Della yang dengan masih nafas tersengal-sengal mengangguk dengan mata sayunya, "Iya sayang, miliki aku seutuhnya."
Serrrr
Kata-kata seduktif Della bagaikan saklar yang membuat Ethan semakin bergairah. "Dengan senang hati sayang!"
Kemudian pria itu mulai mencari jalan masuk di antara liang kewanitaan Della. Sedikit kesulitan. Dan tepat ketika kepala kejantanannya berada di antara liang basah Della. Ethan mencoba menghentak dengan pelan.
"Ahhh..." Pekik Della kesakitan merasakan ada sesuatu yang memaksa masuk ke dalam tubuhnya.
Ethan dapat merasakan kepala kejantanannya sudah masuk setengah.
Kedua tangan Della memeluk tubuh Ethan dengan erat.
Melihat wajah kesakitan Della dirinya tersenyum, "Betapa beruntungnya aku bisa memilikimu sayang," bisiknya pelan.
"Sedikit lagi hmm?" ucapnya pelan lalu melumat bibir Della dengan begitu intens dan dalam. Bagian bawah tubuhnya kembali bekerja. Dan dengan sekali hentakan... Blessh....
"Hubby...!! Hubby...Cepatt !!!" seru Bella yang tengah duduk memperhatikan bentuk tubuhnya yang hanya memakai dalaman.Austin berlari dari ruang wardrobe dengan tergesa-gesa, "Ada apa sayang ??" tanya yang ikutan panik dengan kemeja yang masih belum terkancing sempurna di badannya."Lihat ini sayang," seru Bella sambil menunjuk perutnya.Austin langsung memperhatikan perut istrinya, melihat tidak ada yang aneh akhirnya dia bertanya, "Ada apa sayang? Perut kamu cantik seperti biasanya," ucapnya kepada sang istri yang kini sudah berlutut di depan istrinya sambil mengusap perut Bella yang mulai membulat sempurna."Ihhh... Bukan itu hubby!! Tadi tuh tiba-tiba si baby bergerak kuat banget sampai perut aku terasa di tendang gitu," jelas Bella gemas kepada sang suami yang selalu saja melempar gombalan tidak tahu tempat.Mata Austin seketika membelalak tidak percaya, "Serius??!" serunya dengan heboh."Hmm... Serius! Makanya tadi aku manggil kamu sayang!" balas Bella sambil menganggukkan kepal
Bella dan Austin berdebar-debar menantikan berita tersebut. Padahal dari awal mereka tidak mempermasalahkan baik laki-laki ataupun perempuan. Semua akan sama saja. Mereka akan mencurahkan kasih sayang mereka untuk anak mereka.Tetapi moment seperti ini tetap terasa mendebarkan."Selamat bayi kalian berjenis kelamin laki-laki..." ucap Dokter Grace.Deg!!Austin langsung memeluk istrinya dengat erat. "Terima kasih sayang."Bella pun ikut terharu melihat betapa bahagianya sang suami. Matanya tidak dapat menahan titik embun yang jatuh ke pipinya.Meskipun dia tahu sang suami tidak pernah menuntut tentang jenis kelamin. Tetapi Bella tahu kalau Austin sangat menginginkan anak laki-laki."Sama-sama hubby," ucapnya pelan.Dokter Grace ikut terharu melihat kebahagian pasangan baru ini. "Nanti di usia kehamilan 30 minggu, kalian bisa kembali untuk melakukan USG 4D, dan melihat ketampanan anak kalian berdua," ujar Dokter Grace."Baik Dokter," jawab Bella.Setelah selesai pemeriksaan dan menyeles
Sudah dua bulan berlalu, semenjak kejadian di Rumah Sakit terakhir kali. Austin tidak pernah jauh sedikit pun dari sang istri kalau berada di luar apartment. Dirinya tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali.Dan di manapun istrinya berada akan ada mesin minuman. Baik di Apartment, Bel's Factory, Orion Corporation, sampai di kediaman Edelmiro.Austin membeli beberapa mesin minuman untuk memenuhi keinginan istrinya saat itu.Dan kini mereka berada di Bel's Factory, sudah dua bulan ini Bella sedikit menyibukkan dirinya dengan rutinitas barunya saat ini. Tentu saja pekerjaan lebih banyak di tangani oleh Della.Karena rekomendasi dari Ethan langsung, Della menjadi manajer serta asistent pribadi Bella di Bel's Factory."Bu, lalu bagaimana dengan desain pakaian untuk musim panas nanti?" tanya Della kepada atasannya itu."Hmm, aku sudah membuat beberapa desain. Kira-kira bagus gak ya??" jawab Bella sungkan. Dia masih belum percaya diri atas apa yang selalu dia kerjakan.Tetapi atas suppo
Ethan dan Della langsung keluar dari ruang CEOnya—Bella Sophie, menuju ke ruangan milik Della yang tepat berada di sampingnya. Hanya membutuhkan beberapa langkah Ethan dan Della kini sudah ada di depan pintu.CeklekDella membuka pintu ruangannya. Dan tepat pintu tersebut terbuka. Ethan langsung masuk menarik tangan kekasihnya dan menutup pintu dengan rapat. Tidak lupa dirinya mengunci pintu dari dalam.Dug!Ethan langsung merapatkan tubuh Della di belakang pintu kaca tersebut dan melumat bibir Della dengan rakus dan tidak sabaran. Sampai beberapa kali dia menarik dan menghisap bibir Della dengan gemas. Membuat wanita cantik itu mendesah manja.Tangan mereka berdua saling meraba dengan liar. "Sayang, i really want you !!" suara serak Ethan membuat dada Della semakin berdebar tidak karuan.Della menatap lurus manis mata kekasihnya yang terlihat begitu berkabut. Dirinya tersenyum manis, "Ya sayang, lakukanlah...""Eumphh... Ahhh... Ethan... Sayang," Ethan langsung melahap bibir Della dan
Ethan memegang kedua kaki Della dan mulai bergerak maju mundur. Sedangkan Della sudah bertumpu dengan kedua tangannya."Ah.. Ah.. Della.. Ughh !! Milikmu sangat enak sayang..!! Ahh.. Ini menjepitku dengan kuat !!!" racauan Ethan yang terdengar begitu vulgar."Ughh.. Iya sayang!! Euhmm Ahh.. Ethan! Ah! Sayang !!"Desahan demi desahan saling bersahutan.Ethan meremas payudara Della dan mengulumnya bergantian. Sedangkan tubuhnya terus memacu dengan kuat, menghentakkan miliknya dengan dalam. Untung saja meja Della terbuat dari marmer begitu kokoh dan bebas dari guncangan kuat dari kedua insan yang di landa asmara ini.Della memegang kepala Ethan, menikmati lumatan dan hisapan di kedua payudaranya."Euhmm sayang.. Ah...!!"Kedua puting Della sudah merekah sempurna dan begitu merah. Namun semakin Ethan menghisapnya. Rasanya sungguh nikmat. Tubuhnya merasakan setruman-setruman yang membuat dirinya sangat ketagihan.Kadang kalau dirinya bermalam di apartment Ethan. Biasanya Ethan menghisap pa
-- Sedikit Warning untuk Bab Ini --"He! Bawa pria baru itu ke toilet seperti biasa saat waktu istirahat," seru salah satu napi yang cukup di takuti di penjara Z."Baik Bos !" jawab salah satu pria yang di duga adalah anak buahnya, kemudian keluar dari toilet."Lalu bagaimana pria yang ini bos ??" tanya salah satu pria kepada Bosnya.Pria yang memiliki badan besar dan rambut panjang itu tersenyum puas. "Hahh !! Kalian bisa memakainya kalau kalian mau!! Aku sudah cukup dengannya hari ini!" balasnya tersenyum smirk sambil mengebulkan asap rokok ke wajah pria yang sudah tidak berdaya di depannya."Uhukk... uhuk..." pria muda yang kini tengah berbaring seketika terbatuk menghirup asap rokok yang begitu tebal."Thank you Bos !!" balas ketiga pria yang merupakan anak buahnya.Salah satu dari mereka langsung menarik pria muda itu ke bilik kamar mandi yang ada di sebelah."Ayo Nick!! Kita lanjutkan ronde berikutnya !!" seru pria tersebut."Tu... tunggu !! Bisakah aku beristirahat, walau sebent
"Bella, sayang... Ini sudah mommy siapkan semua keperluan kamu untuk di Rumah Sakit," seru Agatha yang kini berada di kamar Austin dan Bella."Iya terima kasih banyak Mom, padahal Bella bisa mengaturnya sendiri," balas Bella merangkul lengan Agatha dengan manja.Agatha tersenyum lembut, "Sama-sama sayang, mommy bantuin kamu karena mommy sudah ada pengalaman, jadi nanti begitu kamu masuk ke Rumah Sakit tidak ada lagi yang ketinggalan. Dokter perkirakan due date kamu minggu ini kan ?""Iya mom, hu um... paling lama minggu ini, bisa juga dalam beberapa hari," jawab Bella lembut."Hmm... Kamu fokus saja dengan proses persalinan kamu, jangan memikirkan hal lain. Ingat ada mommy, daddy dan suami kamu yang selalu siap menjadi garda terdepan untuk kamu," ujar Agatha sambil mengusap lembut perut Bella yang sudah membulat sempurna itu.Bella tersenyum hangat. Dia benar-benar merasakan kebahagiaan luar biasa. Bertemu Austin merupakan suatu keajaiban dalam hidupnya.Meskipun awal pertemuan mereka
Namun, tawa geli itu hanya beberapa detik karena sudah berganti dengan erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut Bella.Begitu pun Austin yang tiada henti mengerang kenikmatan."Euhmm ... Sayang... mau gantian ?" ujar Bella. Kini mereka berada dengan posisi Edge of the Bed. Di mana Bella berada di tepi ranjang. Sedangkan Austin dengan posisi berdiri. Posisi yang membuat nyaman untuk ibu hamil dan tentu saja aman karena tidak menindih perut.Austin tersenyum, "Apa masih bisa?""Hmm.. coba saja sayang...""Ok love." Austin pun menarik miliknya dan naik ke atas ranjang, berbaring dengan nyaman. Sedangkan Bella sudah berada di sisi suaminya dan perlahan naik ke atas perut tengah sang suami dan mengarahkan milik Austin ke inti tubuhnya."Euhm..." gumamnya merasakan tiap gesekan yang terjadi."Ughhh.. Thats so good Love !!" erang Austin ketika Bella mulai bergerak. Menari di atas tubuh sang suami.Austin menahan pinggul sang