yang terukir. Kemudian dia sedikit berjongkok untuk menatap sesaat wajah cantik itu."Cantik..." gumamnya pelan kemudian mengangkat tubuh wanita cantik itu ke dalam pelukannya ala bridal."Euhmm," gumam pelan si wanita dan secara refleks mengalungkan tangannya di leher Ethan.Membuat jantung Ethan berdegup cepat.Dengan pelan dan ringan, Ethan membawa wanita cantik itu masuk ke dalam kamarnya.CeklekEthan berjalan menuju ranjangnya yang luas, kamarnya yang sebelumnya berantakan terlihat sudah rapi, serta kain sprei yang tadi malam sudah tergantikan dengan yang baru."Apa dia yang membersihkannya?" tanyanya dalam hat
"Uhm Iya, tapi apa kamu tidak punya baju lain?" tanya Della dengan wajah merona.Deg!Ethan benar-benar terpesona dengan penampilan Della saat ini. Kemeja putih miliknya yang kebesaran terlihat begitu seksi digunakan oleh Della. Kemeja tersebut benar-benar hanya menutupi tubuh bagian atas dan sedikit pahanya."Iya, maaf tidak ada pilihan lain, karena bajumu yang tadi benar-benar sudah rusak dan tidak layak pakai," jawab Ethan sambil berjalan menghampiri Della."Hmm baiklah," jawab Della dengan wajah merona.Ethan tersenyum, "Mulai sekarang tolong jangan bertindak gegabah tanpa diriku, hmm?" ucapnya pelan sambil meraih tangan Della dan mengecupnya.BlushDella mengangguk mengerti.Ethan merengkuh Della dan memasukkannya ke dalam pelukannya. Diusapnya dengan lembut kepala Della."Dan tetaplah berada di sisiku, aku akan buktikan padamu kalau aku akan memberikanmu kebahagiaan. Aku mencintaimu Della," bisiknya mesra.Della tersenyum, "Iya sayang," jawabnya sambil tersenyum bahagia mendengar
Della mengangguk malu, "Hmm... Iya... Jadi awas saja kalau kamu mengkhianatiku! Aku akan mengejarmu seumur hidupku!" balasnya dengan wajah yang begitu menggemaskan.Cup ! Cup ! Cup !Ethan mencumbu wajah Della berkali-kali, "Hmm... Aku bersedia dikejar oleh wanita cantik sepertimu setiap hari," balas Ethan menggoda kekasihnya itu."Sayang!! Ka—Eumphhhh..." Ethan langsung saja kembali melumat bibir Della dengan dalam."Aku tidak akan pernah melepaskanmu sayang, aku sangat mencintaimu," bisiknya mesra tepat di atas bibir Della.Dan kembali mendaratkan ciuman yang begitu dalam, memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulut Della. Della menjulurkan lidahnya, membuat mereka saling melilit dan menjilati satu sama lain.Tangan kanan Ethan perlahan naik dan mengusap lembut perut Della. Karena dengan posisi tidur seperti ini. Kemeja yang di kenakan Della benar-benar nyaris memperlihatkan bagian bawah tubuhnya."Euhm... Sayang," gumam Della merasakan sesuatu yang begitu menggelitik di tubuhnya. Sent
Della yang dengan masih nafas tersengal-sengal mengangguk dengan mata sayunya, "Iya sayang, miliki aku seutuhnya."SerrrrKata-kata seduktif Della bagaikan saklar yang membuat Ethan semakin bergairah. "Dengan senang hati sayang!"Kemudian pria itu mulai mencari jalan masuk di antara liang kewanitaan Della. Sedikit kesulitan. Dan tepat ketika kepala kejantanannya berada di antara liang basah Della. Ethan mencoba menghentak dengan pelan."Ahhh..." Pekik Della kesakitan merasakan ada sesuatu yang memaksa masuk ke dalam tubuhnya.Ethan dapat merasakan kepala kejantanannya sudah masuk setengah.Kedua tangan Della memeluk tubuh Ethan dengan erat.Melihat wajah kesakitan Della dirinya tersenyum, "Betapa beruntungnya aku bisa memilikimu sayang," bisiknya pelan."Sedikit lagi hmm?" ucapnya pelan lalu melumat bibir Della dengan begitu intens dan dalam. Bagian bawah tubuhnya kembali bekerja. Dan dengan sekali hentakan... Blessh....
"Hubby...!! Hubby...Cepatt !!!" seru Bella yang tengah duduk memperhatikan bentuk tubuhnya yang hanya memakai dalaman.Austin berlari dari ruang wardrobe dengan tergesa-gesa, "Ada apa sayang ??" tanya yang ikutan panik dengan kemeja yang masih belum terkancing sempurna di badannya."Lihat ini sayang," seru Bella sambil menunjuk perutnya.Austin langsung memperhatikan perut istrinya, melihat tidak ada yang aneh akhirnya dia bertanya, "Ada apa sayang? Perut kamu cantik seperti biasanya," ucapnya kepada sang istri yang kini sudah berlutut di depan istrinya sambil mengusap perut Bella yang mulai membulat sempurna."Ihhh... Bukan itu hubby!! Tadi tuh tiba-tiba si baby bergerak kuat banget sampai perut aku terasa di tendang gitu," jelas Bella gemas kepada sang suami yang selalu saja melempar gombalan tidak tahu tempat.Mata Austin seketika membelalak tidak percaya, "Serius??!" serunya dengan heboh."Hmm... Serius! Makanya tadi aku manggil kamu sayang!" balas Bella sambil menganggukkan kepal